1106081890
MA PSIKOLOGI POLITIK
3. Gejala Politik
Salah satu gejala politik di Indonesia yang menarik untuk dianalisis adalah
fenomena munculnya dinasti-dinasti politik di Indonesia. Politik dinasti di Indonesia saat
ini muncul ketika diberlakukannya pemilihan umum kepala daerah secara langsung dan
dilaksanakannya otonomi daerah. Meskipun kedua kebijakan tersebut adalah wujud dari
demokrasi, pelaksanaan otonomi daerah saat ini telah disalah gunakan sehingga
menghasilkan raja-raja kecil dengan dinasti politik mereka di berbagai daerah di
Indonesia. Fenomena dinasti politik di Indonesia sebagai contoh, dinasti politik Chasan
Sochib seorang tokoh masyarakat lokal dalam politik di provinsi paling barat Pulau Jawa,
Kenia Ritka Ayutimur
1106081890
Provinsi Banten. Empat anak dan menantunya menjadi kepala dan wakil kepala daerah.
Dua yang terkenal yakni Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah dan Wali Kota Tangerang
Selatan Airin Rachmi Diany. Atut adalah anak tertua Chasan dari istri pertama, sedangkan
Airin adalah menantunya. Istri keempat Chasan, Heryani, juga menjabat Wakil Bupati
Pandeglang. Menantu, cucu, dan istri Chasan yang lain menjadi wakil rakyat di pusat atau
di wilayah Banten (dilansir tempo.com, 2013).
Politik dinasti dapat didefinisikan sebagai bentuk lain penyebaran kekuasaan yang
melibatkan anggota keluarga atau kerabat secara langsung (adakalanya tidak langsung)
(Thompson, 2012). Kemudian lebih lanjut Querobin (2011) mengemukakan bahwa
politik dinasti adalah sebuah contoh dari kehadiran kaum elit politik yang salah satu atau
sejumlah kecil keluarganya mendominasi distribusi kekuasaan. Dengan kata lain politik
dinasti adalah praktik kekuasaan dimana anggota keluarga atau kerabat diberi atau
mendapat posisi dalam struktur kekuasaan sehingga kekuasaan hanya terbagi kepada dan
terdistribusi dikalangan keluarga dan kerabat. Praktik kekuasaan tersebut dapat dikatakan
sebagai proses mengontrol regenerasi kekuasaan bagi kepentingan golongan agar
mempertahankan kekuasaan.
Poin Analisis
Beberapa poin yang menarik untuk dianalisis dari gejala politik tersebut misalnya terkait
mengenai,
Mengapa dinasti politik terbentuk
Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya dinasti politik
4. Analisis
Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi terbentuknya dinasti politik, yang
paling bisa kita lihat terletak pada cacat kaderisasi dalam per-politikan di Indonesia.
Aktor politik yang memiliki kualitas tidak lagi penting, justru, mewariskan kekuasaan
kepada orang lain yang masih merupakan kalangan keluarga demi menjaga kekuasaan
lebih umum ditemukan (Cesar, 2013). Dalam kajian ilmu politik, dinasti politik dapat
dijelaskan berdasarkan budaya politik familisme. Budaya politik familisme diartikan
sebagai ketergantungan besar pada ikatan kekerabatan, yang menghasilkan kebiasaan
menempatkan keluarga dan ikatan kekerabatan pada kedudukan yang lebih tinggi
daripada kewajiban sosial lainnya. Dalam pengertian lainnya, familisme juga dipahami
sebagai new social order, yakni dorongan psikologis bagi seseorang untuk dapat berkarir
di dalam dua ranah yakni publik sebagai birokrat dan privat sebagai korporat-swasta
(Garzon 2002).
Pembentukan dinasti politik dapat dikatakan sebagai pembentukan sebuah
kelompok, Cottam (2004) pada bukunya mendefinisikan kelompok sebagai kumpulan
orang-orang yang mempersepsi diri sebagai satu kesatuan dan saling bergantung satu
sama lain. Dalam sebuah dinasti politik, sekumpulan orang tersebut mempersepsikan diri
sebagai sebuah kesatuan kerena mereka memiliki hubungan kekerabatan sebagai sebuah
keluarga. Ikatan kekerabatan menjadi dasar kohesivitas tinggi dari kelompok tersebut,
Kenia Ritka Ayutimur
1106081890
5. Kesimpulan
Dinasti politik adalah sebuah gejala politik di Indonesia yang menarik untuk
dianalisis karena kemunculannya saat ini sebenarnya adalah produk dari kebijakan era
demokrasi di Indonesia yang memberikan keleluasaan untuk memilih kepala daerah
secara langsung dan pelaksanaan otonomi daerah. Dapat ditarik kesimpulan bahwa
Dinasti politik kemudian terbentuk karena adanya keinginan untuk tetap menjaga
kekuasaan dengan mewariskan kekuasaan kepada orang lain yang masih memiliki
hubungan kekerabatan. Hal ini disebabkan oleh functional perspective dari sebuah dinasti
politik karena dengan menjaga kekuasaan tetap berada di lingkungan kekerabatan
tersebut, kebutuhan dasar hidup, psikologis, informasional, interpersonal dan kolektif
akan dapat terpenuhi. Keberlangsungan sebuah dinasti politik didukung oleh tingkat
kohesivitas yang tinggi, karena dinasti politik didasari oleh ikatan kekerabatan, tentu saja
hal tersebut menjadi daya tarik emosional yang lebih dari cukup untuk tetap bertahan
dalam mencapai suatu tujuan bersama yaitu menjaga kekuasaan.
Kenia Ritka Ayutimur
1106081890
Kenia Ritka Ayutimur
1106081890
Keterbatasan
Keterbatasan analisis penulis dapati karena belum banyaknya penelitian yang
benar-benar membahas dinasti politik dari sisi psikologi, sehingga ditemukan banyak
keterbatasan dalam mengaplikasikan teori psikologi secara dalam pada analisis ini.
Saran
Karena belum banyak penelitian yang membahas dinasti politik dari sisi psikologi
politik, ada baiknya penelitian selanjutnya lebih mengembangkan analisis mendalam
mengenai dinasti politik dari sisi disiplin ilmu psikologi.
6. Daftar Referensi
Robbins, S. (2012). Perilaku Organisasi Edisi 12, Jilid 1. Jakarta: Salemba Empat.
Thompson, M.R. (2012). Asia's Hybrid Dynasties. The Royal Society of Asian Affairs:
Asian Affairs Vol. 43, Issue 2.
http://www.tempo.co/read/news/2013/10/04/078519059/Seperti-Apa-Dinasti-Politik-
Ratu-Atut di retrieve pada 27 Maret 2015 pukul 19.20