PENDAHULUAN
Kata anestesi berasal dari bahasa Yunani yang berarti keadaan tanpa rasa sakit.
Anastesiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mendasari berbagai tindakan yang
dioperasi atau tindakan lainnya, bantuan hidup (resusitasi), perawatan intensif pasien
Anestesi dibagi menjadi dua kelompok yaitu anestesi lokal dan anestesi
umum. Pada anestesi lokal hilangnya rasa sakit tanpa disertai hilang kesadaran,
sedangkan pada anestesi umum hilangnya rasa sakit disertai hilang kesadaran.1
Anestetik lokal ialah obat yang menghasilkan blokade konduksi atau blokade
lorong natrium pada dinding saraf secara sementara terhadap rangsang transmisi
sepanjang saraf, jika digunakan pada saraf sentral atau perifer. Anestetik lokal setelah
keluar dari saraf diikuti oleh pulihnya konduksi saraf secara spontan dan lengkap
PEMBAHASAN
A. Definisi
Anestesi Regional atau anestesi lokal merupakan Penggunaan obat analgetik
lokal untuk menghambat hantaran saraf sensorik, sehingga impuls nyeri dari suatu
terpengaruh sebagian atau seluruhnya dan dalam keadaan penderita tetap sadar.
dihubungkan dengan gugus aromatik hidrofobik oleh gugus antara. Gugus antara
dan gugus aromatik dihubungkan oleh ikatan amida atau ikatan ester. Berdasarkan
urin dan sebagian kecil dieksresi dalam bentuk utuh. Contohnya: Lidocaine /
Levobupivacaine.
Ester:
acid).
Amide :
Lebih stabil dalam bentuk larutan
Dimetabolisme dalam hati
Masa kerja lebih panjang
Tidak bersifat allergen
a. Kokain
Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tumbuhan
Dalam tubuh manusia. Kokain dapat memicu metabolisme sel menjadi sangat
cepat.
Kokain diklasifikasikan sebagai suatu narkotik, bersama dengan
morfin dan heroin karena efek adiktif dan efek merugikannya telah dikenali.
Saat ini, Kokain masih digunakan sebagai anestetik lokal, khususnya untuk
mental dan fisik. Dalam dosis rendah dapat disertai dengan perbaikan kinerja
pada beberapa tugas kognitif. Tetapi, pada penggunaan Kokain dosis tinggi
kadang agitasi. Pada pemakaian Kokain ringan sampai sedang, gejala putus
Kokain menghilang dalam 18 jam. Pada pemakaian berat, gejala putus Kokain
bisa berlangsung sampai satu minggu, dan mencapai puncaknya pada dua
bila dikenakan secara lokal. Efek sistemiknya yang paling mencolok yaitu
Pada manusia, zat ini menyebabkan banyak bicara, gelisah, dan euforia.
simpatis.
Efek lokal kokain terpenting, yaitu kemampuannya untuk memblokade
konduksi saraf. Atas dasar efek ini, pada suatu masa kokain pernah digunakan
secara luas untuk tindakan di bidang optalmologi; tetapi kokain ini dapat
napas atas.
Farmakokinetik Kokain
disertai sakit kepala, nadi cepat, napas tidak teratur, dan suhu badan naik. Juga
Dosis
b. Prokain
Prokain, obat anestesi sintetik yang pertama kali dibuat, merupakan
derivat-benzoat yang disintesa pada tahun 1905 (Einhorn) dengan sifat yang
tidak begitu toksik dibandingkan Kokain. Anestetik lokal dari kelompok ester
ini bekerja dengan durasi yang sangat singkat. Dalam tubuh zat ini dengan
minimal. Akan tetapi, resorpsi Prokain di kulit buruk, karena itu, Prokain
hanya digunakan sebagai injeksi dan sering kali bersamaan dengan adrenalin
banyak digantikan oleh lidokain dengan efek samping yang lebih ringan.
Farmakodinamik Prokain
Pada penyuntikan prokain SK dengan dosis 100-800 mg, terjadi
analgesia umum ringan yang derajatnya berbanding lurus dengan dosis. Efek
antiaritmia, berefek anestetik lokal, dan antipasmodik yang lebih lemah dari
prokain. Prokain dan beberapa anestetik lokal lain dalam badan, dihidrolisis
menjadi PABA (Para Amino Benzoic Acid), yang dapat menghambat daya
kerja sulfonamid. Oleh karena itu, sebaiknya prokain dan anestetik lokal
Intoksikasi
Absorpsi prokain diperlambat dengan vasokonstriktor, sehingga
toksisitasnya menjadi jauh lebih ringan. Hasil hidrolisis prokain tidak toksik.
Indikasi
Prokain digunakan secara suntikan untuk anestesi infiltrasi, blokade
dosis rendah sudah dapat mengakibatkan kolaps dan kematian, serta reaksi
zat ini tidak memberikan adiksi. Reaksi alergi ini dapat juga terjadi karena
c. Tetrakain
digunakan sebagai obat untuk diagnosis atau terapi pembedahan. Akan tetapi,
atau embriosidal atau lainnya) dan belum ada penelitian yang terkendali pada
wanita atau penelitian pada wanita dan hewan belum tersedia. Obat
terhadap bahaya potensial pada janin. Selain itu, Tetrakain yang potensiasinya
lebih tinggi dibandingkan dengan dua obat anestesi local golongan ester
lainnya ini memiliki efek samping berupa rasa seperti tersengat. Namun, efek
ini tidak membuat Tetrakain jarang digunakan, hal ini karena salah satu
rectum, dan dan kulit.7,8 Berkhasiat 10 kali lebih kuat daripada prokain, tapi
juga 10 kali lebih toksik daripada prokain. Lebih disukai digunakan sebagai
keracunan absorpsi.
Salah satu anastetik lokal yang dapat digunakan secara topikal pada
Dosis
a. Lidocaine
terjadi lebih cepat, lebih kuat, lebih lama dan lebih ekstensif daripada yang
sedangkan larutan 1,0-2% untuk anestesia blok dan topikal. Anestetik ini
larutan 0,5-5% dengan atau tanpa epinefrin (1: 50.000 sampai 1 : 200.000).
Setelah disuntikkan, obat dengan cepat akan dihidrolisis dalam jaringan tubuh
pada pH 7,4-4,5.
Indikasi
dan secara setempat untuk anestesia selaput lendir. Pada anestesia infiltrasi
epinefrin dosis total tidak boleh melebihi 200 mg dalam waktu 24 jam, dan
dengan epinefrin tidak boleh melebihi 500 mg untuk jangka waktu yang sama.
dengan epinefrin; untuk anestesia infiltrasi dengan mula kerja 5 menit dan
masa kerja kira-kira 1 jam dibutuhkan dosis 0,5-1,0 mL. Untuk blokade saraf
xilidid dan glisin xilidid ikut berperan dalam timbulnya efek samping ini.
Dosis
b. Etidokain
retrobulbar, ulnar dan inferior alveolar) dan pusat neural blok (Lumbar atau
pembuluh darah kolaps, dan berbagai macam penyakit cardiac, reaksi alergi
c. Levobupivacaine
memiliki atom karbon asimetrik dan isomir Levo(-). Ini merupakan entiomer-
dengan mudah dan beraksi lebih cepat. Ikatan dengan protein lebih dari 97%
lebih sedikit vasodilatasi dan memiliki duration of action yang lebih panjang
yaitu sekitar 8 jam. Obat ini memiliki sekitar 13 persen daya potensil (melalui
blok saraf perifer dan infiltrasi. Penggunaan intravena sangat terbatas karena
beresiko toksik. Bersihan obat dalam plasma akan menurun bila terjadi
Mekanisme aksi sama dengan bupivakain atau obat anestesi lokal lain.
akan melingkupi membran akson sehingga memblok kanal natrium dan akan
toksik pada jantung dan saraf lebih besar pada levobupivakain dari pada
bupivakain. Batas keamanan 1,3 mempunyai arti efek toksik tidak akan
Indikasi
pleksus brakialis, blok supra dan infra klavikuler, blok interkostal dan
interskalen, blok saraf perifer, blok peribulber dan retrobulber, infiltrasi lokal,
dan kronis, ophtalmic, anestesi epidural dan intratekal pada orang dewasa
Dosis
Efek Samping
Jarang terjadi reaksi efek samping jika pemberian obat ini benar.
jumlah yang berlebih dari buvicaine terutam dihasilkan di sistem saraf pusat
Efek CNS meliputi eksitasi CNS (gelisah, gatal disekitar mlut, tinitus,
tremor, pusing, penglihatan kabur, seizure) dan diikuti oleh depresi (perasaan
pernafasan.
d. Ropivakain/Naropin
lokal golongan amida. Naropin injeksi adalah larutan isotonik yang steril,
Klorida (NaCl) agar menjadi larutan isotonik dan aqua untuk injeksi. Natrium
Efek Samping
yang dapat terjadi apabila melebihi dosis, jarum suntik masuk ke dalam
pembuluh darah tanpa sengaja atau jika metaolisme obat tersebut dalam tubuh
lambat.
penanganan yang cepat adalah efek sampingnya pada sistem saraf pusat (SSP)
dan sistem kardiovaskuler. Reaksi efek samping ini pada umumnya tergantung
pada dosis dan disebabkan oleh kadar obat dalam plasma yang tinggi yang
bisa terjadi karena over dosis, absorbsi (penyerapan) obat terlalu cepat dari
tempat suntikan, rendahnya toleransi pasien terhadap obat, atau apabila jarum
blok epidural melalui lumbal (tulang punggung) , atau ketika melakukan blok
leher), dapat mengakibatkan depresi pernafasan dan apnea (sesak nafas) total
atau apnea sesuai tingkat saraf spinal yang mengontrol pernafasan. Juga dapat
terjadi hipotensi karena berkurangnya tonus (kekuatan) saraf simpati atau para
obat anastetik mencapai tingkatan saraf motorik di kepala. Keadaan ini dapat
tubuh secara mendadak diatas 38,5oC. ini paling sering terjadi apabila dosis
penguatan kabur, atau tremor (bergetar) dapat terjadi dan bahkan dapat
mendadak atau bisajuga tidak terjadi, dimana reaksi efek samping hanya
berupa depresi. Depresi ini bisa berlanjut menjadi rasa kantuk dan akhirnya
kesadaran pasien hilang dan terjadi henti nafas. Efek samping lainnya pada
sistem saraf pusat adalah nausea (mual), muntah menggigil, dan konstriksi
jantung tidak berirama), yaitu takikardi ventrikel (denyut jantung diatas 100
kali/ menit) dan vibrilasi atrium (jantung berdebar) dan bahkan henti jantung
(oleh karena itu, perlu diperhatikan catatan peringatan, pencegahan, dan
bisa saja terjadi jika pasien terlalu sensitif terhadap obat anestesi lokal
(perhatikan peringatan pada label obat). Reaksi efek samping alergi ditandai
berat). Sensistifitas silang antar obat anestesi lokal kelompok amida pernah
terjadi.
e. Bupivacaine
kanal sodium dan menutup sodium influk kedalam sel saraf. Merupakan
anestetik lokal yang mempunyai masa kerja yang panjang, dengan efek
blockade terhadap sensorik lebih besar daripada motorik. Karena efek ini
selama diastolic, sehingga ada fraksi yang cukup besar tetap terhambat pada
akhir diastolik. Manifestasi klinik berupa aritma ventrikuler yang berat dan
depresi miokard. Keadaan ini dapat terjadi pada pemberian bupivakain dosis
besar.
masa kerja panjang, ddengan toksisitas terhadap jantung lebih rendah daripada
bupivakain pada dosis efektif yang sebanding, namun sedikit kurang kuat
Indikasi
Kontraindikasi
toksik. Akan tetapi, efek samping akan menjadi jarang bila diberikan dengan
digunakan untuk injeksi spinal pada tulang belakang untuk anatesi total
intaselular dengan natrium dan memblok influk natrium kedalam inti sel
menghantarkan rasa nyeri mempunyai serabut yang lebih tipis dan tidak
proprioseptif yang mempunyai selubung mielin dan ukuran serabut saraf lebih
tebal .Bupivacaine mempunyai lama kerja obat yang lebih lama dibandingkan
dengan obat anastesi local yang lain. Pada pemberian dosis yang berlebihan
dapat menyebabkan toxic pada jantung dan system saraf pusat .pada jantung
tekanan darah arteri. Efek pada SSP mungkin termasuk eksitasi SSP (gugup,
yaitu 0,4 mg/ml pada setiap 100 mg yang diinjeksikan sehingga konsentrasi
dosis maksimal (20 mg) akan menghasilkan konsentrasi plasma < 0,1 mg/ml.
pada fetus kurang dibandingkan ibu, maka konsentrasi total plasma akan lebih
tinggi pada ibu, walaupun konsentrasi obat bebas plasma. Konsentrasi efektif
minimal 0,125%. Mula kerja lebih lambat dibanding lidokain,tetapi lama kerja
sampai 8 jam. Setelah suntikan kudal, epidural, atau infiltrasi, kadar plasma
jam.
Dosis
Untuk anestesa spinal 0,5% volum antara 2-4 ml iso atau hiperbarik.
f. Prilocaine
ini pada dasarnya mempunyai formula kimiawi dan farmakologi yang mirip
dengan lignokain dan mepivakain. Anestetik lokal golongan amida ini efek
farmakologiknya mirip lidokain, tetapi mula kerja dan masa kerjanya lebih
untuk berbagai macam anestesia disuntikan dengan sediaan berkadar 1,0; 2,0
dan 3,0%.
dengan nama dagang Citanest dan dapat digunakan untuk mendapat anestesi
infiltrasi dan regional. Namun prilokain biasanya tidak dapat digunakan untuk
Obat ini kurang toksik dibandingkan dengan lignokain tetapi dosis total yang
dipergunakan sebaiknya tidak lebih dari 400 mg. Salah satu produk
bila dosis obat yang dipergunakan lebih dari 400 mg. Metahaemoglobin 1 %
terjadi pada penggunaan dosis 400 mg, dan biasanya diperlukan tingkatan
oksigenasi berdampak fatal, seperti pada wanita hamil. Prilokain juga jangan
Alat minim dan teknik relatif sederhana sehingga biaya relatif lebih murah.
Relatif aman untuk pasien yang tidak puasa (operasi emergency, lambung
intratekal. Anestesi spinal dihasilkan bila kita menyuntikkan obat analgesic local
ke dalam ruang subaraknoid di daerah antara vertebra L2-L3 atau L3-L4 atau L4-
L5.
Indikasi:
1. Bedah ekstremitas bawah
2. Bedah panggul
3. Tindakan sekitar rectum perineum
4. Bedah obstetik-ginekologi
5. Bedah urologi
6. Bedah abdomen bawah
7. Pada bedah abdomen atas dan bawah pediatrik biasanya dikombinasikan
1. Pasien menolak
2. Infeksi pada tempat suntikan
3. Hypovolemia berat, syok
4. Koagulopati atau mendapat terapi antikoagulan
5. Tekanan intrakranial meningkat
6. Fasilitas resusitasi minim
7. Kurang pengalaman/ tanpa didampingi konsulen anestesi
1. Infeksi sistemik
2. Infeksi sekitar tempat suntikan
3. Kelainan neurologis
4. Kelainan psikis
5. Bedah lama
6. Penyakit jantung
7. Hypovolemia ringan
8. Nyeri punggung kronik
Persiapan analgesia
anastesia umum. Daerah sekitar tempat tusukan diteliti apakah akan menimbulkan
kesulitan, misalnya ada kelaina anaomis tulang punggung atau pasien gemuk sekali
sehingga tak teraba tonjolan prosesus spinosus. Selain itu perlu diperhatikan hal-hal
di bawah ini:
lainnya.
3. Pemeriksaan laboratorium anjuran
Hemoglobin, hematocrit, PT (prothrombine time) dan PTT (partial
thromboplastine time).
1. Peralatan monitor
Tekanan darah, nadi, oksimetri denyut (pulse oximeter) dan EKG
2. Peralatan resusitasi/ anastesia umum
3. Jarum spinal
Jarum spinal dengan ujung tajam (ujung bamboo runcing, Quincke Babcock)
Posisi duduk atau posisi tidur lateral decubitus dengan tusukan pada garis
tengah ialah posisi yang palig sering dikerjakan. Biasanya dikerjakan di atas
meja operasi tanpa dipindah lagi dan hanya diperlukan sedikit perubahan posisi
menyebanya obat.
Beri bantal kepala, selain enak untuk pasien juga supaya tulang belakang
ml.
5. Cara tusukan median atau paramedian. Untuk jarum spinal besar 22 G, 23 G,
(bevel) harus sejajar dengan serat duramater, yaitu pada posisi tidur miring
yang dapat berakibat timbulnya nyeri kepala pasca spinal. Setelah resistensi
menghilang, mandarin jarum spinal dicabut dan keluar likuor, pasang semprit
berisi obat dan obat dapat dimasukkan pelan-pelan (0,5 ml/detik) diselingi
aspirasi sedikit, hanya untuk meyakinkan posisi jarum tetap baik. Kalau anda
yakin ujung arum spinal pada posisi yang benar dan likuor tidak keluar, putar
arah jarum 90 biasanya likuor keluar. Untuk analgesia spinal kontinyu dapat
dmasukkan kateter.
6. Posisi duduk sering dikerjakan untuk bedah perineal misalnya bedah
lokal dengan berat jenis sama dengan CSS disebut isobarik. Anastetik lokal
dengan berat jenis lebih besar dari CSS disebut hiperbarik. Anestetik lokal dengan
tindakan.
2. Bradikardi
Dapat terjadi tanpa disertai hipotnsi atau hipoksia, terjadi akibat blok sampai
T-2.
3. Hipoventilasi
Akibat paralisis saraf frenikus atau hipoperfusi pusat kendali napas.
4. Trauma pembuluh saraf
5. Trauma saraf
6. Muntah-muntah
7. Gangguan pendengaran
8. Blok spinal tinggi atau spinal total
Anestesia epidural
Obat anestetik lokal di ruang epidural bekerja langsung pada akar spinal yang
terletak di bagian lateral. Awal kerja anestesia epidural lebih lambat disbanding
terlebar.
3. Jarum epidural yang digunakan ada dua macam
a. Jarum ujung tajam (Crawford)
Untuk dosis tunggal
b. Jarum ujung khusus (Tuohy)
Untuk pemandu memasukkan kateter ke ruang epidural. Jarum ini biasanya
yang diisi oleh udara atau NaCl sebanyak 3 ml. setelah diberikan anestetik
lokal pada tempat suntikan, jarum epidural ditusukkan sedalam 1-2 cm.
yakin ujung jarum berada dalam ruang epidural, dilakukan uji dosis (test
dose)
b. Teknik tetes tergantung (hanging drop)
Persiapan sama seperti teknik hilangnya resistensi, tetapi pada teknik ini
hanya menggunakan jarum epidural yang diisi NaCl sampai terlihat ada tetes
disusul oleh tersedotnya tetes NaCl ke ruang epidural. Setelah yakin ujung
jarum berada dalam ruang epidural, dilakukan uji dosis (test dose).
5. Uji dosis (test dose)
Uji dosis anestetik lokal untuk epidural dosis tunggal dilakukan setelah ujung
jarum diyakini berada dalam ruang epidural dan untuk dosis berulang
kateter benar
b. Terjadi blokade spinal, menunjukkan obat masuk ke ruang subaraknoid
epidural.
6. Cara penyuntikan
Setelah diyakini posisi jarum atau kateter benar, suntikan anestetik lokal
secara bertahap setiap 3-5 menit sebanyak 3-5 ml sampai tercapai dosis total.
bergantung pada konsentrasi obat. Pada manula dan neonates dosis dikurangi
sampai 50% dan pada wanita hamil dikurangi sampai 30% akibat pengauh
hormone dan mengecilnya ruang epidural akibat ramainya vaskularisasi
Komplikasi
Anestesia Kaudal
kaudalis adalah kepanjangan dari ruang epidural dan obat ditempatkan di ruang
kaudal berisi saraf sacral, pleksus venosus, felum terminale dan kantong dura.
paraanal.
1. Posisi pasien telungkup dengan simfisis diganjal (tungkai dan kepala lebih
rendah dari bokong) atau dikubitus lateral, terutama pada wanita hamil.
2. Dapat digunakan jarum suntik biasa atau jarum dengan kateter vena
kanan dan kiri yang sangat mudah teraba pada penderita kurus dan spina
kanalis sakralis arah jarum diubah 45-60 dan jarum didorong sedalam 1-2
PENUTUP
lokal untuk menghambat hantaran saraf sensorik, sehingga impuls nyeri dari suatu
bagian tubuh diblokir untuk sementara (reversible) fungsi motorik dapat terpengaruh