PENDAHULUAN
Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri
dari satu atau lebih morfem. Kata adalah merupakan bahasa terkecil yang
dapat berdiri sendiri. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau
dengan beberapa afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa,
atau kalimat.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) ada 2 devinisi dari kata.
Pertama, pengertian kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan
yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat di
gunakan dalam berbahasa. Pengertian kata juga sebanding dengan pengertian
ujar atau bicara. Kedua, kata adalah sederetan huruf yang diapit dua spasi
dan mempunyai arti. Menurut Bloomfield (dalam Chaer, 1994:163), kata
1
adalah satuan bebas terkecil (a minimal free form). Contoh kata : kumbang,
hinggap, dan bunga.
Jika ditinjau dari segi bahasa, pengertian kata adalah morfem atau kombinasi
morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat
diujarkan sebagai bentuk yang bebas. Atau dengan definisi lain, sebuah
satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, terjadi dari morfem tunggal
(misalnya gelas, handuk, gembira) atau gabungan morfem (misalnya
pendatang, pembuat, Maha kuasa)
2
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.1 Pengertian Kata
Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri
dari satu atau lebih morfem. Kata adalah merupakan bahasa terkecil yang dapat
berdiri sendiri. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan
beberapa afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat.
Berdasarkan bentuknya, kata bisa digolongkan menjadi : kata dasar, kata turunan,
kata ulang, dan kata majemuk.
Kata dasar adalah kata yang menjadi dasar pembentukkan atau dapat
diartikan sebagai kata yang belum diberi imbuhan. Dengan kata lain, kata dasar
adalah kata yang menjadi dasar awal pembentukan kata yang lebih besar.
Contohnya adalah makan, duduk, pulang, tinggal, datang, minum, langkah,
pindah, dan lain lain. Ia masih utuh, belum mengalami perubahan terutama
karena mendapat imbuhan, perulangan, dan persenyawaan artinya kata dasar
menjadi dasar pembentukkan kata berimbuhan atau kata jadian, kata ulang, dan
kata majemuk.
4
1. Kata dasar bersuku satu: teh, wah
sampansam pan
rakderak
Contoh kalimat :
5
Kata turunan atau disebut dengan kata berimbuhan adalah kata kata
yang telah beruba bentuk dan makna. Perubahan ini dikarenakan kata kata
tersebut telah diberi imbuhan yang berupa awalan (afiks), akhiran (sufiks),
sisipan (infiks), dan awalan akhiran (konfiks). Contohnya adalah menanam,
berlari, tertinggal,bermain,berkelahi,bercanda,catatan,gemetar ,dan lain lain.
Kata turunan dapat berupa kata dasar yang mendapat imbuhan; awalan, sisipan
dan akhiran. Imbuhan itu ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
6
Afiksasi merupakan unsur yang ditempelkan dalam pembentukan
kata dan dalam linguistik, afiksasi bukan merupakan pokok kata
melainkan pembentukan pokok kata yang baru. Sehingga para ahli
bahasa merumuskan bahwa, afiks merupakan bentuk terikat yang
dapat ditambahkan pada awal, akhir maupun tengah kata (Richards,
1992).
1. Awalan ( Perfiks)
7
Prefiks adalah proses pembentukan kata dengan cara menambahkan
afiks pada bentuk dasar dan melekatkannya di depan bentuk dasar.
Imbuhan-imbuhan yang termasuk ke dalam awalan (prefiks) adalah:
me-, ber-, ke-, di-, pe-, ter- adapun -, se-, meN-, pra-, peN-, per-, a-,
dan lain sebagainya. Contoh Kalimat : Ani menyapu pekarangan
rumahnya dengan sapu lidi. Kata dasar sapu memiliki makna sebagai
kata benda, setelah mendapat awalan me -, maka berubah menjadi
menyapu yang berarti kegiatan membersihkan.
2. Akhiran (Sufiks)
Akhiran an
8
a. Menyatakan alat . Contoh : ayunan, timbangan
b. Menyatakan tempat. Contoh : belokan, tikungan, pangkalan
c. Menyatakan sesuatu yang di. Contoh : tulisan, catatan
d. Menyatakan hal atau cara. Contoh : asuhan, bujukan
e. Menyatakan akibat atau hasil perbuatan. Contoh :
guntingan,kudapan
f. Menyatakan mempunyai sifat. Contoh : manisan
g. Menyatakan seluruh atau kumpulan. Contoh : lautan, luapan
h. Menyatakan menyerupai. Contoh : rumah-rumahan, mobil-
mobilan, kuda-kudaan
i. Menyatakan tiap-tiap . Contoh : satuan, harian, mingguan,
bulanan, tahunan
9
Dengan ditambahi awalan men(N)-, di-, dan ter- pokok kata tersebut
dapat membentuk suatu kata.
3. Sisipan ( Infiks)
10
adalah er-, -el-, -em-. Memang untuk infiks afiks yang ditemukan
masih belum sebanyak prefiks dan sufiks. Adapun infiks in- dalam
kata kinerja. Namun dalam penggunaannya, afiks in- sering
dijumpai dalam kata dalam bahasa Jawa. Sehingga infiks in-
sebenarnya adalah afiks namun karena dalam konteks bahasa
Indonesia infiks in- belum bisa melekat pada bahasa Indonesia.
Sehingga Bahasa Indonesia menyerap secara utuh kata kinerja dari
Bahasa Jawa.
11
e. Reduplikasi Idiomatis yaitu atau 'kata ulang semu', adalah pengulangan
kata dasar yang menghasilkan kata baru, contoh "mata-mata" artinya agen
rahasia. Lihat pula: Kata Indonesia yang selalu dalam bentuk terulang
f. Reduplikasi Non-Idiomatis yaitu pengulangan kata dasar yang tidak
mengubah makna dasar, contoh "kucing-kucing"
12
1. Tetua adat menyuruh semua orang untuk menjaga pepohonan
di dalam hutan.
2. Rerumputan di pegunungan itu mati karena kemarau panjang
yang terjadi.
Reduplikasi pada kata ulang utuh ini terjadi pada semua atau
keseluruhan kata.
Contoh: Anak-anak, Ibu-ibu, bapak-bapak, rumah-rumah, macam-
macam, tinggi-tinggi, kata-kata, sama-sama, dan lain-lain.
Contoh kalimat:
Anak-anak bermain dengan riang gembira bersama orang tuanya.
Pepohonan yang ada di hutan itu tinggi-tinggi dan besar-besar semua.
13
Contoh:
1. Setelah terjadi tarik-menarik kedua kelompok remaja itu bermaaf-
maafan.
2. Budi melihat-lihat rumah-rumahan yang terbuat dari lilin.
Reduplikasi pada kata ulang semu terjadi pada kata dasar yang
sebenarnya bukan hasil reduplikasi itu sendiri. Perbedaan dengan kata
ulang utuh adalah kata yang direduplikasi tidak akan memiliki makna
jika dipisah. Contoh: Laba-laba, kura-kura, undur-undur, orong-
orong, empek-empek, kupu-kupu, ubur-ubur, pura-pura, cumi-cumi,
ubun-ubun, dan lain-lain.
Contoh kalimat:
Budi sangat takut akan laba-laba, dan kura-kura.
Kupu-kupu terbang dengan sangat cantik.
14
makna baru secara khusus. Penggabungan kata dengan kata misalnya pada
kata rumah sakit. Kata dengan pokok kata misalnya pada kata pasukan
tempur.
15
Misalnya: kapal udara. anak emas, sapu tangan
b. Kata majemuk yang terdiri atas kata benda + kata kerja
Misalnya: kapal terbang. anak pungut. meja makan
c. Kata majemuk yang terdiri atas kata benda + kata sifat
Misalnya: orang tua. rumah sakit. pejabat tinggi
d. Kata majemuk yang terdiri atas kata sifat + kata benda
16
Kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat tunggal dan
tiap-tiap unsur-unsurnya mempunyai kedudukan setara.
Contoh:
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri
dari satu atau lebih morfem. Kata adalah merupakan bahasa terkecil yang
dapat berdiri sendiri. Berdasarkan bentuknya, kata bisa digolongkan
menjadi : kata dasar, kata turunan, kata ulang, dan kata majemuk.masing-
masing jenis memiliki fungsi dan pemahaman yang berbeda-beda.
2. Afiksasi yaitu bentuk (atau morfem: Morfem, adalah satuan bentuk terkecil
dalam sebuah bahasa yang masih memiliki arti dan tidak bisa dibagi menjadi
satuan yang lebih kecil lagi.) terikat yang dipakai untuk menurunkan kata
disebut afiks atau imbuhan. Pengertian lain proses pembubuhan imbuhan
pada suatu satuan, baik satuan itu berupa bentuk tunggal maupun bentuk
kompleks, untuk membentuk kata.
18
3. Reduplikasi adalah pengulangan satuan gramatikal, baik seluruhnya maupun
sebagian, baik disertai variasi fonem maupun tidak.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://rikihidayathidayat.blogspot.co.id/2012/01/tata-kata-bahasa-
indonesia.html#close
http://dedeheripramono.blogspot.co.id/2015/10/proses-morfologis-pemajemukan-
kata.html
http://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.co.id/2013/01/pengertian-morfem-
jenis-jenisnya-dan.html
19
20