PENDAHULUAN
1
Kelainan refraksi ini dapat terjadi pada seluruh golongan umur
terutama pada golongan anak sekolah yang berumur dari 6
sampai 18 tahun. Uji coba di 3 kabupaten di Jawa Barat tahun
1994, ditemukan 35% anak sekolah mempunyai tajam
penglihatan yang tidak normal, dan dari hasil penelitian
menunjukkan lebih dari separuh mereka yang membutuhkan
kacamata ternyata tidak mampu membeli, dikarenakan tidak
terjangkaunya harga kacamata.
Kelainan refraksi merupakan kelainan pembiasan sinar pada mata sehingga
pembiasan sinar tidak difokuskan pada retina. Untuk memasukkan sinar atau
bayangan benda ke mata diperlukan suatu sistem optik. Diketahui bahwa bola
mata mempunyai panjang kira-kira 2,0 cm. Untuk memfokuskan sinar ke retina
diperlukan kekuatan 50,0 dioptri. Lensa berkekuatan 50,0 dioptri mempunyai
titipapi pada titik 2,0 cm (Ilyas, 2006).
Kelainan refraksi dapat dengan mudah dideteksi. Namun demikian
kelainan refraksi menjadi masalah serius jika tidak cepat ditanggulangi. Oleh
karena itu setiap pasien wajib dilakukan pemeriksaan visus sebagai bagian dari
pemeriksaan fisik mata umum. Pemeriksaan visus merupakan pengukuran obyek
terkecil yang dapat diidentifikasi terhadap seseorang dalam jarak yang ditetapkan
dari mata.