Prinsip Gizi Seimbang terdiri dari 4 (empat) Pilar yang pada dasarnya merupakan
rangkaian upaya untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dan zat gizi yang masuk
dengan memonitor berat badan secara teratur. Empat Pilar tesebut adalah (1) mengonsumsi
makanan beragam. Mengonsumsi makanan beragam juga harus memperhatikan porsi dan
proporsinya, (2) membiasakan perilaku hidup bersih, (3) melakukan aktivitas fisik, (4)
Mempertahankan dan memantau Berat Badan (BB) normal.
Gizi seimbang untuk bayi 0-6 bulan cukup hanya dari ASI. ASI merupakan
makanan yang terbaik untuk bayi oleh karena dapat memenuhi semua zat gizi yang
dibutuhkan bayi sampai usia 6 bulan, sesuai dengan perkembangan sistem
pencernaannya, murah dan bersih.
2. Gizi Seimbang untuk Anak 6-24 bulan
Pada anak usia 6-24 bulan, kebutuhan terhadap berbagai zat gizi semakin
meningkat dan tidak lagi dapat dipenuhi hanya dari ASI saja. Pada usia ini anak berada
pada periode pertumbuhan dan perkembangan cepat, mulai terpapar terhadap infeksi
dan secara fisik mulai aktif, sehingga kebutuhan terhadap zat gizi harus terpenuhi
dengan memperhitungkan aktivitas bayi/anak dan keadaan infeksi. Agar mencapai gizi
seimbang maka perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASI atau MP-ASI,
sementara ASI tetap diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Pada usia 6 bulan, bayi
mulai diperkenalkan kepada makanan lain, mula-mula dalam bentuk lumat, makanan
lembik dan selanjutnya beralih ke makanan keluarga saat bayi berusia 1 tahun.
Kebutuhan zat gizi anak pada usia 2-5 tahun meningkat karena masih berada pada
masa pertumbuhan cepat dan aktivitasnya tinggi. Demikian juga anak sudah
mempunyai pilihan terhadap makanan yang disukai termasuk makanan jajanan.
III. Porsi
Anjuran Jumlah Porsi Menurut Kecukupan Energi untuk Berbagai Kelompok Umur
Bahan Makanan Anak Usia 1-3 tahun Anak Usia 4-6 tahun
1125 kkal 1600 kkal
Nasi 3p 4p
Sayuran 1,5 p 2p
Buah 3p 3p
Tempe 1p 2p
Daging 1p 2p
Susu 1p 1p
ASI Dilanjutkan hingga 2 tahun
Minyak 3p 4p
Gula 2p 2p
p : porsi
Ada dua akibat gangguan gizi yang terjadi, yang pertama adalah kekurangan gizi dan
yang kedua adalah gizi lebih. Masalah kekurangan gizi pada umumnya disebabkan oleh
kemiskinan; kurangnya ketersediaan pangan; kurang baiknya kualitas lingkungan; kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan. Sebaliknya masalah gizi
lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomipada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan
kurangnya pengetahuan tentang gizi, menu seimbang, dan kesehatan.
Malnutrisi yaitu gizi buruk atau merupakan masalah yang membutuhkan perhatian
khusus terutama di negara-negara berkembang, yang merupakan faktor risiko penting terjadinya
kesakitan dan kematian pada ibu hamil dan balita. Gizi buruk tidak hanya meningkatkan angka
kesakitan dan angka kematian tetapi juga menurunkan produktifitas, menghambat pertumbuhan
sel-sel otak yang mengakibatkan kebodohan dan keterbelakangan. Berbagai masalah yang timbul
akibat gizi buruk antara lain tingginya angka kelahiran bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) yang disebabkan jika ibu hamil menderita gizi buruk akan berpengaruh pada gangguan
fisik, mental dan kecerdasan anak, juga meningkatkan resiko bayi yang dilahirkan kurang zat
besi. Bayi yang kurang zat besi dapat berdampak pada gangguan pertumbuhan sel-sel otak, yang
dikemudian hari dapat mengurangi IQ anak (Krisnansari, 2010).
Pada anak-anak, KEP dapat menghambat pertumbuhan, rentan terhadap penyakit
terutama penyakit infeksi dan mengakibatkan rendahnya tingkat kecerdasan. Pada orang dewasa,
KEP menurunkan produktivitas kerja dan derajat kesehatan sehingga menyebabkan rentan
terhadap penyakit (Almatsier, 2009)
Berikut beberapa upaya penanggulangan masalah kurang gizi berdasarkan beberapa
sumber:
1) Upaya pemenuhan peserdiaan pangan nasional terutama melalui peningkatan produksi
beraneka ragam pangan
2) Peningkatan usaha perbaikan gizi keluarga (UPKG)
3) Peningkatan pelayanan gizi dimulai dari tingkat Posyandu, hingga puskesmas dan
rumah sakit
4) Upaya pengawasan makanan dan minuman
5) Upaya penelitian dan pengembangan pangan dan gizi
V. Pesan yang dapat Disampaikan kepada Tiap Kelompok Usia agar Gizinya Seimbang dan
Terpenuhi
1. Pesan gizi seimbang untuk bayi 0 6 bulan :
Setiap bayi harus memperoleh ASI Eksklusif yang berarti sampai usia 6 bulan hanya
diberi ASI saja.
2. Pesan gizi seimbang untuk bayi 6 24 bulan :
Ibu sebaiknya memahami bahwa pola pemberian makanan secara seimbang pada
usia dini akan berpengaruh terhadap selera makan anak selanjutnya, sehingga
pengenalan kepada makanan yang beranekaragam pada periode ini menjadi sangat
penting. Secara bertahap, variasi makananuntuk bayi usia 6-24 bulan semakin ditingkatkan,
bayi mulai diberikan sayurandan buah-buahan, lauk pauk sumber protein hewani dan nabati,
serta makananpokok sebagai sumber kalori. Demikian pula jumlahnya ditambahkan
secarabertahap dalam jumlah yang tidak berlebihan dan dalam proporsi yang juga seimbang.
3. Pesan gizi seimbang untuk anak usia 2 5 tahun.
Jumlah dan variasi makanan harus mendapatkan perhatian secara khusus dari ibu atau
pengasuh anak, terutama dalam memenangkan pilihan anak agar memilih makanan
yang bergizi seimbang. Disamping itu anak pada usia ini sering keluar rumah
sehingga mudah terkena penyakit infeksi dan kecacingan, sehingga perilaku hidup bersih
perlu dibiasakan untuk mencegahnya.
DAFTAR PUSTAKA
Irianto, Djoko Pekik, 2006. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan.
Krisnansari, Diah. 2010. Mandala of Health. Nutrisi dan Gizi Buruk. (Online), 4 (1): 68.