PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
umum ditandai oleh rasa kesedihan, apatis, pesimisme, dan kesepian yang
saatstres yang dialami oleh seseorang tidak kunjung reda, sebagian besar di antara
bahagiaan dan keputusasaan. Namun secara umum perasaan demikian itu cukup
normal dan merupakan reaksi sehat yang berlangsung cukup singkat dan mudah
dihalau.1,2
mental yang umum terjadi di antara populasi. Diperkirakan 121 juta manusia di
mukabumi ini menderita depresi. Dari jumlah itu 5,8 persen laki-laki dan 9,5
persen perempuan, dan hanya sekitar 30 persen penderita depresi yang benar-
pengobatan depresi yang efektif. Ironisnya, mereka yang menderita depresi berada
dalam usia produktif, yakni cenderung terjadi pada usia kurang dari 45 tahun.
1
Depresi seringkali lambat terdeteksi karena gambaran klinisnya tidak khas.
Depresi dapat tampil dalam keluhan somatis, seperti: kelelahan kronis, gangguan
tidur, penurunan berat badan dan sebagainya. Depresi pada lansia juga tampil
dalam bentuk pikiran agitatif, ansietas, atau penurunan fungsi kognitif. Sejumlah
faktor pencetus depresi, antara lain faktor biologik, psikologik, stres kronis,
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
1. Depresi
yang secara umum ditandai oleh rasa sedih, apatis, pesimis, dan kesepian yang
B. KLASIFIKASI
depresidi bedakan dalam depresi ringan, sedang dan berat sesuai dengan banyak
3
Klasifikasi Depresi Menurut ICD 10
disertai penambahan energi dan aktifitas (mania atau hipomania), dan pada
waktu lain berupa penurunan afek disertai pengurangan energi dan aktifitas
(depresi).
ringan.
tergolongkan
2. Gangguan bipolar: gangguan bipolar I (mania biasanya dengan depresi),
4
C. ETIOLOGI
2. Faktor Biokmia
Sejumlah besar penelitian telah melaporkan berbagai kelainan di
dalam metabolit amin biogenik yang mencakup neurotransmitter
norepinefrin, serotonin dan dopamine. Dalam penelitian lain juga disebutkan
bahwa selain faktor neurotransmitter yang telah disebutkan di atas, ada
beberapa penyebab lain yang dapat mencetuskan timbulnya depresi yaitu
neurotransmitter asam amino khususnya GABA (Gamma-Aminobutyric Acid)
dan peptida neuroaktif, regulasi neurendokrin dan neuroanatomis.
a. Hipotesis Katekolamin
Beberapa penyakit depresi berhubungan dengan defisiensi
katekolamin pada reseptor otak. Reserpin yang menekan amina
otak diketahui kadang-kadang menimbulkan depresi lambat
(Ingram dkk, 1993).
5
b. Hipotesis Indolamin
Hipotesis indolamin membuat pernyataan serupa untuk 5-
hidroxitriptamin (5 HT). metabolit utamnya asam 5-hidroksi
indolasetat (5HIAA) menurun dalam LCS pasien depresi, dan 5
HIAA rendah pada otak pasien yang bunuh diri. L-Triptofan, yang
mempunyai efek antidepresi meningkatkan 5HT otak (Ingram dkk,
1993).
3. Faktor Hormon
Kelainan depresi mayor dihubungkan dengan hipersekresi kortisol dan
kegagalan menekan sekresi kortisol sesudah pemberian dexametason. Pasien
depresi resisten terhadap penekanan dexametason dan hasil abnormal ini
didapatkan pada sekitar 50% pasien, terutama pada pasien dengan depresi
bipolar, waham dan ada riwayat penyakit ini dalam keluarga.
Wanita dua kali lebih sering dihubungkan dengan pruerperium atau
menopause. Bunuh diri dan saat masuk rumah sakit biasanya sebelum
menstruasi. Selama penyakit afektif berlangsung sering timbul amenore. Hal
ini menggambarkan bahwa gangguan endokrin mungkin merupakan faktor
penting dalam menentukan etiologi.
6
maladaptif ketika menghadapi stres kehidupan dalam kehidupannya di
keluarga, sekolah, sosial dan lingkungan kerjanya. Faktor lingkungan
mempengaruhi perkembangan psikologik dan usaha seseorang mengatasi
masalah. Jika anak dibesarkan dalam suasana pesimistik, dimana dorongan
untuk keberhasilan jarang atau tidak biasa, maka anak itu akan tumbuh dan
berkembang dengan kerentanan tinggi terhadap gangguan.
5. Faktor Lingkungan
Enam bulan sebelum depresi, pasien depresi mengalami lebih banyak
peristiwa dalam hidupnya. Mereka merasa kejadian ini tidak memuaskan dan
mereka keluar dari lingkungan social. 80% serangan pertama depresi
didahului oleh stress, tetapi angka ini akan jatuh menjadi hanya 50% pada
serangan berikutnya. Pasien depresi diketahui juga lebih sering pada anak
yang kehilangan orang tua di masa kanak-kanak dibandingkan dengan
populasi lainnya.
Satu pengamatan klinis yang telah lama direplikasi adalah bahwa peristiwa
gangguan mood daripada episode selanjutnya (Kaplan, 2010; Slotten, 2004). Satu
teori yang diajukan untuk menjelaskan pengamatan tersebut adalah bahwa stress
seseorang berada pada resiko yang lebih tinggi untuk menderita episode gangguan
7
Dapat berupa penyimpangan perilaku, psikodinamik, dan kognitif 6,7.
a) Teori Perilaku
Dari konsep teori perilaku terjadinya gangguan depresif pada individu usia
lanjut oleh karena orang-orang usia lanjut cukup banyak mengalami peristiwa-
peristiwa kehidupan yang tidak menyenangkan atau yang cukup berat sehingga
ada kaitan terjadinya gangguan depresif pada orang usia lanjut dengan sejumlah
b) Teori Psikodinamis
usia lanjut, oleh karena pada orang usia lanjut sering terjadi ketidak sanggupan
c) Teori Kognitif
terjadinya distorsi kognitif. Dalam hal ini berkaitan dengan bagaimana interpretasi
distorsi kognitif pada orang usia lanjut oleh karena pada individu usia lanjut
8
a) Menurunnya perasaan berguna
d) Kepribadian premorbid
e) Faktor psiko-analitik
manaterjadi penurunan fungsi ego yang telah matang ke tingkat oral sadistik
proses fiksasi pada anak usia dini. Sedangkan menurut Freud, introjeksi
depresitipikal.
3. Faktor Sosial
menunjukkan bahwa kehilangan orang tua sebelum usia 11 tahun dan kehilangan
9
D. GEJALA
Menurut PPDGJ III, pada gangguan depresi ada tiga gejala utama yaitu 8,9 :
1. afek depresi
2. kehilangan minat dan kegembiraan
3. berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah
(rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya
aktifitas.
periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan
berlangsung cepat. Kategori diagnosis episode depresif ringan, sedang, dan berat
minggu
e. Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang
biasadilakukannya
10
2. Episode depresif sedang
mencolok, maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk
dibenarkan.
d. Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2
minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka
dari 2 minggu
e. Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial,
pekerjaan, atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat
terbatas
11
mengancam, dan pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi
yang berat dapat menuju pada stupor. Jika diperlukan, waham atau
(mood congruent).
A. Lima atau lebih dari gejala berikut selama periode 2 minggu dan mengalami
perubahan dari fungsi sebelumnya, minimal satu dari berikut (1) mood
hampir sepanjang hari, hampir setiap hari (seperti yang ditunjukkan oleh
12
5. agitasi psikomotor atau retardasi hampir setiap hari (dapat diamati orang
kemunduran)
6. fatique atau kehilangan energi hampir setiap hari
7. perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang tidak sesuai atau
bunuh diri tanpa tujuan khusus,atau percobaan bunuh diri atau suatu tujuan
D. Gejala tidak terkait langsung dengan efek psikologik penyalah gunaan zat
E. Gejala-gejala adalah tidak lebih baik diterangkan oleh duka cita, misalnya
kehilangan seseorang yang dicintai, gejala yang bertahan lebih dari 2 bulan
13
1. Sedikitnya dua (tetapi kurang dari lima) dari gejala berikut selama periode 2
(a) mood depresi hampir sepanjang hari, hampir setiap hari, seperti yang
(b) kehilangan minat dan kesenangan pada semua atau hampir semua aktivitas
hampir sepanjang hari, hampir setiap hari (seperti yang ditunjukkan oleh
(c) kehilangan berat badan atau kenaikan berat badan (perubahan berat badan
lebih dari 5% setiap bulan), peningkatan atau kehilangan nafsu makan hampir
setiap hari. Catatan: pada anak-anak, kegagalan untuk mencapai berat badan
yang diharapkan
(e) agitasi psikomotor atau retardasi hampir setiap hari (dapat diamatiorang lain,
kemunduran)
(g) perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang tidak sesuai atau
14
(h) kehilangan kemampuan berpikir atau konsentrasi atau ragu hamper setiap hari.
(i) pikiran berulang tentang kematian (tidak hanya takut akan kematian), ide
bunuh diri tanpa tujuan khusus, atau percobaan bunuh diri atau suatu tujuan
3. Gejala tidak terkait langsung dengan efek psikologik penyalah gunaan zat
(misalnya., penyalah gunaan obat, atau suatu medikasi) atau karena kondisi medik
4. Gejala-gejala adalah tidak lebih baik diterangkan oleh duka cita (misalnya
gangguan distimia.
C.. Tidak pernah terdapat episode manik, episode campuran atau episode
ini tidak dipakai bilaepisode serupa-manik, campuran, atau hipomanik ini adalah
15
kurang semangat, hilangnya minat/hobi atau menurunnya aktivitas) sering tidak
penyakit fisik dari gangguan depresi atau gejala somatik depresi dari efek sistemik
penyakit fisik. Keduanya bisa saja terjadi pada seorang individu usia lanjut pada
saat yang sama. Seorang usia lanjut yang mengalami depresi bisa saja
depresi. Yang sering terlihat adalah gejala hilangnya tenaga/energi, hilangnya rasa
senang, tidak bisa tidur atau keluhan rasa sakit dan nyeri.9,10
Menurut Brodaty (1991) gejala yang sering tampil adalah anxietas atau
mencela diri sendiri, pikiran bunuh diri, dan insomnia. Sedangkan gejala
petunjuk ke arah depresi perlu diperhatikan tanda-tanda berikut : rasa lelah yang
biasanya dapat dinikmati (tidak merasa senang lagi jika dikunjungi oleh cucu-
cucunya), dan mulai menarik diri dari kegiatan dan interaksi social.9,10
15-20 kali lebih sering dijumpai pada usia lanjut dengan depresi. Hubungan
penyakit fisik dengan anxietas pada depresi cukup kompleks. Anxietas dapat
menyebabkan gejala fisik yang sering dikira sebagai penyakit fisik semata.
16
penyakit fisik yang mengancam kehidupan atau hilangnya kemandirian sering
karena kekhawatiran menjadi beban ataukah karena tren bahwa "Usia lanjut
tanda dan gejala lainnya yang menunjukkan depresi secara lebih teliti.
satu pola perilaku tertentu yang dinilai mempunyai kaitan dengan berbagai
Gangguan ini tidak hanya menghambat diri yang bersangkutan saja, akan tetapi
tertentu gejala depresi terselubung banyak dihadapi oleh berbagai pihak baik
disadari atau tidak, dan pada umunya tidak disadari oleh yang bersangkutan.
masalah semua pihak dan harus mendapat perhatian untuk pencegahan atau
orang yang bersangkutan sebenarnya normal dalam arti tidak menunjukan gejala
kelainan jiwa, akan tetapi dalam kadar tertentu menunjukan perilaku yang bersifat
17
depresif. Gejala depresinya tidak nampak penuh akan tetapi terselubung atau
normal. Meskipun terjadi pada orang-orang normal, akan tetapi rasa tertekan ini
bukan mustahil dapat menjadi depresi yang sebenarnya. Sudah tentu keadaan ini
orang-orang lain di sekitarnya. Dan dalam konteks yang lebih luas dapat
Tuan A (51 th) seorang pegawai negeri di suatu instansi, sudah lama
merasakan kegelisahan dan rasa cemas yang tidak jelas alasannya. Akhir-akhir ini
menurun, tidak betah di rumah dan tidak dapat tidur dengan baik. Kalau ditanya
apa alasannya, Tuan A tidak dapat menjelaskan secara pasti. Dalam empat tahun
lagi Tuan A akan pensiun dan enam orang anaknya masih sekolah pada beberapa
18
Nyonya B (48 th) adalah istri dari seorang pimpinan suatu perusahaan
swasta yang boleh dikatakan cukup maju. Akhir-akhir ini sering mengeluh merasa
pusing kepala, tidak ada nafsu makan, susah tidur, dsb. Ia diliputi perasaan was-
was pada saat menjelang suaminya pulang dari tempat kerjanya. "Sesungguhnya
suamiku sangat mencintaiku, akan tetapi entah apa aku selalu cemas, sedih dan
ZK (23 th) adalah seorang mahasiswa tingkat akhir dari suatu perguruan
kandungan, ia selalu tidak dapat berkonsentrasi dengan baik, susah tidur, dan
selalu ingin pergi tanpa tujuan yang jelas. Yang aneh adalah dia selalu sulit
canggung atau segan untuk mendekati apalagi berbicara atau bercanda seperti
dulu.
Pak M (31 th) seorang guru SD di desa Gunung Salju, selalu merasa
diliputi rasa berdosa tanpa alasan yang jelas.Setiap kali berjumpa dengan murid,
dengan guru lain, atau Kepala Sekolah, jantungnya berdebar dan diliputi rasa
depresi terselubung. Dari contoh di atas, semua gejala akan mengalir ke dalam
19
Adanya depresi terselubung akan dapat diperkirakan melalui gejala-gejala
sebagai berikut :
o Diliputi perasaan sedih yang terus menerus dan tanpa alasan yang
jelas.
dilakukannya.
lain :
menurun.
20
o Badan selalu terasa lemah, kurang bergairah, tak bertenaga dan
sebagainya.
o Selalu gelisah dan tidak tahu arah dan tindakan secara jelas.
21
Pada aspek kognitifnya penderita mendapat gangguan-gangguan
akal.
22
4. Somatisasi : gejala somatik dapat menyembunyikan gejala yang
adanya depresi.
pasiendemensia.
6. Depresi sekunder pada demensia: pada stadium awal demensia sering di jumpai
depresi, mungkin sebagai dampak dari insight akan deteriorasi fungsi dan
transmitter.
memperbaikigejala-gejala tersebut.10,11
adalah mendeteksi atau mengidentifikasi. Sampai saat ini belum ada suatu
usia lanjut. Salah satu instrumen yang dapat membantu adalah Geriatrik
Depression Scale (GDS) yang terdiri dari 30 pertanyaan yang harus dijawab oleh
pasien sendiri. GDS ini dapat dimampatkan menjadi hanya 15 pertanyaan saja dan
23
ini mungkin lebihsesuai untuk dipergunakan dalam praktek umum sebagai alat
Ada 4 pertanyaan atau 4 butir skala yang harus diajukan dalam memeriksa
pasiendepresi yaitu 11 :
Jika skor lebih dari 1 pada 4 butir skala dan lebih dari 1 pada faktor kerentanan
5. Apakah anda mersa semangat terus pada sebagian besar kehidupan anda?
8. Apakah anda lebih suka di rumah daripada pergi keluar dan melakukan hal-hal
24
yang baru?
9. Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah daya ingat pada sebagian
besarwaktu anda?
11. Apakah anda merasa bahwa yang menarik bagi anda tidak berguna lagi?
12. Apakah anda merasa senang dengan mengambil cara yang tidak berharga
sepertisekarang ini?
15. Apakah anda merasa kebanyakan orang-orang lebih baik daripada anda?
manamasing-masing jawaban terdiri dari ya dan tidak, Jika skor lebih besar
1. Riwayat klinis/anamnesis
gejala-gejala depresi.
2. Pemeriksaan fsik
gejala darisuatu penyakit fisik, contohnya penyakit Cushing, karsinoma paru, usus
25
besar ataupankreas.Di samping itu depresi dapat muncul sebagai reaksi sekunder
minum pasiensebelumnya.
3. Pemeriksaan kognitif
depresiterjadi sekunder pada demensia maka fungsi kognitif pasien tidak akan
terus.Perbaikan pada skor AMT atau MMSE setelah dilakukan terapi terhadap
b. Mood/suasana perasaan
c. Pembicaraan
d. Isi pikiran
e. Anxietas
f. Gejala hipokondriakal
5. Pemeriksaan lainnya
akibat penyakit depresi yang berat, seperti tidak adekuatnya intakecairan, maka
26
F. TERAPI
tambahan terapi fisik. Jenis terapi bergantung dari diagnosis, berat penyakit, umur
1. Psikoterapi
a. Terapi Kognitif
Ada dugaan bahwa penderita depresi adalah orang yang belajar menjadi tak
merubah cara pikir maladaptif dan otomatik pada pasien-pasien depresi. Dasar
mengalami distorsi tentang diri sendiri, dunia,dan masa depan dapat menyebabkan
27
depresi. Pasien harus menyadari cara berpikir yang salah. Kemudian dia harus
belajar cara merespon cara piker yang salah tersebut dengan cara yang lebih
dipraktikkan di luar sesi terapi dan inimenjadi modal utama dalam merubah
gejala.
Terapi ini berlangsung lebih kurang 12 sampai 16 sesi. Ada 3 fase yaitu:
Mengajarkan pasien tentang bentuk kognitif yang salah dan pengaruhnya terhadap
yang salah. Membantu pasien mengenal akar kepercayaan diri. Pasien diminta
memodifikasinya.
3) Fase Akhir (sesi 13-16) : Menyiapkan pasien untuk terminasi dan memprediksi
b. Terapi Perilaku
Intervensi perilaku terutama efektif untuk pasien yang menarik diri dari sosial dan
28
Fase awal: pasien diminta untuk memantau aktivitas mereka, menilai derajat
submissive.
Fase akhir: Fokus berpindah ke latihan mengontrol diri dan latihan pemecahan
masalah. Diharapkan ilmu yang didapat di dalam terapi dapat degeneralisasi dan
c. Psikoterapi Suportif
Latih pasien untuk mengenal tanda-tanda dekompensasi yang akan datang. Temui
pasien sesering mungkin (mula-mula1-3 kali perminggu) dan secara teratur, tetapi
d. Psikoterapi Dinamik
Dasar terapi ini adalah teori psikodinamik, yaitu kerentanan psikologik terjadi
akibat konflik perkenbangan yang tak selesai.Terapi ini dilakukan dalam periode
jangka panjang. Perhatian pada terapi ini adalah deficit psikologi yang
29
berkaitan dengan rasa bersalah, rasa rendah diri,berkaitan dengan pengalaman
aman buat pasien. Pasien dapat mengenal materi konfliknya dan dapat
mengekspresikannya.
f. Terapi Kelompok
Tidak ada bentuk terapi kelompok yang spesifik. Ada beberapa keuntungan terapi
kelompok :
2) Ada destigmasi dalam memandang orang lain dengan problem yang sama.
sangat efektif untuk terapi jangka pendek pasien rawat jalan. Juga lebih efektif
untuk depresi ringan. Untuk depresi yang lebih berat, terapi individu lebih efektif.
g. Terapi Perkawinan
30
Jangka terapi cukup lama, berguna pada pasien depresi minor kronik tetentu dan
beberapa pasien dengan depresi mayor yang mengalami remisi tetapi mempunyai
konflik.
2. Terapi Biologik
a. Farmakoterapi
31
karena tingkat kepuasan klinisi dikarenakan harganya yang murah karena
sebagian besar golongan dari obat ini tersedia dalam formulasi generik.
32
d. SNRIs (Serotonin and Norepinephrine Inhibitors )
Golongan antidepresan SNRIs bekerja dengan mekanisme yang hampir
sama dengan golongan SSRIs, hanya saja pada SNRIs juga menghambat dari
reuptake norepinefrin (NIMH, 2002).
Selain dari golongan obat yang telah dibahas sebelumnya, masih ada
beberapa alternatif yang digunakan untuk terapi medikamentosa pada pasien
depresi dengan keadaan tertentu. Hal tersebut dapat terlihat lebih jelas pada
gambar di bawah ini.
pada satu atau dua masalah interpersonal pasien yang sedang dialami sekarang,
sekarang.
33
(Kaplan and Saddock. Comprehensive Textbook Of Psychiatry. 7th Ed.
Lippincott Wiliams And Wilkins. Philadelphia, 2010. )
PENGGOLONGAN :
34
No. Nama Generik Dosis Anjuran
1. Amitriptyline 75-150 mg / hari
2. Amoxapine 200-300 mg / hari
3. Tianeptine 25-50 mg / hari
4. Clomipramine 75-150 mg / hari
5. Imipramine 75-150 mg / hari
6. Moclobemide 300-600 mg / hari
7. Maprotiline 75-150 mg / hari
8. Mainserin 30-60 mg / hari
9. Setraline 50-100 mg / hari
DAFTAR
10. Trazodone 100-200 mg / hari
11. Paroxetine 20-40 mg / hari PUSTAKA
12. Fluvoxmine 50-100 mg / hari
13. Flouxitine 20-40 mg / hari
14. Citalopram 20-60 mg / hari
15. Mirtrazapine 15-45 mg / hari 1. Anonim, 2009,
16. Duloxetine 30-60 mg / hari Gambaran
17. Venlafaxine 75-150 mg / hari Pengetahuan
Keluarga
tentang Depresi pada
Lansia.http://addy1571.wordpress.com/2009/08/25/gambaran-
pengetahuankeluargatentang-depresi-pada-lansia/ (9 September 2009).
35
7. Idrus, M. Faisal, 2007. Depresi pada Penyakit Parkinson. Cermin Dunia
Kedokteran Vol.34 No.3/156 pp : 130-135. Kalbe Farma :
Jakarta.http://www.kalbe.co.id/files/cdk/ files/cdk_156_Depresi.pdf (9
September 2009).
8. Kaplan HI, Saddock BJ and Grebb, 1997. Sinopsis Psokiatri Edisi Ketujuh.
Alih bahasa :Wijaya K. Bina Rupa Aksara : Jakarta.
13. Segal, Jaffe J, Pat Davies P, and Smith M, 2007. Depression in Older Adults
and theElderly. http://www.helpguide.org/mental/depression_elderly.htm. (11
September2009).
14. Tan HT, Kirana R, 2007. Obat-obat Penting Khasiat, Penggunaan dan Efek-
efekSampingnya. Elex Media Komputindo : Jakarta.
36