Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

ANALISIS RISIKO PEKERJA PEMOTONGAN TERNAK SAPI TERHADAP


KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Disusun Oleh :
Muhamad Faisal A
(101411535032)

UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN K3
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan kerja sangatlah penting, karena kesehatan kerja berkaitan erat dengan
keefisiensian kerja seorang pekerja. Tingkat produktivitas seorang pekerja akan rendah jika
kesehatannya terganggu akibat lingkungan kerja yang buruk. Selain produktivitas, kualitas
atau mutu produk juga akan berpengaruh. Gangguan-gangguan terhadap kesehatan kerja yang
tidak ditangani sesegera mungkin akan menyebabkan timbulnya penyakit yang secara umum
digolongkan menjadi dua yaitu penyakit umum dan penyakit akibat kerja.
Pada umumnya sifat pekerjaan informal hanya berdasarkan perintah dan perolehan upah.
Hubungan yang ada hanya sebatas majikan dan buruh (tenaga kerja), dengan minimnya
perlindungan K3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu perlindungan
tenaga kerja di segala jenis kegiatan usaha, baik formal maupun informal. Kegiatan dan
penerapan K3 terhadap tenaga kerja di sector formal, pada umumnya sudah diterapkan
dengan baik. Sedangkan penerapan di sector informal belum diketahui dengan baik.
Banyak pekerjaan manusia yang sering terpapar bahaya di lingkuangan kerja maupun
perilaku manusianya.Hal ini juga terjadi pada pekerja sektor

1.2 Rumusan masalah


a. Bagaimana proses pemotongan ternak sapi ?
b. Bagaimana faktor risiko pada pekerja pemotongan ternak sapi?
c. Bagaimana upaya pengendalian yang dapat dilakukan ?
1.3 Tujuan Masalah
a. Mengetahui proses pemotongan ternak sapi
b. Mengetahui faktor risiko pada pekerja pemotongan ternak sapi
c. Merumuskan upaya pengendalian yang dapat dilakukan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Proses Pemotongan Ternak Sapi
Dibawah ini proses pemotongan ternak sapi yang sudah terstandar oleh Dinas
Peternakan ,namum akan ada beberapa hal yang berbeda dengan proses pemotongan
ternak sapi yang dilakukan oleh pekerja informal ;
a. Pemilihan hewan
Sebelum melakukan penyembelehan, sebaiknya hewan yang akan dipotong di
seleksi dulu. Seleksi dapat di lakukan dengan melihat beberapa faktor diantaranya:
ukuran hewan dan tingkat kesehatannya. Hewan yang gemuk lebih baik daripda
hewan yang kurus karena dagingnya lebih banyak. Sedangkan hewan yang sakit
sebaiknya jangan di potong dulu. Tunggu sampai sakitnya sembuh dulu, di
kuatirkan hewan yang sakit tersebut dapat menularkan penyakitanya pda manusia.

b. Pengistirahatan hewan
Pengistirahatan hewan berhubungan erat dengan daya tahan daging. Hewan yang
letih saat di potong cadangan glikogennya rendah. Sehingga pada proses
glikolisasi di peroleh asam laktan dengan kadar yag rendah.

c. Pencucian hewan
Hewan yang akan di potong sebaiknya di mandikan terlebih dahulu agar bersih
dari kotoran seperti feces, bekas urine, dll.

d. Penimbangan Hewan
Fungsinya untuk mengetahui berat kotor hewan sebelum di potong.

e. Pemotongan hewan
Pada dasarnya menyembeleh hewan adalah memotong saluran darah atau urat
besar yang ada di leher dekat dengan kepala. Secara teoritis, jika urat darah di
bagian tersebut terpotong, hewan pasti akan mati. Pada beberapa hewan, sebelum
di potong biasanya dilakukan pemingsanan terlebih dahulu yaitu dengan
pemberian aliran listrik. Sedangkan pada hewan seperti unggas, biasanya di
lakukan penggantungan dengan cara memegangi kakai dan sayapnya.

f. Pemisahan kepala dan kaki


Setelah hewan di nyatakan mati, segera di lakukan proses pemisahan kepala dan
kaki bagian bawah. Pada unggas, hal tersebut tidak di lakukan, karena biasanya
unggas di jual dalam kondisi utuh, kecuali akan di jual per bagian.

g. Pengulitan / penghilangan bulu


Pengulitan di lakukan pada hewan yang berkulit seperti sapi, kambing, kerbau,
kuda, kelinci, dan lain-lain. Sedangkan pada unggas dan babai hanya di lakukan
pembuangan bulu saja.
h. Pengeluaran organ dalam
Pengeluaran organ dalam berhubungan erat dengan daya simpan dan kebersihan.
Karena dalam organ dalam terdapat kantong kotoran yang akan mempercepat
pembusukan jika tidak segera di keluarkan.

i. Penimbangan dan pemeriksaan karkas


Setelah karkas di peroleh, lakukan penimbangan untuk mengetahui berapa banyak
daging yang di peroleh dari seekor hewan yang telah di timbang seperti pada point
4. PEmeriksaasn karkas perlu di lakukan untuk menentukan kuantitas daging yang
bisa di enak di makan dan yang di jadikan tetelan.

j. Pelayuan dan penyimpanan


Pelayuan di lakukan jika ingin memperoleh daging yang empuk. Pelayuan di
lakukan pad suhu sekitar 2-4 oC dengan RH 85-90% selama waktu tertentu.
Waktu pelayuan tergantung pada jenis hewannya. Daging sebelum di olah atau di
edarkan di pasaran biasanya di simpan di delam freezer agar tetap segar dan
terjaga kualitasnya.

2.2 Faktor Risiko Pada Pekerja Pemotongan Ternak Sapi


a. Potensial hazard lingkungan fisik
1. Suhu yang dingin karena pekerjaan dilakukan pada malam sampai
menjelang pagi hari
2. Tersayat benda tajam
3. Terseruduk hewan sapi
4. Terjatuh karena lantai licin
5. Anggota tubuh terkilir
6. Mata terkena cairan darah hewan yang dipotong
7. Bau tidak sedap
b. Potensial Hazard Lingkungan Kimia
1. Penggunaan pembersih lantai
2. Penggunaan klorin
c. Potensial Hazard Lingkungan Biologi
Terpapar mikrobiologi di lingkungan kerja
1. Protozoa Trypanosoma evansi
2. Bacillus Anthracis
3. Brucella abortus
4. virus Gamma Herpesvirinae
5. Tungau sarcoptes scabei
6. Helminthiasis
7. Septichaema Epizootica
8. Kecoa
9. Lalat
10. Tikus
11. Darah yang berceceran
12. Tuberculosis
d. Potensial Hazard Lingkungan Fisiologi
1. Stasiun kerja yang tidak ergonomis. Karena selama mereka bekerja mereka
terus saja berdiri.
2. Resiko musculoskeletal karena menggunakan manual handling dalam
pekerjaannya
3. Posisi saat berkendara yaitu sikap tidak alamiah seperti terlalu
membungkuk ke
depan, miring ke samping dan lain sebagainya

e. Potensial Hazard Lingkungan Psikology


1. Tekanan dari pihak atasan misalnya mencapai target pekerjaan
2. Pekerjaan dimulai pada malam hari sampai pagi hari

Saat kecelakaan kerja (work accident) terjadi, seberapapun kecilnya, akan


mengakibatkan efek kerugian (loss). Karena itu sebisa mungkin dan sedini mungkin,
kecelakaan/ potensial kecelakaan kerja harus dicegah/ dihilangkan, atau setidak-
tidaknya dikurangi dampaknya. Penanganan masalah keselamatan kerja di dalam
sebuah perusahaan harus dilakukan secara serius oleh seluruh komponen pelaku
usaha, tidak bisa secara parsial dan diperlakukan sebagai bahasan-bahasan marginal
dalam perusahaan. Secara umum penyebab kecelakaan di tempat kerja adalah sebagai
berikut:
a. Kelelahan (fatigue)
b. Kondisi tempat kerja (enviromental aspects) dan pekerjaan yang tidak
aman (unsafe working condition)
c. Kurangnya penguasaan pekerja terhadap pekerjaan, ditengarai penyebab
awalnya (pre-cause) adalah kurangnya training
d. Karakteristik pekerjaan itu sendiri.

Aktifitas, situasi, kondisi, kejadian, gejala, proses, material, dan segala sesuatu
yang ada di tempat kerja/ berhubungan dengan pekerjaan yang menjadi/ berpotensial
menjadi sumber kecelakaan/ cedera/ penyakit/ dan kematian disebut dengan Bahaya/
Risiko. Secara garis besar, bahaya/ risiko dikelompokkan menjadi tiga kelompok
yaitu:
a. Bahaya/ risiko lingkungan
Termasuk di dalamnya adalah bahaya-bahaya biologi, kimia, ruang kerja, suhu,
kualitas udara, kebisingan, panas/ termal, cahaya dan pencahayaan. dll.
b. Bahaya/ risiko pekerjaan/ tugas
Misalnya: pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan secara manual, peralatan dan
perlengkapan dalam pekerjaan, getaran, faktor ergonomi, bahan/ material kerja
c. Bahaya/ risiko manusia
Kejahatan di tempat kerja, termasuk kekerasan, sifat pekerjaan itu sendiri yang
berbahaya, umur pekerja, Personal Protective Equipment, kelelahan dan stress
dalam pekerjaan, pelatihan, dsb Berdasarkan derajat keparahannya,
2.3 Usaha Pengendalian Kecelakaan Kerja Dan Penyakit Akibat Kerja
Pengendalian yang dapat dilakukan untuk mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja yaitu :
1. Membersihkan lantai atau permukaan lingkungan kerja yang terkena ceceran
darah
2. Hygiene personal juga harus dijalankan oleh pekerja.
3. Penggunaan Baju kerja khusus , penggunaan alas kaki untuk mencegah
tergelincir,penggunaan sarung tangan,penutup muka seperti masker ,
4. Adanya alat cuci tangan maupun kamar mandi ,dan disediakan pula alkhohol
untuk membersihkan tangan dari bakteri
5. Mengatur Stasiun Kerja yang Ergonomis
6. Membuat SOP pekerja
7. Bila terjadi kecelakaan lakukan pertolongan pertama
8. Melakukan tes kesehatan secara berkala
9. Memeriksa hewan yang akan dipotong apakah layak potong
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga
kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya.Pada Pengelolah pekerja
pemotongan ternak sapi seharusnya menggunakan alat pelindung diri karena beresiko
menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
SARAN
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan karena sakit
dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost benefit) bagi
pengelola dan pekerja itu sendiri karena itu kesehatan dan keselamatan kerja harus
dikelola secara maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai