2. Tujuan Percobaan
1. Menentukan volume piknometer
2. Menentukan berat jenis zat NaCl dan CH3OH dari perbandingan berat
zat dan volume piknometer
3. Menentukan suhu rata-rata campuran fenol dan air, campuran fenol
dan NaCL dan campuran fenol dan CH3OH
4. Menentukan fraksi mol fenol (sitem fenol air)
5. Menentukan fraksi mol fenol (sistem fenol air dan NaCl)
6. Menentukan fraksi mol fenol (sistem fenol air dan CH3OH)
7. Menentukan suhu kritis kelarutan timbal balik antara dua cairan.
8. Menentukan diagram fasa antara kelarutan dengan suhu.
3. Teori Dasar
Campuran terdiri dari beberapa jenis. Di lihat dari fasenya, Pada system
biner fenol air, terdapat 2 jenis campuran yang dapat berubah pada kondisi
tertentu. Suatu fase didefenisikan sebagai bagian system yang seragam atau
homogeny diantara keadaan submakroskopiknya, tetapi benar benar
terpisah dari bagian system yang lain oleh batasan yang jelas dan baik.
Campuran padatan atau dua cairan yang tidak saling bercampur dapat
membentuk fase terpisah. Sedangkan campuran gas-gas adalah satu fase
karena sistemnya yang homogen.
Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang bercampur
sebagian bila temperaturnya di bawah temperatur kritis. Jika mencapai
temperatur kritis, maka larutan tersebut dapat bercampur sempurna
(homogen) dan jika temperaturnya telah melewati temperatur kritis maka
sistem larutan tersebut akan kembali dalam kondisi bercampur sebagian lagi.
Salah satu contoh dari temperatur timbal balik adalah kelarutan fenol
dalam air yang membentuk kurva parabola yang berdasarkan pada
bertambahnya % fenol dalam setiap perubahan temperatur baik di bawah
temperatur kritis (gambar 1). Jika temperatur dari dalam kelarutan fenol
aquadest dinaikkan di atas 50C maka komposisi larutan dari sistem larutan
tersebut akan berubah. Kandungan fenol dalam air untuk lapisan atas akan
bertambah (lebih dari 11,8 %) dan kandungan fenol dari lapisan bawah akan
berkurang (kurang dari 62,6 %). Pada saat suhu kelarutan mencapai 66C
maka komposisi sistem larutan tersebut menjadi seimbang dan keduanya
dapat dicampur dengan sempurna.
L1
L2
A2
B2 T1
A1 B1 T2
T0
XA = 1 XC XF = 1
Molfraksi
L1 adalah fenol dalam air, L2 adalah air dalam fenol, XA dan XF masing-
masing adalah mol fraksi air dan mol fraksi fenol, X C adalah mol fraksi
komponen pada suhu kritis (T c). Sistem ini mempunyai suhu kritis (T c) pada
tekanan tetap, yaitu suhu minimum pada saat dua zat bercampur secara
homogen dengan komposisi Cc. Pada suhu T1 dengan komposisi di antara A1
dan B1 atau pada suhu T2 dengan komposisi di antara A2 dan B2, sistem
berada pada dua fase (keruh). Sedangkan di luar daerah kurva (atau diatas
suhu kritisnya, Tc), sistem berada pada satu fase (jernih).
Temperatur kritis atas Tc adalah batas atas temperatur dimana nterjadi
pemisahan fase.Diatas temperatur batas atas, kedua komponen benar-benar
bercampur.Temperatur ini ada gerakan termal yang lebih besar
menghasilkan kemampuan campur yang lebih besar pada kedua komponen,
4. Data Pengamatan
T ruang : 26.5 C
air pada Truang : 0.999 gr/ml
W piknometer kosong I : 19.10 gr
W piknometer I +air : 45.25 gr
W piknometer I +CH3OH : 44.97 gr
W piknometer kosong II : 21.54 gr
W piknometer II +air : 46.15 gr
W piknometer II +NaCl : 46.07 gr
Tabel 1
5. Pengolahan Data
5.1 Penentuan volume piknometer
( Wpiknometer I + air ) (Wpiknometer kosong I )
Vpikno I = air padaTruang
45.2519.10
= 0.999
= 26.18 ml
zat NaCl =
41+28
Trata-rata 1 = 2
= 34.5 oC
47+32
Trata-rata 2 = 2
= 39.5 oC
63+ 62
Trata-rata 3 = 2
= 62.5 oC
65+ 64
Trata-rata 4 = 2
= 64.5 oC
60+ 39
Trata-rata 5 = 2
= 49.5 oC
69+ 42
Trata-rata 6 = 2
= 55.5 oC
53+ 34
Trata-rata 7 = 2
= 43.5 oC
51+ 42
Trata-rata 8 = 2
= 46.5 oC
52+ 40
Trata-rata 9 = 2
= 46 oC
54 +36
Trata-rata 10 = 2
= 45 oC
m
Mol air 1 = Mr
Vair x air
= MrH 2 O
4 x 0.999
= 18
= 0.222 mol
mFenol
Mol Fenol 1= MrFenol
4
= 94
= 0.043 mol
mol Fenol
Fraksi Mol (X Fenol) 1 = mol Fenol +mol air
0.043
= 0.043+ 0.222
= 0.163
m
Mol air 2 = Mr
Vair x air
= MrH 2 O
5 x 0.999
= 18
= 0.278 mol
mFenol
Mol Fenol 2= MrFenol
4
= 94
= 0.043 mol
mol Fenol
Fraksi Mol (X Fenol) 2 = mol Fenol +mol air
0.043
= 0.043+ 0.278
= 0.134
m
Mol air 3 = Mr
Vair x air
= MrH 2 O
6 x 0.999
= 18
= 0.333 mol
mFenol
Mol Fenol 3= MrFenol
4
= 94
= 0.043 mol
mol Fenol
Fraksi Mol (X Fenol) 3 = mol Fenol +mol air
0.043
= 0.043+ 0.333
= 0.114
m
Mol air 4 = Mr
Vair x air
= MrH 2 O
8 x 0.999
= 18
= 0.444 mol
mFenol
Mol Fenol 4= MrFenol
4
= 94
= 0.043 mol
mol Fenol
Fraksi Mol (X Fenol) 4 = mol Fenol +mol air
0.043
= 0.043+ 0.444
= 0.088
m
Mol air 5 = Mr
Vair x air
= MrH 2 O
10 x 0.999
= 18
= 0.555 mol
mFenol
Mol Fenol 5= MrFenol
5
= 94
= 0.053 mol
mol Fenol
Fraksi Mol (X Fenol) 5 = mol Fenol +mol air
0.053
= 0.053+ 0.555
= 0.087
m
Mol air 6 = Mr
Vair x air
= MrH 2 O
6.5 x 0.999
= 18
= 0.361 mol
mFenol
Mol Fenol 6= MrFenol
6
= 94
= 0.064 mol
mol Fenol
Fraksi mol (X Fenol) 6 = mol Fenol +mol air
0.064
= 0.064+0.316
= 0.15
m
Mol air 7 = Mr
Vair x air
= MrH 2 O
8.5 x 0.999
= 18
= 0.472 mol
mFenol
Mol Fenol 7= MrFenol
7
= 94
= 0.074 mol
mol Fenol
Fraksi mol (X Fenol) 7 = mol Fenol +mol air
0.074
= 0.074+0.472
= 0.136
m
Mol air 8 = Mr
Vair x air
= MrH 2 O
10.5 x 0.999
= 18
= 0.583 mol
mFenol
Mol Fenol 8= MrFenol
8
= 94
= 0.085 mol
mol Fenol
Fraksi mol (X Fenol) 8 = mol Fenol +mol air
0.085
= 0.085+ 0.583
= 0.127
5.5 Menentukan fraksi mol fenol (sistem fenol air dan NaCl)
= 0.0598 gram
massa NaCl
Mol NaCl = MrNaCl
0.0598
= 58.5
= 0.00102 mol
x V (NaCl+air) x H 2O
Mol air = Mr
99 x 6 ml x 0.999 gr /ml
= MrH 2 O
5.94
= 18
= 0.33 mol
mFenol
Mol Fenol = MrFenol
4
= 94
= 0.043 mol
mol Fenol
Fraksi mol (X Fenol) = mol Fenol +mol air+mol NaCl
0.043
= 0.043+ 0.33+0.00102
= 0.1149
5.6 Menentukan fraksi mol fenol (sistem fenol air dan CH3OH)
= 0.0599 gram
massaCH 3OH
Mol CH3OH = Mr CH 3 OH
0.0599
= 32
= 0.00187 mol
x V (CH 3 OH + air) x H 2 O
Mol air = Mr H 2O
99 x 6 ml x 0.999 gr /ml
= 18
= 0.33 mol
mFenol
Mol Fenol = MrFenol
4
= 94
= 0.043 mol
mol Fenol
Fraksi mol (X Fenol) = mol Fenol +mol air+mol CH 3OH
0.043
= 0.043+ 0.33+0.00187
= 0.1147
60
50
f(x) = - 0.88x^2 + 12.7x + 1.31
40 R = 0.28
30 Polynomial ()
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
60
50
f(x) = - 0.88x^2 + 12.7x + 1.31
40 R = 0.28 Polynomial ()
30
Linear ()
20 Linear ()
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 X
Fenol
8. Daftar pustaka
Atkins.Physical Chemistry.8th edition : Oxford University Press.2006.New
York.Page :136165
Brady, James E.Chemistry: The Moleculer Nature of Matter.6th edition : John Wiley &
Sons, Inc.2012.United States of America.Page : 156 205
http://www.scribd.com/doc/17162525/Praktikum-kelarutan-timbal-balik
Roberto Lopez Rendon and Jose Alejandre.Molecular Dynamics Simulations of The
Solubility of H2S and CO2 in Water.Sociedad Quimica de Mexico,
A.C.2008.Mexico.Page :88 - 92
9. Lampiran
9.1 Data Berat Jenis air berbagai suhu
9.2 Jawaban Pertanyaan dalam modul
1.Suhu konsolut atas atau suhu larutan kritik adalah batas atas temperatur
dimana terjadinya pemisahan fasa. Di atas temperatur batas atas, komponen
akan benar-benar tercampur. Derajat kebebasan sistem pada T > T konsolut atas
yaitu dua.
2.Sistem yang memiliki titik konsolut bawah : sistem nikotin air, Sistem yang
memiliki dua suhu konsolut : sistem air CO2, sistem air H2S
3.Larutan Larutan penyangga, larutan dapar, atau buffer adalah larutan yang
digunakan untuk mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah
selama reaksi kimia berlangsung. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini
adalah pH-nya hanya berubah sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau
basa kuat.
Larutan penyangga tersusun dari asam lemah dengan basa konjugatnya atau
oleh basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi di antara kedua komponen
penyusun ini disebut sebagai reaksi asam-basa konjugasi.
4.Efek salting out adalah efek yang menyebabkan penurunan kelarutan zat
utama atau terbentuknya endapan dikarenakan adanya penambahan zat terlarut
tertentu yang mempunyai kelarutan lebih besar dibandingkan zat utama. Pada
percobaan ini terjadi efek salting out ketika mereaksikan fenol dengan NaCl yaitu
ditandai dengan meningkatnya suhu yang diperlukan agar campuran menjadi
bening.