REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN
KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.04.1.23.11.11.09219 TAHUN 2011
TENTANG
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU (QUALITY MANAGEMENT SYSTEM)
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
-2-
-3-
-4-
-5-
-6-
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 1 November 2011
KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
NOMOR HK.04.1.23.11.11.09219 TAHUN 2011
TENTANG
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU (QUALITY MANAGEMENT
SYSTEM) BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
Deputi Koordinator
Management Representative
Pusat Daerah
Tim Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Tim Penjaminan Mutu (Quality Assurance)
ttd.
LEVEL 1
MANUAL MUTU
MANUAL MUTU
POM 00 MM.01
2011
DAFTAR ISI
Dengan dukungan kemajuan teknologi transportasi dan entry barrier yang makin tipis dalam
perdagangan internasional, maka produk-produk tersebut dalam waktu yang amat singkat dapat
menyebar ke berbagai negara dengan jaringan distribusi yang sangat luas dan mampu
menjangkau seluruh strata masyarakat.
Sampai saat ini preferensi sebagian besar masyarakat dalam memilih produk obat dan makanan
masih terhadap harga, belum terhadap keamanan, khasiat/manfaat dan mutu. Hal ini diperparah
dengan pengetahuan masyarakat yang masih belum memadai untuk dapat memilih dan
menggunakan produk secara tepat, benar dan aman. Di sisi lain, konsumsi masyarakat kelas
tertentu terhadap produk obat dan makanan cenderung terus meningkat, seiring dengan
perubahan gaya hidup termasuk pola konsumsinya. Dengan iklan dan promosi yang gencar,
produsen dapat mendorong konsumen untuk mengkonsumsi secara berlebihan dan seringkali
tidak rasional.
Perubahan teknologi produksi, sistem perdagangan internasional, daya beli dan gaya hidup
masyarakat tersebut pada realitasnya meningkatkan resiko dengan implikasi yang luas pada
kesehatan dan keselamatan masyarakat. Apabila terjadi produk sub standar, rusak atau
terkontaminasi oleh bahan berbahaya maka risiko yang terjadi akan berskala besar dan luas
serta berlangsung secara amat cepat.
Untuk itu Indonesia harus memiliki Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SisPOM) yang
efektif dan efisien yang mampu mendeteksi, mencegah dan mengawasi produk-produk
termaksud untuk melindungi keamanan, keselamatan dan kesehatan masyarakat baik di dalam
maupun di luar negeri.
PROFESIONAL
Menegakkan profesionalisme dengan integritas, objektivitas, ketekunan dan komitmen
yang tinggi.
KREDIBEL
Dapat dipercaya dan diakui oleh masyarakat luas, nasional dan internasional.
CEPAT TANGGAP
Antisipatif dan responsif dalam mengatasi masalah.
Tanggal Terbit:
BADAN PENGAWAS OBAT dan MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA 10 Oktober 2011
POM 00 MM.01
MANUAL MUTU Revisi ke: 0
SISTEM MANAJEMEN MUTU
Hal. 11 dari 33 hal.
KERJASAMA TIM
Mengutamakan keterbukaan, saling percaya dan komunikasi yang baik.
INOVATIF
Mampu melakukan pembaruan sesuai ilmu pengetahuan dan teknologi terkini.
Untuk menekan sekecil mungkin risiko yang bisa terjadi, dilakukan SISPOM tiga lapis yakni:
a. Sub-sistem pengawasan Produsen
Sistem pengawasan internal oleh produsen melalui pelaksanaan cara-cara produksi yang baik
atau good manufacturing practices agar setiap bentuk penyimpangan dari standar mutu dapat
dideteksi sejak awal. Secara hukum produsen bertanggung jawab atas mutu dan keamanan
produk yang dihasilkannya. Apabila terjadi penyimpangan dan pelanggaran terhadap standar
yang telah ditetapkan maka produsen dikenakan sangsi, baik administratif maupun pro-
justisia.
Sasaran Strategis
Sasaran strategis selama lima tahun (2011-2015) adalah sebagai berikut :
a. Pengawasan obat dan makanan terlaksana secara efektif untuk melindungi konsumen di
dalam dan di luar negeri dengan sistem yang tergolong terbaik di ASEAN.
b.Telah dimilikinya human capital dengan kompetensi dan kapabilitas yang unggul dalam
melaksanakan Pengawasan Obat dan Makanan.
c. Telah terwujud laboratorium Pengawasan Obat dan Makanan yang modern dengan
jaringan kerja di seluruh Indonesia dengan kompetensi dan kapabilitas terunggul di
ASEAN.
d.Telah diterapkannya sistem manajemen mutu di semua unit kerja Badan POM.
2 PROSES BISNIS
Pe
mo
mo Peng
P
o
E/
an
an
NI
an Pelaku
Penforma
Info n
on
Masyarakat Pemerintah
d
oh
n
a
guj
Info
Usaha
Has
rm
rma
Info Peng
Pe
ian i/
rm
il
Reg
si/
rma ujian
s
/
asi
ula
si/
si
E/ n
NI asa Permohonan Pengujian/
gaw Informasi/Bantuan Hukum/
n Laporan
Pe Pengadaan/
Gen
Administrasi-Tata Usaha
era
l Su
ppo
rt
POM-01 POM-06
POM-02 POM-03 POM-04 POM-10 POM-05
Penyusunan Pelayanan POM-07 POM-08
Pengawasan Pengawasan Pengelolaan Perencanaan dan Riset dan
Perundang-undangan Komunikasi, Informasi Teknologi Informasi HRD
Pre-Market Post-Market Laboratorium Keuangan Pengembangan
dan Standard dan Edukasi
Fin
rt
Pla cial Su
lS g&
po
Biro Hukum & Pusat Pengujian Obat Pusat Penyidikan Pusat Riset Obat & Pusat Informasi Obat Pusat Informasi Obat
cia in
up
Biro Umum
nnin pp
Hubungan & Makanan Obat & Makanan Makanan & Makanan & Makanan
Keuangan
Fin Pl
Masyarakat
g & ort
POM-01
Regulasi/
Penyusunan Perundang-undangan dan Standard
Standar
Regulasi/Standar
Regulasi/Standar
Pemerintah Regulasi Regulasi/ Laporan Pemerintah
Standar
POM-02 POM-03 No
mo
Nomor Registrasi r
Pengawasan Pre-Market Pengawasan Post-Market Re
n
Regngajua
gis
asi
tra
Pe si
istr
Permintaan ng
Su awas
Pe
Komunikasi/Informasi/Edukasi
a
Metode Analisis
Peng
Komunikasi/Informasi/Edukasi
POM-05 POM-06 POM-07
Riset dan Pelayanan Komunikasi, Teknologi
Pengembangan Informasi dan Edukasi Informasi
Masyarakat Hasil Riset Masyarakat
POM-08 POM-11
ral
POM-09
ort
Legal Management
Resource Dev. Dalam & Luar Negeri
Pla
nn
ing upp
S
& F ort
ina
ial
por anc
nc
POM-12 POM-13
ial
Sup & Fin
POM-10
l Su
1.6
Penyusunan Rancangan Keputusan
Kajian/ Informasi/
Pertimbangan Hukum Standar
Pelaku Usaha
Rekomendasi 2.1
Pra-Registrasi Obat dan Produk Biologi
2.3
Evaluasi Registrasi Produk Terapetik Penggunaan Khusus Data Produk Terdaftar
Permintaan Pengujian
Daftar Produk Terdaftar 2.4
Inspeksi Pelaksanaan Uji Klinik
POM-06 Pelayanan Komunikasi,
Informasi, dan Edukasi
2.5
Pendaftaran Produk Pangan
Hasil Kajian
2.6
Pendaftaran Notifikasi Kosmetik, Pendaftaran Variasi dan Data Produk Terdaftar
Pembatalan Persetujuan Pendaftaran Kosmetik
2.7
POM-01 Penyusunan Perundang- Pendaftaran Obat Tradisional dan Suplemen Makanan dan
Pembatalan Persetujuan Pendaftaran POM-07 Teknologi Informasi
undangan dan Standard
2.8
Sertifikasi Sarana Produksi dan Distribusi Produk Terapetik,
Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen serta
rekomendasi pendaftaran pangan
2.9
Pengkajian Keamanan Pangan Produk Rekayasa Genetika
(PRG)
Pedoman/Regulasi/
Standar Supporting System
Tanggal Terbit:
BADAN PENGAWAS OBAT dan MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA 10 Oktober 2011
POM 00 MM.01
MANUAL MUTU Revisi ke: 0
SISTEM MANAJEMEN MUTU
Hal. 16 dari 33 hal.
POM-04 Pengelolaan Laboratorium Permintaan Kalibrasi Hasil Riset POM-03 Pengawasan Post-Market
Tanggal Terbit:
BADAN PENGAWAS OBAT dan MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA 10 Oktober 2011
POM 00 MM.01
MANUAL MUTU Revisi ke: 0
SISTEM MANAJEMEN MUTU
Hal. 18 dari 33 hal.
6.2
Kehumasan, Publikasi dan Edukasi
6.3
Layanan Perpustakaan Masyarakat/
Semua Proses Pelaku Usaha
6.4
Layanan Pengaduan
Permintaan Informasi
Pengaduan
Hasil Riset
Leaflet/Buku/e-book
Talkshow/Permintaan Informasi
7.2
Pemeliharaan Data, Informasi dan
Perangkat Informasi
Kebijakan TIK
Sistem Aplikasi
Penyediaan Hardware & Jaringan Permintaan Perbaikan Hardware & Jaringan
IT Support Permintaan Pengembangan Aplikasi
Permintaan IT Support
Semua Proses
Tanggal Terbit:
BADAN PENGAWAS OBAT dan MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA 10 Oktober 2011
POM 00 MM.01
MANUAL MUTU Revisi ke: 0
SISTEM MANAJEMEN MUTU
Hal. 19 dari 33 hal.
8.2
Perencanaan dan Rekrutmen Pegawai
8.3
Reward & Punishment Pengelolaan Kinerja
Penempatan Tenaga Kerja
Program Pembinaan Surat Lamaran
8.4
Pengembangan Pegawai
8.5
Pemberhentian Pegawai
8.6
Kepegawaian
Calon Tenaga Kerja
9.6
Pertimbangan Hukum
9.7
Dokumentasi Hukum
Penyusunan Nota Kesepahaman Dalam Hasil Perancangan Peraturan UU
Negeri Bantuan Hukum
Pertimbangan Hukum
Penyuluhan Hukum
10.2
Perencanaan dan Evaluasi Program dan
Anggaran
10.3
Pencairan Anggaran
10.4
Pengangkatan Pejabat Pengelola
Keuangan Realisasi Program &
Anggaran
Hasil Pemantauan
Program & Anggaran
Semua Proses
11.1
Pengembangan Jejaring Luar Negeri
11.2
Keprotokolan
11.3
Pengembangan Jejaring Dalam Negeri
POM-12 Umum
Pemerintah
12.1
Pengelolaan Barang Milik Negara
Penggajian
12.2
Pengelolaan K3
12.3
Pengelolaan Persuratan dan Kearsipan
Pegawai BPOM RI
Pemenuhan Bimbingan Teknis
Permintaan Pengarsipan
Pemenuhan Pemeliharaan & Perawatan
Permintaan Pemeliharaan & Perawatan
Pemenuhan Pengarsipan
Data Barang Milik Negara
Pemenuhan Protokoler
Data Karyawan & Kehadiran
Pemenuhan Sarana dan Prasarana
Permintaan Pengelolaan Sarana & Prasarana
Pemenuhan Bimbingan Teknis
Permintaan Bimbingan Teknis
Permintaan Protokoler
Permintaan Pengamanan
Semua Proses
Semua Proses
Permintaan Pembelian
13.2
Pengadaan Barang dan Jasa
Dokumen Pembelian
Pemasok
Tanggal Terbit:
BADAN PENGAWAS OBAT dan MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA 10 Oktober 2011
POM 00 MM.01
MANUAL MUTU Revisi ke: 0
SISTEM MANAJEMEN MUTU
Hal. 22 dari 33 hal.
POM-14 Organization
Management
14.1
Restrukturisasi Organisasi
14.2
Manajemen Tata Laksana dan Tata
Hubungan Kerja
14.3
Manajemen Perubahan
Semua Proses
Kebijakan/
Pengendalian Catatan/
Program Audit/
Program Perbaikan dan Pencegahan
POM-15 Management System
Improvement
15.1
Pengendalian Dokumen
15.2
Pengendalian Catatan
Semua Proses
15.3
Prosedur Audit Mutu Internal
15.4
Hasil pengukuran kinerja proses
Tinjauan Manajemen
15.5
Hasil Review Manajemen
Pengukuran Kepuasan Pelanggan
15.6
Kepala BPOM RI
Penanganan Ketidaksesuaian
15.7
Tindakan Perbaikan
15.8
Tindakan Pencegahan
15.9
Audit Operasional
Tanggal Terbit:
BADAN PENGAWAS OBAT dan MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA 10 Oktober 2011
POM 00 MM.01
MANUAL MUTU Revisi ke: 0
SISTEM MANAJEMEN MUTU
Hal. 23 dari 33 hal.
3 STRUKTUR ORGANISASI
Badan Pengawas Obat dan Makanan ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 103
Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata
Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005. Pembentukan Badan POM
ditindaklanjuti dengan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor :
02001/SK/KBPOM, tanggal 26 Februari Tahun 2001, tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan
Pengawas Obat dan Makanan, dan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Nomor : HK.00.05.21.4231 Tahun 2004 tentang perubahan atas Keputusan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan Nomor : 02001/SK/KBPOM Tahun 2001 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan mempunyai tugas : memimpin BPOM sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; menyiapkan kebijakan nasional
dan kebijakan umum sesuai dengan tugas BPOM; menetapkan kebijakan teknis pelaksanaan
tugas BPOM yang menjadi tanggung jawabnya; membina dan melaksanakan kerjasama dengan
instansi dan organisasi lain.
obat tradisional, kosmetik dan produk komplemen; penyusunan rencana pengawasan obat
tradisional, kosmetik dan produk komplemen; perumusan kebijakan teknis, penetapan
pedoman, standar, kriteria dan prosedur, pengendalian pelaksanaan kebijakan teknis,
pemantauan, pemberian bimbingan teknis di bidang penilaian obat tradisional, suplemen
makanan dan kosmetik; perumusan kebijakan teknis, penetapan pedoman, standar, kriteria dan
prosedur, pengendalian pelaksanaan kebijakan teknis, pemantauan, pemberian bimbingan teknis
di bidang pengaturan dan standarisasi obat tradisional, kosmetik dan produk komplemen;
perumusan kebijakan teknis, penetapan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, pengendalian
pelaksanaan kebijakan teknis, pemantauan, pemberian bimbingan teknis di bidang inspeksi dan
sertifikasi obat tradisional, kosmetik dan produk komplemen; perumusan kebijakan teknis,
penetapan pedoman, standar, kriteria dan prosedur, pengendalian pelaksanaan kebijakan teknis,
pemantauan, pemberian bimbingan teknis di bidang Obat Asli Indonesia; pengawasan obat
tradisional, kosmetik dan produk komplemen; koordinasi kegiatan fungsional pelaksanaan
kebijakan teknis pengawasan obat tradisional, kosmetik dan produk komplemen; evaluasi
pelaksanaan kebijakan teknis pengawasan obat tradisional, kosmetik dan produk komplemen;
pelaksanaan tugas lain yang ditetapkan Kepala, sesuai dengan bidang tugasnya.
Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional mempunyai tugas melaksanakan pemeriksaan
secara laboratorium, pengujian dan penilaian mutu produk terapetik, narkotika, psikotropika,
dan zat adiktif lain, alat kesehatan, obat tradisional, kosmetik, produk komplemen, pangan dan
bahan berbahaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta
Tanggal Terbit:
BADAN PENGAWAS OBAT dan MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA 10 Oktober 2011
POM 00 MM.01
MANUAL MUTU Revisi ke: 0
SISTEM MANAJEMEN MUTU
Hal. 26 dari 33 hal.
Pusat Penyidikan Obat dan Makanan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penyelidikan
dan penyidikan terhadap perbuatan melawan hukum di bidang produk terapetik, narkotika,
psikotropika dan zat adiktif, obat tradisional, kosmetik dan produk komplemen dan makanan
serta produk sejenis lainnya. Dalam melaksanakan tugasnya Pusat Penyidikan Obat dan
Makanan menyelenggarakan fungsi : penyusunan rencana dan program penyelidikan dan
penyidikan obat dan makanan; pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan obat dan makanan;
evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan obat dan makanan.
Pusat Riset Obat dan Makanan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan di bidang riset
toksikologi, keamanan pangan dan produk terapetik. Dalam melaksanakan tugasnya Pusat Riset
Obat dan Makanan menyelenggarakan fungsi : penyusunan rencana dan program riset obat dan
makanan; pelaksanaan riset obat dan makanan; evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan
riset obat dan makanan.
Pusat Informasi Obat dan Makanan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan di bidang
pelayanan informasi obat dan makanan, informasi keracunan dan teknologi Informasi. Dalam
melaksanakan tugasnya, Pusat Informasi Obat dan Makanan menyelenggarakan fungsi :
penyusunan rencana dan program kegiatan pelayanan informasi obat dan makanan; pelaksanaan
pelayanan informasi obat; pelaksanaan pelayanan informasi keracunan; pelaksanaan kegiatan di
bidang teknologi informasi; evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan pelayanan informasi
obat dan makanan; pelaksanaan urusan tata usaha dan kerumahtanggaan Pusat.
Unit Pelaksana Teknis (Balai Besar / Balai POM) melaksanakan tugas dan fungsi
pengawasan obat dan makanan di seluruh wilayah Indonesia meliputi: Banda Aceh, Medan,
Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Makasar, Manado,
Jayapura, Padang, Pekanbaru, Bandar Lampung, Mataram, Pontianak, Banjarmasin, Samarinda,
Jambi, Bengkulu, Kupang, Palangkaraya, Kendari, Palu, Ambon, Batam, Pangkal Pinang,
Serang, Gorontalo, dan Manokwari.
4 RUANG LINGKUP
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) menerapkan Sistem
Manajemen Mutu mencakup:
4.1. Lokasi
Kantor Pusat
Alamat: Jln. Percetakan Negara NO 23 JAKARTA 10560 INDONESIA
Tanggal Terbit:
BADAN PENGAWAS OBAT dan MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA 10 Oktober 2011
POM 00 MM.01
MANUAL MUTU Revisi ke: 0
SISTEM MANAJEMEN MUTU
Hal. 27 dari 33 hal.
4.2. Pelayanan
Kegiatan pengawasan obat dan makanan di seluruh wilayah Republik Indonesia baik
yang dilakukan oleh Kantor Pusat BPOM RI maupun Balai Besar / Balai POM RI.
4.3. Proses
Semua proses manjemen yang ada di BPOM RI baik yang dilakukan oleh Kantor Pusat
BPOM RI maupun Balai Besar / Balai POM RI dan yang tertuang dalam Peta Proses
Bisnis.
4.4. Standar
Standar yang digunakan untuk penerapan sistem manajeman adalah ISO 9001 : 2008
dengan pengecualian :
4.4.1. Sistem Laboratorium baik Kantor Pusat maupun Balai Besar / Balai POM RI
merujuk pada ketentuan Standar ISO / IEC 17025: 2005
4.4.2. Sistem NRA Assesment BPOM RI merujuk pada ketentuan Standar WHO
Quality System Requirement for National GMP Inspectorates (TRS 902 Annex
8, 2002)
4.4.3. Sistem PIC/S BPOM RI merujuk pada ketentuan Standar PIC/S Quality System
Requirement for Pharmateucal Inspectorate (PI 0023)
4.4.4. Sistem Riset dan Pengembangan merujuk pada Persyaratan Akreditasi Pranata
Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP 02 : 2007)
Tanggal Terbit:
BADAN PENGAWAS OBAT dan MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA 10 Oktober 2011
POM 00 MM.01
MANUAL MUTU Revisi ke: 0
SISTEM MANAJEMEN MUTU
Hal. 29 dari 33 hal.
6 SASARAN MUTU
Sasaran mutu Badan POM dikembangkan dengan pendekatan Balanced Scorecard mulai
dari level Badan POM dan dijabarkan pada sasaran mutu masing-masing unit kerja yang
terlampir pada manual mutu ini dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari manual
mutu.
7 RENCANA MUTU
Rencana mutu Badan POM dikembangkan berdasarkan 3(tiga) kedeputian yang menjadi
subjek pengawasan Badan POM. Rencana mutu Badan POM terlampir pada manual mutu
ini dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari manual mutu.
8 STRUKTUR DOKUMENTASI
Struktur dokumentasi yang digunakan untuk menerapkan Sistem Manajemen Mutu:
LEVEL 1: MANUAL MUTU (MM)
Merupakan dokumen kebijakan menjelaskan kebijakan mutu dan sasaran mutu yang
ditentukan oleh Badan Besar Pengawas Obat dan Makanan yang berisi struktur dan
metode dalam menjalankan sistem manajemen mutu.
Standar Operasional Prosedur yang digunakan pada seluruh aktifitas pelayanan pengawasan
obat dan makanan BPOM RI adalah sbb:
Tanggal Terbit:
BADAN PENGAWAS OBAT dan MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA 10 Oktober 2011
POM 00 MM.01
MANUAL MUTU Revisi ke: 0
SISTEM MANAJEMEN MUTU
Hal. 31 dari 33 hal.
Target
ID SO Strategic Objective ID KPI KPI
2011 2012 2013 2014
% kenaikan Obat yang memenuhi standar dan
O11 0.1 0.1 0.1 0.1
persyaratan
% kenaikan obat tradisional yang memenuhi
O12 0.25 0.25 0.25 0.25
standar dan persyaratan
Menurunnya Obat dan Makanan yang % kenaikan kosmetik yang memenuhi standar dan
O1 O13 0.25 0.25 0.25 0.25
tidak memenuhi syarat persyaratan
% kenaikan suplemen makanan yang memenuhi
O14 0.5 0.5 0.5 0.5
standar
% kenaikan makanan yang memenuhi standar dan
O15 3.75 3.75 3.75 3.75
persyaratan
% kecukupan standar obat yang dimiliki dengan
I11 60 80 94 94
yang dibutuhkan
jumlah rancangan peraturan perundang-undangan
I12 60 70 75 75
yang disusun
% kecukupan regulasi, pedoman, standar obat
I13 67 83 95 95
tradisional yang dimiliki dengan yang dibutuhkan
Meningkatnya efektifitas penyusunan
I1 % kecukupan regulasi, pedoman, standar kosmetik
NSPK Pengawasan Obat dan Makanan I14 65 83 95 95
yang dimiliki dengan yang dibutuhkan
Target
ID SO Strategic Objective ID KPI KPI
2011 2012 2013 2014
Partisipasi Badan POM dalam hubungan dan kerja
I61 sama bilateral, regional, multilateral dan organisasi 42 43 43 43
internasional (pertemuan)
Melaksanakan Pemantapan Jejaring dalam
I6
Pengawasan Obat dan Makanan Jumlah kertas posisi BPOM terhadap partisipasinya
I63 dalam pertemuan pada tingkat nasional, bilateral, 7 7 7 7
regional dan global (policy paper )
KEY PERFORMANCE INDICATOR & TARGET
Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia
Target
ID SO Strategic Objective ID KPI KPI
2011 2012 2013 2014
% temuan penyidikan oleh PPNS Badan POM yang
Meningkatkan efektifitas investigasi dan I71 40 45 50 50
ditindaklanjuti secara pro justicia
I7 penyidikan terhadap pelanggaran bidang
Jumlah kasus di bidang penyidikan obat dan
Obat dan Makanan I72 520 525 531 531
makanan
Mewujudkan SDM Badan POM yang
Jumlah pegawai Badan POM yang ditingkatkan
L1 handal, adaptif, profesionalisme dan L11 96 96 96 96
pendidikannya S1, S2, S3 (jumlah orang)
kredibel
Jumlah unit kerja yang menerapkan sistem
L21 54 54 54 54
manajemen mutu
Meningkatkan kapasitas Manajemen
L2 L22 % penyerapan anggaran 100% 100% 100% 100%
Badan POM
Jumlah dokumen perencanaan, penganggaran, dan
L23 248 248 248 248
evaluasi yang dihasilkan
Jumlah informasi Obat dan Makanan yang
L31 550 605 665 665
disampaikan secara up to date
Meningkatkan Sistem Informasi Tingkat implementasi rencana pengembangan IT di
L3 L32 100% 100% 100% 100%
Pengawasan Obat dan Makanan lingkungan BPOM
Jumlah layanan yang dapat diakses secara online
L33 15 18 20 20
melalui website
% pemenuhan sarana dan prasarana laboratorium
L41 100% 100% 100% 100%
Menguatkan sistem sarana dan prasarana sesuai GLP
L4
penunjang kinerja Jumlah sarana dan prasarana yang diadakan sesuai
L42 2 2 2 2
kebutuhan di pusat (paket)
% laporan keuangan yang disusun sesuai standar
Meningkatkan akuntabilitas penggunaan F11 100% 100% 100% 100%
F1 dan tepat waktu
dana
F12 % efisiensi kegiatan di LAKIP 100% 100% 100% 100%
Mewujudkan anggaran Badan POM yang % peningkatann alokasi anggaran yang diperoleh
F2 F21 10% 10% 10% 10%
memadai Badan POM
Tanggal Terbit:
BADAN PENGAWAS OBAT dan MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA 10 Oktober 2011
POM 00 MM.01
LAMPIRAN MANUAL MUTU
Revisi ke: 0
SISTEM MANAJEMEN MUTU
RENCANA MUTU
Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya
ttd.