Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya saya
dapat menyelesaikan paper ini guna memenuhi persyaratan Kepaniteraan Klinik Senior di
Bagian Ilmu Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan di RSU Dr.Pirngadi Medan dengan
judul Nasopharing Carsinoma .

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada Dr.Rehulina S,


Sp.THT-KL , serta para supervisor lainnya atas bimbingan dan arahannya selama mengikuti
Kepaniteraan Klinik Senior Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan di RSUPM.

Dr. M. Taufiq, Sp. THT-KL


Dr. Zulkifli, Sp.THT-KL
Dr. Netty Hernita, Sp.THT-KL
Dr. Zalfina Cora, Sp.THT-KL
Dr. Beresman S, Sp.THT-KL
Dr. Linda Samosir, Sp.THT-KL
Dr. Magdalena Hutagalung, Sp.THT-KL
Dr. Ita L. Roderthani, Sp.THT-KL
Dr. Olina Hulu, Sp.THT-KL
Dr. Seri Ulina, Sp.THT-KL
Seluruh paramedis dan pegawai

Bahwasanya hasil usaha penyusunan paper ini masih banyak kekurangannya, tidaklah
mengherankan karena keterbatasan pengetahuan yang saya miliki. Kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat saya harapkan guna perbaikan penyusunan makalah lain di
kemudian hari.

Medan, Agustus 2012

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................... 1
1
Daftar Isi........................................................................................................ 2

Pendahuluan.................................................................................................. 3

Anatomi........................................................................................................ 4

Definisi.......................................................................................................... 5

Epidemiologi................................................................................................ 5

Etiologi......................................................................................................... 5

Gejala dan Tanda ............................................................................. 6

Histopatologi................................................................................................. 6

Diagnosa ...................................................................................................... 7

Stadium ........................................................................................................ 7

Tatalaksana............................................................................................ 9

Kesimpulan ................................................................................................... 10

Daftar Pustaka............................................................................................... 11

PENDAHULUAN

Karsinoma nasofaring merupakan tumor yang unik karena etiologi dan distribusi
endemiknya. Faktor etnik dan daerah juga mempengaruhi resiko penyakit. (1) Karsinoma
2
nasofaring merupakan tumor ganas daerah kepala dan leher yang banyak ditemukan di
indonesia.Hampir 60% tumor ganas kepala dan leher merupakan karsinoma
nasofaring,kemudian di ikuti oleh tumor ganas hidung dan sinus paranasal,laring,dan tumor
ganas rongga mulut,tonsil,hipofaring dalam presentasi rendah.(2)

Massa dalam nasofaring seringkali tenang sampai massa ini mencapai ukuran yang
cukup menggangu struktur lainnya. Gejala terdiri dari epistaksis posterior ,keluarnya cairan
postnasal,sumbatan hidung dan tuli.(3)

Diagnosis dini menentukan prognosis pasien, namun cukup sulit dilakukan, karena
nasofaring tersembunyi dibelakang dan terletak dibawah dasar tengkorak serta berhubungan
dengan banyak daerah penting didalam tengkorak dan keposterior leher.(2)Diagnosa ditegakan
melalui nasofaringoskopi yang sekaligus berfungsi untuk biopsi multiple dan foto rontgen.(4)

Radioterapi diberikan untuk karsinoma nasofaring berupa penyinaran leher kiri dan
kanan karena umumnya penyebaran terjadi bilateral.(4)

ANATOMI

Ruang nasofaring yang relatif kecil terdiri dari atau mempunyai hubungan yang erat
dengan beberapa struktur secara klinis memopunyai arti penting.(3)

1. Pada dinding posterior meluas kearah kubah : jaringan adenoid


3
2. Teradapat jaringan limfoid pada dinding faringeal lateral dan fossa rosenmuller.
3. Torus tubarius reflesi mukosa faringeal diatas bagiam kartilago saluran tuba
eustakius yang berbentuk bulat dan menjulang tampak sebagai tonjolan seperti ibu jari
kedinding lateral nasofaring tepat diatas perlekatan palatum mole.
4. Koana posterior rongga hidung
5. Foramina kranial
6. Struktur pembuluih darah yang letaknya berdekatan sinus petrous inferior,vena
jugularis interna,cabang-cabang meningeal dari oksipital dan arteri faringeal
asenden,dan foramen hipoglosus yang dilalui saraf hipoglosus.
7. Tulang temporalis bagian petrosa dan foramen laserum yang terletak dekat bagian
lateral atap nasofaring.
8. Ostium dari sinus-sinus sfenoid.

Pada orang dewasa merupakan suatu rongga berbentuk kubus dengan ukuran 4x4x4 cm.
Rongga ini terletak dibelakang rongga hidung,merupakan batas antara rongga hidung (naso)
dengan rongga tengkorak (faring).Gabungan dari keduanya disebut nasofaring.Karsinoma
nasofaring tumbuh pada suatu celah (fosa) yang disebut fosa rosenmuller.Celah ini
merupakan liputan antara atap nasofaring dengan dinding disampingnya.Tepat dibawah fosa
ini terdapat muara tuba eustachius yaitu saluran yang menghubungkan rongga telinga tengah
dengan rongga nasofaring,karena berdekatan inilah muara saluran tersebut sering tertutup
oleh tumor,mengakibatkan terjadinya kelainan keluhan ditelinga.(5)

DEFINISI

Karsinoma nasofaring (knf) merupakan tumor ganas tumbuh didaerah nasofaring


dengan predileksi difossa rosenmuller dan atap nasofaring dan merupakan tumor ganas
daerah kepala dan leher.(5)

EPIDEMIOLOGI

4
Insidens KNF berbeda secara geografis dan etnik serta hubungannya epstein barr
virus.Secara global pada tahun 2000 terdapat lebih kurang 65.000 kasus baru dan 38.000
kematian disebabkan penyakit ini.Diamaerika KNF 1-2 kasus per 100.000 laki-laki dan 0,4
kasus per 100.000 perempuan.Karsinoma nasofaring lenbih sering pada laki-laki dibanding
perempuan dan dapat mengenai umur ,dengan insiden setelah usia 30 tahun dan mencapai
puncak pada umur 40-60 tahun.Juga pernah dilaporkan terjadi pada anak-anak usia dibawah
15 tahun.(1,2,3,5,6,7,8)

Di indonesia frekuensi pasien ini hampir merata disetiap daerah,dijakarta saja


ditemukan lebih dari 100 kasus pertahun.(2)

ETIOLOGI

Sudah dipastikanbahwa penyebab karsinoma nasofaring adalah Virus Epstein


Barr,karena pada semua pasien nasofaring didapatkan titer anti-virus EB yang cukup tinggi.
(2,3,5,6,7,8)

Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan timbulnya tumor ini seperti


letak geografis , rasial,jenis kelamin,genetik,pekerjaan,lingkungan,kebiasaan
hidup,kebudayaan,sosil-ekonomi,infeksi kuman atau parasit.

Mediator yang dianggap berpengaruh untuk timbulnya karsinoma nasofaring ialah :

1. Zat Nitrosamin,yang berada didalam ikan asin yang ternyata merupakan mediator
penting.Nitrosamin juga ditemukan pada ikan / makanan yang diawetkan.Juga pada
quadid yaitu daging kambing yang dikeringkan,sayuran yang diferementasi
(asinan).
2. Sering kontak dengan zat yang bersifat karsinogen yaitu yang dapat menyebabkan
kanker,antara lain benzopyrene , benzoanthracene (sejenis hidrokarbon dalam arang
batubara) ,gas kimis , asap industri , asap kayu , dan beebrapa eksta tumbuh-
tumbuhan.
3. Radang kronis didaerah nasofaring.(5,9,10,11)

GEJALA DAN TANDA

Gejala karsinoma nasofaring dapat dibagi dalam 4 kelompok , yaitu gejala nasofaring sendiri,
gejala telinga, gejala mata dan saraf, serta metastasis atau gejala dileher.(2,6,9,11,12,1415)

1. Gejala nasofaring dapat berupa epistaksis ringan atau sumbatan hidung , untuk itu
nasofaring harus diperiksa dengan cermat kalau perlu dengan nasofaringoskop,karena
sering gejala belum ada sedangkan tumor sudah tumbuh atau tumor tidak tampak
karena masih terdapat dibawah mukosa.
2. Gejala pada telinga merupakan gejala dini yang timbul karena tempat asal tempat asal
tumor dekat dengan muasra tuba eustachius.Gangguan berupa tinitus,rasa tidak
nyaman ditelinga sampai rasa nyeri ditelinga (otalgia).Gejala dihidung seperti
mimisan dan sumbatan hidung.

5
3. Gangguan beberapa saraf otak dapat terjadi sebagai gejala lanjut karsinoma
ini.Perjalanan melalui foramen laserum akan mengenaisaraf otak ke III,IV,VI dan
dapat pula V,sehingga tidak jarang gejala diplopialah yang membawa pasien berobat
kedokter mata.Proses karsinoma yang lanjut akan mengenai saraf otak IX,X,XI dan
XII jika perjalaran melalui foramen jugulare.
4. Metastase ke kelenjar leher dalam bentuk benjolan leher yang mendorong pasien
untuk berobat karena sebelumnya tidak terdapat keluhan lain.(2,4,5,6,7,8)

HISTOPATOLOGI

Telah disetujui oleh WHO hanya ada 3 bentuk karsinoma (epidermoid)pada nasofaring yaitu:

1.Karsinoma sel skuamosa (berkeratinisasi) , tipe ini dibagi lagi menjadi diferensiasi
baik,sedang,dan buruk.

2.Karsinoma tidak berkeratinisasi , pada tipe ini dijumpai adanya diferensiasi tetapi tidak ada
diferesiansi sel skuamosa tanpa jembatan intersel. Pada umumnya batas sel cukup jelas.

3.Karsinoma tidak berdiferesiasi. Yang biasa kita kinal selama ini dengan Limfo-
epitelioma ,sel transisional , sel spindel ,sel clear,anapalsti dll.(1,2,6,10,11)

Bloom dan Fawcett 1965 membagi mukosa nasofaring atas empat macam epitel :

1. Epitel selapis torak bersilia

2. Epitel torak berlapis

3. Epitel torak berlapis bersilia

4. Epitel torak berlapis semua bersilia (9)

DIAGNOSIS

Diagnosis dapat ditegakan berdasarkan :

1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik(diagnostik)
3. Pemeriksaan penunjang seeprti : Biopsi nasofaring,Pemeriksaan
serologi,pemeriksaan patalogi anatomi,pemeriksaan radiology,pemeriksaan
neuro-ftalmologi.

Pemeriksaan diagnostik sudah dapat dipecahkan dengan bantuan pemeriksaan CT-


scan daerah kepala dan leher sehingga pada tumor primer yang tersembunyipun tidak akan
terlalu sulit ditemukan.(2,3,11,15)

Pemeriksaan Biopsi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu : dari hidung atau dari mulut.

6
- Biopso dari hidung dilakukan tanpa melihat jenis tumor.

- Biopsi melalui mulut dengan melalui bantuan kateter nelaton yang dimasukkan
melalui hidung dan ujung kateter berada didalm mulut ditarik keluar dan diklem bersama-
sama ujung kateter yang dihidung.Demikian jiga kateter dihidung sebelahnya sehingga
palatum molle tertarik ekatas. Kemudian dengan kaca laring dilihat daerah nasofaring. Biopsi
dilakukan dengan melihat tumor melalui kaca tersebut atau memakai nasofaringioskop yang
dimasukkan melalui mulut , massa tumor akan terlihat lebih jelas , Biopsi tumor nasofaring
umumnya dilakukan dengan anastesi topikal dengan xylocain 10%.(2,4,6,7)

STADIUM

Penentuan Stadium yang terbaru berdasarkan atas kesepakatan anatara UICC (Union
Internastional Contre Cancer) pada tahun 1992 adalahs ebagai berikut (2,,6,9)

T = Tumor,menggambarkan keadaan tumor primer besar dan perluasanya.

T0 =Tidak tampak tumor

T1 =Tumor terbatas pada 1lokalisasi dinaofaring

T2 =Tumor meluas lebih dari 1lokasi tetapi masih terbatas didalam rongga nasofaring

T3 =Tumor meluas kecavum nasi dan atau orofaring

T4 =Tumor meluas ketengkorak dan atau sudah mengenai syaraf-syaraf otak

TX =Tumor tidak jelas besarnya karena pemeriksaan tidak lengkap.

N = Nodul,menggambarkan keadaan kelenjar limfe regional

N0 =Tidak ada pemebsaran kelenjar

N1 =Teradapat pembesaran kelenjar homolateral yang masih dapat digerakkan.

N2 =Terdapat pembesaran kelenjar kontralateral/bilateral yang dapat digerakkan.

N3 =Terdapat pembesaran kelenjar,homolateral,kontralateral atau bilateral yang sudah


melekat pada jaringan sekitar.

M =Metastase,menggambarkan metastase jauh

M0 = Tidak ada metastase jauh

M1 =Terdapat metastase jauh

7
Menurut TNM diatas,stadium penyakit dapat ditentukan : (2,6)

STADIUM T M N

I T1 N0 MO
II T2 N0 MO
III T3 N0 M0
T1/T2/T3 N1 MO
IV T4 N0/N1 MO
T1/T2/T3/T4 N2/N3 MO
T1/T2/T3/T4 N0/N1/N2/N3 M1

Menurut American Joint Committer Cancer Tahun 1988,tunor staging dari nasofaring
diklasifikasikan sebagai berikut:
Tis =Karsinoma in situ
T2 =Tumor yang terdapat pada satu sisi dari nasofaring atau timor yang tak dapat
dilihat,tetapi hanya dapat diketahui dari ahsil biopsy.
T3 =Perkuasan tumor sampai kedalam rongga hidung atau orofaring
T4 =Tumor yang menjalar ketengkorak kepala atau menyerang syaraf cranial
(atau keduanya).(12,15)

PENATALAKSANAAN

Stadium I : Radioterapi
Stadium II&III : Kemoradiasi
Stadium IV dengan N<6cm : Kemoradiasi
Stadium IV dengan N >6cm : kemotrapi dosis penuh dilanjutkan kemoradiasi.(2)
Radioterapi masih merupakan pengobatan uatam dan ditekankan pada penggunaan
megavoltage dan pengaturan dengan komputer. Pengobatan tambahan yang diberikan dapat
berupa pemberian tetrasiklin,interfron,kemoterapi ,vaksin dan anti virus.(2,9,11,12,15,16)
Pemberian ajuvan kemoterapi Cis-platinum, bkeomycin dan 5-Fluorouracil sedang
dikembangkan di Depertemen THT FKUI dengan hasil sementara cukup memuaskan.
Demikian pula pengembangan kemoterapi paradiasi dengan epiribucin dan Cis-
patinum,meskipun ada efek samping yang cukup berat tetapi memberikan harapan
kesembuhan lebih baik. (2,11,12,15,16)
Pengobatan pembedahan diseksi leher radikal dilakukan terhadap benjolan dileher
yang tidak menghilang pada penyinaran atau timbul kembali setelah penyinaran selesai,tetapi
dengan syarat tumor induknya sudah hilang yang dibuktikan dengan pemeriksaan radiologik
dan serologi serta tidak ditemukan adanya metastase jauh.11,(11,12,15,16)

8
KESIMPULAN

Karsinoma nasofaring banyak ditemukan di Indonesia.Diagnosa dini perlu


diperhatikan pada pasien dewasa yang sering mimisan,hidung tersumbat,keluhan
kurangnya pendengaran,sakit kepala,dan penglihatan double.Sebagai gejala lanjut
ialah pembesaran kelenjar limfe leher dan kelumpuhan saraf otak.
Pada stadium dini penobatan yang diberikan ialah penyinaran dengan hasil
yang baik.Oleh karena itu diharapkan kesadaran masyarakat untuk segera berobat.Jika
terdapat gejala yang mencurigakan segeralah memeriksakan diri kedokter.
Diagnosa dini harus secepatnya ditegakan dengan biopsi serta pemeriksaan
patologi supaya pengobatan tidak terlambat.
Diharapkan dengan meningkatkan penemuan kasus dini penanggulangannya terhadap
penyakit ini dapat diperbaiki,sehingga angka kematian dapat ditekan.

Anda mungkin juga menyukai