Anda di halaman 1dari 31

PORTOFOLIO

PELATIHAN DOKTER KELUARGA


DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA

DIARE AKUT PADA ANAK DENGAN GIZI KURANG

DOKTER PEMBINA

DR. WAHYU AGUSTYAWAN

INSTANSI

PUSKESMAS KECAMATAN PASAR REBO

WAKTU PEMBINAAN

MULAI TANGGAL 18 22 MEI 2017

PEMBIMBING

DR. ANITA SARI


DR. HENI
Portofolio Kesehatan
Nama Fasilitas Pelayanan - BERKAS PASIEN dan KELUARGA
: Puskesmas BINAAN
Kecamatan Matraman 1
No Berkas : -
No Rekam Medis : 17.9427
Pasien Ke : 1 dari 4 dalam keluarga
DATA ADMINISTRASI
Tanggal : 18 Mei 2017 diisi oleh : dr. Wahyu Agustyawan
Nama An. Amanda
Alamat RT 006 / RW 05, Kelurahan Pisangan Baru, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur.
Umur 11 Bulan Tempat / Tanggal lahir : Jakarta / 05 Juni 2016
Kedudukan dalam keluarga 1. KK 2. Istri 3. Anak 4. Orangtua 5. Keponakan 6. Lain-lain, yaitu...................
Jenis kelamin 1. Laki-laki 2. Perempuan
Agama Islam
Pendidikan Tidak / Belum Sekolah
Pekerjaan Tidak / Belum Bekerja
Status perkawinan Lajang / Belum Menikah
A. Rujukan dari klinik/ dokter lain /dokter perusahaan/tempat kerja/tidak
ditujuk
Kedatangan yang ke B. Keadaan gawat darurat /bukan gawat darurat
C. Kunjungan pertama/ kontrol / rutin
D. Datang sendiri / diantar oleh Ibu Pasien

Diagnosis sebelumnya :-
Telah diobati sebelumnya 1. Ya 2. Tidak
Obat yang telah diminum :-

Alergi obat 1. Ya 2. Tidak Bila ya / Macam obatnya


1. Bayar sendiri 2. Jamsostek 3. Jamkeskin 4. Asuransi kesehatan lainnya BPJS
Sistem pembayaran
5. Dibiayai perusahaan

Pelatihan Dokter Keluarga IKK FKUI 2017


Portofolio - BERKAS PASIEN dan KELUARGA BINAAN 2
DATA PELAYANAN

ANAMNESIS (Subyektif)

A. Alasan Kedatangan / Keluhan Utama


Seorang pasien Balita berusia 11 bulan datang ke Poli MTBS Puskesmas Kecamatan
Matraman pada tanggal 18 Mei 2017 pukul 08.35 wib, diantar oleh ibunya dengan keluhan
Buang Air Besar (BAB) cair sudah 2 hari, dengan frekuensi 3 kali sehari. Air > Ampas,
Lendir (-), Darah (-).Keluhan tambahan lain seperti muntah ataupun demam disangkal oleh
ibu pasien (Ny. Nuni Ningsih / 35 Tahun)
Ibu pasien mengaku anaknya selama 3 hari terlihat rewel, susah makan dan terlihat
lebih kurus dari anak seusianya. Saat ini anak masih mau minum dan makan walaupun
sedikit, namun ibu pasien khawatir bila dibiarkan semakin lama, maka anak akan semakin
kurus karena tidak mau makan..Padahal biasanya nafsu anaknya baik dan mau makan.
Sejak 3 hari terakhir selain ASI, pasien juga diberikan susu formula, makan bubur
tim, buah pisang, dan air putih seperti biasa. Ibu pasien juga mengaku, bahwa baru 1
minggu terakhir mengganti susu formula dengan merk yang lain. Belum ada diberikan
obat-obatan terkait penyakitnya. Ibu pasien juga baru membawa anak ke puskesmas di
hari ke 2 keluhan BAB Cair, karena menganggap penyakit anak hanya masalah Buang Air
Besar biasa.
Dengan kedatangan ke Puskesmas, diperiksa oleh Dokter dan diberi obat,
diharapkan anaknya dapat sembuh dan punya nafsu makan seperti biasa sehingga Berat
badannya pun akan naik.

B. Keluhan Lain / Tambahan :


Tidak ada keluhan tambahan lain seperti muntah ataupun demam.

C. Riwayat perjalanan penyakit sekarang :


Menurut pengakuan ibu pasien, keluhan awal anaknya berupa rewel, dan tidak mau
makan seperti biasanya. Keluhan tersebut sudah 2 hari (mulai tanggal 15 Mei 2017),
kemudian di hari ke 3 (17 Mei 2017), barulah muncul keluhan BAB cair dengan frekuensi 3
kali sehari (Keluhan BAB Cair hari 1)
Awalnya, ibu pasien tidak terlalu khawatir karena sempat bertanya ke tetangga
sekitar, dan menurut tetangganya hanya penyakit biasa dengan stigma anak mau pintar.
Selanjutnya ibu pasien tetap memberi makan seperti biasanya.
Namun, karena tidak ada perubahan dan pasien masih BAB cair dengan frekuensi 3
kali sehari di hari ke 2 (Tanggal 18 Mei 2017)), barulah ibu pasien merasa khawatir dan
menghubungi ayah pasien (via telpon) yang bekerja di Luar Kota (Tangerang). Ayah pasien
saat itu juga langsung menyuruh untuk membawa anaknya ke Puskesmas agar diperiksa
Dokter.
Melalui pemeriksaan Dokter, selain didiagnosa Diare Akut tanpa Dehidrasi, juga
ditemukan Berat Badan Anak yang kurang (-3 SD). Pada kunjungan 1 pasien ke
Puskesmas, selain diberikan terapi Zink, pasien juga dikonsulkan ke bagian Gizi untuk
mendapat KIE tentang cara pemberian dan pembuatan MP ASI sesuai dengan usia anak.
Selanjutnya pada tanggal 19 Mei 2017, dilakukan Kunjungan Rumah I, untuk menilai
kondisi tempat tinggal dan lingkungan sekitar. Dari hasil kunjungan, didapati Keadaan
Umum pasien mulai membaik, sudah tidak rewel, namun belum mau kontak/interaksi
dengan dokter pemeriksa dan masih susah diberi makan. Kondisi di dalam rumah terkesan
sempit, kurang pencahayaan, minim ventilasi, dan tata letak barang tidak teratur.
Pada tanggal 22 Mei 2017 dilakukan Kunjungan Rumah II, dan didapati Keadaan
Umum pasien jauh lebih membaik, sudah mau diberi makan seperti biasa, terlihat ceria
dan mau kontak/interaksi dengan Dokter pemeriksa.

D. Riwayat penyakit keluarga :


Menurut Ibu pasien, di keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit yang sama
(BAB Cair) seperti pasien dalam kurun waktu 2 minggu sampai 1 bulan terakhir. Namun
menurut ibu pasien, Berat Badan Pasien yang kurang, tidak hanya karena pengaruh dari
sakitnya dan tidak mau diberi makan, namun ada kaitannya dengan faktor keturunan,

Pelatihan Dokter Keluarga IKK FKUI 2017


Portofolio - BERKAS PASIEN dan KELUARGA BINAAN
karena postur tubuhnya dan suaminya pun kecil. Dan menurutnya ini adalah hal yang 3
biasa.

E. Riwayat penyakit dahulu :


Riwayat BAB cair sebelunya tidak ada. Berat Badan yang kurang, menurut ibu pasien
sudah sejak Lahir dengan Berat Badan Lahir : 2.700 gram.

F. Riwayat Persalinan :
Pasien Lahir Normal (Pervaginam) pada tanggal 05 Juni 2016, ditolong oleh Bidan di
salah satu Rumah Sakit Umum di Jakarta Timur, dengan Berat Badan Lahir 2.700 gram,
dan cukup bulan.

G. Riwayat Asi Eksklusif :


Pasien masih diberi ASI hingga saat ini (usia 11 bulan)

H. Riwayat Imunisasi :
Pasien mendapat Imunisasi mulai dari lahir hingga sesuai usia saat ini, di
Puskesmas. Pasien jarang dibawa menimbang di Posyandu terdekat, sehingga
perkembangan Berat Badan dan tumbuh kembang anak kurang terpantau oleh kader dan
petugas kesehatan setempat.

I. Riwayat Pekerjaan Sosial dan kebiasaan :


Ibu Pasien hanya ibu rumah tangga, sementara Ayah pasien adalah seorang
mekanik reparasi AC yang bekerja di luar kota (Tangerang), dan hanya pulang 1 minggu
sekali. Komunikasi keluarga berjalan baik, karena 2 hari sekali Ayah pasien menghubungi
keluarganya yang di Jakarta via telpon, dan Ibu selalu memberi informasi bila ada masalah
kesehatan anaknya.

Pelatihan Dokter Keluarga IKK FKUI 2017


Portofolio - BERKAS PASIEN dan KELUARGA BINAAN 4
PEMERIKSAAN FISIK (obyektif)

A. Keadaan umum & tanda-tanda vital termasuk status gizi :


Keadaaan umum : Tampak sakit ringan Suhu : 37,4 0C
Tekanan Darah : - Berat Badan : 6,4 kg
Frekuensi Nadi : 90 x/min Tinggi Badan : 72 cm
Frekuensi Nafas : 32 x/min Status Gizi : `IMT: kg/m2

B. Status generalis :
Mata : Conj. Anemis (-)/(-); Sklera ikterik (-)/(-)

THT : Respon terhadap bunyi dan suara (+)/(+)

Paru
Inspeksi : Gerakan dinding dada simetris, bentuk dada normal.
Palpasi : Fremitus raba dinding dada sulit dinilai.
Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru.
Auskultasi : Suara pernapasan vesikuler, Rhonki (-)/(-); Wheezing (-)/(-)

Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat.
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V LMCS
Perkusi : Batas jantung normal, kesan tidak melebar.
Auskultasi : BJ I dan II intensitas normal; regular; bising (-)

Abdomen
Inspeksi : Pergerakan dinding perut normal, sejajar dengan dinding dada.
Auskultasi : Bising usus (+), sedikit meningkat.
Perkusi : Timpani.
Palpasi : Soepol, hepar dan lien tidak teraba, turgor kembali normal.

Punggung : Tidak ditemui adanya kelainan.

Extremitas: Akral hangat; edema (-); capillary refill time < 2 detik.
Arteri dorsalis pedis teraba kuat.

C. Status lokalis/sistem organ khusus


Gambar status lokalis

Check list Lembar tambahan yang diperlukan :


Lembar Anamnesis Okupasi / Aktivitas
Lembar KMS dan Imunisasi
Lain-lain, yaitu .........................................................................................................................

Pelatihan Dokter Keluarga IKK FKUI 2017


Portofolio - BERKAS PASIEN dan KELUARGA BINAAN 5
PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN PASIEN
susunlah kerangka konseptual yang menggambarkan adanya kaitan antara temuan pada anamnesis dan
pemeriksaan fisik, masalah adanya faktor internal dan eksternal pada pasien yang mempengaruhi penyakit dan
merupakan alasan untuk pembinaan keluarga dan kunjungan rumah (berdasarkan bagan Mandala of Health)

GAYA HIDUP
Kesadaran berolahraga
kurang.
Pola makan yang kurang
sehat.

PERILAKU LINGKUNGAN
KESEHATAN PSIKOSOSIO
Jarang menbawa balita EKONOMI
FAMILY
timbang ke Posyandu Pendapatan perbulan
Ke Puskesmas bila suami yang pas-pasan
hanya ada yg sakit
BalitaPASIEN
usia 11 bulan
dengan Diare Akut Tanpa LINGKUNGAN KERJA
PELAYANAN Dehidrasi + Gizi Kurang Lingkungan Kerja
KESEHATAN
suami : rentan terjadi
Pasien belum terdaftar
masalah kesehatan krn
sebagai pasien BPJS.
paparan virus, bakteri,
Jarak dari rumah
jamur, bedu dan larutan
pasien ke Puskesmas
pembersih AC.
jauh.

FAKTOR BIOLOGIS
Riw. Lahir dengan LINGKUNGAN
BB 2.700 gram FISIK
Tata letak barang
dalam rumah tidak
teratur.

HUMAN MADE
ENVIRONMENT
Keadaan rumah kurang
pencahayaan, ventilasi
dan terkesan tidak rapi

Pelatihan Dokter Keluarga IKK FKUI 2017


Portofolio - BERKAS PASIEN dan KELUARGA BINAAN 6
DIAGNOSIS HOLISTIK (assessment)
A. Aspek personal
Alasan Kedatangan : Buang Air Besar (BAB) cair sudah 2 hari, dengan frekuensi 3 kali
sehari
Kekhawatiran : Saat ini anak masih mau minum dan makan walaupun sedikit,
namun ibu pasien khawatir bila dibiarkan semakin lama, maka
anak akan semakin kurus karena tidak mau makan..Padahal
biasanya nafsu anaknya baik dan mau makan.
Harapan : Dengan kedatangan ke Puskesmas, diperiksa oleh Dokter dan
diberi obat, diharapkan anaknya dapat sembuh dan punya nafsu
makan seperti biasa sehingga Berat badannya pun akan naik.
Persepsi : Ibu pasien mengaku anaknya selama 3 hari terlihat rewel, susah
makan dan terlihat lebih kurus dari anak seusianya.
Baru membawa anak ke puskesmas di hari ke 2 keluhan BAB
Cair, karena menganggap penyakit anak hanya masalah Buang
Air Besar biasa.

B. Aspek klinik
Diare Akut Tanpa Dehidrasi + Gizi Kurang

C. Aspek risiko internal


1. Pengetahuan ibu pasien tentang penyakit anaknya masih kurang, sehingga
menggangap bahwa penyakit anaknya adalah hal yang biasa
2. Rendahnya kesadaran ibu pasien untuk langsung memeriksakan anaknya ke fasilitas
pelayanan kesehatan saat ada keluhan kesehatan.
3. Kurangnya kemampuan ibu untuk menyiasati anaknya yang tidak mau makan.
4. Kebiasaan berganti-ganti susu formula.

D. Aspek risiko eksternal (psikososial, keluarga, lingkungan)


1. Ibu pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang tidak berpenghasilan, dan hanya
mengharapkan pemberian dari Ayah pasien.
2. Ayah pasien bekerja di luar kota, membuat ibu pasien kerepotan harus mengurus 2
anak sendirian, apalagi bila ada yang sakit.
3. Penghasilan suami yang pas-pasan, membuat ibu pasien harus mengganti susu
formula yang harganya terjangkau.
4. Tetangga pasien juga memiliki pengetahuan yang rendah tentang kesehatan, sehingga
seringkali memberikan saran yang kurang baik terkait penyakit anaknya.
5. Tidak adanya alokasi dana khusus untuk kesehatan keluarga.
6. Jarak Puskesmas dengan rumah pasien jauh.
7. Pasien belum memiliki kartu Jaminan Kesehatan (BPJS), sehingga harus
menggunakan biaya sendiri bila berobat ke Puskesmas.
8. Kondisi tempat tinggal yang sempit, kurang pencahayaan dan ventilasi, sehingga
tataletak barang dalam rumah tidak teratur.

Derajat fungsional : 3

Pelatihan Dokter Keluarga IKK FKUI 2017


Portofolio - BERKAS PASIEN dan KELUARGA BINAAN 7
RENCANA PENATALAKSANAAN PASIEN (planning)

No Kegiatan Sasara Waktu Hasil yang Keterangan


n diharapkan

1. Aspek Personal Orang 2 hari - BAB Cair anaknya - Obat yang


- Pasien datang Tua kunjung dapat teratasi, dan diberikan
dibawa oleh pasien an anak kembali punya dokter harus
ibunya karena nafsu makan yang diminum
BAB Cair 3 x baik, sehingga Berat teratur.
sehari selama Badannya akan naik. - Saran yang
2 hari. - Kekhawatiran ibu diberikan
- Ibu pasien pasien dapat oleh dokter
khawatir teratasi. dan ahli gizi
anaknya akan - Persepsi ibu pasien harus benar-
semakin kurus tentang penyakit benar
bila dibiarkan anaknya yang diterapkan.
tidak mau dianggap sepele, - Segera kontrol
makan. dapat diubah. ulang bila
- Ibu pasien keluhan
berharap kembali
anaknya dapat timbul.
sembuh dan
kembali punya
nafsu makan
seperti
biasanya,
sehingga
Berat
Badannya
akan naik.

2. Aspek Klinis Pasien 1 - Diare dapat teratasi - Konsul ahli gizi


Diare Akut Tanpa dan minggu - Nafsu makan anak untuk koreksi
Dehidrasi + Gizi Orang dapat kembali status gizi
Kurang Tua normal dan diet
Pasien - Ada perbaikan dari anak sesuai
segi pola makan dengan usia
anak dan pemilihan dan tahapan
jenis makanannya. tumbuh
kembangnya
.

3. Aspek Risiko Orang 2 kali - Pengetahuan ibu - Memberi


Internal Tua kunjung tentang diare pada edukasi
- Pengetahuan Pasien an anak, dan gizi sesuai
ibu pasien kurang dapat lebih dengan
tentang baik. tingkat
penyakit - Kewaspadaan ibu pendidikan
anaknya terhadap masalah pasien.
masih kurang, kesehatan anaknya - Edukasi
sehingga lebih meningkat. kepada ibu
menggangap - Kemampuan ibu pasien utk
bahwa untuk mengatur diet mengganti
penyakit anak dan menyiasati susu formula

Pelatihan Dokter Keluarga IKK FKUI 2017


Portofolio - BERKAS PASIEN dan KELUARGA BINAAN
anaknya anak yang tidak mau dengan yang 8
adalah hal makan akan lebih lebih cocok
yang biasa baik. dengan
- Rendahnya kondisi
kesadaran ibu pencernaan
pasien untuk anak (bukan
langsung yang lebih
memeriksakan terjangkau
anaknya ke harganya)
fasilitas
pelayanan
kesehatan
saat ada
keluhan
kesehatan.
- Kurangnya
kemampuan
ibu untuk
menyiasati
anaknya yang
tidak mau
makan.
- Kebiasaan
berganti-ganti
susu formula.

4 Aspek Risiko Orang 1 - Orang tua pasien - Edukasi


Eksternal Tua minggu harus bisa menata kepada orang
(psikososial, Pasien ulang penempatan tua untuk
keluarga, dan barang di dalam menata
lingkungan) rumah, sehingga ulang
- Ibu pasien akan lebih rapi. penempatan
adalah - Membuat kartu barang di
seorang ibu jaminan kesehatan dalam
rumah tangga (BPJS) bagi anaknya. rumah.
yang tidak - Tidak mudah - Memberikan
berpenghasila percaya dengan Informasi
n, dan hanya informasi yang tatacara dan
mengharapkan belum tentu syarat
pemberian kebenarannya dari pembuatan
dari suami. tetangga sekitar Jaminan
- Ayah pasien - Meningkatkan Kesehatan
bekerja di luar intensitas (BPJS).
kota, komunikasi antara - Memberikan
membuat ibu ayah dan ibu. Informasi dan
pasien Edukasi
kerepotan terkait Diare
harus dan Gizi
mengurus 2 anak, serta
anak edukasi bila
sendirian, anak sakit
apalagi bila segera
ada yang konsultasi ke
sakit. petugas
- Penghasilan kesehatan
suami yang dan tidak

Pelatihan Dokter Keluarga IKK FKUI 2017


Portofolio - BERKAS PASIEN dan KELUARGA BINAAN
pas-pasan, bertanya 9
membuat ibu kepada
pasien harus tetangga,
mengganti karena
susu formula informasi
yang harganya yang
terjangkau. diberikan
- Tetangga belum tentu
pasien juga benar.
memiliki
pengetahuan
yang rendah
tentang
kesehatan,
sehingga
seringkali
memberikan
saran yang
kurang baik
terkait
penyakit
anaknya.
- Tidak adanya
alokasi dana
khusus untuk
kesehatan
keluarga.
- Pasien belum
memiliki kartu
Jaminan
Kesehatan
(BPJS),
sehingga
harus
menggunakan
biaya sendiri
bila berobat ke
Puskesmas.
- Jarak
Puskesmas
dengan rumah
pasien jauh.
- Kondisi tempat
tinggal yang
sempit, kurang
pencahayaan
dan ventilasi,
sehingga
tataletak
barang dalam
rumah tidak
teratur.

Persetujuan Pembimbing Kedokteran Keluarga

Pelatihan Dokter Keluarga IKK FKUI 2017


Portofolio - BERKAS PASIEN dan KELUARGA BINAAN 10
Tanda Tangan :

Nama Jelas :

Tanggal :

Pelatihan Dokter Keluarga IKK FKUI 2017


Portofolio
TINDAK LANJUT & HASIL-INTERVENSI
BERKAS PASIEN dan KELUARGA BINAAN 11

Tanggal INTERVENSI YANG DILAKUKAN, DIAGNOSIS HOLISTIK & RENCANA SELANJUTNYA

Pelatihan Dokter Keluarga IKK FKUI 2017


Portofolio - BERKAS PASIEN dan KELUARGA BINAAN 12
Kedatangan ASPEK PERSONAL
pertama : 1. Alasan Kedatangan : Buang Air Besar (BAB) cair sudah 2 hari, dengan frekuensi 3
Tanggal kali sehari
19 Mei 2017 2. Kekhawatiran : Saat ini anak masih mau minum dan makan walaupun
sedikit, namun ibu pasien khawatir bila dibiarkan semakin
lama, maka anak akan semakin kurus karena tidak mau
makan..Padahal biasanya nafsu anaknya baik dan mau
makan.
3. Harapan : Dengan kedatangan ke Puskesmas, diperiksa oleh Dokter
dan diberi obat, diharapkan anaknya dapat sembuh dan
punya nafsu makan seperti biasa sehingga Berat badannya
pun akan naik.
4. Persepsi : Ibu pasien mengaku anaknya selama 3 hari terlihat rewel,
susah makan dan terlihat lebih kurus dari anak seusianya.
Baru membawa anak ke puskesmas di hari ke 2 keluhan
BAB Cair, karena menganggap penyakit anak hanya
masalah Buang Air Besar biasa.
Intervensi yang dilakukan :
Mengubah persepsi Ibu pasien tentang penyakit anaknya, agak tidak menganggap
sepele di kemudian hari.
Rencana Selanjutnya :
Memberikan edukasi terkait penyakit yang diderita pasien dan permasalahan gizi
pasien, guna meningkatkan kewaspadaan orang tua.

ASPEK KLINIK
Diare Akut Tanpa Dehidrasi + Gizi Kurang
Intervensi yang dilakukan :
Menilai kepatuhan Ibu pasien terhadap terapi dan edukasi yang telah diberikan pada
waktu kunjungan ke poli MTBS dan gizi.
Rencana Selanjutnya :
Melakukan observasi keadaan umum pasien, peningkatan nafsu makan dan
keberhasilan terapi.

ASPEK RISIKO INTERNAL


1. Pengetahuan ibu pasien tentang penyakit anaknya masih kurang, sehingga
menggangap bahwa penyakit anaknya adalah hal yang biasa
2. Rendahnya kesadaran ibu pasien untuk langsung memeriksakan anaknya ke
fasilitas pelayanan kesehatan saat ada keluhan kesehatan.
3. Kurangnya kemampuan ibu untuk menyiasati anaknya yang tidak mau makan.
4. Kebiasaan berganti-ganti susu formula.
Intervensi yang dilakukan :
1. Melakukan KIE kepada ibu pasien guna meningkatkan pengetahuan ibu terkait
penyakit anaknya.
2. Memastikan bahwa ibu pasien paham betul dengan informasi yang telah didapat
saat konsultasi ke ahli gizi terkait permasalahan gizi anaknya.
3. Memastikan, apakah diare yang terjadi akibat dari pergantian susu formula atau
bukan.
Rencana selanjutnya :
1. Melakukan evaluasi dengan memantau perkembangan Berat Badan Anak.
2. Melakukan koordinasi dengan ahli gizi dan tim KPLDH setempat untuk memantau
tumbuh kembang anak secara berkala.

ASPEK RISIKO EKSTERNAL


1. Ibu pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang tidak berpenghasilan, dan hanya
mengharapkan pemberian dari Ayah pasien.
2. Ayah pasien bekerja di luar kota, membuat ibu pasien kerepotan harus mengurus 2
anak sendirian, apalagi bila ada yang sakit.
3. Penghasilan suami yang pas-pasan, membuat ibu pasien harus mengganti susu
formula yang harganya terjangkau.
4. Tetangga pasien juga memiliki pengetahuan yang rendah tentang kesehatan,
sehingga seringkali memberikan saran yang kurang baik terkait penyakit anaknya.
5. Tidak adanya alokasi dana khusus untuk kesehatan keluarga.

Pelatihan Dokter Keluarga IKK FKUI 2017


Portofolio - BERKAS PASIEN dan KELUARGA BINAAN 13
Kunjungan
kedua :
Tanggal
Melakukan evaluasi terkait intervensi kedatangan Pertama.
22 Mei 2017

Pelatihan Dokter Keluarga IKK FKUI 2017


Portofolio - BERKAS PASIEN dan KELUARGA BINAAN 14
KESIMPULAN PENATALAKSANAAN PASIEN DALAM BINAAN PERTAMA
(keadaan kesehatan pasien pada saat berakhirnya pembinaan pertama, faktor-faktor pendukung dan penghambat
kesembuhan pasien, indikator keberhasilan, serta rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya)

DIAGNOSIS HOLISTIK pada saat berakhirnya pembinaan pertama


Aspek personal
Alasan Kedatangan : Buang Air Besar (BAB) cair sudah 2 hari, dengan frekuensi 3 kali
sehari
Kekhawatiran : Saat ini anak masih mau minum dan makan walaupun sedikit, namun
ibu pasien khawatir bila dibiarkan semakin lama, maka anak akan
semakin kurus karena tidak mau makan..Padahal biasanya nafsu
anaknya baik dan mau makan.
Harapan : Dengan kedatangan ke Puskesmas, diperiksa oleh Dokter dan diberi
obat, diharapkan anaknya dapat sembuh dan punya nafsu makan
seperti biasa sehingga Berat badannya pun akan naik.
Persepsi : Ibu pasien mengaku anaknya selama 3 hari terlihat rewel, susah
makan dan terlihat lebih kurus dari anak seusianya.
Baru membawa anak ke puskesmas di hari ke 2 keluhan BAB Cair,
karena menganggap penyakit anak hanya masalah Buang Air Besar
biasa.

Aspek klinik
Diare Akut Tanpa Dehidrasi + Gizi Kurang

Aspek risiko internal


1. Pengetahuan ibu pasien tentang penyakit anaknya masih kurang, sehingga menggangap
bahwa penyakit anaknya adalah hal yang biasa
2. Rendahnya kesadaran ibu pasien untuk langsung memeriksakan anaknya ke fasilitas
pelayanan kesehatan saat ada keluhan kesehatan.
3. Kurangnya kemampuan ibu untuk menyiasati anaknya yang tidak mau makan.
4. Kebiasaan berganti-ganti susu formula.

Aspek risiko eksternal (psikososial, keluarga, lingkungan)


1. Ibu pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang tidak berpenghasilan, dan hanya
mengharapkan pemberian dari Ayah pasien.
2. Ayah pasien bekerja di luar kota, membuat ibu pasien kerepotan harus mengurus 2 anak
sendirian, apalagi bila ada yang sakit.
3. Penghasilan suami yang pas-pasan, membuat ibu pasien harus mengganti susu formula
yang harganya terjangkau.
4. Tetangga pasien juga memiliki pengetahuan yang rendah tentang kesehatan, sehingga
seringkali memberikan saran yang kurang baik terkait penyakit anaknya.
5. Tidak adanya alokasi dana khusus untuk kesehatan keluarga.
6. Pasien belum memiliki kartu Jaminan Kesehatan (BPJS), sehingga harus menggunakan
biaya sendiri bila berobat ke Puskesmas.
7. Jarak Puskesmas dengan rumah pasien jauh.
8. Kondisi tempat tinggal yang sempit, kurang pencahayaan dan ventilasi, sehingga tataletak
barang dalam rumah tidak teratur.

Derajat fungsional : 3

Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien :


1. Adanya keinginan dan motivasi dari Ibu pasien agar anaknya bisa sembuh dan Berat Badannya
naik.
2. Ibu pasien sangat kooperatif dalam menerima edukasi dan informasi terkait penyakit anaknya
3. Hubungan dan dukungan dari suami dan anak tertua (kakak pasien) sangat besar.
4. Komunikasi dalam keluarga berjalan dengan baik.

Pelatihan Dokter Keluarga IKK FKUI 2017


Portofolio - BERKAS PASIEN dan KELUARGA BINAAN 15
Faktor penghambat terselesaikannya masalah kesehatan pasien :
1. Jarak suami dengan ibu pasien jauh, karena suami bekerja di luar kota, jadi apabila ada
anak yang sakit harus menghubungi via telpon terlebih dahulu.
2. Suami pulang 1 minggu sekali, jadi walaupun mendapat informasi tentang masalah
kesehatan anak, namun kurang bisa berpartisipasi dalam mengantarkan anak ke
Puskesmas.
3. Penghasilan suami yang pas-pasan membuat ibu pasien harus mengganti susu pasien
dengan susu formula yang harganya lebih ekonomis.
4. Kondisi rumah pasien yang terkesan kurang pencahayaan, minim ventilasi dan tata letak
barang dalam rumah yang tidak teratur.
5. Jarak Puskesmas dari rumah pasien jauh.
6. Pasien belum memiliki kartu Jaminan Kesehatan (BPJS)

Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya :


1. Edukasi ibu pasien tentang penyakit, pemilihan diet dan pola makan anak.
2. Edukasi tentang perbaikan tata letak barang di dalam rumah agar terlihat lebih bersih dan
rapi.
3. Observasi perbaikan keadaan umum, keberhasilan terapi, peningkatan berat badan anak,
dan menilai tumbuh kembang anak secara berkala, dengan melakukan koordinasi dengan
petugas kesehatan dan tim KPLDH setempat.
4. Mengupayakan pembuatan kartu Jaminan Kesehatan (BPJS) untuk pasien, dengan
melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan setempat.

Persetujuan Pembimbing Kedokteran Keluarga

Tanda Tangan :

Nama Jelas :

Tanggal :

Pelatihan Dokter Keluarga IKK FKUI 2017


Portofolio Kesehatan
Nama Fasilitas Pelayanan - BERKAS PASIEN dan KELUARGA
: Puskesmas BINAAN
Kecamatan Matraman 16
No Rekam Medis : 17.9427

Nama Pembina : dr. Wahyu Agustyawan


Alasan untuk dilaksanakan pembinaan keluarga pada keluarga ini :
Ditemukan balita usia 11 bulan dengan keluhan Diare akut tanpa dehidrasi, diserta Gizi Kurang. Diare sudah
berlangsung selama 2 hari, dan baru dibawa ke Puskesmas, karena menurut ibu pasien hanya penyakit biasa saja.
Dan balita juga dinilai gizi kurang saat kunjungan ke Poli MTBS, kemudian dikonsultasikan ke bagian gizi. Ibu
pasien juga tidak menganggap bahwa hal ini adalah hal yang serius. Karena menurutnya, hampir seluruh
keluarganya berpostur tubuuh kecil dengan berat badan yang sudah pasti kurang.
Kedua hal ini membuktikan bahwa kurangnya pengetahuan dan kewaspadaan seorang ibu terhadap masalah
kesehatan balitanya. Yang bila dibiarkan berlarut-larut akan menimbukan permasalah tumbuh kembang. Oleh karena
itu, pembinaan dinilai sangat perlu dilakukan pada keluarga ini.

Pelaku rawat/contact person/significant other dari pasien :


Hubungan dengan pasien : Orang tua pasien (Ibu pasien)

Data Demografi Keluarga :


Alamat : RT/RW 006/005 Kelurahan Pisangan Baru, Kecamatan Matraman.

No.telp : pasien menolak memberikan no.telp dengan alasan pribadi.

Tabel 1. Anggota keluarga yang tinggal serumah atau yang memiliki hubungan dekat dengan keluarga
Kedudukan Berpartisipasi
Umur
No Nama dalam L/P Pendidikan Pekerjaan dalam Keterangan
(thn)
keluarga pembinaan
Sedang
1. M. Aji KK L 38 Tamatan SMA Wiraswasta Tidak berada di luar
Kota
Nuni Ibu Rumah
2. Isteri P 35 Tamatan SMA Ya
Ningsih Tangga
Ayu
3. Anak I P 16 Masih SMA Belum bekerja Ya
Ningtyas
Meninggal
4. An. Mr. X Anak II L 0 - - Tidak saat
melahirkan
11 Belum
5. Amanda Anak III P Belum bekerja Ya
bulan Sekolah

Diagram 1. Genogram

Keluarga Ayah Keluarga Ibu

Keterangan :

Laki-laki

Perempuan

Pasien

Meninggal

Pelatihan Dokter Keluarga IKK FKUI 2017


Bentuk keluargaPortofolio - BERKAS PASIEN
: dan KELUARGA
Nuclear BINAAN
Family (Keluarga inti) 17

Tahapan siklus hidup keluarga :

Diagram 2. Family map

Ayah Ibu

Anak 2 Anak 1

Tabel 2. Fungsi-fungsi dalam keluarga


Kesimpulan pembina untuk
Fungsi
Penilaian fungsi keluarga yang
keluarga
bersangkutan
Keluhan pasien sudah berjalan selama 2 Fungsi biologis berjalan kurang
hari, dengan disertai penurunan nafsu baik. Sikap kewaspadaan ibu
makan. Namun baru dibawa ke Puskesmas pasien dalam menghadapi
karena ibu pasien mengira hanya masalah penyakit anaknya sangat
biasa. buruk.
Biologis
Sejak lahir pasien juga memiliki Berat Badan Terdapat keterbatasan peran
yang tergolong kecil, namun selama ini ibu salah satu anggota
pasien tidak pernah melakukan konsultasi keluarga(Ayah pasien) untuk
kepada dokter ataupun ahli gizi. menjadi pelaku rawat bagi
pasien.

Ibu pasien merupakan ibu rumah tangga Fungsi psikologis berjalan


yang harus mengurus kedua anaknya kurang baik. Terdapat masalah
seorang diri sehari-harinya, karena suami dalam peran mengurus anak.
Psikologis
bekerja di luar kota (Tangerang). Sehingga
terkadang ibu pasien kewalahan dalam
menyiasati bila anak sakit.

Keluarga ini merupakan keluarga dengan Fungsi sosial berjalan dengan


pendidikan menengah. Ibu dan Ayah pasien baik.
adalah lulusan SMA. Saat ini anak yang
paling besar masih duduk di bangku SMA.
Hubungan dengan tetangga berjalan sangat
baik, hal ini dibuktikan saat pembina mencari
Sosial
alamat rumah pasien ke alamat yang lama,
dan ternyata para tetangga pasien mengenal
orang tua pasien, dan mengetahui alamat
pasien yang baru. Dan para tetangga di
alamat pasien yang baru pun sangat
mengenal orang tua pasien.

Pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder, Fungsi ekonomi belum berjalan


menurut ibu pasien dirasa cukup meskipun dengan baik, sehingga anak
Ekonomi dan penghasilan suami yang pas-pasan. Namun, pasien diajurkan untuk
pemenuhan akan sangat terkendala bila anak nya sakit didaftarkan BPJS.
kebutuhan karena belum memiliki Jaminan Kesehatan
(BPJS), sehingga harus menggunakan dana
sendiri bila berobat.

Data Risiko Internal Keluarga

Tabel 3. Perilaku kesehatan keluarga

Pelatihan Dokter Keluarga IKK FKUI 2017


Portofolio - BERKAS PASIEN dan KELUARGA BINAAN 18
Sikap & perilaku keluarga yang Kesimpulan pembina untuk
Perilaku
menggambarkan perilaku tersebut perilaku yang bersangkutan

Selalu cuci tangan sebelum dan sesudah makan Dipertahankan perilaku pola
Selalu cuci tangan sebelum dan sesudah hidup sehat, dan segera ditata
menceboki balita ulang kondisi di dalam ruma, agar
Mandi dan ganti baju minimal dua kali sehari terlihat lebih rapi.
Kebersihan pribadi
Membuang BAB dan BAK di kamar mandi yang
dan lingkungan
berjamban sehat.
Kondisi di dalam rumah belum tertata dengan
rapi.

Selalu cuci tangan sebelum memberi makan Dipertahankan perilaku pola


balita dan sebelum menyiapkan makanan balita. hidup sehat
Pencegahan spesifik Mencuci peralatan makan dan minum balita
dengan sabun dan air mengalir, dan merebus
dengan air panas sebelum digunakan kembali.

Ibu pasien kurang memiliki pengetahuan terkait Pengetahuan dan Perilaku ibu
pemberian Gizi balita. terhadap pemenuhan gizi
Gizi keluarga
Kurang bisa menyiasati ketika anak tidak mau anaknya masih kurang.
makan.

Walaupun pasien memiliki Berat badan yang Asah, asih dan asuh berjalan
kurang, namun perkembangan kognitif nya sudah lumayan baik dari posisi
terbilang normal. Hal ini dibuktikan dengan ibu, namun belum berjalan baik
pasien sudah mampu untuk belajar berjalan, dari posisi ayah.
Asah, asih, asuh berceloteh dan berinteraksi dengan pembina.
Kedua anak mendapat perhatian yang cukup dari
ibu, namun kurang interaksi dengan ayahnya.
Kakak pasien terlihat sangat perhatian dan
menyayangi adik perempuannya (pasien)

Anak pertama dari keluarga lahir normal di Ada kemajuan dari segi
rumah, dibantu oleh bidan desa dan dukun kesehatan reproduksi, mulai dari
beranak. persalinan ditolong dukun
Anak kedua dari keluarga meninggal saat beranak, hingga terakhir ditolong
melahirkan normal di salah satu klinik bidan oleh bidan.
Kesehatan swasta di Jakarta. Dipertahankan penggunaan KB
reproduksi Anak ketiga (pasien) lahir normal ditolong Bidan secara kontinu.
di salah satu Rumah Sakit Umum di Jakarta. Kepedulian ibu pasien terkait
Pasien hingga saat ini masih menggunakan KB kesehatan reproduksinya masih
suntik 3 bulan. kurang.
Ibu pasien belum pernah melakukan
pemeriksaan Pap smear ataupun IVA.

Kepedulian keluarga terhadap


Latihan jasmani/ Kurang berolahraga pentingnya melakukan aktifitas
aktivitas fisik
fisik masih kurang.

Ibu pasien jarang menimbang balitanya (pasien) Kesadaran ibu pasien tentang
Penggunaan ke Posyandu terdekat. Ibu pasien juga sesekali pentingnya penggunaan
pelayanan kesehatan membawa balitanya ke Puskesmas bila sakit. pelayanan kesehatan terhadap
keluarganya masih kurang.

Ibu pasien biasa membeli makanan di warteg dan Kesadaran akan pemenuhan gizi
Kebiasaan/perilaku
jarang masak, sehingga komposisi masakan dan keluarga masih kurang
lainnya yang buruk
kandungan gizi dalam masakan tidak dapat
untuk kesehatan
dinilai.

Data Sarana Pelayanan Kesehatan dan Lingkungan Kehidupan Keluarga

Tabel 4. Faktor pelayanan kesehatan

Pelatihan Dokter Keluarga IKK FKUI 2017


Portofolio - BERKAS PASIEN dan KELUARGA BINAAN 19
Kesimpulan pembina untuk
Faktor Keterangan
faktor pelayanan kesehatan

Pusat
pelayanan
kesehatan
Puskesmas Kecamatan Matraman
yang
digunakan oleh
keluarga
Cara mencapai Yang masih menjadi
pusat kendala bagi keluarga
Menggunakan angkutan umum atau pasien adalah akses
pelayanan
ojek menuju ke puskesmas
kesehatan
tersebut setempat, sementara
dari segi tarif tergolong
Tarif pelayanan masih terjangkau
kesehatan sangat mahal / mahal / terjangkau / meskipun pasien belum
tersebut murah / gratis memiliki BPJS.
dirasakan
Kualitas
pelayanan
sangat baik / baik / biasa / tidak
kesehatan
memuaskan / buruk
tersebut
dirasakan

Tabel 5. Lingkungan tempat tinggal

Kepemilikan rumah : menumpang / kontrak / hibah / milik sendiri


Daerah perumahan : kumuh / padat bersih (perumahan) / berjauhan / mewah

Kesimpulan pembina
Karakteristik Rumah dan Lingkungan untuk lingkungan
tempat tinggal

Luas rumah : 5 x 5 m2 Keluarga Pasien


mengontrak di sebuah
Jumlah orang dalam satu rumah : 3 orang
rumah bertingkat 2.
Luas halaman rumah : - Kontrakan berupa kamar-
kamar dengan luas 5x5 m2,
Bertingkat / tidak bertingkat dengan letak kamar mandi
Lantai rumah dari : tanah / semen / keramik / lain- di dalam.
lain Di lantai tingkat 2 yang
sama dengan keluarga
Dinding rumah dari : papan / tembok / kombinasi pasien, terdapat sekitar 10
dengan triplek kamar yang seluruhnya
berpenghuni.
Penerangan di dalam rumah
Kamar layak huni, namun
Jendela : ada / tidak ; Jumlah: 1 buah
pencahayaan dan ventilasi
Listrik : ada / tidak
kurang. Serta terbatasnya
Ventilasi ruangan, membuat tata
Kelembapan rumah : lembap / tidak letak barang di dalam
Bantuan ventilasi di dalam rumah : ada / tidak kontrakan tidak beraturan
Bila ada, yaitu: AC / Kipas angin sehingga terkesan tidak
/ exhaust fan rapi.

Pelatihan Dokter Keluarga IKK FKUI 2017


Portofolio - BERKAS PASIEN dan KELUARGA BINAAN 20
Kebersihan di dalam rumah : terlihat bersih

Tata letak Barang dalam rumah : tidak beraturan


karena sempit.

Sumber air
air minum dari : Sumur / pompa tangan / pompa
listrik / PAM /
beli dari tukang air
air cuci dan masak dari: Sumur / pompa tangan /
pompa listrik /
PAM / beli dari tukang air
Kulkas
Jarak sumber air dari septic tank : > 10 m

Kamar Mandi Keluarga: Ada


Tempat WC/ Tidak Ada
Tidur
Dalam Rumah / Luar
Rumah
Jumlah 1 buah, ukuran
2
1.5 x 2 m

Jamban : Ada / Tidak Ada


Dengan pegangan / Tanpa pegangan
5m

TV
Bentuk jamban : Jongkok / Duduk

Limbah & sampah


Limbah dialirkan ke : tidak ada / selokan / kali
Tempat sampah di luar rumah : ada / tidak
Kesan kebersihan lingkungan permukiman: baik /
cukup / kurang
5m
Diagram 3. Denah rumah
(termasuk ukuran, gambaran ventilasi, tata ruang, dan arah mata angin)

Pelatihan Dokter Keluarga IKK FKUI 2017


Portofolio
Diagram 4. Peta - BERKAS
rumah dicapai dariPASIEN dan KELUARGA BINAAN
Puskesmas 21
(agar pembina selanjutnya mudah menemukannya kembali)

Tabel 6. Lingkungan pekerjaan

Apakah ada anggota keluarga yang bekerja? Ya / tidak


Bila ya, apakah ada resiko kesehatan dalam pekerjaannya? Tidak / Ya, sebutkan :
Ayah pasie adalah seorang mekanis, reparasi dan servis AC, beresiko terpajan zat
pembersih dan debu dari AC yang kotor bila tidak menggunakan alat pelindung
diri.

Kesimpulan pembina
Risiko pada pekerjaan untuk risiko penyakit
akibat kerja

Pajanan fisik (iklim, getaran, bising, cahaya,


gelombang mikro, dsb): -

Pajanan kimia / zat berbahaya (debu, uap, gas,


awan, larutan, dsb):
Resiko masalah kesehatan
Pajanan biologis (mikroorganisme virus, bakteri, akibat pekerjaan masih
jamur, parasit debu organik, sampai pada binatang besar, jadi penggunaan
mammalia): alat pelindung diri saat
bekerja, dan menjaga
PHBS setelah selesai
bekerja menjadi hal yang
Pajanan fisiologis (ergonomis, gizi): - penting.

Pajanan psikologis (stres)

Pengkajian Masalah Kesehatan Keluarga


Conceptual Framework

Pelatihan Dokter Keluarga IKK FKUI 2017


Portofolio - BERKAS PASIEN dan KELUARGA BINAAN 22

Diagnosis Kesehatan Keluarga


masalah internal keluarga:

masalah eksternal keluarga:

Skor kemampuan keluarga dalam penyelesaian masalah dan Rencana Penatalaksanaan

No Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan Coping


score
awal
Masalah Internal
Pengetahuan ibu pasien Ibu Pasien
tentang penyakit anaknya
masih kurang, sehingga
menggangap bahwa penyakit
anaknya adalah hal yang
biasa
Rendahnya kesadaran ibu Ibu Pasien
pasien untuk langsung
memeriksakan anaknya ke
fasilitas pelayanan kesehatan
saat ada keluhan kesehatan.
Kurangnya kemampuan ibu Ibu Pasien
untuk menyiasati anaknya
yang tidak mau makan
Kebiasaan berganti-ganti Ibu Pasien
susu formula.

Masalah Eksternal

Ibu pasien adalah seorang ibu


rumah tangga yang tidak
berpenghasilan, dan hanya
mengharapkan pemberian dari
Ayah pasien.

Pelatihan Dokter Keluarga IKK FKUI 2017


Portofolio - BERKAS PASIEN dan KELUARGA BINAAN 23
Ayah pasien bekerja di luar kota,
membuat ibu pasien kerepotan
harus mengurus 2 anak
sendirian, apalagi bila ada yang
sakit.
Penghasilan suami yang pas-
pasan, membuat ibu pasien
harus mengganti susu formula
yang harganya terjangkau.
Tetangga pasien juga memiliki
pengetahuan yang rendah
tentang kesehatan, sehingga
seringkali memberikan saran
yang kurang baik terkait
penyakit anaknya.
Tidak adanya alokasi dana
khusus untuk kesehatan
keluarga.

Pasien belum memiliki kartu


Jaminan Kesehatan (BPJS),
sehingga harus menggunakan
biaya sendiri bila berobat ke
Puskesmas.
Jarak Puskesmas dengan
rumah pasien jauh

Kondisi tempat tinggal yang


sempit, kurang pencahayaan
dan ventilasi, sehingga tataletak
barang dalam rumah tidak
teratur.

Keterangan Coping score:


1 = Tidak dilakukan, menolak, tidak ada partisipasi
2 = Mau melakukan tapi tidak mampu, tak ada sumber (hanya keinginan) penyelesaian masalah dilakukan
sepenuhnya oleh provider
3 = Mau melakukan, namun perlu penggalian sumber yang belum dimanfaatkan sehingga penyelesaian masalah
dilakukan sebagian besar oleh provider
4 = Mau melakukan namun tak sepenuhnya, masih tergantung pada upaya provider
5 = Dapat dilakukan sepenuhnya oleh keluarga

TINDAK LANJUT & HASIL INTERVENSI

Tanggal Intervensi yang dilakukan, evaluasi, diagnosis holistik, dan rencana selanjutnya
Kedatangan
pertama

Pelatihan Dokter Keluarga IKK FKUI 2017


Tindak lanjut IPortofolio - BERKAS PASIEN dan KELUARGA BINAAN 24

Tindak lanjut II

Kesimpulan Pembinaan Keluarga pada Pembinaan Keluarga Saat ini


(keadaan kesehatan keluarga pada saat berakhirnya pembinaan pertama, faktor-faktor pendukung dan
penghambat partisipasi keluarga, indikator keberhasilan, serta rencana pembinaan keluarga selanjutnya)

Masalah kesehatan keluarga pada saat berakhirnya pembinaan pertama dan coping score akhir

Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan keluarga :

Pelatihan Dokter Keluarga IKK FKUI 2017


Portofolio
Faktor penghambat - BERKAS masalah
terselesaikannya PASIEN kesehatan
dan KELUARGA BINAAN
keluarga : 25

Rencana pembinaan keluarga selanjutnya

Persetujuan Pembimbing Kedokteran Keluarga


Tanda Tangan :

Nama Jelas :

Tanggal :

Pelatihan Dokter Keluarga IKK FKUI 2017


Portofolio - BERKAS PASIEN dan KELUARGA BINAAN 26

Pelatihan Dokter Keluarga IKK FKUI 2017


Portofolio - BERKAS PASIEN dan KELUARGA BINAAN 27

Pelatihan Dokter Keluarga IKK FKUI 2017


Portofolio - BERKAS PASIEN dan KELUARGA BINAAN 28

Pelatihan Dokter Keluarga IKK FKUI 2017


Portofolio - BERKAS PASIEN dan KELUARGA BINAAN 29

Pelatihan Dokter Keluarga IKK FKUI 2017


Portofolio - BERKAS PASIEN dan KELUARGA BINAAN 30

Pelatihan Dokter Keluarga IKK FKUI 2017

Anda mungkin juga menyukai