PENDAHULUAN
dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 yang menyatakan bahwa “Setiap
warga negara berhak mendapat pendidikan.” Hal ini menunjukan bahwa orang kaya
ataupun orang miskin, orang kota ataupun orang desa, orang berbakat ataupun tidak
setiap manusia. Tidak hanya persamaan dalam hak mendapatkan kehidupan yang
lebih baik, tetapi juga mempunyai hak yang sama dalam memperoleh pendidikan.
Adapun ayat yang berhubungan dengan kesamaan hak tersebut ada didalam Q.S.
an-Nur/24:61.
لَّيس على ٱلعمى حرج َّول على ٱلعرج حرج َّول على ٱلمريض حرج
َّول على أنفُس ُكم أن تأ ُكلُوا من بُيُوت ُكم أو بُيُوت ءابائ ُكم أؤ بُيُوت أ ُ َّمهت ُكم أو
بُيُوت إخون ُكم أو بُيُوت أخوت ُكم أو بُيُوت أعمم ُكم أو بُيُوت ع َّمت ُكم أو بُيُوت
أخول ُكم أو بُيُوت خلت ُكم أو ما ملكتُم َّمفاتحهۥُٓ أو صديق ُكم ج ليس علي ُكم ُجناح
أن تأ ُكلُوا جميعًا أو أشتات ًا ج فإذا دخلتُم بُيُوت ًا فسل ُموا على أنفُس ُكم تحيَّةً من
.ٱّللُ ل ُك ُم ٱليت لعلَّ ُكم تعقلُون
َّ ٱّلل ُمبركةً طيبةً ج كذلك يُبي ُن
َّ عند
Ayat di atas menerangkan bahwa tidak ada yang membeda-bedakan manusia
di sisi Allah swt. Bukan kekayaan yang mereka miliki, bukan pula kepandaian,
kecantikan, ataupun kedudukan sosial mereka. Hal ini menunjukan bahwa anak
1
2
normal maupun anak berkebutuhan khusus memiliki derajat dan hak yang sama
tersebut tidaklah sama dengan pendidikan yang diberikan pada anak umumnya.
pembelajaran yang diberikan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Hal ini
ayat 2 yang menyatakan bahwa “Warga negara yang memiliki kelainan fisik,
Salah satu anak yang memerlukan pendidikan khusus tersebut ialah anak
berat. Tunagrahita ringan adalah tunagrahita yang masih mampu dididik dan dilatih
1
Republik Indonesia, “Undang-undang R.I. Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional,” dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
SISDIKNAS & Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan
Pendidikan serta Wajib Belajar (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 7.
2
Dedy Kustawan dan Yani Meimulyani, Mengenal Pendidikan Khusus & Pendidikan
Layanan Khusus serta Implementasinya (Jakarta: Luxima Metro Media, 2013), h. 32.
3
Tunagrahita sedang yaitu tunagrahita yang masih bisa di ajak berkomunikasi, tetapi
tidak begitu mahir membaca, menulis, dan berhitung.3 Tunagrahita berat yaitu
dapat berjalan, berbicara atau memahami.5 Di antara jenis tunagrahita di atas, maka
jenis tunagrahita ringanlah yang lebih mampu dididik dan dilatih dibandingkan
Terlepas dari itu, salah satu mata pelajaran wajib yang harus di berikan di
Matematika harus diberikan kepada anak tunagrahita karena sangat bermanfaat bagi
dilakukan oleh Ely Rahmah menyatakan bahwa matematika bagi anak tunagrahita
merupakan sesuatu yang sangat sulit, karena mereka memiliki hambatan dalam
kesulitan mengingat sesuatu dalam jangka panjang dan juga sulit memahami
3
Yani Meimulyani dan Caryoto, Media Pembelajaran Adaptif bagi Anak Berkebutuhan
Khusus (Jakarta: Luxima Metro Media, 2013), h. 15-16.
4
Nur Fathurrahmatul A’liah, “Pelaksanaan Pembelajaran PAI Jurusan Tunagrahita di SDLB
Dharma Wanita Persatuan Banjarmasin” (Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Antasari, Banjarmasin, 2013), h. 34.
5
Dadan Rachmayana, Diantara Pendidikan Luar Biasa Menuju Anak Masa Depan yang
Inklusif (Jakarta: Luxima Metro Media, 2013), h. 25.
6
Ely Rahmah, “Pembelajaran Matematika Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dalam
pendidikan Inklusif di Kelas IV SDN Benua Anyar 8 Banjarmasin (Penyelenggara Pendidikan
4
Salah satu materi didalam matematika yang sulit dipelajari oleh anak
tunagrahita ringan ialah materi operasi hitung penjumlahan. Hal ini sesuai dengan
beberapa penelitian yang telah dilakukan. Pertama, penelitian dari Shopia yang
ringan kelas I SDLB Negeri Sungai Malang belum memahami operasi hitung
menyelesaikan penjumlahan 1-5. Ketiga, penelitian dari Fina Ria Noviana yang
menyatakan bahwa anak tunagrahita ringan di SDLB Negeri Pelita Hati Tanjung
standar KKM (> 60). Dari beberapa penelitian tersebut, dapat dikatakan bahwa
materi operasi hitung penjumlahan adalah materi yang sulit. Padahal materi
uang yang di milikinya, melakukan transaksi jual beli dengan orang lain,
Bagi anak normal saja, media pembelajaran pada operasi hitung penjumlahan ini
Inklusif) Tahun Pelajaran 2013/2014” (Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,
Institut Agama Islam Negeri Antasari, Banjarmasin, 2014), h. 100.
5
menyalurkan pesan dan merangsang untuk terjadinya proses belajar mengajar pada
anak tunagrahita ringan, seperti tidak dapat memperhatikan hal yang serius, sulit
berpikir abstrak, serta perhatian dan daya ingat yang lemah. Sehingga media yang
digunakan untuk anak tunagrahita ini lebih sederhana serta mampu membantu
oleh guru lebih jelas, siswa lebih bergairah dalam mengikuti pelajaran, mengatasi
langsung antara anak didik dengan lingkungan, serta memungkinkan anak didik
mandiri dalam belajar sesuai dengan kemampuan dan minatnya.8 Dilihat dari
manfaat media tadi, pembelajaran operasi hitung yang sebelumnya sulit dengan
ringan ini, sehingga penulis merasa ingin menggali pengetahuan lebih jauh lagi
7
Zainal Aqib, Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Konstektual (Inovatif)
(Bandung: Yrama Widya, 2013), h. 50.
8
Yani Meimulyani dan Caryoto, Ibid., h. 35-36.
6
B. Rumusan Masalah
tunagrahita ringan?
ringan?
C. Tujuan Penelitian
mengetahui:
tunagrahita ringan.
ringan.
D. Kegunaan Penelitian
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
8
ringan.
E. Definisi Istilah
penulis teliti maka penulis merasa penting untuk menegaskan dalam hal ini:
menyalurkan pesan dan merangsang untuk terjadinya proses belajar mengajar pada
siswa.9 Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan
9
Ibid.
9
matematika yang digunakan dalam materi operasi hitung penjumlahan oleh peneliti
terdahulu dan disajikan dalam bentuk jurnal penelitian maupun skripsi mahasiswa.
menghubungkan dua bilangan dengan suatu bilangan yang lain.11 Operasi hitung
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah anak tunagrahita ringan yakni anak yang
yang rendah, perhatian dan ingatan lemah, tetapi masih bisa dikembangkan dalam
10
Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2013), h.185.
11
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Pedoman Khusus
Matematika 2a (Jakarta: Percetakan Negara R.I., 1980), h. 42.
12
Sabar Lestari, “Peningkatan Kemampuan Matematika melalui Media Permainan Kartu
Berhitung bagi Anak Tunagrahita Ringan Kelas IV SLB Negeri Kotagajah” (Skripsi, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2009), h. 70.
10
penjumlahan pada anak tunagrahita ringan yang telah diteliti oleh peneliti terdahulu
F. Penelitian Terdahulu
digunakan dalam operasi hitung penjumlahan pada anak tunagrahita ringan telah
P. Wijayakrama Pelaihari.
Kelas III/C SDLB Negeri Sungai Malang Amuntai” oleh Fitriyadi. Dari
SDLB Negeri Pelita Hati Tanjung” oleh Fina Ria Noviana. Dari
pelajaran 2009/2010.
13
Melalui Media Holkon” oleh Dhian Megawati. Dari penelitian ini dapat
SDLB Amuntai.
fungsi media; mengenalkan bilah angka warna biru dan merah; memberi
contoh bilangan yang akan dihitung dalam tabel; mengambil bilah angka
warna biru; memasang bilah angka warna biru; mengambil bilah angka
Selatan.
VII” oleh Imam Abdillah dan Dadang Sudrajat. Dari penelitian ini
hitung penjumlahan meliputi: abacus, dadu, dabol, flash card, gambar, holkon,
kotak penjumlahan, papan bilah, papan congklak, roda bilangan, smart board, dan
ular tangga. Adapun, penelitian terdahulu berbeda dengan penelitian yang penulis
penelitian.
G. Metode Penelitian
membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian.13 Selain itu, penelitian
pustaka di artikan juga sebagai penelitian yang dilakukan berdasarkan karya tulis
yang telah maupun belum dipublikasikan, baik secara cetak atau dalam bentuk
of analize research). Deskriptif analitis adalah pencarian berupa fakta, hasil, dan
13
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia,
2004), h. 3.
14
Wardatun Nadhiroh, “Penelitian Pustaka”, Workshop Penelitian Mahasiswa IAIN
Antasari, pada hari jum’at, 27 Mei 2016, pukul: 08.30-09.50 di Aula Pasca Sarjana.
15
Mestika Zed, Ibid., h. 1-2.
18
tunagrahita ringan.
dalam operasi hitung penjumlahan pada anak tunagrahita ringan. Sedangkan subjek
a. Data Primer
penelitian dari tahun 2013 sampai dengan 2016 yang berjumlah 12 buah, dengan
sebuah media untuk kelas I, 5 buah media untuk kelas II, 3 buah media untuk kelas
III, 2 buah media untuk kelas IV, dan sebuah media untuk kelas V. Data primer
tersebut ialah:
16
Lusiyana, “Aktivitas Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjary Dalam Pendidikan Islam di
Desa Dalam Pagar Martapura (1772-1812 M)” (Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Antasari, Banjarmasin, 2014), h. 12.
19
Amuntai”, 2014.
Tanjung”, 2013.
20
Pelaihari”, 2014.
Persatuan”, 2014.
10) Skripsi dari Shopia dengan judul “Penggunaan Media Abacus dalam
2015.
11) Skripsi dari Susi Susanti dengan judul “Penggunaan Media Papan
12) Skripsi dari Yanor Rahim dengan judul “Pengaruh Media Papan
b. Data Sekunder
Belajar.
13) Buku karangan Ahmad Susanto dengan judul Teori Belajar &
Kepustakaan.
17) Buku karangan Sutan Rajasa dengan judul Kamus Ilmiah Populer.
Matematika 1.
14) Jurnal penelitian dari Imam Abdillah dan Dadang Sudrajat dengan
Fanredha Padang.
20) Skripsi dari Endang Sari Widana dengan judul Penggunaan Papan
Seyegan.
Malang Amuntai.
24) Penelitian yang dilakukan oleh Agung Wijaya dan Tomas Irianto
Kelas II”.
Negeri Barabai”.
2009/2010”.
Persatuan Banjarmasin”.
33) Skripsi dari Sarkila yang berjudul “Strategi Pembelajaran PAI Pada
c. Sumber Data
Banjarmasin;
5) Internet.
Tarbiyah dan Keguruan UIN Antasari, dan perpustakaan Pendidikan Luar Biasa
peminjaman, penulis, judul buku, kota penerbit, penerbit, serta halaman yang
Pengolahan data dalam penelitian pustaka terdiri dari dua tahap, yaitu tahap
analisis dan tahap sintesis. Analisis ialah memilah-milah informasi yang telah
keseluruhan.17 Adapun informasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil-
H. Sistematika Pembahasan
Bab IV Analisis.
17
Mestika Zed, Ibid., h. 70.