Anda di halaman 1dari 5

Gejala dan Jenis Tuberkulosis

TB paling sering menyerang paru-paru dengan gejala klasik berupa batuk, berat badan turun,
tidak nafsu makan, demam, keringat di malam hari, batuk berdarah, nyeri dada, dan lemah. Jenis
batuk juga bisa berdahak yang berlangsung selama lebih dari 21 hari.

Saat tubuh kita sehat, sistem kekebalan tubuh dapat memberantas basil TB yang masuk ke dalam
tubuh. Tapi, sistem kekebalan tubuh juga terkadang bisa gagal melindungi kita.

Basil TB yang gagal diberantas sepenuhnya bisa bersifat tidak aktif untuk beberapa waktu
sebelum kemudian menyebabkan gejala-gejala TB. Kondisi ini dikenal sebagai tuberkulosis
laten. Sementara basil TB yang sudah berkembang, merusak jaringan paru-paru,
dan menimbulkan gejala dikenal dengan istilah tuberkulosis aktif.

Penyebab dan Faktor Risiko Tuberkulosis

Penyebab tuberkulosis adalah Mycobacterium tuberculosis. Basil tersebut menyebar di udara


melalui semburan titik-titik air liur dari batuk pengidap TB aktif.

Terdapat sejumlah orang yang memiliki risiko penularan TB yang lebih tinggi. Kelompok-
kelompok tersebut meliputi:

Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti pengidap HIV/AIDS, diabetes,
atau orang yang sedang menjalani kemoterapi.

Orang yang mengalami malnutrisi atau kekurangan gizi.

Perokok.

Pecandu narkoba.

Orang yang sering berhubungan dengan pengidap TB aktif, misalnya petugas medis atau
keluarga pengidap.

Proses Diagnosis Tuberkulosis

Tuberkulosis termasuk penyakit yang sulit untuk terdeteksi. Dokter biasanya menggunakan
beberapa cara untuk mendiagnosis penyakit ini, antara lain:

Rontgen dada.

Tes Mantoux.

Tes darah.
Tes dahak.

Pengobatan dan Pencegahan Tuberkulosis

Penyakit yang tergolong serius ini dapat disembuhkan jika diobati dengan benar. Langkah
pengobatan yang dibutuhkan adalah dengan mengonsumsi beberapa jenis antibiotik dalam
jangka waktu tertentu.

Sementara langkah utama untuk mencegah TB adalah dengan menerima vaksin BCG (Bacillus
Calmette-Guerin). Di Indonesia, vaksin ini termasuk dalam daftar imunisasi wajib dan diberikan
sebelum bayi berusia 2 bulan.

2 Cara Penularan TBC Diagnosa dan


Pencegahan
ads

TB atau TBC juga dikenal dengan istilah Tuberkulosis di mana penyakit ini merupakan salah
satu jenis penyakit menular yang sangat serius. Bahkan diketahui bahwa TBC adalah masalah
kesehatan paling besar di peringkat kedua di dunia mengikuti HIV AIDS. TBC ini adalah sebuah
penyakit di mana bakterilah yang menyerang paru-paru yang bisa berubah menjadi penyakit aktif
atau infeksi laten.

Karena berbahaya dan menular, setiap orang perlu mewaspadai hal ini, terutama apabila di
dekatnya ada orang yang menderita penyakit TBC. Cara penularan TBC dan penyebarannya
perlu menjadi pengetahuan setiap kita supaya dapat mencegah segala kondisi yang tidak
diinginkan. Di bawah ini adalah sekilas info tentang proses penularannya.

(Baca juga: ciri-ciri tbc penyebab batuk berdarah)

1. Melalui Udara

Penularan dan penyebaran Tuberkulosis diketahui melalui udara dan itulah mengapa
penularannya tergolong sangat mudah. Ketika kita menghirup udara yang sama dengan pendeirta
TBC aktif, maka kita pun dapat tertular secara instan. Potensi tertular pun menjadi lebih tinggi
ketika daya tahan tubuh kita tak begitu kuat.

Ketika penderita TBC berbicara kepada kita, atau batuk, bersin serta meludah di dekat kita, hal
ini bisa sangat membahayakan bagi tubuh kita. Meski tak semua orang yang berada di dekat
penderita TBC serta menghirup udara yang sama dan sudah tercemar bakteri pasti terserang
TBC, tetaplah waspada akan hal ini, terutama ketika daya tahan tubuh tengah lemah.

Orang-orang dengan tingkat kekebalan tubuh yang rendah akan lebih mudah terserang virus serta
bakteri, maka akan sangat mudah bagi mereka untuk tertular bila berada di tempat yang sama
dengan penderita TBC. Sama halnya dengan orang-orang dengan masalah kekurangan gizi.
Faktor lainnya yang mampu meningkatkan risiko tersebut adalah adanya lingkungan yang
kurang sehat.

Lingkungan yang kurang baik bakal memberikan dampak negatif bagi orang-orang yang
kekebalan tubuhnya sedang menurun sehingga terkena infeksi Mycobacterium tuberculosa
secara lebih mudah. Kuman tersebut merupakan penyebab infeksi TBC dan sudah ada
pembuktiannya dengan kultur konfirmatori.

Bersin, batuk dan juga bicara adalah sarana untuk menularkan bakteri lewat udara, ditambah juga
dengan meludah (khususnya jika seorang penderita TBC melakukannya di dekat kita). Bahkan
menyanyi pun adalah aktivitas yang ternyata bisa juga menjadi proses penularan bakteri penyakit
TBC ini. Ini karena diketahui bahwa pada aktivitas-aktivitas tersebut, titis-titis aerosol infeksius
akan tersemprotkan dari sang penderita.

Diameternya pun adalah 0.5 sampai 5 m dan saat terjadi bersin, ada partikel-partikel berukuran
kecil yang jumlahnya dapat mencapai 40 ribu titis. Penyakit TBC dapat ditularkan oleh setiap
titis yang tersemprotkan dikarenakan rendahnya dosis infeksius penyakit ini. Itulah alasan
mengapa seseorang yang tak sengaja menghirup 10 bakteri ke bawah pun dapat terinfeksi secara
langsung.

Penting juga untuk mengetahui apa saja faktor yang bisa menjadi penentu seseorang tertular TBC
sehingga kita bisa lebih mewaspadai hal ini. Berikut adalah beberapa faktor yang dimaksud
karena sebetulnya penularan TBC pada beberapa kasus juga tak serta merta langsung terjadi pada
seseorang sehabis berkomunikasi atau berada di dekat penderita TBC.

Jumlah bakteri atau organisme yang dikeluarkan dari tubuh si penderita.

Jumlah bakter atau konsentrasi bakteri dalam udara.

Tingkat kekebalan tubuh dari seseorang tersebut.

Jangka waktu dari sejak terkena paparan bakteri melalui udara.

Karena tinggal di negara tropis seperti Indonesia ini, kelangsungan hidup bakteri TBC sangat
berjalan sempurna dan lancar, maka di manapun kita berada, sebetulnya selalu ada risiko terkena
penyebaran bakterinya. Hanya saja, saat suatu lingkungan memiliki tingkat kelembaban udara
yang rendah, otomatis jumlah bakteri dalam udara tak akan terlalu banyak dan lebih terkontrol.
Jadi bisa dikatakan bahwa suatu daerah atau area tinggal yang kelembaban udaranya tinggi bakal
memiliki jumlah bakteri yang lebih banyak.

sponsored links

Karena itulah, penderita TBC pada daerah yang tingkat kelembaban udaranya begitu tinggi dapat
lebih banyak daripada wilayah yang kelembaban udaranya sangat rendah. Hal ini jelas
meningkatkan potensi penularan TBC karena tempat yang lembab memang kerap menjadi
sumber penyakit sehingga perlu lebih waspada dan menjaga diri.

(Baca juga: gejala batuk tbc)

2. Melalui Cairan

Udara saja tampaknya belum cukup karena gejala TBC paru juga bisa terjadi melalui penularan
dan penyebaran lewat cairan maupun sentuhan. Meludah adalah salah satu contohnya, tak hanya
melalui udara, apabila sampai seseorang terkena ludah dari penderita TBC maka tentunya bakal
lebih mudah terinfeksi.

Aktivitas seperti berciuman dengan penderita TBC juga akan menyebabkan infeksi virus
menyerang dengan lebih gampang. Contoh-contoh lainnya yang perlu Anda hindari dan
waspadai adalah makan menggunakan peralatan yang sama dengan yang dipakai oleh penderita
TBC, minum memakai gelas yang sama, berhubungan intim serta menyikat gigi memakai sikat
gigi yang sama.

Penularan kuman TBC akan dengan mudah terjadi apabila aktivitas-aktivitas tersebut kita
lakukan. Jadi meski sudah menjauhi penderitanya agar tidak menghirup udara yang sama, Anda
juga masih perlu untuk menghindari serangkaian kegiatan di atas supaya meminimalisir potensi
penyebaran virus dan penularannya. Orang-orang yang berada di sekitar penderita TBC
sebaiknya memang lebih ekstra hati-hati.

Baik itu keluarga maupun teman, bercengkerama dengan penderita TBC bukanlah hal yang bijak
untuk dilakukan. Bila ingin tahu bagaimana cara mencegah TBC, maka jalan satu-satunya adalah
dengan tidak begitu dekat dengan para penderitanya apalagi memakai barang yang sama.
Terlebih lagi, bila pasangan suami/istrilah yang menderita TBC, jangan dulu melakukan
hubungan intim.

(Baca juga: madu bagi penderita tbc)

Metode Diagnosa TBC

TBC merupakan sebuah kondisi penyakit yang tidaklah mudah untuk dideteksi, apalagi bila
terjadi pada anak-anak. Ada sejumlah cara yang biasanya bakal dokter lakukan untuk
mendiagnosa kondisi gejala TBC yang dialami oleh pasien yang mempunyai keluhan mirip
seperti penyakit TBC, yaitu:

Tes atau pemeriksaan fisik secara menyeluruh.

Tes dahak.

Tes darah.

Rontgen bagian dada.


Tes Mantoux.

Pengujuan tuberculin dari cairan tubuh.

Penyakit TBC bukanlah kondisi yang patut untuk disepelekan karena cukup serius. Namun kabar
baiknya adalah bahwa kondisi ini sebetulnya dapat ditangani dan disembuhkan asalkan solusi
pengobatannya tepat. Jenis antibiotik dan manfaatnya sangat besar ketika mengobati TBC dan
penderita biasanya perlu mengonsumsi obat ini dalam jangka waktu yang ditentukan dokter.

(Baca juga: penyebab tbc)

Pencegahan TBC

Setelah mengetahui sedikit tentang proses atau cara penularan TBC, tentu hal terbaik yang bisa
dilakukan adalah mencegahnya. Karena TBC adalah salah satu pembunuh terbesar yang dipicu
oleh organisme menular, kita semua patut mengenali langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk
meminimalisir risiko paparan bakterinya.

Menjaga Jarak dengan Penderita TBC

Hal ini sudah jelas dan pasti karena kita perlu melindungi diri dan menjaga kesehatan dengan
baik. Menjauhkan diri sementara waktu dari penderita TBC adalah keputusan tepat dan lebih
baik tidaklah berada pada jarak dekat dengan individu-individu yang terkena infeksi.

Mengenakan Masker dan Sarung Tangan

Bila pencegahan ingin dilakukan secara lebih maksimal, Anda bisa mencoba untuk mengenakan
sarung tangan serta masker demi mencegah terkena paparan bakteri lewat udara maupun cairan.
Pastikan bahwa masker serta sarung tangan yang digunakan pun sangat bersih dan terjaga
kesterilannya supaya risiko penularan TBC bisa diminimalisir.

Anda mungkin juga menyukai