Pemerintah sebagai lembaga tertinggi dalam suatu Negara berwenang untuk mengatur
ataupun mengendalikan apa saja yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup di
Indonesia, dan dalam Undang-undang Dasar 1945 Amandemen I-IV dalam pasal 33 yang
mengatur tentang sumber-sumber Negara yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai
oleh Negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Dan untuk
mengimplementasikan hal tersebut maka pemerintah melakukan hal-hal sebagai berikut :
3. mengatur perbuatan hukum dan hubungan hukum antara orang lain dan/atau subyek
hukum lainya serta pembuatan hukum terhadap sumber daya alam dan sumber daya
buatan, termasuk sumber daya genetika
1. Peran sebagai pemegang kuasa pertambangan. Dalam hal penguasaan dan pengus
ahaanmigas, pasal 4 ayat (2) UU Migas menetapkan bahwa penguasaan migas
oleh negara diselenggarakan oleh pemerintah sebagai pemegang
kuasa pertambangan. Selanjutnya pada ayat (3)nya dinyatakan bahwa pemerintah
sebagai pemegang kuasa membentuk Badan Pelaksana (BP) sebagaimana
dimaksud dalam pasal 1 angka 23 untuk melakukan pengendalian kegiatan usaha
hulu migas. Posisi kontraktor adalah subordinasi dari pemerintahsebagai yang
memiliki wewenang dalam pertambangan migas. Akan tetapidalam UU Nomor
22 Tahun 2001 kuasa pertambangan sebagai wujudkedulatan negara atas migas
ternyata tidak secara tegas diatur sebagaimanahalnya di dalam UU No. 8 Tahun
1971 tentang perusahaan pertambanganminyak dan gas bumi negara (Pertamina).
Bahkan ada kecenderungan UU No22 Tahun 2001 bahwa kuasa pertambangan
setelah diperoleh oleh pemerintahdari negara bersadarkan pasal 4 ayat 1 dan ayat
2 ternyata oleh Menteri Energidan Sumber Daya Mineral diserahkan
wewenangnya kepada pelaku usahamelalui pasal 1 angka 5 dan pasal 12 ayat 3.
Secara umum dalam hal pengelolaan eksplorasi Migas di Rimau, pemerintah Musi Banyuasin
mengambil peran sebagai :
1. Regulator
Peran pemerintah sebagai regulator adalah menyiapkan arah untuk
menyeimbangkan penyelenggaraan pembangunan melalui penerbitan
peraturan-peraturan.
2. pemberi dukungan akses
Peran pemerintah sebagai pemberi dukungan akses adalah
menggerakkan partisipasi pemerintahan jika terjadi kendala-kendala
dalam proses pembangunan untuk mendorong dan memelihara
dinamika pembangunan daerah.
3. penyedia lahan dalam
Peranan yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan Urusan Minyak dan
Gas Bumi akibat berlakunya UU No. 23/2014 tentang pemerintah daerah adalah pada
Pembinaan dan Pengawasan Migas di Wilayah Provinsi dan Kabupaten/kota sesuai
dengan EdaranMenteriEnergi danSumberDayaMineral
No.10.E/06/DJM.S/2016tgl.4Oktober2016. Berdasarkan UU No. 23/2014 tentang
Pemerintahan Daerah sebagai mana tercantum dalam Pasal 12 ayat (3) dan
lampirannya, yang terkait langsung dengan kegiatanMigasdidaerah,yaitupemberian :
Izin MendirikanBangunan(1MB)
lzinLokasi
IzinGangguan(HO),dan
Lingkungan
Penetapan HET LPG tertentu untuk pengguna tertentu pada titik serah di sub penyatur
LPG tertentu;
Pasca terbitnya Permen ESDM No.37 Th. 2016 ttg Ketentuan Penawaran PI 10% Pada
Wilayah Kerja Migas dan Permen 8ESDM Th. 2017 ttg Kontrak Bagi Hasil Gross Split, maka
pemerintah daerah memiliki peluang untuk ikut berperan serta dalam usaha migas, dimana
peluag yang dimiliki pemerintah daerah adalah sebagai berikut:
BUMD Daerah memiliki kesempatan untuk melaksanakan bisnis hulu migas dibidang
jasa penunjang (kontraktor,supplier,dll)