Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Seiring meningkatnya ilmu pengetahuan di Indonesia, berkembang pula upaya
peningkatan pelayanan kesehatan terhadap wanita yang semakin membaik. Sarana dan
prasarana di pelayanan kesehatan menunjang terdeteksinya penyakit wanita yang bermacam
macam, termasuk penyakit ginekologi. Berbagai macam penyakit sistem reproduksi memiliki
efek negatif pada kualitas kehidupan wanita dan keluarganya dengan gejala salah
satunya gangguan menstruasi seperti menarche yang lebih awal, periode menstruasi yang
tidak teratur, siklus menstruasi yang pendek, paritas yang rendah, dan riwayat infertilitas.
(Heffner dan Schust, 2005)
Gangguan menstruasi yang umum pada wanita biasanya terjadi dismenore atau nyeri
saat haid. Dismenore atau menstruasi yang menimbulkan nyeri merupakan salah satu masalah
ginekologi yang paling umum dialami wanita dari berbagai usia. (Wiliams, 2001)
Nyeri yang berlebih pada saat haid juga dapat terjadi akibat adanya massa pada organ
reproduksi seperti kista atau tumor. Kista adalah bentuk gangguan adanya pertumbuhan sel-
sel otot polos yang abnormal. Pertumbuhan otot polos abnormal yang terjadi pada ovarium
disebut kista ovarium. Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari
pengaruh hormonal dengan siklus menstruasi. (Lowdermilk, dkk. 2005).
Insiden kista ovarium yaitu 7% dari populasi wanita dan 85% bersifat jinak (Standar
Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi 2006). Insiden sebenarnya dari kista ovarium di
Indonesia tidak diketahui secara pasti, diperkirakan prevalensi dari kista ovarium sebesar
60% dari seluruh kasus gangguan ovarium. (Wiknjosastro, 2007)

Berdasarkan data diatas tersebut penulis


merasa tertarik untuk memberikan Asuhan
Keperawatan dan mengangkat permasalahan
ini untuk dituangkan dalam Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul : Asuhan Keperawatan Pada
Klien Ny.M Dengan Kista Ovarium Pre Operasi DI RUANG
TERATAI RSUD MAJALENGKA
TAHUN 2013

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung dan komprehensif meliputi bio, psiko,
social, dan spiritual pada klien kista ovarium dengan pendekatan proses keperawatan
2. Tujuan khusus
Setelah melakukan asuhan keperawatan dengan kista ovarium diharapkan penulis mampu :
a. Melakukan pengkajian secara komprehensif pada klien dengan kista ovarium.
b. Menegakan diagnosa keperawatan pada klien dengan kista ovarium.
c. Merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan kista ovarium.
d. Melakukan tindakan keperawatan pada klien kista ovarium.
e. Mengevaluasi asuhan keperawatan pada klien dengan kista ovarium
f. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien dengan kista ovarium
g. Menganalisis kesenjangan antara teori dan pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien
dengan kista ovarium.

C. Metode Penulisan

Metode penulisan Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan metode deskriptif yang
berbentuk studi kasus, penulis menyusun dalam bentuk laporan penerapan asuhan
keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan pada klien secara integral dan
komprehensif meliputi aspek bio, psiko, sosio, spiritual. Adapun teknik pengumpulan data
yang digunakan sebagai berikut :

1. Wawancara
Merupakan proses pengumpulan data melalui komunikasi dengan klien dan
keluarga secara langsung (auto anamnesa) atau dengan orang lain (allo anamnessa).

2. Observasi

Proses pengamatan secara langsung keadaan klien melalui pemeriksaan fisik


dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.

3. Studi dokumentasi

Proses pengumpulan data dengan meneliti, memeriksa dokumen atau catatan


status kesehatan klien.

4. Studi literatur

Studi literatur menggunakan buku literatur untuk mendapatkan keterangan dan


dasar teoritis yang berkenaan dengan kasus masalah yang timbul.

D. Sistematika Penulisan

Menyusun laporan studi kasus ini, penulis menggunakan sistematika penulisan


sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan, berisi latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, serta
sistematika penulisan.

Bab II : Tinjauan teoritis yang berisi konsep dasar kista ovarium : definisi, anatomi
fisiologi, patofisiologi, manajemen medik, dampak masalah terhadap
perubahan struktur. Konsep dasar prosesi keperawatan yang berisi tentang
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi,
evaluasi pada penyakit kista ovarium.

Bab III : A. Tinjauan kasus yang berisi asuhan keperawatan pada Ny.M dengan kista
ovarium yang meliputi pengkajian dan berisikan tentang identitas,
identitas penanggung jawab, riwayat penyakit klien, aspek psikologi,
aspek sosial, aspek spiritual, pemeriksaan fisik, pola aktivitas sehari-hari,
therapi, analisa data, diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas
masalah, rencana keperawatan, implementasi, evaluasi.

Bab IV : Penutup berisi Kesimpulan dan Saran.


BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Kista Ovarium


1. Pengertian
Kista adalah kantong berisi cairan yang dapat tumbuh dimana saja dengan jenis yang
bermacam-macam. Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada
indung telur atau ovarium. (Lowdermilk, 2005)
Kista ovarium adalah rongga berbentuk kantong berisi cairan di dalam jaringan
ovarium. Kista tersebut disebut juga kista fungsional karena terbentuk setelah telur
dilepaskan sewaktu ovulasi. (Yatim, 2005)
Kista ovarium merupakan pertumbuhan sel jinak dari ovarium itu sendiri. (Burner,
Suddart, 2003)
Kista ovarium merupakan tumor jinak berupa kantong abnormal berisi cairan atau
setengah cair yang tumbuh dalam (indung telur) ovarium. (Kusuma, 2008)
Jadi kista ovarium adalah pertumbuhan sel jinak berupa kantong yang berisi cairan
yang tumbuh pada ovarium.

2. Etiologi
Kista ovarium disebabkan oleh gangguan (pembentukan) hormon pada hipotalamus,
hipofisis, dan ovarium.

3. Patofisiologi
Kista terdiri atas folikel folikel praovulasi yang telah mengalami atresia
(degenerasi). Pada wanita yang menderita ovarium polokistik, ovarium utuh dan FSH dan SH
tetapi tidak terjadi ovulasi ovum. Kadar FSH dibawah normal sepanjang stadium folikular
daur haid, sementara kadar LH lebih tinggi dari normal, tetapi tidak memperlihatkan
lonjakan. Peningkatan LH yang terus menerus menimbulkan pembentukan androgen dan
estrogen oleh folikel dan kelenjar adrenal. Folikel anovulasi berdegenerasi dan membentuk
kista, yang menyebabkan terjadinya ovarium polikistik. (Corwin, 2002)
Kista bermetastasis dengan invasi langsung struktur yang berdekatan dengan
abdomen dan pelvis dan sel sel yang menempatkan diri pada rongga abdomen dan pelvis.
Penyebaran awal kanker ovarium dengan jalur intra peritonial dan limfatik muncul tanpa
gejala atau tanda spesifik.
Gejala tidak pasti yang akan muncul seiring dengan waktu adalah perasaan berat pada
pelvis. Sering berkemih dan disuria dan perubahan fungsi gastro intestinal, seperti rasa
penuh, mual, tidak enak pada perut, cepat kenyang. Pada beberapa perempuan dapat terjadi
perdarahan abnormal vagina skunder akibat hiperplasia endometrium, bila tumor
menghasilkan estrogen beberapa tumor menghasilkan testosteron dan menyebabkan virilisasi.
(Price, Wilson, 2006).
Kista nonneoplastik sering ditemukan, tetapi bukan masalah serius. Kista folikel dan
luteal di ovarium sangat sering ditemukan sehingga hampir dianggap sebagai varian
fisiologik. Kelainan yang tidak berbahaya ini berasal dari folikel graaf yang tidak ruptur atau
pada folikel yang sudah pecah dan segera menutup kembali. Kista demikian seringnya
adalah multipel dan timbul langsung di bawah lapisan serosa yang menutupi ovarium,
biasanya kecil, dengan diameter 1- 1,5 cm dan berisi cairan serosa yang bening, tetapi ada
kalanya penimbunan cairan cukup banyak, sampai mencapai diameter 4 hingga 5 cm
sehingga dapat di raba massa dan menimbulkan nyeri panggul. Jika kecil, kista ini dilapisi
granulosa atau sel teka, tetapi seiring dengan penimbunan cairan timbul tekanan yang dapat
menyebabkan atropi sel tersebut. Kadang kadang kista ini pecah, menimbulkan perdarahan
intraperitonium, dan gejala abdomen akut. (Robbins, 2007)

4. Klasifikasi
Klasifikasi kista ovarium menurut Nugroho, 2010 adalah :
1) Tipe kista normal
a. Kista Fungsional
Kista Fungsional ini merupakan jenis kista ovarium yang paling banyak ditemukan.
Kista ini berasal dari sel telur dan korpus luteum, terjadi bersamaan dengan siklus menstruasi
yang normal. Kista fungsional akan tumbuh setiap bulan dan akan pecah pada masa subur,
untuk melepaskan sel telur yang pada waktunya siap dibuahi oleh sperma. Setelah pecah,
kista fungsional akan menjadi kista folikuler dan akan hilang saat menstruasi. Kista
fungsional terdiri dari: kista folikel dan kista korpus luteum. Keduanya tidak mengganggu,
tidak menimbulkan gejala dan dapat menghilang sendiri dalam waktu 6 8 minggu.
2) Tipe Kista Abnormal
a) Kistadenoma
Merupakan kista yang berasal dari bagian luar sel indung telur. Biasanya bersifat
jinak, namun dapat membesar dan dapat menimbulkan nyeri.
b) Kista coklat (endometrioma)
Merupakan endometrium yang tidak pada tempatnya. Disebut kista coklat karena
berisi timbunan darah yang berwarna coklat kehitaman.
c) Kista dermoid
Merupakan kista yang berisi berbagai jenis bagian tubuh seperti kulit, kuku, rambut,
gigi dan lemak. Kista ini dapat ditemukan di kedua bagian indung telur. Biasanya berukuran
kecil dan tidak menimbulkan gejala.
d) Kista endometriosis
Merupakan kista yang terjadi karena ada bagian endometrium yang berada di luar
rahim. Kista ini berkembang bersamaan dengan tumbuhnya lapisan endometrium setiap bulan
sehingga menimbulkan nyeri hebat, terutama saat menstruasi dan infertilitas.
e) Kista hemorhage
Merupakan kista fungsional yang disertai perdarahan sehingga menimbulkan nyeri di
salah satu sisi perut bagian bawah.
f) Kista lutein
Merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan. Kista lutein yang sesungguhnya,
umumnya berasal dari korpus luteum haematoma.
g) Kista polikistik ovarium
Merupakan kista yang terjadi karena kista tidak dapat pecah dan melepaskan sel telur
secara kontinyu. Biasanya terjadi setiap bulan. Ovarium akan membesar karena
bertumpuknya kista ini. Untuk kista polikistik ovarium yang menetap (persisten), operasi
harus dilakukan untuk mengangkat kista tersebut agar tidak menimbulkan gangguan dan rasa
sakit.

5. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis kista ovarium antara lain :
1. Sering tanpa gejala.
2. Nyeri saat menstruasi
3. Nyeri di perut bagian bawah.
4. Nyeri pada saat berhubungan badan.
5. Nyeri pada punggung terkadang menjalar sampai ke kaki.
6. Terkadang disertai nyeri saat buang air kecil dan/atau buang air besar.
7. Siklus menstruasi tidak teratur; bisa juga jumlah darah yang keluar banyak.

6. Penatalaksanaan
1) Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan bedah, misal
laparatomi, kistektomi atau laparatomi salpingooforektomi.
2) Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan
kista.
3) Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat kista ovarium adalah serupa
dengan perawatan setelah pembedahan abdomen dengan satu pengecualian penurunan
tekanan intra abdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya
mengarah pada distensi abdomen yang berat. Hal ini dapat dicegah dengan memberikan
gurita abdomen sebagai penyangga.
4) Tindakan keperawatan berikut pada pendidikan kepada klien tentang pilihan pengobatan dan
manajemen nyeri dengan analgetik / tindakan kenyamanan seperti kompres hangat pada
abdomen atau teknik relaksasi napas dalam, informasikan tentang perubahan yang akan
terjadi seperti tanda tanda infeksi, perawatan insisi luka operasi. (Lowdermilk.dkk. 2005)

7. Pemeriksaan penunjang
1) Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari ovarium
atau tidak, serta untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.
2) Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor berasal dari
uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapat pula
dibedakan antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.
3) Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista
dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.
4) Parasintesis
Pungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites. Perlu diperhatikan bahwa tindakan
tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista tertusuk.
(Nugroho, 2010)

8. Komplikasi
Menurut Sjamsuhidajat, komplikasi yang biasa terjadi pada kista ovarium adalah
asites atau gejala sindrom perut akut akibatnya putaran tangkai tumor atau gangguan
peredaran darah karena penyebab lain.
Menurut Powell, komplikasi pada klien kista ovarium yaitu :

1) Torsi
Putaran kista yang biasanya searah dengan jarum jam. Dapat berputar sedikit saja atau
terjadi beberapa putaran. Gangguan perdaran darah yang disebabkan oleh torsi mengenai
susunan vena sehingga kista berwarna kebiruan, dalam keadaan ekstrim arteri juga terjepit.
Torsi kadang kadang disertai rasa nyeri yang hebat dan terus menerus. Tetapi kadang
kadang pula nyeri itu hanya sebentar.
2) Ruptur dari kista
Hal ini jarang terjadi tetapi dapat terjadi secara spontan atau oleh karena trauma. Pada
keduanya disertai gejala sakit, enek dan muntah muntah. Ruptur kista memberikan bahaya
seperti penyebaran isi kista dalam ruang abdomen yang akan segera dibentuk cairan baru oleh
sel sel di peritonium, sehingga akhirnya menyebabkan kematian.
3) Suppurasi dari kista
Peradangan kista dapat terjadi setelah torsi atau dapat pula berdiri sendiri, yaitu secara
hematogen atau limfogen.
4) Perubahan keganasan
Pada kistadenoma serosum, perbedaan histologis yang benigna dan maligna sukar
ditentukan. Tetapi suatu hal yang nyata, bahwa pada jenis ini lebih sering jadi ganas, yaitu
25%

B. Konsep Dasar Proses Keperawatan


Proses asuhan keperawatan berdasarkan pada standar praktek keperawatan menurut
ANA (American Nurses Association) yaitu terdapat lima tahap proses keperawatan : (1) tahap
pengkajian (2) tahap diagnosa keperawatan (3) intervensi keperawatan (4) tahap
implementasi (5) tahap evaluasi. Adapun penjelasan proses keperawatan tersebut adalah
sebagai berikut :
I. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
proses yang sistematis dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi
status kesehatan klien. Data yang terkumpul dari pasien, pengkajian terdiri dari pengumpulan,
pengelompokan data, analisa data dan perumusan diagnosa keperawatan.

a) Pengumpulan Data
1) Identitas
a) Identitas Klien
Identitas klien meliputi nama, umur, agama, pendidikan,pekerjaan, suku, status
perkawinan, diagnosa medis, tanggal masuk, tanggal pengkajian, no medrek dan alamat.
b) Identitas Penanggung jawab
Nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, suku dan alamat.
2) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
Keluhan yang diungkapkan saat dilakukan pengkajian dengan menggunakan metode
PQRST :
P : Provokatif atau paliatif yang menyebabkan nyeri dirasakan.
Q : Kualitas nyeri yang dirasakan, apakah tertusuk, kram, kaku, terjepit, atau tertekan.
R : Region, nyeri yang dirasakan mempengaruhi system tubuh atau tidak seperti nadi, tekanan
darah, pernafasan, serta apakah mempengaruhi aktifitas selama perubahan posisi atau nyeri
dirasakan menjalar ke area lain.
S : Saverity, nyeri dirasakan hebat. Menengah sedang, atau sedikit, tentukan dengan
menggunakan skala 0 10
T : Time, apakah nyeri secara khas terus menerus, cepat hilang dan dirasakan menetap.
b) Riwayat Kesehatan Sekarang
Perjalanan penyakit klien sebelum, selama perjalanan dan sesampainya di rumah sakit
hingga saat dilakukan pengkajian. Tindakan yang dilakukan sebelumnya, dan pengobatan
yang didapat setelah masuk rumah sakit.
c) Riwayat Menstruasi
Kaji menarche, siklus menstruasi, banyaknya haid yang keluar, keteraturan
menstruasi, lamanya, keluhan yang menyertai.
d) Riwayat Obstetri
Kaji tanggal partus, umur hamil, jenis partus, tempat penolong, jenis kelamin bayi,
berat dan panjang badan bayi, masalah yang terjadi saat hamil, lahir, nifas dan keadaan bayi
yang dilahirkan.
e) Riwayat Keluarga Berencana
Kaji penggunaan KB pada klien, jenis kontrasepsi yang digunakan, sejak kapan
penggunaan alat kontrasepsi, adakah masalah yang terjadi dengan alat kontrasepsi.
f) Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan penyakit yang pernah dialami dan berhubungan dengan sistem reproduksi,
dan riwayat pengobatan klien.
g) Riwayat pernikahan
Kaji usia pernikahan, lamanya pernikahan, dan pernikahan yang keberapa.
h) Riwayat seksual
Kaji usia pertama kali klien melakukan hubungan seksual, frekuensi perminggu,
respon pasca hubungan seksual : Nyeri / perdarahan / tidak ada keluhan.
i) Riwayat kesehatan Keluarga
Riwayat kesehatan keluarga yang mempunyai penyakit yang sama, penyakit
keturunan atau riwayat penyakit menular.
j) Riwayat kebiasaan sehari hari
1) Personal hygiene
Kaji kebiasaan personal hygiene klien meliputi keadaan kulit, rambut, mulut dan gigi,
pakaian, kuku, vulva hygiene.
2) Pola makan
Kaji pola makan klien meliputi kebiasaan makan klien dalam porsi makan, frekuensi
makan, nafsu makan, sumber dan jenis makanan yang di sukai dan makanan yang tidak
disukai, alergi makanan, serta kaji kebiasaan minum klien.

3) Pola eliminasi
a. BAB
Kaji frekuensi, warna, bau, konsistensi, dan keluhan saat BAB.
b. BAK
Kaji frekuensi, warna, bau dan keluhan saat berkemih.
4) Pola aktifitas dan latihan
Kaji kegiatan dalam pekerjaan dan kegiatan diwaktu luang sebelum dan selama
dirawat di rumah sakit.
5) Pola tidur dan istirahat
Kaji waktu, lama tidur/ hari, kebiasaan pengantar tidur, kebiasaan saat tidur, dan
kesulitan dalam tidur.
k) Riwayat penggunaan zat
Kaji kebiasaan dan lama penggunaan rokok, minuman alkohol, dan obat obatan.
l) Riwayat sosial ekonomi
Kaji pendapatan perbulan, hubungan sosial, dan hubungan dalam keluarga.
m) Riwayat psiko sosial dan spiritual
1) Psikososial
Respon klien terhadap penyakit yang diderita saat ini, dan mekanisme koping klien.
2) Spiritual
Kaji kegiatan keagamaan klien yang sering dilakukan di rumah dan di rumah sakit.

3) Pemeriksaan Fisik
Kaji keadaan umum, kesadaran, berat badan atau tinggi badan dan tanda tanda vital.
a) Kepala
Kaji adanya keluhan pusing atau sakit kepala, warna rambut, keadaan, distribusi
rambut, dan kebersihan rambut.
b) Mata
Kaji kesimetrisan mata, warna konjungtiva, sklera, kornea, dan fungsi penglihatan.
c) Hidung
Kaji kesimetrisan, keadaan kehersihan hidung, dan fungsi penciuman.
d) Mulut
Kaji kelembaban mukosa mulut dan bibir, keadaan gigi, fungsi pengecapan, keadaan
mulut dan fungsi menelan.
e) Telinga
Kaji adanya kelainan bentuk, keadaan, dan fungsi pendengaran.
f) Leher
Kaji adakah pembekakan, pembesaran kelenjar tiroid, distensi vena jugularis,
pebesaran kelenjar getah bening.
g) Daerah dada
Kaji adanya keluhan sesak nafas, bentuk, nyeri dada, auskultasi suara jantung, bunyi
jantung, frekuensi nadi, dan tekanan darah.

h) Abdomen
Kaji adanya massa pada abdomen, distensi, bising usus, bekas luka, nyeri tekan,
karakteristik nyeri, kondisi hepar dan kandung kemih.
i) Genitalia Eksterna
Kaji adanya pengeluaran sekret dan perdarahan, warna, bau, keluhan gatal dan
kebersihan.
j) Anus
Kaji adanya keluhan konstipasi, dan inspeksi adanya hemoroid eksterna.
k) Ektremitas
Kaji kekuatan otot, varises, kontraktur pada persendian, refleks - refleks, dan
kesulitan pergerakan.
4) Pemeriksaan Penunjang
Pre operasi : Kaji hemoglobin, Pembekuan darah dan USG
b) Analisa Data
Analisa data adalah mengkaitkan data, menghubungkan data dengan konsep, teori dan
kenyataan yang relevan untuk membuat kesimpulan dalarn menentukan masalah keperawatan
klien.

II. Diagnosa Keperawatan


Pernyataan yang jelas tentang masalah klien dan penyebab. Selain itu harus spesifik
berfokus pada kebutuhan klien dengan mengutamakan prioritas dan diagnosa yang muncul
harus dapat diatasi dengan tindakan keperawatan.
Menurut Doengoes (2000) diagnosa yang mungkin muncul adalah :
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d adanya massa intra abdomen, perjalanan proses penyakit.
2. Resiko tinggi kekurangan cairan b.d adanya perdarahan intra peritonial.

III. Rencana Keperawatan


Perencanaan keperawatan adalah menyusun rencana tindakan keperawatan yang
dilaksanakan untuk menanggulangi masalah dengan diagnosa keperawatan yang telah
ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien.
Menurut Doengoes, alih bahasa Ester (2000) adalah :
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d adanya massa intra abdomen, perjalanan proses penyakit.
Tujuan : rasa nyaman terpenuhi dan tidak terasa nyeri
Kriteria :
a) Mengungkapkan berkurangnya nyeri.
b) Tampak rileks, mampu tidur/istirahat dengan tepat.
Intervensi Keperawatan

No Intervensi Rasional
1. Tentukan riwayat nyeri, misal : Informasi memberikan
lokasi nyeri, frekuensi, durasi, data dassar untuk
dan intensitas (skala 0-10), dan mengevaluasi
tindakan penghilangan yang kebutuhan/efektifitas
digunakan. intervensi.

2. Berikan tindakan kenyamanan Meningkatkan relaksasi


dasar (misal : reposisi, gosokan dan membantu
punggung) dan aktifitas hiburan memfokuskan kembali
(missal : musik, televisi). perhatian.

3. Berikan analgesik sesuai Saat perubahan


indikasi. penyakit / pengobatan
terjadi, penilaian dosis
dan pemberian akan
diperlukan.

2. Resiko tinggi kekurangan cairan b.d adanya perdarahan intra peritonial.


Tujuan : Kebutuhan cairan klien dapat terpenuhi
Kriteria : Menunjukan keseimbangan cairan yang dibuktikan dengan TTV klien stabil,
mukosa lembab, dan turgor kulit baik.
Intervensi Keperawatan

No Intervensi Rasional
1. Awasi tanda tanda Vital Perubahan Td dan nadi
dapat digunakan untuk
perkiraan kasar
kehilangan darah.
Hipotensi postural
menunjukan penurunan
volume sirkulasi.

2. Catat respon fisiologis individual pasien Memburuknya gejala


terhadap perdarahan. Misal : ansietas, dapat menunjukan
pucat, berkeringat, takipnea, peningkatan berlajutnya perdarahan
suhu. atau tidak adekuatnya
penggantian cairan.

3. Awasi pemeriksaan laboratorium missal : Alat untuk menentukan


Hb/Ht, jumlah sel darah merah (SDM). kebutuhan penggantian
darah dan mengawassi
keefektifan terapi.

IV. Implementasi
Pelaksanaan pada klien kista ovarium dilaksanakan sesuai perencanaan perawatan yang
meliputi tindakan-tindakan yang telah direncanakan oleh perawat maupun hasil kolaborasi
dengan tim kesehatan lainnya serta memperhatikan kondisi dan keadaan klien.
V. Evaluasi
Evaluasi dilakukan setelah memberikan tindakan perawatan dengan melihat respon klien,
mengacu pada kriteria evaluasi, tahap ini merupakan proses yang menetukan sejauh mana
tujuan telah tercapai.

BAB III
TINJAUAN KASUS

NOMOR MEDRECT : 09854647488


RUANGAN : TERATAI
TANGGAL DI RAWAT : 20 JULI 2013
TANGGAL PENGKAJIAN : 21 JULI 2013

I. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan data
a. Identitas Klien
Nama : Ny. M
Umur : 44 Tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan terakhir : SD
Agama : Islam
: Jl. Pahlawan No. 63 Rt 10 / Rw 16 Majalengka
Diagnosa medis : Kista Ovarium
b. Penanggung Jawab
Nama : Tn. B
Umur : 51 Tahun
Pekerjaan : Karyawan swasta
Pendidikan terakhir : SD
Agama : Islam
: Jl. Pahlawan No. 63 Rt 10 / Rw 16 Majalengka
Hubungan dengan klien : Suami

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Klien mengatakan nyeri perut dirasakan sekitar 2 minggu yang lalu, sejak itu klien
memeriksakannya ke dokter, dan dianjurkan dirawat di RSUD Majalengka. Pada saat
pengkajian didapatkan data bahwa klien menderita kista ovarium.
b. Riwayat menstruasi
Klien menstruasi pertama berusia 15 tahun, menstruasi klien tidak teratur dan disertai
nyeri, banyak haid : klien 3X mengganti pembalut setiap hari.
c. Penyakit yang pernah dialami
Klien mengatakan 1 tahun yang lalu klien pernah mengalami penyakit yang sama
yaitu kista ovarium, dan klien menanganinya dengan operasi laparatomi pada tanggal 28
Januari 2010.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan klien, tidak
memiliki penyakit menular dan keturunan dari pihak keluarga seperti TBC, jantung, hepatitis
B, hipertensi dan diabetes militus.
e. Riwayat Keluarga Berencana
Klien mengatakan tidak pernah mengikuti program KB.
f. Riwayat Pernikahan
Klien menikah saat berusia 19 tahun dan suami berusia 26 tahun, klien sudah menikah
selama 25 tahun.
g. Riwayat seksual
Klien melakukan hubungan seksual sejak menikah pada usia 19 tahun. Kehidupan
seksual klien teratur dengan frekuensi 2 x 1 minggu tanpa keluhan yang dirasakan klien.

h. Riwayat penggunaan zat


Klien tidak pernah merokok, meminum minuman keras dan mengkonsumsi obat obatan.
i. Riwayat Obstetri
Jenis PB/ Keadaan
No. Hidup / Mati Penolong Tahun BB /kg Ma
Persalinan cm ibu
1 Hidup Normal Bidan 1988 2400 32 Baik Tidak
2 Hidup Normal Bidan 1990 2900 42 Baik Tidak
3 Hidup Normal Bidan 1994 3200 36 Baik Tidak
4 Hidup Normal Bidan 1996 3500 40 Baik Tidak
Data Status Keperawatan Klien Ny. M di Ruang Teratai RSUD Majalengka

3. Data sosial dan spiritual


a) Pola fikir dan persepsi
Klien mengatakan BAB-nya berdarah, dan menanyakan apakah ada hubungan BAB-nya
yang berdarah dengan penyakit kistanya? Klien tampak bertanya dan ingin tahu tentang
penyakitnya, dengan serius klien memegang tangan perawat dan mengerutkan dahi saat
bertanya.
b) Persepsi diri
Hal yang difikirkan klien saat ini adalah penyakit kistanya yang muncul untuk kedua kalinya,
klien menanyakan juga apa mungkin dapat dioperasi lagi dengan tenggang waktu hanya 1
tahun.
c) Konsep diri
Body Image : klien tidak malu terhadap perubahan tubuhnya
Peran : klien sebagai istri dan ibu dari 4 orang anak
Ideal diri : klien ingin menjadi ibu yang sehat untuk anaknya
Identitas diri : klien adalah seorang ibu rumah tangga
Harga diri : klien merasa cemas dengan penyakitnya

d) Hubungan / komunikasi
Klien berbicara jelas, berbahasa indonesia, relevan, mampu mengekspresikan, dan mampu
mengerti orang lain. Klien tinggal satu rumah dengan suami dan anak anaknya. Suami klien
memegang peranan penting dalam keluarga. Motivasi dari suami adalah dukungan moril dan
materi. Tidak ada kesulitan klien dalam keluarga.
e) Sistem nilai kepercayaan
Klien sering melakukan sholat 5 waktu di rumah, saat ini klien dan keluarga sering berdoa
untuk kesembuhan Ny. M.

4. Pola aktifitas sehari hari


Pola Aktifitas Sebelum masuk RS Selama dirawat di RS
Personal Hygiene Klien biasa mandi 2x / hari, keramas Selama dirawat di RS, k
3x / minggu, menggosok gigi setiap pernah mandi, menggoso
mandi, mengganti pakaian 2x / hari dan keramas, dan gunting ku
menggunting kukunya 1x / minggu.

Nutrisi Klien biasa makan nasi 3x / hari, Semenjak dirawat, nafsu


dengan porsi sedang karena tidak klien berkurang. Klien m
memiliki pantangan makanan. Klien 3x / hari porsi, klien le
biasa minum 1500 ml / hari. menyukai mengemil dar
makan nasi, dan minum
600ml/hari
Pola eliminasi BAB klien biasa 1 x / hari dengan Sejak di RS klien belum
kontensitas lembek, Klien BAK 4 5 sering terasa sulit untuk
x / hari. karena mules yang berle
terkeluar darah secara m
Pola istirahat Klien biasa tidur malam selama 7 8 Selama di RS klien tidak
jam / hari dari jam 21.00 05.00 WIB. beristirahat baik siang m
Klien mengatakan jarang tidur siang, malam jika merasakan n
minimal - 1 jam / hari karena merasa perutnya.
sakit di area perutnya.

5. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
1. Kesadaran : Compos Mentis (CM)
2. TTV :
Nadi : 84 X / menit
Suhu : 36,20C
o Pernafasan : 20 X / menit
o Tensi darah : 140 / 90 mmHg
3. Kepala : Kepala tampak simetris, rambut klien bersih, klien mengatakan sering pusing jika terbangun
terlalu cepat.
4. Mata : konjungtiva anemis, penglihatan klien masih nampak jelas.
5. Telinga : Telinga klien tampak kotor pada sebelah kiri, pendengaran masih jelas.
6. Hidung : Hidung klien bersih dan simetris, klien memiliki penciuman yang normal.
7. Mulut : Mukosa bibir lembab, gigi terdapat karies & kotor. Ompong pada gigi taring kanan sebanyak
2 3 buah.
8. Leher : tidak ada pembengkakan & pembesaran kelenjar tiroid.
9. Thorax : Simetris, suara nafas vesikuler, irama jantung reguler.
. Abdomen : Bentuk asimetris, terdapat benjolan di abdomen dekstra, nyeri tekan pada abdomen kanan
bawah, BU 5x / menit. Kandung kemih tidak teraba.
Genital luar : Tidak ada varises, tidak ada odema, tidak ada kista, terdapat pengeluaran pervaginam dengan
warna merah terang seperti ada gumpalan, bau sedikit amis, banyaknya darah 2 3x
mengganti celana dalam.
Ekstremitas : Tangan kanan & kiri berkuku panjang karena 1 minggu ini klien tidak memotong kuku.
Terpasang infus (transfusi darah) untuk menambah Hb dengan kolf ke-3.
13. Kulit : Warna kulit tidak ada kehitaman turgor kulit elastis, seluruh tubuh lengket karena klien
belum mandi.

6. Data Penunjang
a. Laboratorium Tanggal : 18 Juli 2013
Hematologi Hasil Satuan Rujukan
Leukosit 9.6 ribu / l 5 ~ 10
Hb 6.6 g/ dl 12 ~ 14
Ht 19.3 % 37 ~ 47
Trombosit 436 ribu / l 150 ~ 400
b. Laboratorium Tanggal : 23 Juli 2013
Hematologi Hasil Satuan Rujukan
Leukosit 5.6 ribu / l 5 ~ 10
Hb 8.3 g/ dl 12 ~ 14
Ht 23.4 % 37 ~ 47
Trombosit 377 ribu / l 150 ~ 400

7. Therapy
Tramadol 2x1amp via drip, Transfusi Hb darah 3 kolf sejak hari pertama perawatan. Pada
hari jumat klien mendapatkan transfusi Hb kembali sebanyak 2 kolf.

8. Analisa Data

No Data Fokus Etiologi Masalah


.
1. Ds : Klien mengatakan
Cistoma Ovarii Gg. Rasa nyaman :
nyeri pada area perut
bawah, menjalar sampai nyeri

ke punggung seperti
melilit lilit, dirasakan
selama 4 jam secara
terus menerus dengan
skala 10 (sakit sekali)
klien biasa mengatasinya
dengan mengelus elus
bokongnya. Rangsang Resptor nyeri

Do :
Klien tampak meringis
saat nyeri kambuh
Klien tampak mengelus
elus bagian bokong
Terdapat masa pada
perut bagian bawah Nyeri
Terdapat nyeri tekan
pada area kanan bawah
Bentuk abdomen
asimetris (benjolan di
area kanan bawah.
2 Ds : Kista Ovarium Gg. Volume cairan
kurang dari
Klien mengatakan Nyeri kebutuhan tubuh
saat BAB dan berdarah Adanya perdarahan
hingga menetes pervaginam
Klien mengatakan
terjadi dismenore, dan
haidnya tidak teratur.

Kehilangan vol cairan tubuh


Do :
Terdapat pengeluaran
pervaginam dengan
warna merah terang Gg. Vol. Cairan kurang dari
kebutuhan tubuh
seperti ada gumpalan
Bau darah sedikit amis,
banyaknya darah 2 3 x/
hari mengganti celana
dalam
Tidak ada hemoroid
eksterna
HB 6,6 g/dl
- Terpasang transfusi
darah

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1.Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d adanya massa intra abdomen, perjalanan proses penyakit.
2. Gangguan Volume Cairan kurang dari kebutuhan tubuh b.d adanya perdarahan intra
peritonial.

III. RENCANA KEPERAWATAN

No. Dx. Kep. Tujuan Intervensi


1. Gg. Rasa nyaman : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Kaji tingkat dan
nyeri b.d adanya masa selama 3 x 24 jam, diharapkan nyeri klien intensitas nyeri.
di perut bawah. berkurang dengan kriteria hasil :
- Klien mengatakan nyerinya berkurang Atur posisi
-Skala nyeri (0-2) senyaman mungkin.
-Klien tampak tenang
-Tidak ada nyeri tekan pada perut bagian Ajarkan dan
bawah anjurkan teknik
relaksasi.

Kolaborasi : Berikan
analgetik : Tramadol
2x1amp.

Beritahukan
tindakan operasi jika
Hb 10 g/dl
2. Gg. Vol. Cairan kurang Setelah dilakukan tindakan keperawatan Awasi tanda tanda
dari kebutuhan tubuh selama 3 x 24 jam, diharapkan kebutuhan Vital
b.d adanya perdarahan cairan klien dapat terpenuhi dengan
intra peritonial kriteria hasil : Catat respon
TTV klien stabil fisiologis individual
Membran mukosa lembab pasien terhadap
Turgor kulit baik perdarahan. Misal :
Konjunctiva tidak anemis ansietas, pucat,
berkeringat, takipnea,
peningkatan suhu.

Awasi pemeriksaan
laboratorium misal:
Hb/Ht, jumlah sel
darah merah (SDM).

IV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


Dx.
No Tanggal Tindakan Keperawataan Paraf
Keperawatan
1 22 Juli 2013 Gg. Rasa T = Mengkaji tingkat dan
nyaman : nyeri intensitas nyeri.
b.d adanya masa R = skala nyeri klien 6 dari
di perut bawah. ( 0-10)

T = Mengatur posisi senyaman


mungkin.
R = Klien bersedia

T = Mengajarkan dan
menganjurkan teknik
relaksasi.
R = Klien bersedia

T = Berkolaborasi dengan dokter


pemberian analgetik
R = Klien bersedia di injek
Tramadol 2x1amp.

2 23 Juli 2013 Gg. Vol. Cairan T = Mengawasi perubahan tanda


kurang dari tanda Vital
kebutuhan tubuh R = Nadi : 84 X / menit

b.d adanya Suhu : 36,20C

perdarahan intra Pernafasan : 20x / menit


peritonial Td : 140 / 90 mmHg

T = Mencatat respon fisiologis


individual pasien terhadap
perdarahan. Misal : ansietas,
pucat, berkeringat, takipnea,
peningkatan suhu.
R = Klien terlihat pucat, ansietas

T = Mengawasi pemeriksaan
laboratorium misal: Hb/Ht,
jumlah sel darah merah
(SDM).
R = Hb = 8.3 g/ dl
Ht = 23.4 %
Trombosit = 377 ribu / l

V. EVALUASI
Dx Tanggal Evaluasi Paraf
1. 24 Juli 2013 S : klien mengatakan nyeri tidak terlalu sering
terasa
O : klien tampak tenang
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan dengan
Anjurkan teknik relaksasi jika nyeri terasa
lagi terapi tramadol 2x1 amp
2. 24 Juli 2013 S : klien mengatakan masih keluar darah
pervaginam
O: klien tampak pucat, konjunctiva anemis
A : masalah belum teratasi
P : Intervensi lanjutkan dengan :
Pemberian transfusi lanjut 2 labu hingga Hb
10 g/dl
-

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel jinak berupa kantong yang berisi cairan yang
tumbuh pada ovarium.
Kista ovarium disebabkan oleh gangguan (pembentukan) hormon pada hipotalamus,
hipofisis, dan ovarium.
Manifestasi klinis kista ovarium antara lain :
1. Sering tanpa gejala.
2. Nyeri saat menstruasi
3. Nyeri di perut bagian bawah.
4. Nyeri pada saat berhubungan badan.
5. Nyeri pada punggung terkadang menjalar sampai ke kaki.
6. Terkadang disertai nyeri saat buang air kecil dan/atau buang air besar.
7. Siklus menstruasi tidak teratur; bisa juga jumlah darah yang keluar banyak.

B. Saran
1. Mahasiswa dapat mengimplementasikan askep sesuai dengan tahapan - tahapan dari protap
dengan baik dan benar yang diperoleh selama masa pe didikan baik diakademik maupun
dilapangan praktek
2. Ruangan
Meningkatkan pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan dengan mengaplikasikan strategi
pelaksanaan tindakan keperawatan demi tercapainya kesehatan dan kemandirian klien.
3. Rumah sakit
- Terselengaranya pelayanan kesehatan yang terintegrasi sesuai standar, berorientasi pada
kepuasan pelanggan menuju persaingan ditingkat regional
- Terwujudnya rumah sakit berbasis penelitian

4. Diklat
Meningkatkan pemberian informasi mengenai pedoman pendokumentasian asuhan
keperawatan yang sesuai dengan protap yang berlaku

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, M.2001. Rencana Perawatan Maternitas /Bayi, Jakarta:EGC


Winkjosastro , H.Dkk.2002.Ilmu Kebidanan.Jakarta:Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Mochtar,R.2002.Sinopsis Obsterti:Obsterti operatif,Obsterti social Jilid 2.jakarta:EGC

Website
http://ilmu-ilmukeperawatan.blogspot.com/2011/03/askep-kista-ovarium.html

anis nursella Sabtu, 10 Oktober 2015


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Anda mungkin juga menyukai