Sediaan
Kulit luka : lapisan kulit lebih emulsi air
mudah terbasahi oleh minyak dalam
minyak
Proses Pembentukan Emulsi
Terdiri dari dua tahap :
• Pemecahan fasa minyak menjadi globul-
globul kecil yang berlangsung sangat cepat
(disruption)
• Stabilisasi tetesan oleh fasa ketiga yaitu
emulgator atau pengemulsi (stabilization)
Teori Emulsifikasi
• Teori tegangan permukaan
• Oriented wedge theory
• Teori Plastik atau teori lapisan antar muka
U Emulgator Sintetis
L
Kriteria :
G • Memiliki kemampuan untuk membentuk emulsi & menjaga
stabilitas emulsi sampai usia guna yg ditetapkan.
A • Tercampurkan dengan bahan lain dalam formula sediaan yg
dimaksud.
T • Tidak mengganggu stabilitas atau efikasi dari zat terapetik.
• Stabil & tidak terurai dalam sediaan.
O • Tidak toksik pd penggunaan yg dimaksud.
• Memiliki bau, rasa & warna yg lemah.
R
Klasifikasi Emulgator (Golongan)
1. Bahan Karbohidrat
• Membentuk koloid hidrofilik bila ditambahkan dalam air
emulsi m/a.
• Contoh : gom (akasia), tragakan, agar, kondrus, pektin
2. Zat protein
• Emulsi m/a
• Contoh : gelatin, kuning telur, kasein.
3. Alkohol (BM tinggi)
• Pengental dan penstabil emulsi m/a untuk obat luar
• Contoh : stearil alkohol, setil alkohol, gliseril monostearat.
4. Zat Pembasah (surfaktan)
• Kationik, Anionik dan Nonionik
• Membentuk emulsi m/a atau a/m (tergantung pada sifat
komponen)
5. Zat padat yang terbagi halus
• Contoh : bentonit, Mg(OH2), Al(OH)3
• Membentuk emulsi m/a atau a/m tergantung pada sifat
komponennya.
Klasifikasi Emulgator (Cara Kerja)
1. Surfaktan
Menurunkan tegangan permukaan & membentuk
lapisan monomolekular.
2. Koloid Hidrofil
Pembentukan film (lap multimolekular) antar
permukaan
Ex : CMC Na, Na Alginat, PGA, Xanthan Gum
3. Elektrolit
Pembentukan lap rangkap elektrik
Ex : KCNS
4. Partikel padat yg terbagi halus
Diadsorpsi pd batas antarmuka 2 fase cair yg tidak
bercampur & membentuk lapisan partikel di
sekitar bola2 terdispersi.
Ex : bentonit, Mg(OH)2, Al(OH)3
Dalam praktek digunakan pengemulsi kombinasi dalam
pembuatan emulsi. Contoh kombinasi natrium setil
alkohol dan kolesterol
Contoh Nilai HLB Surfaktan
Nilai Skala HLB dan Penggunaannya
HLB Butuh
Emulgator alam dari tumbuh-tumbuhan
c. Agar-agar
Emulgator ini kurang efektif apabila dipakai sendirian. Pada
umumnya zat ini ditambahkan untuk menambah viskositas dari
emulsi dengan gom arab.
Sebelum dipakai agar-agar tersebut dilarutkan dengan air
mendidih Kemudian didinginkan pelan-pelan sampai suhu tidak
kurang dari 45oC (bila suhunya kurang dari 45oC larutan agar-agar
akan berbentuk gel). Biasanya digunakan 1-2 %
d.Chondrus
Sangat baik dipakai untuk emulsi
minyak ikan karena dapat menutup
rasa dari minyak tsb. Cara
mempersiapkan dilakukan seperti
pada agar.
e.Emulgator lain
Pektin, metil selulosa, karboksimetil
selulosa 1-2 %.
Emulgator alam dari hewan
a. Kuning telur
Kuning telur mengandung lecitin (golongan protein /
asam amino) & kolesterol yg kesemuanya dapat
berfungsi sebagai emulgator. Lecitin merupakan
emulgator tipe m/a. Tetapi kemampuan lecitin lebih
besar dari kolesterol sehingga secara total kuning telur
merupakan emulgator tipe m/a. Zat ini mampu
mengemulsikan minyak lemak empat kali beratnya &
minyak menguap dua kali beratnya.
b. Adeps Lanae
Zat ini banyak mengandung kolesterol, merupakan
emulgator tipe a/m & banyak dipergunakan untuk
pemakaian luar. Penambahan emulgator ini akan
menambah kemampuan minyak untuk menyerap air.
Dalam keadaan kering dapat menyerap air 2 X
beratnya.
Emulgator alam dari tanah mineral
Produk Akhir
Formula
Sampel
Cara pertinggal
Pembuatan
Uji mutu
Uji Mutu Farmasetik Sediaan Emulsi
2. Penetapan Kadar
Uji Mutu Farmasetik Sediaan Emulsi
Cont’d
Evaluasi Biologi
1. Uji efektivitas pengawet antimikroba [FI IV
<61>.
Untuk formula yg menggunakan pengawet.
2. Penetapan potensi antibiotika (untuk zat aktif
antibiotik)
[ FI IV <131>] untuk sediaan dengan zat
aktif antibiotik.
DOUBLE EMULSION
• Misal : a/m/a
• Tujuan : memperpanjang kerja obat
• Misal : mencampur emulgator untuk
membuat emulsi a/m seperti sorbitan
monooleat dengan suatu fase minyak &
mencampur dengan air (untuk membentuk
emulsi air dalam minyak). Emulsi a/m tersebut
kemudian didispersikan dalam suatu lar air yg
mengandung emulgator m/a seperti tween 80
sehingga terbentuk emulsi air dalam minyak
dalam air.
MICROEMULSION
Apa Perbedaannya????
Emulsi Mikroemulsi
•Ukuran globul : 0.25 – 10 µm • Ukuran globul : 10 – 200 nm
• Warna : buram / tidak jernih • Warna : jernih / transparan
• Tidak stabil secara • Tidak stabil secara
termodinamik termodinamik relatif
• lebih stabil dibandingkan
dengan emulsi
Soal
• Formula:
– R/ Parafin cair 20% HLB: 12
Emulgator 5%
Air ad 100%
Tentukan jumlah emulgator yg dibutuhkan bila menggunakan
kombinasi Tween 80 (HLB 15) dan Span 80 (HLB 4.3)
Daftar Pustaka
• Ansel, Howard C, 1989, PENGANTAR BENTUK
SEDIAAN FARMASI Ed 4, Jakarta : Penerbit
Universitas Indonesia.
• Agoes, Goeswin, 2008, PENGEMBANGAN
SEDIAAN FARMASI Ed Revisi dan Perluasan,
Bandung : Penerbit ITB
• Lund, Walter, 1994, The Pharmaceutical
Codex, London : The Pharmaceutical Press
Sekian - Terimakasih