Anda di halaman 1dari 17

Tugas Terstruktur Dosen pengampu

Ulumul Quran Drs.H.Abdul Basyir, M.Ag

ILMU NUZUL QURAN


TAHAP WAKTU dan CARA TURUNNYA
WAHYU

Di Susun Oleh :

KELOMPOK : I

Normina : ( 1301251008 )
Nurmiati : ( 1301251012 )
Rahmi Anggia : ( 1301251016 )

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI ANTASARI


FAKULTAS TARBIYAH
PENDIDIKAN MATEMATIKA
BANJARMASIN
2013

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Al-Quran adalah kitab suci agama Islam yang diturunkan untuk memberi
petunjuk kepada semua umat manusia. Permulaan turunnnya Al-Quran
bertepatan pada malam 17 Ramadhan atau yang biasa disebut dengan malam
Nuzulul Al-Quran. Dimana malam tersebut adalah malam yang sangat mulia dan
penuh berkah. Al-Quran diturunkan secara berangsur-angsur sesuai dengan
situasi dan kondisi yang terjadi pada masa itu.

Dalam proses terbentuknya Al-Quran, sangat banyak tahap-tahap waktu dan


cara-cara turunnya wahyu yang harus dilalui. Sehingga membutuhkan waktu
sekitar 22 tahun 2 bulan 22 hari. Sebagai seorang Muslim dan Muslimah, kita
harus mengetahui proses turunnya Al-Quran, terutama tahap-tahap dan cara-cara
turunnya wahyu tersebut sehingga terbentuknya kitab suci Al-Quran yang mulia
ini.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Nuzul Al-Quran dan apa saja proses-
proses yang terjadi didalamnya ?
2. Bagaimana tahapan-tahapan waktu dan cara-cara turunnya wahyu
sehingga terbentuknya Al-Quran ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui makna dari Nuzul Al-Quran.
2. Untuk mengetahui proses-proses yang terjadi pada Nuzul Al-Quran.
3. Untuk mengetahui tahapan-tahapan waktu dan cara turunnya wahyu.

BAB II

2
PEMBAHASAN

A. Nuzul Al-Quran
1. Pengertian Nuzul Al-Quran

Nuzul al-Quran berasal dari kata Nuzul dan kata Al-Quran.


Kata Nuzul adalah bentuk masdar dari bahasa arab dengan akar
kata nazala-yanzilu-nuzulan berarti turun atau berpindah tempat,
atau menempati sesuatu. Sedangkan kata Al-Quran berarti kitab
suci umat Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
melalui malaikat Jibril untuk menjadi peringatan, petunjuk ,
tuntunan dan hukum demi keselamatan hidup umat manusia
didunia dan diakhirat. Dengan demikian Nuzulul Al-Quran berarti
turun atau perpindahan tempat Al-Quran dari Allah ke Jibril, dan
dari Jibril kedalam hati Nabi Muhammad SAW., serta dari Nabi ke
hati para sahabatnya, hingga ke umatnya secara umum.1

2. Turunnya Al-Quran

Allah pertama kali menurunkan Al-Quran pada malam senin tangal 17


Ramadhan pada tahun ke 41 dari kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang
bertepatan dengan tanggal 6 Agustus 610 M.2

Ketetapan tanggal 17 Ramadhan sebagai tanggal mulai diturunkannya Al-


Quran tidak terdapat secara tegas di dalam Al-Quran, namun ayat-ayat yang
mengisyaratkan kepada tanggal tersebut dapat dijumpai disurah, Al-Anfal ayat 41:

....

1 http://siswady.wordpress.com, download : Selasa, 24 September
2013, pukul : 16.30 WITA

2 Imam Mukhlas, Al-Quran Berbicara,(Surabaya: Pustaka Progressif,


1996), h. 29

Artinya: Jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan
kepada hamba kami (Muhammad pada) hari Furqan, yaitu pada hari bertemunya
dua pasukan. Dan Allah maha kuasa atas segala sesuatu.( QS. Al-Anfal: 41)

Yang dimaksud dengan yaum al-furqan pada ayat tersebut adalah hari
permulaan turunnya Al-Quran. Disebut demikian, karena kitab suci tersebut
berisi ajaran dan tuntunan hidup yang memisahkan antara yang benar dan yang
salah atau antara yang haq dan yang bathil. Adapun yang dimaksud dengan yaum
iltaqa al-jaman (hari bertemunya dua pasukan) ialah hari bertemunya dua
pasukan yaitu pasukan kaum Muslim dan pasukan kaum musyrik Quraisy pada
peperangan Badr. Mengingat peperangan Badr terjadi pada 17 Ramadhan, maka
dapat disimpulkan bahwa Al-Quran juga diturunkan pada 17 Ramadhan pula.3

Adapun tentang diturunkannya Al-Quran pada bulan Ramadhan, adalah


berdasarkan nash yang jelas yang terdapat dalam kitab Allah Azza wa Jalla,
dimana Ia berfirman:




...

Artinya : Bulan Ramdhan, bulan yang didalamnya diturunkan ( permulaan) Al-


Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai
petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dan yang bathil....( QS. Al-Baqarah:
165)

3A. Athaillah, Sejarah Al-Quran, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010),


h.134

4
Sedangkan Malaikat yang turun membawa Al-Quran adalah Jibril AS.
Sebagaimana telah ditetapkan pula dengan nash shoheh yang terdapat dalam Al-
Quran, dimana Allah berfirman:

Artinya: Dia ( Al-Quran) dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril) kedalam
hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seoragng diantara orang-orang
yang memberi peringatan, dengan bahasa arab yang jelas.(QS. Asy-Syuara:
193-195)

Dan firman Nya:

Artinya: katakanlah : Ruhul Quddus (Jibril) menurunkan Al-Quran dari


tuhan mu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah
beriman, dan menjadi petunjuk serta khabar gembira bagi orang-orang yang
berserah diri kepada Allah. (QS. An-Nahl:102)

Yang dimaksud dengan Ar-Ruhul Amin atau Ar-Ruh Al-Quddus ialah


Jibril as. Berdasarkan sepakat ahli tafsir, dimana dia adalah yang diberi
kepercayaan oleh Allah untuk mewahyukan Al-Quran kepada Rosulullah saw.
Dan dialah yang menyampaikan wahyu kepada segenap para Nabi dan Rosul
(sebelum Muhammad s.a.w).4

4Mohammad Aly Ash Shabuny, Pengantar Study Al-Quran ( At-Tibyan),


( Bandung: Almaarif, 1996), h.28

5
3. Wahyu Pertama di Turunkan

Iman As-Suyuti dalam kitab Al-Itqan mencatat beberapa pendapat tentang ayat
yang pertama kali turun. Ada yang mengatakan Basmalah, ada yang
mengatakan Al-Fatihah, namun yang paling shahih ialah surah Al-Alaq : 1-5.5

Pendapat yang pertama, mengatakan bahwa yang pertama kali diturunkan dari
Al-Quran adalah Bismillahirrahmaanirrahiim.

Imam Al-Wahidi mengeluarkan sebuah riwayat dengan sanadnya dari Ikrimah


dan Hasan, keduanya berkata, Pertama kali yang diturunkan dari Al-Quran
adalah Bismillaahirrahmaanirrahim dan awal surah Iqra bismi rabbik.

Ibnu Jarir ath-Thabari dan lainnya juga mengeluarkan sebuah riwayat melalui
adh-Dhahhak, dari Ibnu Abbas ra, ia berkata, Pertama kali yang dibawa turun
oleh Jibril as. Kepada Nabi Muhammad saw. Adalah perkataan Jibril Ya
Muhammad !, mohonlah perlindungan ( kepada Allah ), kemudian katakan
Bismillahirrahmaanirrahim.

Menurut Imam Sayuti : sesungguhnya pada dasarnya ini tidak dianggap


pendapat, karena sudah barang tentu konsekuensinya turunnya suatu surah adalah
turunnya basmalah bersama surah itu, maka ia merupakan ayat yang pertama
kali turun secara mutlak.6

Selain pendapat tersebut, ada pula pendapat lain yang menyatakan bahwa
surah Al-Fatihahlah sebenarnya yang pertama kali diturunkan. Syaikh Muhammad
Abduh menguatkan pendapat tersebut dengan tiga alasan. Pertama, surah Al-
Fatihah terletak pad permulaan Al-Quran. Kedua, seluruh isi surah Al-Quran
tersimpul dalam surah Al-Fatihah. Ketiga, menurut riwayat yang diceritakan

5 Imam Muchlas, Al-Quran Berbicara, (Surabaya: Pustaka Progressif,


1996), h.29

6 Imam Jalaludin As-Suyuti, Studi Al-Quran Komprehensif, (Surakarta:


Indiva Pustaka, 2008), h.107

6
kembali oleh Al-Baihaqi dalam Dalail Nubuwah, ternyata surah Al-Fatihah pula
yang disebut sebagai yang pertama kali diturunkan.7

Sedangkan, menurut pendapat yang terkuat dan riwayat yang sahih, firman
Allah yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad saw adalah firman-
Nya di surah Al-Alaq : 1-5 :

Artinya : Bacalah dengan ( menyebut ) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia


telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang
Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia
mengajarkan kepada manusia apa yang belum pernah ia ketahui. (QS. Al-Alaq :
1-5)

Ayat tersebut diturunkan ketika Nabi Muhammad saw sedang menyendiri dan
beribadah di sebuah gua yang bernama Gua Hira yang terdapat di Jabal Nur, kira-
kira tiga mil dari Mekah. Menurut Al-Bukhari dan Muslim dari Aisyah ra. Bahwa
Nabi Muhammad saw sering mengunjungi Gua Hira ini dan menyendiri serta
beribadah disana selama beberapa malam. Untuk lancarnya kegiatan beliau, beliau
selalu membawa bekal. Apabila bekal tersebut habis, beliau kembali kepada
Khadijah, yang kemudian memberikan bekal lagi seperti biasa. Pada suatu waktu
ketika beliau sedang berada di Gua Hira tersebut, tiba-tiba Jibril datang dan
berkata kepada beliau, Bacalah, hai Muhammad. Nabi menjawab, Aku tidak
bisa membaca. Nabi kemudian menceritakan bahwa malaikat itu merangkul dan
memelukku sampai aku betul-betul keletihan, kemudian aku dilepaskannya dan ia

7 A. Athaillah, Sejarah Al-Quran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010),


h.136

7
berkata lagi kepadaku,Bacalah. Aku menjawab, Aku tidak bisa membaca.
Aku direngkul dan dipeluknya lagi untuk kedua kalinya sampai aku merasa letih,
baru kemudian ia melepaskan aku dan berkata lagi kepadaku, Bacalah. Aku
menjawab,Aku tidak bisa membaca. Aku dirangkul dan dipeluknya lagi untuk
ketiga kalinya, lalu dilepaskannya seraya berkata, Bacalah dengan (menyebut)
nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang mengajar
(manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang
belum pernah ia ketahui. Setelah itu Nabi kembali menemui Khadijah dengan
hati yang takut dan gemetar.

Peristiwa bersejarah ini terjadi pada malam Senin, tanggal 17 Ramadhan


tahun ke 41 dari usia Nabi Muhammad saw atau 13 tahun sebelum beliau
berhijrah ke Madinah, bertepatan dengan bulan Juli tahun 610 H.8

4. Wahyu Terakhir di Turunkan

Kebanyakan ulama menetapkan bahwa hari penghabisan turunnya Al-


Quran, ialah hari Jumat 9 Dzulhijjah tahun 10 H, atau tahun 63 dari kelahiran
Nabi Muhammad saw ( Maret 632 M ).

Pada saat itu Nabi sedang berwukuf di padang Arafah dalam


menyelenggarakan haji yang terkenal dengan Haji Wada. Kebanyakan ulama
tafsir menetapkan bahwa sesudah hari itu tak ada lagi Al-Quran diturunkan untuk
menerangkan hukum dan Nabipun hidup sesudahnya selama 81 malam saja lagi.
Ahli tarikh menetapkan bahwa Nabi kita hidup sesudahnya selama 3 bulan lebih
kurang. Sebagaimana diketahui bahwa Rasulullah wafat pada tanggal 12 Rabiul
awal tahun 11 H, hari Senin = 7 Juni 632 M.9

8Ibid, h. 132-134.

9 T. M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Quran /


Tafsir, (Jakarta: Bulan Bintang, 1980), h.53

8
Menurut riwayat yang terkuat, ayat Al-Quran yang terakhir sekali
diturunkan adalah ayat ketiga dari surah Al-Maidah ayat 3 :



.....

Artinya : Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah
Aku cukupkan nikmat-Ku kepadam, dan Aku relakan Islam itu adalah agama
untukmu. (QS. Al-Maidah : 3)

Menurut riwayat diatas, ayat terakhir tersebut diturunkan ketika Nabi Muhammad
saw bersama para sahabat sedang wukuf di Arafah dalam rangka melaksanakan
ibadah haji terakhir (haji wada ) pada hari Jumat, tanggal 9 Zulhijjah tahun ke-10
H atau tahun ke-63 dari usia beliau. Delapan puluh satu setelah malam itu, Nabi
pun wafat.10

B. TAHAP WAKTU dan CARA TURUNNYA WAHYU

Wahyu menurut arti aslinya yaitu isyarat yang cepat (al-isyarat al-syariah)
yang dimasukkan kedalam hati seseorang (al-ilqa fi rawi). Adapun yang
dimasukkan ke dalam hati itu tidak dalam bentuk verbal, tetapi berupa pengertian
yang bebas dari keraguan dan kesulitan serta bukan pula merupakan hasil meditasi
atau perenungan.11

Adapun yang dimaksud dengan wahyu menurut terminologi syari, para


ulama berbeda pendapat dalam merumuskannya. Definisi yang terpanjang

10 A. Athaillah, Sejarah Al-Quran Verifikasi tentang Otentisitas Al-


Quran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h.140.

11 A. Athaillah, Sejarah Al-Quran Verifikasi tentang Otentisitas Al-


Quran, (Banjarmasin: Antasari Press, 2006), h.58

9
menyatakan bahwa wahyu itu adalah Allah memberitahukan kepada orang yang
terpilih dari hamba-hamba-Nya setiap apa saja dari berbagai macam petunjuk dan
ilmu yang ingin Dia beritahukan kepadanya, namun dengan cara yang rahasia dan
tersembunyi serta tidak mengikuti cara yang biasa dilakukan manusia.12

Imam Al-Zuhri pernah ditanya tentang wahyu, kemudian ia menjawab:


wahyu ialah kalam Allah yang disampaikan kepada salah seorang Nabi-Nya
kemudian dikukuhkan-Nya kedalam hatinya; lalu dia menyatakan bahwa itu
adalah wahyu dan ditulisnya.13

1. Tahap Waktu Turunnya Wahyu

Proses turunnya Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW adalah melalui tiga
tahap yaitu:

Pertama, Al-Quran turun secara sekaligus dari Allah ke lauh Al-mahfuzh,


yaitu suatu tempat yang merupakan catatan tentang segala ketentuan dan
kepastian Allah. Proses pertama ini di isyaratkan dalam QS. Al-Buruj(85) ayat 21-
22:

Artinya : Bahkan yang didustakan mereka ialah Al-Quran yang mulia. Yang
(tersimpan) dalam lauh al-mahfuzh.(QS. Al-Buruj :21-22)

Diisyaratkan pula oleh firman Allah surat Al-Waqiah (56) ayat 77-80:

12 A. Athaillah, Sejarah Al-Quran Verifikasi tentang Otentisitas Al-


Quran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 114-115

13 Zainal Abidin, Seluk Beluk Al-Quran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1992),


h.69

10


Artinya : Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada
kitab yang terpelihara (lauh mahfuzh), tidak menyentuhnya, kecuali hamba-
hamba yang di sucikan. Diturunkan dari Tuhan semesta alam.( QS. Al-
Waqiah:77:80)

Tahap kedua, Al-Quran diturunkan dari lauh al-mahfuzh itu kebait al-
izzah (tempat yang berada dilangit dunia). Proses ini diisyaratkan Allah dalam
surah Al-Qadar [97]: 1

Artinya :sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam


kemuliaan.(QS. Al-Qadar:1)

Juga diisyratkan dalam QS. Surat Ad-Dukhan [44] ayat 3

Artinya: sesungguhnya kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi


dan sesungguhnya kami lah yang memberi peringatan.( QS. Ad-Dukhan:3)

Tahap ketiga, Al-Quran diturunkan dari bait al-izzah kedalam hati Nabi
dengan jalan berangsur-angsur sesuai dengan kebutuhan. Ada kalanya satu ayat,
dua ayat, dan bahkan kadang-kadang satu surat.14

14 Rosihan Anwar, Ulumul Quran,

11
Selain itu, menurut Syaikh Al-Khudlari dalam bukunya, Tarikh Tasyi, masa
turunnya Al-Quran yang dimulai dari tanggal 17 Ramadhan tahun ke-41 dari
kelahiran Nabi Muhammad saw hingga akhir turunnya ayat pada 9 Zulhijjah
tahun ke-63 dari usia beliau, tidak kurang dari 22 tahun 2 bulan 22 hari. Masa ini
kemudian dibagi oleh para ulama menjadi dua periode yaitu periode Mekkah dan
periode Madinah.

Periode Mekkah dimulai ketika Nabi Muhammad saw pertama kali


menerima ayat-ayat Al-Quran pada 17 Ramadhan,tahun ke-41 dari kelahiran
beliau hingga awal Rabiul Awal tahun ke-54 dari kelahiran beliau, yaitu sewaktu
beliau akan berhijrah meninggalkan Mekkah menuju Madinah.

Periode Madinah dimulai sejak Nabi Muhammad saw berhijrah ke


Madinah dan menetap disana sampai dengan turunnya ayat terakhir pada 9
Zulhijjah tahun ke-63 dari kelahiran beliau. Dengan demikian, periode Mekkah
selama12 tahun 5 bulan 13 hari dan periode Madinah selama 9 tahun 9 bulan 9
hari.15

2. Cara Turunnya Wahyu

Nabi Muhammad saw telah menerima kalam Allah melalui tiga cara. Cara
yang pertama, adakalanya beliau alami melalui ilham dikala beliau dalam keadaan
jaga. Setelah beliau menerimanya, beliau dapat mengingatnya dengan tepat.
Pengalaman beliau dalam menerima kalam Allah melalui cara yang pertama dan
melalui ilham tersebut telah diriwayatkan dalam hadis berikut ini, Sesungguhnya
Ruh al-Qudus (Jibril) telah menuangkan kedalam hatiku bahwa seseorang tidak
akan mati sampai rejekinya sempurna; karena itu, bertakwalah kalian kepada
Allah dan berbuat eloklah kamu dalam mencarinya.

Disamping itu, Rasulullah saw juga pernah menerima kalam Allah melalui
cara yang pertama, namun pada waktu tidur, bukan pada waktu jaga. Pengalaman

15A. Athaillah, Sejarah Al-Quran Verifikasi tentang Otentisitas Al-


Quran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h.143-144.

12
beliau yang seperti itu telah diriwayatkan oleh Aisyah ra sebagai berikut,
Pertama kali Rasulullah saw menerima wahyu adalah mimpi yang benar ketika
tidur. Beliau tidak melihat mimpi itu, kecuali datang seperti cahaya shubuh.

Cara kedua, menurut riwayat hanya sekali pernah dialami Rasulullah saw,
yaitu ketika miraj, beliau telah menerima perintah untuk melaksanakan shalat
fardhu lima waktu dari Allah secara langsung, tanpa perantaraan Jibril.

Cara ketiga, adalah cara yang cukup sering dialami oleh Rasulullah saw.
Cara ketiga ini adakalanya Jibril menyampaikan makna (ide) yang terkandung
dalam kalam Allah atau wahyu, kemudian beliau sendiri yang mengungkapkannya
kepada kaum Muslim dengan lafal (redaksi) dari beliau; dan adakalanya pula
Jibril langsung menyampaikan kalam Allah itu tidak hanya berupa makna (ide)
yang terkandung didalamnya, tetapi sekaligus dengan lafalnya langsung dari
Allah.

Cara yang tertinggi dari ketiga cara tersebut adalah cara yang terakhir.
Sebab wahyu yang diturunkan dengan cara terakhir tersebut, hanya untuk para
nabi dan para rasul yang bertugas membawa risalah Allah. Adapun wahyu yang
diturunkan dengan cara yang pertama dan kedua termasuk jenis wahyu yang lebih
rendah kendatipun sifatnya langsung dari Allah SWT. Begitu pula wahyu yang
diturunkan melalui Jibril, namun yang disampaikannya kepada Rasulullah saw
hanya berupa makna. Sebab, wahyu dalam bentuk-bentuk tersebut dapat pula
diberikan kepada orang-orang saleh yang bukan nabi dan rasul.16

3. Hikmah Turunnya Al-Quran Secara Berangsur-


angsur
a. Memantapkan Hati Nabi

16A. Athaillah, Sejarah Al-Quran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2010),


h. 116-118.

13
Ketika menyampaikan dakwah, Nabi sering berhadapan dengan para
penentang. Turunnya wahyu yang berangsur-angsur itu merupakan dorongan
tersendiri bagi Nabi untuk terus menyampaikan dakwah.

b. Menentang dan Melemahkan Para Penentang Al-Quran

Nabi sering berhadapan dengan pertanyaan-pertanyaan sulit yang dilontarkan


orang-oramg musyrik dengan tujuan melemahkan Nabi. Turunnya wahyu yag
berangsur-angsur itu tidak saja menjawab pertanyaan itu, bahkan menentang
mereka untuk membuat sesuatu yang serupa dengan Al-Quran. Dan ketika
mereka tidak mampu memenuhi tantangan itu, hal itu sekaligus merupakan salah
satu mukjizat Al-Quran.

c. Memudahkan Untuk Dihafal dan Dipahami

Al-Quran pertama kali turun ditengah-tenah masyarakat Arab yang ummi,


yakni yang tidak memiliki pengetahuan tentang bacaan dan tulisan. Turunny
wahyu secara berangsu-angsur memudahkan mereka untuk memahami dan
menghafal nya.

d. Mengikuti setiap kejadiaan (yang karenanya ayat-ayat Al-Quran turun)


dan melakukan penahapan dan penetapan syariat.
e. Membuktikan dengan pasti bahwa Al-quran turun dari Allah yang Maha
bijaksana.17

17Rosihan Anwar, Ulumul Quran, (Bandung: Pustaka Setia, 2008),


h.36.

14
15
BAB III

PENUTUP

Simpulan

Nuzul Al-Quran yaitu turunnya Al-Quran, yang bertepatan pada malam


17 Ramadhan pada tahun ke 41 dari kelahiran Nabi Muhammad saw atau tanggal
6 Agustus 610 M ,lewat perantara Jibril as. Menurut pendapat terkuat, wahyu
yang pertama dan terakhir diturunkan adalah Surah Al-Alaq ayat 1-5 dan surah
Al-Maidah ayat 3.

Wahyu ialah kalam Allah yang disampaikan kepada seorang Rasul dan
Nabinya. Adapun tahap-tahapan diturunkannya wahyu sehingga terbentuknya Al-
Quran meliputi tiga tahap, yaitu : pertama, Al-Quran turun secara sekaligus dari
Allah ke lauh Al-mahfuzh. kedua, Al-Quran diturunkan dari lauh al-mahfuzh itu
kebait al-izzah (tempat yang berada dilangit dunia), dan ketiga, Al-Quran
diturunkan dari bait al-izzah kedalam hati Nabi dengan jalan berangsur-angsur
sesuai dengan kebutuhan.

Cara turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad saw meliputi tiga cara
juga. Cara yang pertama, adakalanya beliau alami melalui ilham dikala beliau
dalam keadaan jaga maupun tidak jaga. Cara kedua, secara langsung bertemu
dengan Allah swt, yaitu ketika Isra Miraj. Sedangkan cara ketiga, yaitu lewat
perantara Jibril as.

Wahyu yang diturunkan secara berangsur-angsur mempunyai banyak


hikmah, seperti; untuk memantapkan hati Nabi, menentang dan melemahkan para
penentang Al-Quran, memudahkan untuk dihafal dan dipahami, mengikuti setiap
kejadiaan, melakukan penahapan dan penetapan syariat dan untuk membuktikan
dengan pasti bahwa Al-quran turun dari Allah yang Maha bijaksana.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal, Seluk Beluk Al-Quran, Jakarta, Rineka Cipta, 1992.

Anwar, Rosihan, Ulumul Quran, Bandung, Pustaka Setia, 2008.

Ash-Shiddieqy, Hasbi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Quran / Tafsir, Jakarta,

Bulan Bintang, 1980.

As-Suyuti, Imam Jalaluddin, Studi Al-Quran Komprehensif, Surakarta, Indiva

Pustaka, 2008.

Athaillah, Ahmad, Sejarah Al-Quran Verifikasi tentang Otentisitas Al-Quran,

Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2010.

Athaillah, Ahmad, Sejarah Al-Quran Verifikasi tentang Otentisitas Al-Quran,

Banjarmasin, Antasari Pers, 2006.

Muchlas, Imam, Al-Quran Berbicara, Surabaya, Pustaka Progressif, 1996.

Shabany, Mohammad Aly Ash, Pengantar Study Al-Quran (At-Tibyan),

Bandung, Almaarif, 1996

. http://siswady.wordpress.com

17

Anda mungkin juga menyukai