Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya saya
dapat menyelesaikan paper ini guna memenuhi persyaratan Kepaniteraan Klinik Senior di
Bagian Ilmu Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan di RSU Dr.Pirngadi Medan dengan
judul Nasopharing Carsinoma .
Bahwasanya hasil usaha penyusunan paper ini masih banyak kekurangannya, tidaklah
mengherankan karena keterbatasan pengetahuan yang saya miliki. Kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat saya harapkan guna perbaikan penyusunan makalah lain di
kemudian hari.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................... 1
1
Daftar Isi........................................................................................................ 2
Pendahuluan.................................................................................................. 3
Anatomi........................................................................................................ 4
Definisi.......................................................................................................... 5
Epidemiologi................................................................................................ 5
Etiologi......................................................................................................... 5
Histopatologi................................................................................................. 6
Diagnosa ...................................................................................................... 7
Stadium ........................................................................................................ 7
Tatalaksana............................................................................................ 9
Kesimpulan ................................................................................................... 10
Daftar Pustaka............................................................................................... 11
PENDAHULUAN
Karsinoma nasofaring merupakan tumor yang unik karena etiologi dan distribusi
endemiknya. Faktor etnik dan daerah juga mempengaruhi resiko penyakit. (1) Karsinoma
2
nasofaring merupakan tumor ganas daerah kepala dan leher yang banyak ditemukan di
indonesia.Hampir 60% tumor ganas kepala dan leher merupakan karsinoma
nasofaring,kemudian di ikuti oleh tumor ganas hidung dan sinus paranasal,laring,dan tumor
ganas rongga mulut,tonsil,hipofaring dalam presentasi rendah.(2)
Massa dalam nasofaring seringkali tenang sampai massa ini mencapai ukuran yang
cukup menggangu struktur lainnya. Gejala terdiri dari epistaksis posterior ,keluarnya cairan
postnasal,sumbatan hidung dan tuli.(3)
Diagnosis dini menentukan prognosis pasien, namun cukup sulit dilakukan, karena
nasofaring tersembunyi dibelakang dan terletak dibawah dasar tengkorak serta berhubungan
dengan banyak daerah penting didalam tengkorak dan keposterior leher.(2)Diagnosa ditegakan
melalui nasofaringoskopi yang sekaligus berfungsi untuk biopsi multiple dan foto rontgen.(4)
Radioterapi diberikan untuk karsinoma nasofaring berupa penyinaran leher kiri dan
kanan karena umumnya penyebaran terjadi bilateral.(4)
ANATOMI
Ruang nasofaring yang relatif kecil terdiri dari atau mempunyai hubungan yang erat
dengan beberapa struktur secara klinis memopunyai arti penting.(3)
Pada orang dewasa merupakan suatu rongga berbentuk kubus dengan ukuran 4x4x4 cm.
Rongga ini terletak dibelakang rongga hidung,merupakan batas antara rongga hidung (naso)
dengan rongga tengkorak (faring).Gabungan dari keduanya disebut nasofaring.Karsinoma
nasofaring tumbuh pada suatu celah (fosa) yang disebut fosa rosenmuller.Celah ini
merupakan liputan antara atap nasofaring dengan dinding disampingnya.Tepat dibawah fosa
ini terdapat muara tuba eustachius yaitu saluran yang menghubungkan rongga telinga tengah
dengan rongga nasofaring,karena berdekatan inilah muara saluran tersebut sering tertutup
oleh tumor,mengakibatkan terjadinya kelainan keluhan ditelinga.(5)
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
4
Insidens KNF berbeda secara geografis dan etnik serta hubungannya epstein barr
virus.Secara global pada tahun 2000 terdapat lebih kurang 65.000 kasus baru dan 38.000
kematian disebabkan penyakit ini.Diamaerika KNF 1-2 kasus per 100.000 laki-laki dan 0,4
kasus per 100.000 perempuan.Karsinoma nasofaring lenbih sering pada laki-laki dibanding
perempuan dan dapat mengenai umur ,dengan insiden setelah usia 30 tahun dan mencapai
puncak pada umur 40-60 tahun.Juga pernah dilaporkan terjadi pada anak-anak usia dibawah
15 tahun.(1,2,3,5,6,7,8)
ETIOLOGI
1. Zat Nitrosamin,yang berada didalam ikan asin yang ternyata merupakan mediator
penting.Nitrosamin juga ditemukan pada ikan / makanan yang diawetkan.Juga pada
quadid yaitu daging kambing yang dikeringkan,sayuran yang diferementasi
(asinan).
2. Sering kontak dengan zat yang bersifat karsinogen yaitu yang dapat menyebabkan
kanker,antara lain benzopyrene , benzoanthracene (sejenis hidrokarbon dalam arang
batubara) ,gas kimis , asap industri , asap kayu , dan beebrapa eksta tumbuh-
tumbuhan.
3. Radang kronis didaerah nasofaring.(5,9,10,11)
Gejala karsinoma nasofaring dapat dibagi dalam 4 kelompok , yaitu gejala nasofaring sendiri,
gejala telinga, gejala mata dan saraf, serta metastasis atau gejala dileher.(2,6,9,11,12,1415)
1. Gejala nasofaring dapat berupa epistaksis ringan atau sumbatan hidung , untuk itu
nasofaring harus diperiksa dengan cermat kalau perlu dengan nasofaringoskop,karena
sering gejala belum ada sedangkan tumor sudah tumbuh atau tumor tidak tampak
karena masih terdapat dibawah mukosa.
2. Gejala pada telinga merupakan gejala dini yang timbul karena tempat asal tempat asal
tumor dekat dengan muasra tuba eustachius.Gangguan berupa tinitus,rasa tidak
nyaman ditelinga sampai rasa nyeri ditelinga (otalgia).Gejala dihidung seperti
mimisan dan sumbatan hidung.
5
3. Gangguan beberapa saraf otak dapat terjadi sebagai gejala lanjut karsinoma
ini.Perjalanan melalui foramen laserum akan mengenaisaraf otak ke III,IV,VI dan
dapat pula V,sehingga tidak jarang gejala diplopialah yang membawa pasien berobat
kedokter mata.Proses karsinoma yang lanjut akan mengenai saraf otak IX,X,XI dan
XII jika perjalaran melalui foramen jugulare.
4. Metastase ke kelenjar leher dalam bentuk benjolan leher yang mendorong pasien
untuk berobat karena sebelumnya tidak terdapat keluhan lain.(2,4,5,6,7,8)
HISTOPATOLOGI
Telah disetujui oleh WHO hanya ada 3 bentuk karsinoma (epidermoid)pada nasofaring yaitu:
1.Karsinoma sel skuamosa (berkeratinisasi) , tipe ini dibagi lagi menjadi diferensiasi
baik,sedang,dan buruk.
2.Karsinoma tidak berkeratinisasi , pada tipe ini dijumpai adanya diferensiasi tetapi tidak ada
diferesiansi sel skuamosa tanpa jembatan intersel. Pada umumnya batas sel cukup jelas.
3.Karsinoma tidak berdiferesiasi. Yang biasa kita kinal selama ini dengan Limfo-
epitelioma ,sel transisional , sel spindel ,sel clear,anapalsti dll.(1,2,6,10,11)
Bloom dan Fawcett 1965 membagi mukosa nasofaring atas empat macam epitel :
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik(diagnostik)
3. Pemeriksaan penunjang seeprti : Biopsi nasofaring,Pemeriksaan
serologi,pemeriksaan patalogi anatomi,pemeriksaan radiology,pemeriksaan
neuro-ftalmologi.
Pemeriksaan Biopsi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu : dari hidung atau dari mulut.
6
- Biopso dari hidung dilakukan tanpa melihat jenis tumor.
- Biopsi melalui mulut dengan melalui bantuan kateter nelaton yang dimasukkan
melalui hidung dan ujung kateter berada didalm mulut ditarik keluar dan diklem bersama-
sama ujung kateter yang dihidung.Demikian jiga kateter dihidung sebelahnya sehingga
palatum molle tertarik ekatas. Kemudian dengan kaca laring dilihat daerah nasofaring. Biopsi
dilakukan dengan melihat tumor melalui kaca tersebut atau memakai nasofaringioskop yang
dimasukkan melalui mulut , massa tumor akan terlihat lebih jelas , Biopsi tumor nasofaring
umumnya dilakukan dengan anastesi topikal dengan xylocain 10%.(2,4,6,7)
STADIUM
Penentuan Stadium yang terbaru berdasarkan atas kesepakatan anatara UICC (Union
Internastional Contre Cancer) pada tahun 1992 adalahs ebagai berikut (2,,6,9)
T2 =Tumor meluas lebih dari 1lokasi tetapi masih terbatas didalam rongga nasofaring
7
Menurut TNM diatas,stadium penyakit dapat ditentukan : (2,6)
STADIUM T M N
I T1 N0 MO
II T2 N0 MO
III T3 N0 M0
T1/T2/T3 N1 MO
IV T4 N0/N1 MO
T1/T2/T3/T4 N2/N3 MO
T1/T2/T3/T4 N0/N1/N2/N3 M1
Menurut American Joint Committer Cancer Tahun 1988,tunor staging dari nasofaring
diklasifikasikan sebagai berikut:
Tis =Karsinoma in situ
T2 =Tumor yang terdapat pada satu sisi dari nasofaring atau timor yang tak dapat
dilihat,tetapi hanya dapat diketahui dari ahsil biopsy.
T3 =Perkuasan tumor sampai kedalam rongga hidung atau orofaring
T4 =Tumor yang menjalar ketengkorak kepala atau menyerang syaraf cranial
(atau keduanya).(12,15)
PENATALAKSANAAN
Stadium I : Radioterapi
Stadium II&III : Kemoradiasi
Stadium IV dengan N<6cm : Kemoradiasi
Stadium IV dengan N >6cm : kemotrapi dosis penuh dilanjutkan kemoradiasi.(2)
Radioterapi masih merupakan pengobatan uatam dan ditekankan pada penggunaan
megavoltage dan pengaturan dengan komputer. Pengobatan tambahan yang diberikan dapat
berupa pemberian tetrasiklin,interfron,kemoterapi ,vaksin dan anti virus.(2,9,11,12,15,16)
Pemberian ajuvan kemoterapi Cis-platinum, bkeomycin dan 5-Fluorouracil sedang
dikembangkan di Depertemen THT FKUI dengan hasil sementara cukup memuaskan.
Demikian pula pengembangan kemoterapi paradiasi dengan epiribucin dan Cis-
patinum,meskipun ada efek samping yang cukup berat tetapi memberikan harapan
kesembuhan lebih baik. (2,11,12,15,16)
Pengobatan pembedahan diseksi leher radikal dilakukan terhadap benjolan dileher
yang tidak menghilang pada penyinaran atau timbul kembali setelah penyinaran selesai,tetapi
dengan syarat tumor induknya sudah hilang yang dibuktikan dengan pemeriksaan radiologik
dan serologi serta tidak ditemukan adanya metastase jauh.11,(11,12,15,16)
8
KESIMPULAN