Anda di halaman 1dari 17

Jurnal Ilmiah Teknik Sipil

ANALISIS PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI UNTUK


PERJALANAN
KERJA
(Studi Kasus : Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Bali)

Rusmiyanti
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Borneo, Tarakan
email: Yantiyantu88@gmail.com
Abstrak: Optimalisasi penggunaan angkutan umum (angkot atau
mikrolet) sangat diperlukan mengingat sulitnya untuk
meningkatkan kapasitas jalan dengan memperlebar jalan dalam
upaya untuk mengelola supply. Oleh karena itu dibutuhkan
alternatif pendekatan dengan mengelola demand agar
transportasi secara sistem dapat dikendalikan. Hal ini diperlukan
terutama pada permukiman baru yang berkembang pesat di
Kabupaten Badung yaitu di Desa Dalung. Wilayah Desa Dalung
(Kecamatan Kuta Utara) adalah bagian dari pengembangan
Samigita dengan jumlah penduduk yang melakukan perjalanan
kerja sebanyak 613 orang dengan rincian 189 orang pegawai
negeri dan 424 orang pegawai swasta yang sebagian besar (94%)
menggunakan angkutan pribadi. Salah satu aspek yang perlu dikaji
adalah besarnya biaya perjalanan ke tempat kerja dengan
menggunakan angkutan pribadi (sepeda motor) dan angkutan
umum (angkot atau mikrolet). Pemodelan pemilihan moda
dilakukan dengan menggunakan Model Bi-nomial Logit Biner.
Diperoleh persamaan pemilihan moda: Log {(1 P P ) / PP } =2,248
0,001 (CP CU). Dari hasil analisis diperoleh bahwa: Jika selisih
biaya angkutan umum dengan angkutan pribadi semakin besar,
maka peluang menggunakan angkutan pribadi akan meningkat;
Walaupun biaya angkutan pribadi dan angkutan umum sama
besar, maka tetap saja pekerja memilih untuk menggunakan
angkutan pribadi (sebanyak 79%) walaupun terdapat selisih biaya
sebesar Rp2.800,00. Kesetimbangan antara biaya dan pemakaian
angkutan pribadi dengan angkutan umum didapat jika biaya
angkutan pribadi lebih besar 1,4 kali dibandingkan biaya angkutan
umum.

Kata kunci : Pemilihan Moda, Perjalanan Kerja, Model Logit Biner

ANALYSIS OF TRANSPORTATION MODE CHOICE FOR


JOURNEY-TO-WORK
(Case Study: Dalung Village, North Kuta District, Badung, Bali)

Abstract: Optimisation of public transport use (such as angkot or


microbus) is required due to the difficulty to increase the roadway
capacity by widening of road in order to manage supply. Therefore,
an alternative approach is required by managing transport
demand so that the system can be controlled. This approach is
required especially for the new developed housing in Dalung
Village, Badung Regency. Dalung area (in North Kuta District) is
part of Samigita development project where the the number or
people travelling to work are about 613 persons (189 persons
working in public service and 424 persons in private company).
The majority of people in this area are travelling by private
vehicles. One aspect that needs to be studied is the general cost
for the journey to work both by private vehicles (motor bikes) and
public transport. Mode choice model used is Binomial Logit Model.
The model equation is Log {(1 PP ) / PP} = 2,248 0,001 (CP
CU). Results of analyses indicate that if the cost difference
between public transport and private transport increases, the
probability of using private vehicles will increase; Although the
cost of the two modes of transportation is set at the same cost,
the majority of workers will still use private vehicles (about 79%),
and this is also the case even when the cost difference is Rp
2.800,00. The cost

1
Analisis Pemilihan Moda Transportasi Untuk Perjalanan Kerja...................................... Widiarta

balance between private vehicles and public transport is


achieved when the cost of using private vehicles is about 1.4
times more than public transport cost.

Key words: Mode Choice, Journey to Work, Binomial Logit Model


adanya aglo-merasi Samigita
PENDAHULUAN akan memberi dampak pada kian
kompleksnya masalah transport-
Sifat-sifat sistem transportasi tasi yang harus segera
adalah multimoda, multidisiplin mendapatkan pena-nganan yang
dan multisekto-ral. Sifat-sifat serius.
tersebut menjadi multima-salah Tujuan dari penelitian ini
(permasalahan menjadi adalah untuk menganalisis biaya
kompleks). Hal ini dialami di yang harus dikeluar-kan oleh
Desa Dalung, Kecama-tan Kuta penduduk ke tempat kerja de-
Utara yang merupakan bagian ngan membandingkan bila
dari daerah Samigita (Seminyak- menggunakan angkutan pribadi
Legian-Kuta). Dampak dari dan menggunakan ang-kutan
lambatnya antisipasi umum (angkot atau mikrolet)
perkembangan demand oleh dan
lembaga ter-kait di wilayah
tersebut mengakibatkan
perbaikan tidak dapat dilakukan
secara menyeluruh dan
menimbulkan permasala-han-
permasalahan baru.
Menurut informasi dari
penduduk se-tempat dikatakan
bahwa sebelumnya seki-tar
tahun 2007 di daerah Dalung ini
masih ada terminal untuk
melayani angkutan u-mum,
tetapi sejak tahun 2008 terminal
ini mulai terbengkalai dan pada
tahun 2009 sudah tidak
berfungsi lagi. Hal ini sung-guh
sangat ironis dimana justru
terjadi pa-da saat adanya
keinginan pemerintah un-tuk
membangkitkan kembali sistem
ang-kutan umum sebagai salah
satu cara untuk mengelola
demand. Di samping itu pe-
lebaran jalan untuk
meningkatkan kapasi-tas di
wilayah ini sudah tidak
memungkin-kan untuk dilakukan
karena terbatas dan mahalnya
lahan.
Pesatnya perkembangan serta
pengali-han fungsi lahan menjadi
pemukiman me-nyebabkan
tingginya bangkitan pergera-kan
terutama untuk bekerja di Desa
Da-lung ini. Selanjutnya dengan
untuk menganalisis besarnya 17.036 jiwa dengan persentase
peluang ma-syarakat memilih pening-katan rata-rata 4,7% per
angkutan umum. tahun, kepadatan penduduk
MATERI DAN METODE rata-rata 27 jiwa/ha, dan berja-
rak + 6 km. dari pusat kota
Pemilihan moda sangat sulit Denpasar, dengan topografi
dimodel-kan walapun hanya relatif datar, dan secara
melibatkan dua jenis moda administrasi batas daerah kajian
(angkutan umum dan pribadi). meliputi daerah utara adalah
Hal ini disebabkan oleh Desa Tegal Kerta, daerah timur
banyaknya faktor yang sulit adalah Kelurahan Sempidi,
dikuantifikasikan, misalnya ke- daerah selatan adalah Kelurahan
nyamanan, keamanan, Kerobo-kan dan daerah Barat
keandalan dan ke-tersediaan adalah Desa Buduk.
kendaraan pada saat diper-lukan.
Faktor yang dapat Pemilihan Moda Transportasi
berpengaruh ter-hadap Seperti telah disampaikan
penggunaan moda dapat bahwa pe-ngambilan keputusan
dikelom-pokkan dari sisi ciri untuk menggunakan moda
pengguna jalan, ciri pergerakan, tertentu sangat dipengaruhi oleh
ciri fasilitas moda, ciri kota atau faktor sesuai dengan ciri
zona. Pemilihan moda yang baik pengguna jalan, misalnya:
ha-rus mempertimbangkan ketersediaan atau kepemilikan
semua faktor yang ada pada ciri- kendaraan pribadi, pemilikan
ciri tersebut. SIM, penda-patan serta
keharusan penggunaan moda ke
Tinjauan Umum Daerah
tempat kerja atau keperluan
Kajian mengantar anak ke sekolah
Desa Dalung berada di (Tamin, 2003). Selain pe-ngaruh
Kecamatan Kuta Utara, dengan dari faktor itu pemilihan juga
luas daerah 615 ha. Jumlah dipe-
penduduk tahun 2008 sebanyak

2
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 14, No. 2, Juli 2010

dalam angkutan
umum serta nilai
ngaruhi oleh me-nunggu
faktor-faktor lain angkutan umum
yaitu wak-tu tersebut, sedang-
perjalanan, biaya kan biaya pokok
transportasi, angkutan pribadi,
keterse-diaan dimana biaya
ruang dan pokoknya adalah
besarnya tarif biaya pemakaian
parkir, ke- bahan bakar
nyamanan dan yang dikeluarkan
keamanan, untuk mela-kukan
sehingga pemi-
satu kali
lihan moda
perjalanan, nilai
transportasi ini
waktu di dalam
menjadi sangat
penting dalam atau
perencanaan menggunakan
transportasi. kendaraan untuk
satu kali
Dalam kajian perjalanan
ini diasumsikan (Tamin, 2003).
pemakai jalan
memilih antara Secara
bergerak dan matematis dapat
tidak bergerak. ditulis sbb.:
Jika dipilih - Biaya
melakukan kendaraan
pergera-kan pribadi:
maka akan
dilakukan Cp = D + ZX2 +
C ...
pemilihan moda (1) dimana Cp =
transportasi dan biaya dari
berjalan kaki, kendaraan
kemudian apabila pribadi (Rp); =
memilih memakai biaya operasi
moda, maka di- kendaraan per
haruskan memilih sa-tuan jarak
dua pilihan (Rp); D = jarak
dari pergerakan
penggunaan (km); Z = nilai
angkutan umum dari waktu
atau angkutan penumpang per
pribadi, se-perti satuan waktu
proses yang (Rp); X2 = waktu
terlihat pada di dalam
Gambar 1. kendaraan
(menit); C =
biaya parkir (Rp)
Total
pergeraka
- Biaya
n kendaraan
umum :
ki
B
er Be
g rja
er la
a n Angkutan
k Ka Umum
Tid Cu gkutan umum
ak = (Rp); = tarif per
ber D satuan jarak
+ (Rp); D = jarak
ger Z
ak X1 pergerakan (km);
+ Z = nilai waktu
Z pe-numpang per
X2 satuan waktu
+ (Rp); X1= waktu
Ang X3 menunggu kend.
kuta
(menit); X2 =
n wak-tu di dalam

(2 kend.(menit); X3
) = biaya-bia-ya
di tambahan
An m misalnya
gk an retribusi terminal
ut a, (Rp).
an Cu
= Estimasi Nilai
P Waktu
bi
ri ay
b a
a da
d ri
i an
yang tidak
Gambar 1.
berkai-tan
Proses dengan produk
Pemilihan jasa yang
Moda dihasilkan.
Pengertian Biaya pokok
Biaya untuk jasa
Biaya pokok angkutan umum,
adalah besaran dimana biaya
pokoknya adalah
pengorba-nan
be-sarnya biaya
yang dikeluarkan
yang dikenakan
untuk
kepada se-tiap
menghasilkan penumpang
satu satuan unit kendaraan satu
produksi jasa kali mela-kukan
angkutan. Untuk perjalanan dari
memudahkan titik asal ke titik
menghitung tu-juan
biaya pokok perjalanan, nilai
dikelompokkan waktu seseorang
menurut di
hubungan-nya
dengan produksi
jasa yang
dihasilkan, terdiri
dari: biaya
langsung (direct
cost) yang
berkaitan dengan
produk jasa yang
dihasilkan seperti
pemakaian bahan
bakar dan
sebaliknya biaya
tak langsung
(indi-rect cost)
adalah biaya
Nilai waktu pendapatan per
seseorang sangat kapita.
tergan-tung pada Untuk
tujuan perjalanan menghitung nilai
(tujuan bisnis/ waktu digunakan
bekerja dan non hasil penelitian
bisnis) yang pada beberapa
besarnya da-pat provinsi dengan
menggambarkan nilai rata-rata
layanan waktu tahun 1994 di
kon-sumen yang tiga zona seperti
diberikan oleh terlihat pada
jalan kepada Tabel 1.
pengguna jalan. Tabel 1. Rata-
Nilai perjalanan rata Nilai Waktu
bisnis/-bekerja Nilai Waktu
dikuantifikasikan
Zona Penumpang
sebagai nilai
waktu per jam, High Rp 300,- / hari
dengan asumsi Medium Rp 235,- / hari
sama de-ngan Low Rp 170,- / hari
nilai per jam Sumber: CTC,
1994

3
Analisis Pemilihan Moda Transportasi Untuk Perjalanan Kerja...................................... Widiarta
modanya digunakan se-peda
motor untuk angkutan pribadi
dan angkot atau mikrolet
Nilai pada Tabel 1 digunakan sebagai angkutan umum.
untuk dapat
Kerangka Analisis
mencari nilai Future
Value, sbb. F = P (1 + Kerangka analisis merupakan
n
i) urutan dari tahapan pekerjaan
Nilai F hasil perhitungan sampai sebagai acuan un-tuk
tahun 2008, diperoleh sebesar: mendapatkan hasil yang
F= diharapkan sesuai tujuan akhir
Rp1.500,00/hari dari kajian ini, mulai dari studi
dimana : pendahuluan, identifikasi masa-
i = 13,44% (rata-rata suku bunga
th.1994-2008); n = 15 (jumlah
tahun dari th.1994-2008); P =
Rp235,00/hari (zona medium)
Dengan analisis tersebut Rata-
rata Nilai Waktu pada tahun
2008, didapat seperti pada Tabel
2, sedangkan jumlah penum-
pang masing-masing tipe
kendaraan kajian disajikan pada
Tabel 3.
Tabel 2. Rata-rata Nilai Waktu
tahun 2008
Nilai Waktu
Zona Penumpang
High Rp1.900,00 / hari
Medium Rp1.500,00 / hari
Low Rp1.100,00 / hari
Sumber: Hasil Analisis 2009
Tabel 3. Jumlah penumpang
untuk setiap tipe kendaraan
Jenis Penumpang
(orang/kend)
Pick-up
penumpang 7
Bus 18,5
Mobil 3,5
Spd.motor 1,5
Sumber: CTC,
1994

Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi desa Dalung
sebagai daerah kajian karena
sebagian besar peng-gunaan
lahannya berubah menjadi
daerah permukiman, sehingga
daerah ini mem-punyai
bangkitan perjalanan lebih besar
dibandingkan dengan tarikan
perjalanan-nya, dan sebagai
Tahapan Analisis
lah dan penetapan tujuan, studi
pustaka, desain kuisioner, survei Dalam tahapan ini dilakukan
pendahuluan, pe-ngumpulan analisis terhadap biaya, analisis
berdasarkan faktor kepegawaian
data, analisis dan pengelom-
dan tingkat penghasilan, dan
pokan data, kalibrasi model, persamaan simulasi untuk
analisis sesu-ai model, dan regresi.
terakhir diperoleh simpulan dan
saran. Tahapan berikutnya dilakukan
kalibra-si dengan Model Logit,
Pengumpulan Data dan analisis meng-gunakan
Data yang dikumpulkan terdiri model Binomial-Logit-Selisih dan
atas da-ta primer berupa biaya model Binomial-Logit-Nisbah.
transportasi, peng-hasilan HASIL DAN PEMBAHASAN
penduduk, jumlah kendaraan
yang dimiliki, waktu dan jarak Karakteristik Responden,
perjalanan dan tingkat usia Jumlah KK dan Jumlah
responden. Data lainnya beru-pa Pekerja
data sekunder antara lain: data Desa Dalung yang terletak di
kepen-dudukan, data inflasi, data Kecama-tan Kuta Utara terdiri
laju pertumbu-han ekonomi. dari 6 (enam) desa, yaitu: Desa
Dalung, Canggu, Kerobokan Kaja,
Data yang diperoleh dilakukan
Kerobokan, Kerobokan Kelod dan
rekapi-tulasi dan dilakukan
Desa Tibubeneng. Khusus desa
pengolahan dengan langkah
Dalung terdiri dari 23 dusun
pengklasifikasian data yang
yang masing-masing dusun
terdi-ri atas editing dan coding
dikepalai oleh Kepala Dusun de-
data dan analisis data baik
ngan jumlah 4.193 KK sehingga
dengan metode deskriptif mau-
jumlah sampelnya menjadi 409
pun metode analisis. Proses ini
sampel.
dilakukan untuk mendapatkan
data olahan yang ke-mudian Hasil survei terhadap sejumlah
diolah lagi menjadi tahapan penduduk pada enam desa di
analisis. kecamatan Kuta Utara dapat
dilihat pada Table 4-8.

4
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 14, No. 2, Juli 2010
Pribadi)
Negeri 180 9
Swasta 398 26
Tabel 4. Jumlah
KK yang bekerja Total : 578 35
Jumlah Jumlah
pekerj keluarg Tabel 7.
a a Karakteristik
pekerja
No. ( x ) yang responden
disurvei berdasar-kan
(f) tingkat usia
1 0 43 Moda P Moda U
Umur
No. (Angkutan (Angkutan
2 1 188 ( Th.)
Pribadi) Umum)
3 2 126 1. < 30 193 15
4 3 39 2. > 30 385 20
5 4 9 Total : 578 35
6 5 4

Total : 409

Rerata
jumlah.an
ggota
keluargay
ang
bekerja =
1,498
pekerja
2 pekerja

Tabel 5. Hasil
survei
wawancara
rumah tangga
(Home Interview
Survey) dengan
penggolonganny
a
No. Jumlah Jumlah
Pendapata Responde
n
(Rupiah) (orang)

<
1. 2.500.000,- 359
2.500.000,-
2. sampai 238
3.500.000,-
>
3. 3.500.000,-
Total : 613
Rata-rata =
Rp2.215.000,-

Tabel 6.
Pemilihan moda
transportasi ber-
dasarkan status
kepegawaian
Moda P
(Angkuta
Pegawai n
atau
Tabel 8. Rp7,73/menit.
Penggunaan Dengan demikian
Moda pada diperoleh:
kondisi Nilai waktu
Revealed penumpang (Z) =
Preferences dan Jumlah pe-
Stated Prefe- numpang
rences kendaraan
Moda Revealed sampel x nilai
Preferences
waktu. Nilai
P 578 waktu
U 20 penumpang = 7 x
Rp7,73 = Rp
Biaya Umum 54,11 Rp
Angkutan 55,00 / menit
Umum sehingga
Biaya umum berdasarkan
(Generalized rumus (2), maka
Cost) untuk biaya umum
angkutan umum untuk angkutan
yaitu biaya yang umum untuk
harus di-bayar jarak 9 km, waktu
atau ongkos menunggu
waktu di dalam kendaraan 10
dan waktu menit dan lama
menunggu perjalanan 30
kendaraan atau menit dengan
nilai waktu me-ngabaikan
penumpang. biaya tambahan
Dalam dapat dihitung
menghitung ni-lai sebagai berikut:
waktu juga Cu = D + ZX +
1
diperhitungkan
terhadap ni-lai ZX2 + X3
inflasi di Bali, Cu = 300*9
dimana untuk + 55*10 +
Desa Da-lung 55*30 + 0
dianggap zona Cu =
2700+550+
medium, 1650 = Rp
sehingga ni-lai 4.900,-
waktu
penumpang (Z) Biaya Umum
dari tahun 2004- Angkutan
2008 dihitung Pribadi
sebagai berikut : Biaya umum
Nilai waktu = (Generalized
Nilai waktu Cost) untuk
penumpang zo-na angkutan pribadi
medium x rata- yaitu biaya yang
rata inflasi, maka harus dibayar
nilai waktu = termasuk biaya
1500 x(5,97% + parkir. Desa Da-
11,31% + 4,30% lung dianggap
+ 5,91% + zona medium,
9,62%) / 5 = sehingga ni-lai
Rp11.133,00/hari waktu
atau penumpang (Z)
Rp463,87/jam dari tahun 2004-
2008 dihitung Jumlah pe-
sebagai berikut: numpang
kendaraan
Nilai waktu sampel x nilai
penumpang (Z) = waktu.

5
Analisis Pemilihan Moda Transportasi Untuk Perjalanan Kerja...................................... Widiarta

Cp = 403,38+360+1000 =
Rp1.763,38
Tabel 9. Biaya umum angkutan
Kelompok Cp (Rp) Cu (Rp.) Pemodelan dan Analisis
K1 1.694,00 4.716,00 Pekerja dalam kajian ini
dibedakan berdasarkan status
K2 1.685,00 4.667,00 kepegawaian yaitu pe-gawai
K3 1.658,00 4.479,00 swasta dan pegawai negeri,
K4 1.712,00 4.819.00
tingkat penghasilan dan umur
untuk dapat meng-agregasi data
K5 1.715,00 4.825,00 yang diperoleh, sebagai berikut :
K6 1.702,00 4.755,00 K1: Pegawai negeri
berpendapatan kurang dari
Nilai waktu penumpang = 1,5x Rp2.500.000,00
Rp7,73 = Rp11,595 Rp
12,00/menit. K2 : Pegawai negeri
Sementara itu biaya operasi berpendapatan Rp.
kendaraan (BOK) untuk 2.500.000,00-Rp3.5000.000,00
kendaraan pribadi (DLLAJ Prop. K3 : Pegawai negeri
Bali - Konsultan PTS, 1999), berpendapatan lebih dari Rp.
untuk 3.500.000,00
sepeda motor: K4 : Pegawai swasta
2 berpendapatan ku-rang dari
BOK = a + b/V + c*V
dimana: Rp2.500.000,00
V = kecepatan rata-rata K5 : Pegawai swasta
40 km/jam a = konstanta berpendapatan Rp.
sebesar 24 2.500.000,00-Rp3.5000.000,00
b = koefisien dengan nilai 596 K6 : Pegawai swasta
berpendapatan lebih dari
c = koefisien dengan nilai Rp3.500.000,00
0,00370 maka :
BOK = 24 + (596/40) + Berdasarkan perhitungan
2
(0,00370*40 ) BOK = Rp 44,82 biaya umum baik penggunaan
/ km. angkutan pribadi (sepeda motor)
Berdasarkan rumus (1), maka maupun angkutan umum (angkot
biaya umum untuk angkutan atau mikrolet) dan berdasarkan
pribadi untuk jarak 9 km, dan status ke-pegawaian dan tingkat
lama perjalanan 30 menit penghasilan dida-pat hasil analisis
dengan biaya parkir Rp1.000,00 rata-rata.
dapat dihitung sebagai berikut: Dengan analisis
Cp = D + ZX2 + C menggunakan metode analisis
Cp = 44,82*9 + 12*30 + 1000 regresi linier untuk model bino-
mial logit selisih dan model
binomial logit nisbah, diperoleh
hasil seperti Tabel 10 dan Tabel
11.

Tabel 10. Perhitungan metode analisis regresi linier untuk model


binomial-logit-selisih
CP - CU Loge{(1-Pi)/Pi}
No. CP CU PP ( % ) PU ( % ) XiYi Xi2 exp(A+BXi) P=1/{1+exp(A+BXi)}
( Xi ) ( Yi )
1 1.694,00 4.716,00 3.022,00 0,8889 0,1111 -0,903 -2729,28560 9132484 0,20429 0,83037
2 1.685,00 4.667,00 2.982,00 0,9839 0,0161 -1,786 -5326,22500 8892324 0,21493 0,82309
3 1.658,00 4.479,00 2.821,00 0,8333 0,1667 -0,699 -1971,50037 7958041 0,26367 0,79135
4 1.712,00 4.819,00 3.107,00 0,9333 0,0667 -1,146 -3560,29711 9653449 0,18339 0,84503
5 1.715,00 4.825,00 3.110,00 0,9727 0,0273 -1,552 -4826,14860 9672100 0,18270 0,84553
6 1.702,00 4.755,00 3.053,00 0,7000 0,3000 -0,368 -1123,43313 9320809 0,19641 0,83584
= 18095 -6,454 -19536,890 54629207
2 2
B = {N*XiYi - ((Xi*Yi)} / {N*Xi - (Xi) } -0,001
A = Y - B.X dimana : Y (Y rata-rata) dan X (X rata-rata) 2,24800
meter model dari suatu
persamaan regresi, yaitu:
Dari Tabel 10 diperoleh Y = + X; Y = 2,248 -
persamaan untuk model 0,001 X Atau
binomial-logit-selisih kemu-dian Log {(1-Pp)/Pp} = + (Cp Cu)
dimasukkan ke dalam Log {(1-Pp)/Pp} = 2,248
persamaan si-multan dengan 0,001(Cp-Cu)
tujuan mendapatkan hasil,
dimana dan merupakan suatu
para-

6
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 14, No. 2, Juli 2010

Tabel 11. Perhitungan koefisien determinasi


Kelompok Yi i i i - Yi (i - Y)^2 i - Yi (i - Yi)^2
1 -0,903 -0,336 -0,903 -0,567 0,32148 0,172 0,02976
2 -1,786 -0,319 -1,786 -1,467 2,15312 -0,710 0,50479
3 -0,699 -0,249 -0,699 -0,450 0,20251 0,377 0,14196
4 -1,146 -0,373 -1,146 -0,773 0,59728 -0,070 0,00494
5 -1,552 -0,374 -1,552 -1,177 1,38640 -0,476 0,22675
6 -0,368 -0,350 -0,368 -0,018 0,00034 0,708 0,50078
-6,454 4,66113 1,40897
Rata-rata -1,076

Untuk mendapatkan Koefisien


Determi-
nasi digunakan persamaan (Tamin,
2003): -0,2
n ^

Log{(1 -Pi)/Pi}
( Y - Yi)
2 -0,4
R 2
1 Y = 2,248 -
i1 0,001 X
n ^
-0,6
2 R2 =
0,698

i1
( Y - Y) -0,8
2
R = 1 0,302 =
0,698 -1
320
2800 2900 3000 3100 0
Selisih biaya (CU - CP)

Gambar 2. Simpangan
perhitungan koefi-sien
determinasi
Tabel 12. Perhitungan metode analisis regresi linier untuk model
binomial-logit-nisbah
C /C
JR JB Log{(1-Pi)/Pi} Log ( Wi )
C B
No.
C
JR JB PP ( % ) CU ( % ) XiYi W P=1/{1+exp(A+BXi)} X2
i i

( Wi ) ( Yi ) Xi
1.694,0 0,07
1 0 4.716,00 0,359 0,889 0,111 -0,903 0,402 4 -0,445 1,801 0,198
1.685,0 0,07
2 0 4.667,00 0,361 0,984 0,016 -1,786 0,790 5 -0,442 1,794 0,196
1.658,0 0,07
3 0 4.479,00 0,370 0,833 0,167 -0,699 0,302 9 -0,432 1,759 0,186
1.712,0 0,07
4 0 4.819,00 0,355 0,933 0,067 -1,146 0,515 2 -0,449 1,816 0,202
1.715,0 0,07
5 0 4.825,00 0,355 0,973 0,027 -1,552 0,697 2 -0,449 1,816 0,202
1.702,0 0,07
6 0 4.755,00 0,358 0,700 0,300 -0,368 0,164 3 -0,446 1,806 0,199
= -6,454 2,870 -2,664 1,183
B = {N*X Y - ((X *Y )} / {N*X 2 -
(X )2} 2,549
i
i i i i i
LogA = Y - B.X dimana : Y (Y rata-rata) dan X (X
rata-rata) 0,056
0,398
Dari kedua perhitungan baik
mengg-
P (P )

unakan model binomial-logit 1

selisih dan
model binomial-logit nisbah dapat
Pribadi

digam- 0,8

barkan bentuk kurvanya. Gambar


3 mem-
Moda

0,6

perlihatkan bahwa dengan


selisih biaya 0,4
yang semakin mak pelua
besar, a ng pe- 0,2
milihan moda angkutan pribadi
(Pp) akan

Peluang
0

semakin besar pula, demikian 0 2000 4000 6000 8000 10000

sebaliknya. Selisih Biaya (CU - CP)


Selanjutnya Gambar 4
menunjukkan bah-
wa untuk mendapat peluang Gambar Hubungan antara selisih
yang sama, 3 biaya
subsidi harus diberikan ke perjalanan dan peluang
angkutan penggunaan ken-
umum sedikitnya
Rp2.800,00. daraan pribadi

7
Peluang Pemilihan Moda ribadi

0,8 : 0,79)
Peluang Pemilihan Moda Pribadi (P P )

1
0,6
0,8
0,4
0,6 0,2
0,4 (2800 : 0,5)
0

0,2 0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2,0 2,1 2,2

Nisbah Biaya (CU/ CP)


0
0 2000 4000 6000 8000 10000
Selisih Biaya (CU - CP)
Gambar 6. Hubungan antara
nisbah biaya perjalanan dan
Gambar 4. Hubungan antara peluang penggunaan ken-daraan
selisih biaya perjalanan dan pribadi
peluang penggunaan ken-daraan
pribadi
Walaupun biaya angkutan
Gambar 5 menunjukkan pribadi sama dengan biaya
bahwa sema-kin kecil angkutan umum, sekitar 79%
nisbah/rasio biaya angkutan u- orang akan tetap memilih
mum dengan biaya angkutan menggunakan angkutan pribadi,
pribadi, ma-ka akan makin besar seperti diperlihatkan pada
peluang pemilihan ke angkutan Gambar 6.
pribadi.
Untuk menarik minat
penggunaan angkutan umum,
Peluang Pemilihan Moda Pribadi (PP)

1 kondisi ini akan dapat tercapai


0,8 jika biaya angkutan umum lebih
0,6

0,4

0,2

0
0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2,0 2,1 2,2
Nisbah Biaya (CU/ CP)

Gambar 5. Hubungan antara


nisbah biaya perjalanan dan
peluang penggunaan ken-daraan
pribadi
P(PP)

1
murah sebesar 1,4 kali umum harus lebih murah sebesar
dibandingkan de-ngan biaya 1,4 kali dibandingkan dengan
angkutan pribadi. biaya angkutan pribadi.
SIMPULAN UCAPAN TERIMA KASIH
Berdasarkan hasil analisis Ucapan terima kasih disampaikan
pemodelan binomial logit-selisih, kepada Sdr. Adi Wilka Penas atas
ditemukan bahwa apabila selisih bantuannya dalam survei kajian
biaya angkutan umum dengan daerah ini.
angkutan pribadi semakin besar DAFTAR PUSTAKA
maka peluang penggunaan
angkutan pribadi akan menjadi CTC, 1994, Kabupaten Roads
lebih besar. Jika bia-ya kedua Economic Evaluation Model,
(KREEM)
moda sama besar (selisih biaya
sama dengan nol), maka DLLAJ., 1999, Biaya Operasional
penggunaan kendaraan pribadi Kendaraan Pribadi, Prop.Bali-
Konsultan PTS.
akan lebih besar. Untuk
mendapat peluang yang sama, Kantor Camat Kuta Utara, 2008,
subsidi ha-rus diberikan ke Peta Wilayah Kecamatan Kuta
Utara, Bali Kantor Kepala Desa
angkutan umum sedikit-nya Dalung, 2008, Detail Lokasi Desa
Rp2.800,00. Selanjutnya Dalung, Bali.
berdasarkan hasil analisis
Wirawan, N., 2001, Cara Mudah
pemodelan binomial logit-nisbah, Memahami Statistik, Keramas
ditemukan bahwa pada kondisi Emas Denpasar.
biaya angkutan pribadi sama
Tamin O.Z., 2003, Perencanaan
dengan biaya angkutan umum, dan Pemodelan Transportasi,
sekitar 79% orang akan memilih Penerbit ITB Bandung.
menggunakan angkutan pribadi.
Untuk menarik minat masyarakat
dalam menggunakan angkutan
umum, maka biaya angkutan 8

Anda mungkin juga menyukai