Anda di halaman 1dari 9

RUMAH SAKIT UNIVERSITAS BRAWIJAYA

LEMBAR CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN DAN TERAPI


(CPPT)

Inisial Pasien : Tn. SP Berat Badan :- Ginjal: -


Umur : 63 Tahun Tinggi Badan : - Hepar: -
Keluhan utama : Muntah dan tidak sadar dirumah, pasien diare > 1 kali, sakit
kepala sebelumnya, di IGD kejang 2 kali hanya sebentar
Diagnosis : DM Hiperglikemia
Riwayat Penyakit : DM + Gangren (2016) Metronidazol 2x500mg, Actrapid
4UI/SC 3x ; OMI (Old Myocard Infark) anteroseptal
ISDN 2x5mg (2016)
Riwayat Pengobatan : Glucodex 1-0-0, Glucobay 3x50 mg, Lantus 16 UI/SC,
Sohobion 1x1, Aspilet 1x1

Alergi : -
Kepatuhan Tidak patuh Obat Tradisional Jamu

Merokok Tidak OTC Tidak

Alkohol Tidak Lain-lain Tidak

Catatan Perkembangan Pasien


Tanggal Problem / Kejadian / Tindakan Klinisi
21/2/2017 Pasien MRS dengan keluhan muntah dan tidak sadarkan diri di rumah, pasien diare > 1
kali, sakit kepala, di IGD sempat kejang 2 kali dan hanya sebentar. Terapi yg diterima
O2 nasal, infus NaCl, inj ceftriaxone, inj. sohobion, inj. Actrapid dan Humulin-R, ulsidex
dan aspar-K. Nadi pasien cendrung tinggi dari batas normal.
Plan: pemeriksaan EKG, DL (Darah Lengkap) ulang, UL (Urin Lengkao), dan elektrolit
ulang.
22/2/2017 Pasien gelisah karena seluruh kaki dan tangan diikat. Pasien marah-marah saat bangun,
makan melalui selang. Terapi yang diberikan sama. Dilakukan pemeriksaan
GDP/GD2JPP ulang, DL ulang, UL, ulang. Nadi pasien cenderung tinggi.
23/2/2017 Kondisi pasien cukup membaik. Pasien dapat makan pagi tanpa selang dan habis. Pasien
tidak mual dan muntah. Tetapi pasien mengeluh pusing gelieng dan mata kabur.
Terapi yang diberikan sama. Pemeriksaan DL dan UL ulang. Nadi pasien cenderung
tinggi.
24/2/2017 Pasien mengeluh kedua kaki dan tangan kesemutan, kepala pusing, mata kabur, dan
belum BAB selama 4 hari, mual masih sedikit dan tidak bisa tidur. Terapi yang
diberikan sama, O2 lepas dan inj. ceftriaxone yang awalnya diberikan 2x2 g diturunkan
menjadi 2x1g, Actrapid stop, diberikan clobazam 10 mg.
25/2/2017 Keluhan pasien sama, mual muntah (-), pusing (-), tidak bisa tidur, belum bisa BAB,
mata kabur. Terapi yang diberikan sama.
26/2/2017 Keluhan pasien masih sama. Mual dan muntah tidak ada, tidak pusing. Terapi yang
diberikan sama.
27/2/2017 Keluhan pasien masih sama. Mual dan muntah tidak ada, tidak pusing. Terapi yang
diberikan sama.
28/2/2017 Keluhan pasien masih sama, pasien sudah bisa BAB tadi malam. Pasien mendapatkan
terapi tambahan yaitu inj. Lantus, methioson, dan atmacid syrup, serta dosis inj.
Humulin-R ditingkatkan menjadi 8-8-10, pasien juga mendapatkan terapi nasal spray
triamcinolone acetonide.
1/3/2017 Keluhan pasien masih sama dan ditambah keluhan udema pada scrotum kemaluannya.
Terapi yang diberikan sama dan mendapat terapi tambahan yaitu ISDN 5 mg 1x1.
2/3/2017 Keluhan pasien masih sama. Terapi yang diberikan sama tetapi inj. Lantus digantikan
dengan Lavamer dengan dosis 0-0-10, dosis Humulin-R ditingkatkan menjadi 14-14-16,
dan mendapatkan aspilet 1x1.
3/3/2017 Pasien masih mengeluhkan hal yang sama seperti hari sebelumnya. Terapi yang
diberikan masih sama dengan tambahan furosemide, spironolakton, dan Hytrin .

TUGAS MAHASISWA:
1) Lengkapi komentar dan alasan untuk data klinik dan data lab yang ada!
2) Lengkapi kolom kosong pada tabel Asuhan Kefarmasian!
3) Lengkapi Tabel Monitoring!
4) Lengkapi Tabel Konseling!

Catatan:
Konsep berpikir tetap sesuai metode SOAP (Subjective, Objective, Assessment, Plan) untuk
pengisian form CPPT
Nilai Tanggal
No. Data Klinik
Rujukan 21/6 22/6 23/6 24/6 25/6 26/6 27/6
Suhu (oC)
1. 36 37 36,5 36 36,5 36 36,3 36,5 36
2.
Tekanan Darah < 140/90 160/90 160/90 150/90 140/100 140/80 140/80 120/80 1
(mmHg)
3. Nadi (x/menit) 80 90 120 96 104 88 84 88 84
4. RR (x/menit) 18 20 22 22 24 20 20 18 20
5. GCS 456 345 456 456 456 456 456 456
6. Mual + + + - - - -
7. Muntah + + + - - - -
8. Pusing + + + + - - -
9. Pilek - - - - - - -
10. Mata kabur - - + + + + +
11. BAB + - - - - - -
12. Kesemutan pada - - - + + + +
kaki dan tangan
Komentar dan Alasan :Suhu rubuh pasien normal yaitu 36 dan 36,5
Tekanan darah pasien tinggi
Nadi pasien juga tinggi, kemungkinan karena pasien kejang
Pasien mual muntah dari tangal 21-23
Pusing: 21-24
Mata kabur: 23/6 1/7

Data Tanggal
No.
Laboratorium Nila Rujukan 21/2 22/2 24/2 27/2 1/3
1. Leukosit 3500-10500/L 25.200 13.500 12.200
2. Hb 11,0 16,5% 13,1 12,7 11,9
3. Hematokrit 35,0 50,0% 38,7 39,9 33,4
4. Trombosit 150.000- 360.000 252.000 260.000
390.000/L
5. GDP 60-110 mg/dL 197 401 284
6. GD2PP < 120 mg/dL 200 421 295
7. GDA < 200 mg/dL 555
8. Albumin 3,5 5,0 g/dL 2,7 2,3 2,3 2,3
9. BUN 10-24 mg/dL 9,8 13,1
10. Kreatinin 0,6-1,2 mg/dL 0,63 0,90
11. SGOT 11 41 U/L 29 39
12. SGPT 10 41 U/L 15 21
13. Kolesterol total 150-250 mg/dL 201 369
14. HDL > 45 mg/dL 261
15. LDL 60-180 mg/dL 37
16. Trigliserida 50-200 mg/dL 275 194
17. Na 135 145 mmol/L 138,6 140,6 138,6
18. K 3,5 5,0 mmol/L 2,62 2,94 3,02
19. Cl 98 106 mmol/L 89,7 98,6 99,7
20. pH 7,35 7, 45 7,344
21. pCO2 35 45 36,2
22. pO2 80 100 62
23 HCO3- 21 28 19,6
Catatan pasien :
Tanggal 28/2 hasil radiologis : sinusitis maxilaris kiri, kesan penebalan mukosa dan penebalan septum nasi

DOKUMEN FARMASI PASIEN

No. Rekam Medis: 09xxxx Diagnosis: DM Hiperglikemia + Sinusitis


Ruangan asal: IRD
Alasan MRS:
Nama :Tn. SP (L)
Muntah dan tidak sadar dirumah, pasien diare > 1 kali, sakit
Alamat : Dampit Malang
kepala sebelumnya, di IGD kejang 2 kali hanya sebentar
Umur/BB : 63 Tahun
Pindah Ruangan: Kelas I (21 Februari 2017)
Status Asuransi: BPJS

PROFIL PENGOBATAN PADA SAAT MRS


No. JENIS OBAT Regimen Dosis Tanggal Pemberian Obat (mulai MRS)
Nama Dagang/Generik 21/2 22/2 23/2 24/2 25/2 26/2 27/2 28/2 1/3
1. O2 masker 3 lpm //
2. Inf. NaCl 10 tetes/menit //
3. Inj. Ceftriaxone 2 x 2gram;2 x 1gram 2x2g 2x2g 2x2g 2x1g 2x1g 2x1g 2x1g 2x1g 2x1g
4. Inj. Sohobion 1x1
5. Inj. Actrapid 3 x 10 unit/sc //
6. Inj. Humulin R 4-4-6;8-8-10;14-14-16 4-4-6 4-4-6 4-4-6 4-4-6 4-4-6 4-4-6 4-4-6 8-8-10 8-8-10
unit/sc
7. Inj. Lantus 0-0-10 unit/sc
8. Inj. Lavamer 0-0-10 unit/sc
9. Clobazam po 10 mg (0-1/2-1)
10. Ulsidex po 3 x 500 mg
11. Aspar-K po 3 x 300 mg
12. Methioson po 1 x 100 mg
13. Aspilet po 1 x 80 mg
14. ISDN po 2 x 5 mg
15. Hytrin po 2x1
16. Furosemid po 1 x 40 mg
17. Spironolakton po
1 x 100 mg

18. Laxadin syrup po PRN


19. Atmacid syrup po PRN
20. Spray Triamcinolone 2 x sehari;2 semprot
Acetonide

Furosemid: Furosemide juga digunakan untuk tekanan darah tinggi. Indikasi

Furosemid efektif untuk pengobatan berbagai edema seperti :

1. Edema karena gangguan jantung

2. Edema yang berhubungan dengan gangguan ginjal dan sirosis hepatis

3. Supportive measures pada edema otak

4. Edema yang disebabkan luka bakar

5. Untuk pengobatan hipertensi ringan dan sedang

6. Pendukung dieresis yang dipaksakan pada keracunan

Dosis: 1x40mg (. Dosis yang umum diresepkan dokter adalah antara 20-80 mg per
hari)
Mekanisme kerja: furosemid adalah menghambat penyerapan kembali natrium oleh sel
tubuli ginjal
Furosemid meningkatkan pengeluaran air, natrium, klorida, kalium, dan tidak mempengaruhi
tekanan darah yang normal
ES: pusing, sakit kepala, mulut kering
KI: Pasien dengan gangguan defisiensi kalium, glomerulonefritis akut, insufisiensi
ginjal akut, wanita hamil dan pasien yang hipersensitif terhadap furosemide

Spironolakton: 1 x 100 mg untuk Mengatasi edema atau penimbunan cairan.

Mengatasi hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Mengatasi aldosteronisme primer. ((tubuh memproduksi terlalu banyak


aldosteron, hormon terjadi secara alami); kadar potasium yang rendah,
dan pada pasien dengan edema (retensi cairan) yang disebabkan oleh
berbagai kondisi, termasuk jantung, hati, atau penyakit ginjal)

Mengatasi penyakit hati.

Mengatasi sindrom nefrotik.

Mengatasi kadar potasium rendah.

Dosis: dalam mengonsumsi spironolactone secara umum adalah 100-400


mg per hari

Mk: Spironolakton berkompetisi dengan aldosteron pada reseptor di


tubulus ginjal distal, meningkatkan natrium klorida dan ekskresi air selama
konversi ion kalium dan hidrogen, juga dapat memblok efek aldosteron
pada otot polos arteriolar.

INTERAKSI OBAT
Penggunaan bersamaan spironolakton dengan diuretik hemat kalium lainnya,
suplemen kalium, antagonis reseptor angiotensin, kotrimoksazol (dosis besar) dan inhibitor
ACE dapat meningkatkan risiko hiperkalemia, terutama pada pasien gangguan ginjal

ES: Muntah
Diare
Sakit perut atau kram
Kering mulut
Haus
Pusing
Sakit kepala

Hindari penggunaan suplemen, garam mengandung kalium, makanan


yang mengandung kalium, atau obat-obat lain yang mengandung
kalium, kecuali atas saran dokter. Obat-obat yang dianjurkan untuk
tidak dikonsumsi adalah obat-obat untuk asma, flu, batuk, demam, dan
obat lainnya yang dapat dibeli tanpa resep dokter, karena obat-obat
tersebut dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Untuk diabetes obat ini dapat meningkatkan kadar gula dalam darah.

Laxadin :di gunakan jika perlu: untuk sush BAB , 2 sendok the sebelum tidur/
istirahat
CARA KERJA OBAT:
Bekerja dengan cara merangsang peristaltik usus besar, menghambat reabsorbsi
air dan melicinkan jalannya faeces.
EFEkSAMPING:
Reaksi alergi kulit rash dan pruritus, perasaan terbakar, kolik, kehilangan cairan
& elektrolit, diare, mual dan muntah.

KONTRAINDIKASI:
Hipersensitivitas terhadap zat aktif dan komponen lain dalam Laxadine Emulsi,
ileus obstruksi dan nyeri abdomen yang belum diketahui penyebabnya.

Atmacid: jika perlu, untuk: Atmacid adalah obat yang digunakan untuk mengobati
gangguan pada saluran pencernaan seperti gastritis, perut kembung, maag,
dispepsia.
Dosis: Dewasa : 1-2 sendok teh 3-4 kali sehari
ES: bisa menyebab diare, muntah
Spray Triamcinolone Acetonide: 2x sehari, 2 semprot (1-2 kali semprotan ke lubang hidung
tiap hari.)
riamcinolone acetonide nasal biasanya: digunakan untuk mengatasi bersin-
bersin, pilek, serta gatal-gatal.
Jenis obat Kortikosteroid
Rinitis, sakit kepala dan faringitis. Epistaksis, iritasi nasal, kekeringan
pada mukosa, kongesti naso-sinus dan bersin-bersin. Jarang: perforasi
Efek Samping:
septum nasal. Jarang: reaksi alergi termasuk ruam kulit, urtikaria,
pruritus, dan edema pada wajah

ASUHAN KEFARMASIAN TERHADAP PROFIL PENGOBATAN


Obat Pema
Fa
Waktu Jenis Obat Rute Dosis yang Dosis yang Frekuens Indikasi
Pemberia Seharusnya Diterima i
n untuk Pasien oleh Pasien
21/2-24/2 O2 masker Nasa 3 lpm -
l
21/2-28/2 NaCl Infus 10 tetes/menit -
21/2-1/3 Ceftriaxone Inj. 2gram;1gram 2 x 2;
2x1
21/2-1/3 Sohobion Inj. - 1x1

21/2-24/2 Actrapid Inj. 10 unit/sc 3x1


21/2-1/3 Humulin-R Inj. 4-4-6; 3x1
8-8-10;
14-14-16
unit/sc
28/2-1/3 Lantus Inj. 0-0-10 unit/sc 1x1

2/3-3/3 Lavamer Inj. 0-0-10 unit/sc 1x1


24/2-1/3 Clobazam PO 10 mg 2x1
(0-1/2-1)
21/2-1/3 Ulsidex PO 500 mg 3x1
21/2-1/3 Aspar-K PO 300 mg 3x1
28/2-1/3 Methioson PO 100 mg 1x1
2/3-3/3 Aspilet PO 80 mg 1x1
1/3-3/3 ISDN PO 5 mg 2x1
No. Parameter Tujuan Monitoring
2/3-3/3 1. Hytrin PO 1 mg 2 x1
3/3 2. Furosemide PO 40 mg 1x1
3/3 3. Spironolakton PO 1x1
4. 100 mg
27/2-1/3 Laxadin PO PRN -
syrup
28/2-2/3 Atmacid PO - PRN -
syrup
28/2-3/3 Spray Nasa - 2 semprot 2x1
Triamcinolone l
Acetonide

ASUHAN KEFARMASIAN
Termasuk:
1. Masalah aktual & potensial terkait obat 3. Pemantauan efek obat 5.
Pemilihan obat 7. Efek samping obat
2. Masalah obat jangka panjang 4. Kepatuhan penderita 6.
Penghentian obat 8. Interaksi obat
OBAT PROBLEM TINDAKAN (USULA

MONITORING

KONSELING

Sasaran Konseling Obat Materi Konseling

Anda mungkin juga menyukai