Tujuan Anamnesa
Dengan mempelajari manfaat anamnesa dapat
mengembangkan pemahaman mengenai masalah medis pasien
membuat diagnosis banding. Walaupun telah banyak kemajuan
dalam pemeriksaan diagnostik modern, namun anamnesis masih
sangat diperlukan untuk mendapatkan diagnosis yang akurat.
Akan teatapi, proses ini juga memungkinkan dokter untuk
mengenal pasiennya (dan begitu pula sebaiknya) serta
memahami masalah medis dalam konteks kepribadian dan latar
sosial pasien (Kariyoso, 2003)
Menurut Kariyoso, tujuan anamnesa dapat dibagi sebagai
beritkut:
1. Memperoleh data atau informasi tentang permasalahan yang
sedang dialami atau dirasakan oleh pasien. Apabila anamnesis
dilakukan dengan cermat maka infomasi yang didapatkan akan
sangat berharga bagi penegakan diagnosis, bahkan tidak jarang
hanya dari anamnesis saja. Seorang dokter sudah dapat
menegakkan diagnosis (Kariyoso, 2003)
2. Untuk membangun yang baik antara seorang dokter dan
pasiennya. Umumnya seorang pasien yang baru pertama kalinya
bertemu dengan dokternya akan merasa canggung, tidak nyaman
dan takut, sehingga cenderung tertutup. Tugas seorang dokterlah
untuk mencairkan hubungan tersebut (Kariyoso, 2003)
3. Pemeriksaan anamnesis adalah pintu pembuka atau jembatan
untuk membangun hubungan dokter dan paseinnya sehingga
dapat mengembangkan keterbukaan dan kerja sama dari pasien
untuk tahap-tahap pemeriksaan selanjutnya (Kariyoso, 2003)
Teknik Anamnesa
Komunikasi dokter kepada pasien dalam satu kesempatan
tentunya tidak dapat menuntaskan semua upaya untuk
memberikan informasi, melakukan edukasi atau memotivasi
pasien dalam rangka menyelesaikan masalah kesehatannya.Jika
tanpa penggalian informasi yang akurat, dokter dapat terjerumus
ke dalam sesi penyampaian informasi (termasuk nasihat, sugesti
atau motivasi dan konseling) secara prematur,akibatnya pasien
tidak melakukan sesuai anjuran dokter (Margawati dkk, 2006).
Sesi penggalian informasi dimulai dengan mengenali alasan
kedatangan pasien, dimana belum tentu keluhan utama secara
medis.Pasien menceritakan keluhan atau apa yang dirasakan
sesuai sudut pandangnya. Pasien berada pada posisi sebagai
orang yang paling tahu tentang dirinya karena mengalaminya
sendiri (Margawati dkk, 2006).
Sesi ini akan berhasil apabila dokter mampu menjadi
pendengar yang aktif. Pendengar yang aktif adalah fasilitator
yang baik sehingga pasien dapat mengungkapkan kepentingan,
harapan, kecemasannya secara terbuka dan jujur. Hal ini akan
membantu dokter dalam menggali riwayat kesehatannya yang
merupakan data-data penting untuk menegakkan diagnosis untuk
itu diperlukan Pengetahuan dan keterampilanmenggali informasi
dari pasien yang memerlukan teknik anamnesis dalam
menyelesaikan masalah pasien tersebut (Margawati dkk, 2006).
1.
Jenis Anamnesis
Ada 2 jenis anamnesis yang umum dilakukan, yakni Autoanamnesis dan
Alloanamnesis atau Heteroanamnesis. Pada umumnya anamnesis dilakukan
dengan tehnik autoanamnesis yaitu anamnesis yang dilakukan langsung
terhadap pasiennya. Pasien sendirilah yang menjawab semua pertanyaan
dokter dan menceritakan permasalahannya. Ini adalah cara anamnesis
terbaik karena pasien sendirilah yang paling tepat untuk menceritakan apa
yang sesungguhnya dia rasakan.
Meskipun demikian dalam prakteknya tidak selalu autoanamnesis dapat
dilakukan. Pada pasien yang tidak sadar, sangat lemah atau sangat sakit
untuk menjawab pertanyaan, atau pada pasien anak-anak, maka perlu orang
lain untuk menceritakan permasalahnnya. Anamnesis yang didapat dari
informasi orag lain ini disebut Alloanamnesis atau Heteroanamnesis. Tidak
jarang dalam praktek sehari-hari anamnesis dilakukan bersama-sama auto
dan alloanamnesis.
Daftar Pustaka