Anda di halaman 1dari 7

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

PT Medco E&P Indonesia Rimau Asset

Sumatera Selatan adalah salah satu provinsi yang mempunyai potensi migas yang cukup
besar di negeri ini. Provinsi ini memiliki potensi pertambangan yang cukup besar, antara lain
cadangan minyak bumi sebanyak 5,03 miliar barrel (10% cl) atau 5.032.992 matrick stack tank
barrel. Cadangan minyak bumi diproduksi dengan pertumbuhan 10% per tahun dan dapat
bertahan 60 tahun, Sedangkan cadangan batu bara diperkirakan sebesar 16.953.615.000 ton atau
60% cadangan nasional. Luas areal usaha pertambangan umum mencapai 1.030.128,75 ha,
dengan pertambangan minyak dan gas 2.243,120,15 ha.

PT. Medco Energi Internasional Tbk (Medco Energi Korporat/Medco Energi/Perseroan)


didirikan pada 9 Juni 1980 berdasarkan hukum Republik Indonesia. Nama Perseroan telah
berubah tiga kali, dari PT Meta Epsi Pribumi Drilling Company pada saat awal pendiriannya
(1980) menjadi PT Medco Energi Corporation sebelum Penawaran Perdana saham ke Publik di
tahun 1994 dan yang terakhir berubah menjadi PT Medco Energi Internasional Tbk pada tahun
2000. PT Medco E&P Indonesia Rimau Asset adalah anak Perusahaan dari PT Medco Energi
Internasional Tbk yang bergerak dalam bidang E&P (Eksplorasi dan Produksi) Minyak dan Gas
Bumi Daratan yang berlokasi di Sumatera Selatan dan telah beroperasi semenjak 1997 dengan
kapasitas produksi sekitar 11,500 barrel minyak mentah per hari. Dalam menjalankan kegiatan
operasinya, manajemen dan seluruh pekerja Rimau Asset berkomitmen kuat untuk selalu
mematuhi peraturan perundangan bidang lingkungan hidup dan melakukan upaya terusmenerus
dalam meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan hidup.
keunggulan-keunggulan yang membedakan Rimau Asset dengan perusahaan lain sejenis,
diantaranya:
a. Nihil pembuangan limbah cair air ke lingkungan (zero wastewater surface discharge)
sejak tahun 1998 melalui injeksi 100% limbah air terproduksi (produced water).
b. Nihil pembakaran gas (zero gas flaring) melalui pembangunan dan pengoperasian kilang
mini LPG (tahun 2006) serta dengan pemasangan kompresor gas bertekanan rendah
(tahun 2011).
c. Pemberdayaan masyarakat lokal melalui pola pertanian organik.
Tidak berhenti dalam melakukan inovasi, pada tahun 2014 Rimau Asset terus melakukan
upaya yang berkelanjutan dalam memperbaiki kinerja lingkungan. Dalam pemanfaatan sumber
daya, pelaksanaan EOR Pilot Project dan Efisiensi Sistem Transportasi menjadi program
unggulan untuk kriteria Efisiensi Energi. Selain itu, Rimau Asset tetap melakukan optimalisasi
untuk menjaga penurunan emisi dalam kegiatan operasinya dengan utilisasi gas flare yang masih
tersisa. Konsep green supply chain management dalam pengurangan dan pemanfaatan Limbah
B3, terbukti mampu memenuhi konsep adisionalitas dalam hal pengelolaan rantai supply yang
berwawasan ingkungan. Kemudian dalam melakukan inovasi konsep 3R limbah non B3, Rimau
Asset dapat menambah siklus pemakaian kertas menjadi 2 kali yaitu pemakaian kertas bolak-
balik dan kemudian masih bisa dipakai menjadi kertas daur ulang bagi kebutuhan sendiri,
merupakan suatu contoh sistem eco-efisiensi yang tidak didapat di tempat lain. Tidak lupa
terhadap hal yang melindungi dirinya yaitu lingkungan alam sekitar, pembibitan tanaman hutan
dan buah-buahan langka lokal mendukung pengembangan Hutan Tanaman langka untuk
menambah luasan area yang menjadi greenbelt di daerah operasi Rimau Asset.
Aset utama dalam kemitraan pemerintah sumatera selatan dengan PT. Medco-Rimau
Asset ini meliputi fasilitas penyimpanan di pelabuhan internasional Tanjung Priok, Jakarta
Utara dengan kapasitas penyimpanan sebesar 22.700 m3, sebuah dermaga dan tempat
pengisian truk, serta kemampuan distribusi di Kalimantan dan Sumatra bagi industri
pertambangan. Setelah dilakukannya finalisasi perjanjian, yang rencananya akan selesai pada
awal bulan Desember 2012, perusahaan bersama ini akan melanjutkan kinerjanya dalam
mendistribusikan bahan bakar berkualitas tinggi, termasuk High Speed Diesel (HSD), bagi
pelanggan di seluruh Indonesia.
Lukman Mahfoedz, Presiden Direktur & CEO Medco Energi, mengatakan: "Kami telah
memasuki kerjasama strategis yang dirancang khusus untuk menggabungkan kekuatan dan
keahlian masing masing dalam menciptakan usaha perdagangan dan distribusi bahan bakar
terbaik di Indonesia dan wilayah sekitarnya untuk memberikan manfaat pelanggan, pegawai
sertai pemangku kepentingan lain di negeri ini khususnya bagi kesejahteraan Kaji Rimau. Kami
berharap kerjasama ini adalah awal dari sebuah kemitraan strategis antara dua belah pihak dan
diharapkan dapat memunculkan peluang bisnis yang lebih luas dan juga lapangan pekerjaan
di Rimau, Sumatera Selatan."

Otonomi daerah telah membuka peluang bagi pemerintah daerah untuk mengembangkan
kebijakan lokal secara bijaksana. Namun implementasi kebijakan tersebut belum maksimal
diterapkan karena keberadaan daerah-daerah otonom baru tidak diiringi dengan kapasitas
sumber daya manusia dan finansial yang memadai. Dengan demikian banyak terjadi
keterlambatan dalam pembangunan terutama pembangunan infrastruktur.

Oleh karena itu pemerintah daerah perlu mencari solusi atas persoalan tersebut dengan
melibatkan berbagai stakeholder terkait dalam pelaksanaan pembangunan, misalnya pihak
swasta, masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, dan Non Governmental Organisation (NGO),
serta dan lain-lain. Keterlibatan berbagai pihak ini memiliki peran penting untuk membantu
pemerintah mengingat tidak semua aktivitas pembangunan mampu dikerjakan oleh pemerintah
sendiri terutama dalam hal ketersediaan skill SDM dan finansial sehingga perlu keterlibatan
pihak swasta. Bentuk kerjasama yang melibatkan pihak swasta ini dikenal dengan public private
partnership (PPP).

Menurut William J. Parente dari USAID Environmental Services Program, PPP adalah an
agreement or contract, between a public entity and a private party, under which : (a) private
party undertakes government function for specified period of time, (b) the private party receives
compensation for performing the function, directly or indirectly, (c) the private party is liable for
the risks arising from performing the function and, (d) the public facilities, land or other
resources may be transferred or made available to the private party.

PPP ini merupakan hubungan kerjasama pemerintah dengan publik dalam pelaksanaan
pembangunan melalui investasi dengan melibatkan pemerintah, pihak swasta, masyarakat, dan
NGO. Masing-masing pihak memiliki peran dan fungsi dalam pelaksanaan pembangunan. Peran
dan fungsi permerintah sebagai suatu institusi resmi dituntut untuk lebih transparan, akuntabel,
responsif, efektif dan efisien dalam penciptaan good governance. Tentunya dalam hal ini tidak
terlepas dari fungsi pengawasan pemerintah terhadap sektor swasta yang terlibat dalam
pelaksanaan pembangunan.

Lebih lanjut ada tiga hal yang mendorong pemerintah untuk melakukan kerjasama pemerintah
dan swasta (PPP) karena masalah keterbatasan dana, efisiensi dan efektivitas pemerintahan, dan
pertanggungjawaban pemerintah kepada masyarakat. Sebagai suatu daerah yang baru
berkembang tentunya pemerintah daerah tidak dapat mengandalkan sumber daya yang ada
(keuangan dan SDM). Disini pemerintah daerah butuh menarik pihak swasta untuk melakukan
investasi tidak hanya dalam bentuk dana tetapi juga peningkatan skill SDMnya untuk
membangun dan memelihara infrastruktur yang belum dan sudah tersedia dalam rangka
menyejahterakan masyarakat.

Namun dalam pelaksanaan pembangunan yang melibatkan PPP ini dapat memberikan dampak
positif dan negatif. Dampak positif dari PPP yakni adanya pembagian risiko antara pihak
pemerintah dan swasta, penghematan biaya, perbaikan tingkat pelayanan, dan multiplier
effect (manfaat ekonomi yang lebih luas misalnya penciptaan lapangan kerja, pengurangan
tingkat kriminalitas, peningkatan pendapatan). Sementara dampak negatif dari PPP apabila tidak
tepat sasaran justru terjadi penambahan biaya, adanya situasi politik nasional yang tidak stabil
turut mempengaruhi proses PPP misalnya tertundanya pelaksanaan proyek kegiatan, pelayanan
yang kurang prima, terjadi bias dalam proses seleksi proyek kegiatan misalnya penentuan
pemenang tender, hilangnya kontrol pemerintah dalam proses pelaksanaan kegiatan, dan
sebagainya. Diantara kerja sama antara pemerintah pulau Rimau, Kab.Banyuasin dengan
PT.Medco E & P Rimau Asset terkait pengelolaan eksplorasi Migas bentuk kemitraan yang
digunakan adalah Wrap Around Addition.

Peranan pemerintah daerah Kaji Rimau,sumsel

Peran migas dalam pembangunan ekonomi di Sumatera Selatan cukup besar hingga
mencapai sekitar 20 persen setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat dari distribusi persentase sektor
migas terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang telah dihitung oleh Badan Pusat
Statistik. Data peranan sub sektor dalam penghitungan PDRB di Provinsi Sumatera Selatan tahun
2013 untuk sub sektor minyak dan gas bumi dan pengilangan minyak bumi masing-masing
sebesar 14,97 dan 7,15 persen.

Tidak semua kabupaten/kota di Sumatera Selatan memiliki potensi migas, sehingga hal ini dapat
menyebabkan adanya ketimpangan distribusi pendapatan antar wilayah kabupaten/kota di
Sumatera Selatan. Ketimpangan pembangunan antar wilayah merupakan aspek yang umum
terjadi dalam kegiatan ekonomi suatu daerah dan ini disebabkan adanya perbedaan kandungan
sumberdaya alam dan perbedaan kondisi geografi yang terdapat pada masing masing wilayah.
Akibat dari perbedaan ini, kemampuan suatu daerah dalam mendorong proses pembangunan juga
menjadi berbeda sehingga tidaklah mengherankan bilamana pada setiap daerah biasanya terdapat
wilayah maju (Development Region) dan wilayah terbelakang (Underdevelopment Region).
Ketimpangan antar wilayah ini membawa implikasi terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat
antar wilayah dan ketimpangan antar wilayah ini harus mendasari kebijakan pemerintah daerah
dalam menetapkan prioritas pembangunan.

Desentralisasi secara umum merupakan pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat


kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus kepentingan daerahnya sendiri. Dasar
dari sistem desentralisasi adalah untuk memudahkan pemerintah dalam mengatur dan
mensejahterakan masyarakatnya melalui pemerintah daerah. Dalam hal ini pemerintah daerah
lebih dekat jangkauannya kepada masyarakat sekitar dari pada pemerintah pusat. Sehingga
keputusan bisa diambil secara cepat karena pemerintah daerah lebih mengerti kondisi masyarakat
sekitar. Pemerintah daerah menurut ketentuan pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah adalah penyelenggara urusan pemerintahan
oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) menurut asas otonomi
dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945. Otonomi daerah merupakan penyelenggaraan pemerintah daerah
di Indonesia yang didasarkan pada sistem desentralisasi. Otonomi daerah sendiri memiliki hak,
wewenang dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Hak tersebut
diperoleh melalui penyerahan pemerintahan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah
sesuai dengan keadaan, kemampuan serta kebutuhan daerah tersebut. Keuangan daerah adalah
semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka menyelenggarakan //Administrasi Publik
(JAP), Vol. 2, No. 3, Hal. 492- 498 | 494 bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan
kewajiban daerah tersebut. (pasal 1 butir 55 PP No. 58 Tahun 2005). Menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 105 tahun 2000, keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah
dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk di
dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut,
dalam kerangka APBD.
Pulau Rimau adalah salah satu daerah yang berada di Kabupaten Musi Banyuasin yang
merupakan salah satu daerah yang ada di Provinsi Sumatera Selatan Indonesia. Sebagian besar
penduduk Rimau menggantungkan hidupnya pada hasil pertanian. Rimau yang merupakan salah
satu daerah yang merupakan daerah perbukitan, menjadikan Rimau sebagai salah satu daerah
yang sukses dalam bidang kehutanan dan pertanian. Terbukti dengan 40 persen wilayah Rimau
merupakan kawasan hutan jati yang dikuasai oleh negara melalui Perhutani. Disamping itu
Bojonegoro merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi SDA berupa minyak bumi yang
melimpah. Kondisi tersebutlah yang menjadikan Rimau saat ini menjadi daerah eksplorasi dan
ekspoitasi migas. Keberadaan sektor migas di Rimau,Banyuasin sedikit banyak telah
memberikan kontribusinya terhadap daerah.

1. Kontribusi Sektor Migas terhadap Penerimaan Daerah Rimau Kabupaten Musi Banyuasin

a. Kontribusi Sektor Migas terhadap Penerimaan DBH

Potensi sektor migas yang ada di Rimau yang besar, berpengaruh besar terhadap
daerah Rimau. Pengaruh besar yang terlihat jelas adalah terhadap pendapatan
daerah Kabupaten Rimau. Pengaruh sektor migas tersebut memang tidak secara
langsung berpengaruh terhadap pendapatan daerah Rimau. Pengaruh tersebut
dapat dirasakan daerah melalui Dana Bagi Hasil (DBH) yang di terima pemerintah
daerah. Sesuai dengan kewenangan pemerintah pusat bahwa penentuan DBH
sektor migas yang diterima oleh Kaji Rimau ditentukan oleh pemerintah pusat.
Penentuan tersebut disesuaikan dengan hasil produksi sektor migas di setiap
tahunnya. Pembagian DBH tersebut juga telah di atur dengan berbagai ketentuan
mulai dari penerima yang berhak atas DBH tersebut hingga jumlah nominal yang
akan diterima.

b. Kontribusi Sektor Migas terhadap Penerimaan Dana Perimbangan Daerah

Pengaruh sektor migas terhadap daerah sangatlah besar terutama di bidang


pendapatan daerah. Berawal dari hasil produksi sektor migas yang terus
mengalami peningkatan yang pada akhirnya berpengaruh terhadap pendapatan
DBH migas yang diperoleh daerah. Dari data penerimaan DBH yang didapat
Pulau Rimau di setiap tahunnya membuktikan bahwa sektor migas berkontribusi
besar terhapat penerimaan DBH yang diperoleh oleh daerah. Perolehan DBH yang
diterima oleh daerah sangat besar dan hal tersebut juga akan berpengaruh terhadap
kondisi APBD Kabupaten Banyuasin. DBH migas merupakan salah satu
penerimaan daerah yang termasuk dalam penerimaan daerah dalam bidang
perimbangan atau salah satu penerimaan dari dana perimbangan daerah. Dana
perimbangan sendiri merupakan penerimaan daerah yang bersumber dari DBH
hasil pajak, DBH bukan pajak/SDA, Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana
Alokasi Khusus (DAK). Jadi pada Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 3,
Hal. 492- 498 | 496 dasarnya DBH adalah salah satu pemasuk penerimaan dana
perimbangan yang nantinya juga menjadi salah satu bagian dari penerimaan
terhadap APBD Banyuasin. Ketika penerimaan DBH mengalami peningkatan,
dapat dipastikan juga bahwa kondisi dana perimbangan daerah Rimau juga akan
mengalami peningakatan.

c. Kontribusi Sektor Migas Dalam Meningkatkan APBD Banyuasin.

Salah satu tugas pokok dan fungsi dari pemerintah daerah yang harus diatur secara
hati-hati adalah masalah pengelolaan keuangan daerah. Sebagaimana diketahui,
anggaran daerah atau yang lebih lazim disebut dengan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah
yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD yang
selanjutnya ditetapkan dengan peraturan dearah, oleh karenanya annggaran daerah
menduduki posisi sentral dalam upaya meningkatkan kapabilitas, efektivitas dan
pembangunan pemerintah daerah. Kondisi DBH yang berasal dari sektor migas di
setiap tahunnya terus mengalami peningkatan terhitung dari tahun 2008.
Meningkatnya DBH tersebut juga berpengaruh terhadap kondisi dana
perimbangan daerah yang juga mengalami peningkatan sesuai dengan
peningkatan DBH. Peningkatan dana perimbangan tersebutlah yang berpengaruh
besar terhadap meningkatnya kondisi APBD Rimau Banyuasin.

2. Kontribusi Migas di Sektor Lain dalam Rangka Meningkatkan Pembangunan Daerah

a. Penggerak Pembanguna Daerah

Meningkatnya pendapatan daerah yang dipengaruhi oleh meningkatnya hasil


produksi migas setiap tahunnya berpengaruh terhadap perkembangan daerah.
Pengaruh yang paling terlihat adalah peda perkembangan pembangunan yang ada
di Bojonegoro. Peningkatan pembangunan daerah Rimau dipengaruhi dari kondisi
APBD Banyuasin yang mengalami peningkatan secara signifikan. Pembangunan
daerah terlihat jelas setelah adanya sektor migas di Rimau. Sebelum adanya sektor
migas di Rimau, pembangunan daerah sangat minim dan hanya terpusat di pusat
kota. Semenjak adanya migas pembangunan diperluas hingga tingkat desa melalui
program Anggaran Dana Desa (ADD) dengan tingkat pembangunan disetiap
tahunnya mengalami peningkatan. Hal tersebutlah yang menjadikan Rimau saat
ini menjadi salah satu daerah yang tingkat pertumbuhan dan perkembangan
daerahnya meningkat di Sumatera Selatan.

b. Membuka Lapangan Pekerjaan


Keberadaan sektor migas yang ada di pulau Rimau merupakan sebuah
kesempatan yang harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Peran pemerintah
daerah sangat dibutuhkan dalam menyikapi keberadaan sektor migas tersebut.
Kesempatan tersebut harus dapat dirasakan baik untuk daerah maupun langsung
terhadap masyarakat sekitar. Masyarakat sekitar juga harus dapat merasakan
pengaruh langsung dari adanya sektor migas tersebut baik pengaruh terhadap
perekonomian maupun kehidupan sosial masyarakat sekitar. Sektor migas di
Pulau Rimau juga berkontribusi terhadap masyarakat dengan memberikan
kesempatan kerja di dalam industri migas tersebut. Kesempatan tersebut harus
bisa di antisipasi oleh pemerintah daerah dengan terus melakukan peningkatan
mutu dan kualitas SDM Banyuasin agar dapat terus dipromosikan untuk dapat
direkrut di industri migas tersebut sebagai tenaga kerja. Jadi keberadaan sektor
migas dapat dirasakan langsung oleh masyarakat melalui lapangan pekerjaan di
sektor migas tersebut.

c. Kontribusi Sektor Migas Melalui CSR

Kontribusi sektor migas terhadap daerah sangatah besar baik yang melalui
pemerintah daerah dengan kebijakan dan perencanaan daerah tersebut maupun
langsung dari perusahaan terkait yang bergerak dibidang migas. Melalui program
CSR perusahaan juga turu berkontribusi dalam pembangunan daerah. Proses
pelaksanaan CSR sendiri langsung dilakukan dan menjadi tanggungjawab penuh
perusahaan terkait. Bentuk kegiatannya pun juga jelas mulai dari, perbaikan janal,
jembatan, trotoar, peningkatan pendidikan, kesehatan dan sosial. Semua kegiatan
tersebut adalah salah satu tanggung jawab perusahaan atas keberadaannya di
lingkungan masyarakat sekitar. Program CSR tersebut terbukti telah berkontribusi
cukup besar terhadap perkembangan dan pertumbuhan pembangunan di area
industri migas.

Anda mungkin juga menyukai