Perencanaan Melalui PPH Pasal 21 2
Perencanaan Melalui PPH Pasal 21 2
Nama Kelompok:
1. Valeria (1313
2. Boas (1313
3. Dwi khusnul huda (1313010141)
UNIVERSITAN PEMBANGUNAN
NASIONAL
VETERAN JAWA TIMUR
PERENCANAAN PAJAK UNTUK PPH PASAL 21
PPh pasal 21
PPh pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium,
tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun
sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan,jasa dan kegiatan yang dilakukan
oleh orang pribadi.Subjek pajak dalam negeri,sebagaimana dimaksud dalam
pasal 21 Undang-Undang Pajak Penghasilan.
Tarif Pajak Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi Penghasilan Kena Pajak Tarif
Pajak
0 Sampai dengan Rp. 50.000.000,00 5%
1. Pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi dan badan, baik merupakan
pusat maupun cabang
3. Dana pensiun, badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja, dan badan-
badan lain
4. Orang pribadi yang melakukan kegitan usaha atau pekerjaan bebas serta
badan yang membayar:
5. Penyelenggara kegiatan
Yang tidak termasuk sebagai pemberi kerja yang mempunyai kewajiban untuk
melakukan pemotongan PPh Pasal 21 adalah:
2. Bagi Wajib Pajak Badan yang memiliki penghasilan kena pajak dengan
jumlah yang melebihi Rp 100 juta, diusahakan sesedikit mungkin memberikan
kesejahteraan karyawan dalam bentuk natura, agar dapat mengurangi
penghasilan bruto perusahaan. Karena memindahkan pengenaan pajak dari PPh
Badan kepada PPh Pasal 21 akan lebih menguntungkan perusahaan, dimana
tarif progresif PPh Orang Pribadi akan dimanfaatkan oleh semua karyawan;
3. Bagi wajib Pajak Badan yang memiliki penghasilan kena pajak dengan
jumlah melebihi Rp 100 juta, dan memiliki karyawan yang memperoleh
penghasilan di atas Rp 200 juta, maka lebih baik setiap tambahan penghasilan
kepada karyawannya diberikan dalam bentuk natura. Hal ini dikarenakan untuk
Wajib Pajak Orang Pribadi, tarif pajak tertinggi adalah 35% untuk lapisan
penghasilan di atas Rp 200 juta, sedangkan untuk PPh Badan menggunakan tarif
tertinggi 30%;
4. Untuk biaya-biaya berupa natura/kenikmatan/fasilitas yang merupakan
keharusan, sebaiknya diberikan dalam bentuk natura karena dapat dibiayakan
secara fiskal, dan bukan objek Pajak Penghasilan bagi karyawan yang
menerimanya, yaitu :
Pengurang :
PTKP Setahun
(Rp. 30.375.000)
Maka Busiri Asmuruf akan menerima gaji bersih perbulan adalah Rp. 4.000.000,- dikurang
Rp. 63.438,- yaitu sebesar Rp. 3.936.563,-
II. Net Method (PPh Pasal 21 ditanggung Perusahaan)
Merupakan metode pemotongan pajak dimana perusahaan menanggung pajak
karyawannya.
Contoh Perhitungan Net Method:
Busiri Asmuruf diterima bekerja di PT. ASI dan mulai bekerja per 1 Januari
2013, status Busiri Asmuruf adalah K/2. Gaji yang diterima adalah Rp.
4.000.000,- Berapakah gaji yang diterima Busiri Asmuruf setelah dipotong
pajak apabila PT. ASI menggunakan Net Method dalam perhitungan
perpajakannya :
Penghitungan Pajak :
Pengurang :
PTKP Setahun
(Rp. 30.375.000)
Atas pajak yang ditanggung PT. ASI sesuai dengan Pasal 5 ayat (2) dan Pasal 8
ayat (1) Per-31/PJ./2009 tang 25 Mei 2009 tentang Pedoman teknis tatacara
pemotongan, penyetoran, dan pelaporan PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26
sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan orang pribadi, ditegaskan
bahwa Pajak Penghasilan yang ditanggung oleh pemberi kerja, termasuk yang
ditanggung pemerintah merupakan penerimaan dalam bentuk kenikmatan.
Artinya besarnya PPh Pasal 21 yang ditanggung perusahaan tidak bisa
dibiayakan (non deductible).
PKP di atas Rp. 50.000.000 s.d Rp. 250.000.000,- : (PKP x 15%) Rp. 5 Juta
0.85
PKP di atas Rp. 250.000.000 s.d Rp. 500.000.000,- : (PKP x 25%) Rp. 30 Juta
0.75
Penghitungan Pajak :
Pengurang :
PTKP Setahun
(Rp. 30.375.000)
Maka Busiri Asmuruf tetap akan menerima gaji bersih perbulan adalah Rp. 4.000.000,-
Pengurang :
PTKP Setahun
(Rp. 30.375.000)