Di Susun Oleh :
KELOMPOK : I
Normina : ( 1301251008 )
Nurmiati : ( 1301251012 )
Rahmi Anggia : ( 1301251016 )
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Al-Quran adalah kitab suci agama Islam yang diturunkan untuk memberi
petunjuk kepada semua umat manusia. Permulaan turunnnya Al-Quran
bertepatan pada malam 17 Ramadhan atau yang biasa disebut dengan malam
Nuzulul Al-Quran. Dimana malam tersebut adalah malam yang sangat mulia dan
penuh berkah. Al-Quran diturunkan secara berangsur-angsur sesuai dengan
situasi dan kondisi yang terjadi pada masa itu.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Nuzul Al-Quran dan apa saja proses-
proses yang terjadi didalamnya ?
2. Bagaimana tahapan-tahapan waktu dan cara-cara turunnya wahyu
sehingga terbentuknya Al-Quran ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui makna dari Nuzul Al-Quran.
2. Untuk mengetahui proses-proses yang terjadi pada Nuzul Al-Quran.
3. Untuk mengetahui tahapan-tahapan waktu dan cara turunnya wahyu.
BAB II
2
PEMBAHASAN
A. Nuzul Al-Quran
1. Pengertian Nuzul Al-Quran
2. Turunnya Al-Quran
....
1 http://siswady.wordpress.com, download : Selasa, 24 September
2013, pukul : 16.30 WITA
Artinya: Jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan
kepada hamba kami (Muhammad pada) hari Furqan, yaitu pada hari bertemunya
dua pasukan. Dan Allah maha kuasa atas segala sesuatu.( QS. Al-Anfal: 41)
Yang dimaksud dengan yaum al-furqan pada ayat tersebut adalah hari
permulaan turunnya Al-Quran. Disebut demikian, karena kitab suci tersebut
berisi ajaran dan tuntunan hidup yang memisahkan antara yang benar dan yang
salah atau antara yang haq dan yang bathil. Adapun yang dimaksud dengan yaum
iltaqa al-jaman (hari bertemunya dua pasukan) ialah hari bertemunya dua
pasukan yaitu pasukan kaum Muslim dan pasukan kaum musyrik Quraisy pada
peperangan Badr. Mengingat peperangan Badr terjadi pada 17 Ramadhan, maka
dapat disimpulkan bahwa Al-Quran juga diturunkan pada 17 Ramadhan pula.3
...
4
Sedangkan Malaikat yang turun membawa Al-Quran adalah Jibril AS.
Sebagaimana telah ditetapkan pula dengan nash shoheh yang terdapat dalam Al-
Quran, dimana Allah berfirman:
Artinya: Dia ( Al-Quran) dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril) kedalam
hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seoragng diantara orang-orang
yang memberi peringatan, dengan bahasa arab yang jelas.(QS. Asy-Syuara:
193-195)
5
3. Wahyu Pertama di Turunkan
Iman As-Suyuti dalam kitab Al-Itqan mencatat beberapa pendapat tentang ayat
yang pertama kali turun. Ada yang mengatakan Basmalah, ada yang
mengatakan Al-Fatihah, namun yang paling shahih ialah surah Al-Alaq : 1-5.5
Pendapat yang pertama, mengatakan bahwa yang pertama kali diturunkan dari
Al-Quran adalah Bismillahirrahmaanirrahiim.
Ibnu Jarir ath-Thabari dan lainnya juga mengeluarkan sebuah riwayat melalui
adh-Dhahhak, dari Ibnu Abbas ra, ia berkata, Pertama kali yang dibawa turun
oleh Jibril as. Kepada Nabi Muhammad saw. Adalah perkataan Jibril Ya
Muhammad !, mohonlah perlindungan ( kepada Allah ), kemudian katakan
Bismillahirrahmaanirrahim.
Selain pendapat tersebut, ada pula pendapat lain yang menyatakan bahwa
surah Al-Fatihahlah sebenarnya yang pertama kali diturunkan. Syaikh Muhammad
Abduh menguatkan pendapat tersebut dengan tiga alasan. Pertama, surah Al-
Fatihah terletak pad permulaan Al-Quran. Kedua, seluruh isi surah Al-Quran
tersimpul dalam surah Al-Fatihah. Ketiga, menurut riwayat yang diceritakan
6
kembali oleh Al-Baihaqi dalam Dalail Nubuwah, ternyata surah Al-Fatihah pula
yang disebut sebagai yang pertama kali diturunkan.7
Sedangkan, menurut pendapat yang terkuat dan riwayat yang sahih, firman
Allah yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad saw adalah firman-
Nya di surah Al-Alaq : 1-5 :
Ayat tersebut diturunkan ketika Nabi Muhammad saw sedang menyendiri dan
beribadah di sebuah gua yang bernama Gua Hira yang terdapat di Jabal Nur, kira-
kira tiga mil dari Mekah. Menurut Al-Bukhari dan Muslim dari Aisyah ra. Bahwa
Nabi Muhammad saw sering mengunjungi Gua Hira ini dan menyendiri serta
beribadah disana selama beberapa malam. Untuk lancarnya kegiatan beliau, beliau
selalu membawa bekal. Apabila bekal tersebut habis, beliau kembali kepada
Khadijah, yang kemudian memberikan bekal lagi seperti biasa. Pada suatu waktu
ketika beliau sedang berada di Gua Hira tersebut, tiba-tiba Jibril datang dan
berkata kepada beliau, Bacalah, hai Muhammad. Nabi menjawab, Aku tidak
bisa membaca. Nabi kemudian menceritakan bahwa malaikat itu merangkul dan
memelukku sampai aku betul-betul keletihan, kemudian aku dilepaskannya dan ia
7
berkata lagi kepadaku,Bacalah. Aku menjawab, Aku tidak bisa membaca.
Aku direngkul dan dipeluknya lagi untuk kedua kalinya sampai aku merasa letih,
baru kemudian ia melepaskan aku dan berkata lagi kepadaku, Bacalah. Aku
menjawab,Aku tidak bisa membaca. Aku dirangkul dan dipeluknya lagi untuk
ketiga kalinya, lalu dilepaskannya seraya berkata, Bacalah dengan (menyebut)
nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang mengajar
(manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang
belum pernah ia ketahui. Setelah itu Nabi kembali menemui Khadijah dengan
hati yang takut dan gemetar.
8Ibid, h. 132-134.
8
Menurut riwayat yang terkuat, ayat Al-Quran yang terakhir sekali
diturunkan adalah ayat ketiga dari surah Al-Maidah ayat 3 :
.....
Artinya : Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah
Aku cukupkan nikmat-Ku kepadam, dan Aku relakan Islam itu adalah agama
untukmu. (QS. Al-Maidah : 3)
Menurut riwayat diatas, ayat terakhir tersebut diturunkan ketika Nabi Muhammad
saw bersama para sahabat sedang wukuf di Arafah dalam rangka melaksanakan
ibadah haji terakhir (haji wada ) pada hari Jumat, tanggal 9 Zulhijjah tahun ke-10
H atau tahun ke-63 dari usia beliau. Delapan puluh satu setelah malam itu, Nabi
pun wafat.10
Wahyu menurut arti aslinya yaitu isyarat yang cepat (al-isyarat al-syariah)
yang dimasukkan kedalam hati seseorang (al-ilqa fi rawi). Adapun yang
dimasukkan ke dalam hati itu tidak dalam bentuk verbal, tetapi berupa pengertian
yang bebas dari keraguan dan kesulitan serta bukan pula merupakan hasil meditasi
atau perenungan.11
9
menyatakan bahwa wahyu itu adalah Allah memberitahukan kepada orang yang
terpilih dari hamba-hamba-Nya setiap apa saja dari berbagai macam petunjuk dan
ilmu yang ingin Dia beritahukan kepadanya, namun dengan cara yang rahasia dan
tersembunyi serta tidak mengikuti cara yang biasa dilakukan manusia.12
Proses turunnya Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW adalah melalui tiga
tahap yaitu:
Artinya : Bahkan yang didustakan mereka ialah Al-Quran yang mulia. Yang
(tersimpan) dalam lauh al-mahfuzh.(QS. Al-Buruj :21-22)
Diisyaratkan pula oleh firman Allah surat Al-Waqiah (56) ayat 77-80:
10
Artinya : Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada
kitab yang terpelihara (lauh mahfuzh), tidak menyentuhnya, kecuali hamba-
hamba yang di sucikan. Diturunkan dari Tuhan semesta alam.( QS. Al-
Waqiah:77:80)
Tahap kedua, Al-Quran diturunkan dari lauh al-mahfuzh itu kebait al-
izzah (tempat yang berada dilangit dunia). Proses ini diisyaratkan Allah dalam
surah Al-Qadar [97]: 1
Tahap ketiga, Al-Quran diturunkan dari bait al-izzah kedalam hati Nabi
dengan jalan berangsur-angsur sesuai dengan kebutuhan. Ada kalanya satu ayat,
dua ayat, dan bahkan kadang-kadang satu surat.14
11
Selain itu, menurut Syaikh Al-Khudlari dalam bukunya, Tarikh Tasyi, masa
turunnya Al-Quran yang dimulai dari tanggal 17 Ramadhan tahun ke-41 dari
kelahiran Nabi Muhammad saw hingga akhir turunnya ayat pada 9 Zulhijjah
tahun ke-63 dari usia beliau, tidak kurang dari 22 tahun 2 bulan 22 hari. Masa ini
kemudian dibagi oleh para ulama menjadi dua periode yaitu periode Mekkah dan
periode Madinah.
Nabi Muhammad saw telah menerima kalam Allah melalui tiga cara. Cara
yang pertama, adakalanya beliau alami melalui ilham dikala beliau dalam keadaan
jaga. Setelah beliau menerimanya, beliau dapat mengingatnya dengan tepat.
Pengalaman beliau dalam menerima kalam Allah melalui cara yang pertama dan
melalui ilham tersebut telah diriwayatkan dalam hadis berikut ini, Sesungguhnya
Ruh al-Qudus (Jibril) telah menuangkan kedalam hatiku bahwa seseorang tidak
akan mati sampai rejekinya sempurna; karena itu, bertakwalah kalian kepada
Allah dan berbuat eloklah kamu dalam mencarinya.
Disamping itu, Rasulullah saw juga pernah menerima kalam Allah melalui
cara yang pertama, namun pada waktu tidur, bukan pada waktu jaga. Pengalaman
12
beliau yang seperti itu telah diriwayatkan oleh Aisyah ra sebagai berikut,
Pertama kali Rasulullah saw menerima wahyu adalah mimpi yang benar ketika
tidur. Beliau tidak melihat mimpi itu, kecuali datang seperti cahaya shubuh.
Cara kedua, menurut riwayat hanya sekali pernah dialami Rasulullah saw,
yaitu ketika miraj, beliau telah menerima perintah untuk melaksanakan shalat
fardhu lima waktu dari Allah secara langsung, tanpa perantaraan Jibril.
Cara ketiga, adalah cara yang cukup sering dialami oleh Rasulullah saw.
Cara ketiga ini adakalanya Jibril menyampaikan makna (ide) yang terkandung
dalam kalam Allah atau wahyu, kemudian beliau sendiri yang mengungkapkannya
kepada kaum Muslim dengan lafal (redaksi) dari beliau; dan adakalanya pula
Jibril langsung menyampaikan kalam Allah itu tidak hanya berupa makna (ide)
yang terkandung didalamnya, tetapi sekaligus dengan lafalnya langsung dari
Allah.
Cara yang tertinggi dari ketiga cara tersebut adalah cara yang terakhir.
Sebab wahyu yang diturunkan dengan cara terakhir tersebut, hanya untuk para
nabi dan para rasul yang bertugas membawa risalah Allah. Adapun wahyu yang
diturunkan dengan cara yang pertama dan kedua termasuk jenis wahyu yang lebih
rendah kendatipun sifatnya langsung dari Allah SWT. Begitu pula wahyu yang
diturunkan melalui Jibril, namun yang disampaikannya kepada Rasulullah saw
hanya berupa makna. Sebab, wahyu dalam bentuk-bentuk tersebut dapat pula
diberikan kepada orang-orang saleh yang bukan nabi dan rasul.16
13
Ketika menyampaikan dakwah, Nabi sering berhadapan dengan para
penentang. Turunnya wahyu yang berangsur-angsur itu merupakan dorongan
tersendiri bagi Nabi untuk terus menyampaikan dakwah.
14
15
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Wahyu ialah kalam Allah yang disampaikan kepada seorang Rasul dan
Nabinya. Adapun tahap-tahapan diturunkannya wahyu sehingga terbentuknya Al-
Quran meliputi tiga tahap, yaitu : pertama, Al-Quran turun secara sekaligus dari
Allah ke lauh Al-mahfuzh. kedua, Al-Quran diturunkan dari lauh al-mahfuzh itu
kebait al-izzah (tempat yang berada dilangit dunia), dan ketiga, Al-Quran
diturunkan dari bait al-izzah kedalam hati Nabi dengan jalan berangsur-angsur
sesuai dengan kebutuhan.
Cara turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad saw meliputi tiga cara
juga. Cara yang pertama, adakalanya beliau alami melalui ilham dikala beliau
dalam keadaan jaga maupun tidak jaga. Cara kedua, secara langsung bertemu
dengan Allah swt, yaitu ketika Isra Miraj. Sedangkan cara ketiga, yaitu lewat
perantara Jibril as.
16
DAFTAR PUSTAKA
Pustaka, 2008.
. http://siswady.wordpress.com
17