Disusun oleh:
Dewi Setyowati
22030114120060
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
1
Dampak Terjadinya Gangguan Gizi Pada Masa 1000 HPK1
2
C. Misi
Menjamin kerjasama antar berbagai pemangku kepentingan untuk memenuhi
kebutuhan pangan dan gizi setiap ibu dan anak Menjamin dilakukannya
pendidikan gizi secara tepat dan benar untuk meningkatkan kualitas asuhan
gizi ibu dan anak.3
D. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai pada akhir tahun 2025 disepakati sebagai berikut:
1) Menurunkan proporsi anak balita yang stunting sebesar 40 persen.
2) Menurunkan proporsi anak balilta yang menderita kurus (wasting)
kurang dari 5 persen.
3) Menurunkan anak yang lahir berat badan rendah sebesar 30 persen.
4) Tidak ada kenaikan proporsi anak yang mengalami gizi lebih.
5) Menurunkan proporsi ibu usia subur yang menderita anemia sebanyak
50 persen.
6) Meningkatkan prosentase ibu yang memberikan ASI ekslusif selama 6
bulan paling kurang 50 persen
G. Strategi Gerakan
Terdapat tiga tahap dalam strategi nasional Gerakan 1000 HPK yaitu:
1) Strategi Nasional
Tahap pertama: Membangun komitmen dan kerjasama antar
pemangku kepentingan.
Tahap kedua: Mempercepat pelaksanaan Gerakan 1000 HPK,
meningkatkan efektifitas dan meningkatkan sumber pembiayaan.
Tahap ketiga: Memperluas pelaksanaan program, meningkatkan
kualitas pelaksanaan dan memelihara kesinambungan kegiatan
untuk mencapai indikator hasil yang sudah disepakati.
2) Strategi Pelaksanaan
Meningkatkan kapasitas kerjasama antar pemangku kepentingan
untuk percepatan kegiatan perbaikan gizi berdasarkan bukti.
Meningkatkan kapasitas untuk memfasilitasi kerjasama antar
pemangku kepentingan.
Meningkatkan kapasitas untuk melaksanakan kerjasama yang
saling menguntungkan antar berbagai pemangku kepentingan.
Meningkatkan kapasitas untuk pemantauan dan evaluasi kinerja
bersama dalam rangka pencapaian sasaran perbaikan gizi.
Meningkatkan kapasitas untuk identifikasi dengan berbagi
pengalaman atau model-model intervensi terkait untuk
meningkatkan pemahaman dalam pencapaian sasaran.
Meningkatkan kapasitas untuk advokasi dalam rangka peningkatan
komitmen politik dan mobilisasi sumberdana dan bantuan teknis.
3) Strategi Mobilisasi Sumber Daya
Menghitung kebutuhan anggaran untuk program perbaikan gizi.
Menghitung kesenjangan anggaran antara kebutuhan dan
ketersediaan saat ini.
4
Membuktikan bahwa kegiatan yang dilakukan secara terpadu baik
dalam penganggaran untuk intervensi gizi spesifik maupun
intervensi gizi sensitif jauh lebih efektif jika dibandingkan bila
dilaksanakan secara terpisah.
Mengkoordinasikan kegiatan advokasi secara nasional dan global
untuk mengurangi kesenjangan penganggaran dan untuk mobilisasi
sumber daya.
5
I. Intervensi dalam Gerakan 1000 HPK
Kontribusi 30 % 70 %
6
5 Menerbitkan Peraturan Daerah tentang peredaran garam beriodium agar
sasaran cakupan rumah tangga yang menkonsumsi garam beriodium
yang memenuhi syarat dapat meningkat
6 Pemberian pil besi pada ibu hamil di daerah endemik malaria harus
dilakukan secara berhati-hati
7 Peningkatan Pemberantasan malaria didaerah endemik harus menjadi
prioritas
8 Sosialisasi yang luas kepada masyarakat tentang PP 33 tahun 2012
sehingga masyarakat dapat ikut berperan dalam pelaksanaannya
9 Melakukan evaluasi efektivitas atas berbagai MP-ASI yang beredar di
masyarakat baik yang dilaksanakan oleh pemerintah, LSM, maupun
oleh industri pangan
10 Memberi prioritas pada pengembangan MP-ASI lokal untuk anak-anak
masyarakat miskin
11 Pendidikan gizi tentang ASI Eksklusif perlu disertai pendidikan tentnag
MP-ASI
12 Melakukan penelitian pengetahuan, sikap dan perilaku (KAP) tentang
MP-ASI di berbagai kelompok sosial masyarakat
7
yang ada ibu hamil dan menyusui
8
yang digunakan dalam panduan ini adalah sekumpulan indikator yang
direkomendasikan oleh Lancet/SUN yang secara rinci mengevaluasi
ketersediaan program/kegiatan dan pencapaian kinerja penurunan
masalah gizi tertentu yang penanganan masalahnya dilaksanakan oleh
sektor kesehatan yang bertujuan untuk mengatasi penyebab-penyebab
langsung masalah gizi kurang/gizi lebih. Indikator sensitif adalah
sekelompok indikator yang mengindikasikan proses yang dilaksanakan
oleh sektor-sektor di luar kesehatan, secara tidak langsung
mempengaruhi output (status gizi).4
a. Indikator Spesifik
Indikator spesifik untuk menilai pencapaian intervensi gizi
spesifik, diuraikan pada tabel berikut.
Tabel indikator spesifik
Kegiatan Indikator
Ibu Hamil
9
Ibu Menyusui
10
b. Indikator Sensitif
Indikator sensitif untuk menilai pencapaian intervensi gizi sensitif,
diuraikan pada tabel berikut.
Tabel Indikator Sensitif
Kegiatan Indikator
Penyediaan Air Bersih
dan Sanitasi % cakupan Akses terhadap air bersih
Persentase sanitasi yang layak
% cakupan Cuci tangan dan PHBS;
Keluarga Berencana
Angka pemakaian kontrasepsi/CPR bagi
perempuan menikah usia 15 49 tahun
Persentase angka kelahiran
Jaminan Kesehatan
Masyarakat Persentase penduduk yang miskin yang
tercakup program kesehatan
Persentase puskesmas yang memebrikan
pelayanan kesehatan dasar bagi penduduk
miskin
Persentase rumah sakit yang memberikan
pelayanan rujukan bagi penduduk miskin
Jaminan Persalinan
Dasar Persentase ibu hami hamil yang mendapatkan
penggantian biaya persalinan melalui jampersal
11
Fortifikasi Pangan
Persentase penduduk yang menikmati produk
pangan difortifikasi
Jumlah jenis produk pangan yang
difortifikasi
Pendidikan Gizi
Masyarakat Meningkatnya materi KIE untuk sosialisasi
dan advokasi
Meningkatnya pengetahuan masyarakat
terhadap perilaku hidup bersih dan sehat
Remaja Perempuan
usia menikah pertama anak perempuan
Jumlah remaja yang mengalami kehamilan
2. Indikator Hasil
Tabel Indikator Hasil
No Indikator
1 Menurunkan proporsi anak balita yang stunting sebesar 40 persen
2 Menurunkan proporsi anak balita yang menderita kurus (wasting)
kurang dari 5 persen.
3 Menurunkan anak yang lahir berat badan rendah sebesar 30 persen.
4 Tidak ada kenaikan proporsi anak yang mengalami gizi lebih.
5 Menurunkan proporsi ibu usia subur yang menderita anemia sebanyak
50 persen.
6 Meningkatkan prosentase ibu yang memberikan ASI ekslusif selama 6
bulan paling kurang 50 persen.
12
Dalam implementasi Gerakan 1000 HPK perlu diidentifikasi kemungkinan
terjadinya hambatan, risiko dan bagaimana cara mengatasinya, seperti uraian
dibawah ini:
1. Hambatan
a. Tidak adanya pemahaman dan komitmen yang sama tentang
masalah gizi faktor penyebab dan akibat buruk yang dapat
ditimbulkan dari pemangku kepentingan.
b. Meningkatnya kebutuhan dan harapan masyarakat dari investasi
yang dilakukan.
c. Meningkatnya kebutuhan pembiayaan untuk mendukung program-
program sosial lainnya seperti program pendidikan, kesehatan,
perdagangan sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan
anggaran dari pemerintah.
d. Kurang jelasnya dan kurang diterimanya cara pendekatan
multisektor untuk menangani program perbaikan gizi secara
efektif.
2. Risiko
Beberapa risiko yang akan menyebabkan tidak berhasilnya Gerakan
1000 HPK, antara lain sebagai berikut:
a. Kegagalan untuk penggalangan sumber daya untuk program
perbaikan gizi.
b. Gerakan 1000 HPK gagal untuk memprioritaskan perbaikan gizi
yang efektif.
c. Nilai tambah dari Gerakan 1000 HPK tidak dipahami.
d. Ketidakberhasilan dalam memfokuskan kegiatan dan mencapai
hasilnya.
e. Ketidakberhasilan dalam bekerja secara sinergi dan kolektif.
f. Kegagalan gugus tugas dalam mengkoordinasikan dan memelihara
komitmen dalam upaya perbaikan gizi nasional.
g. Lemahnya persiapan untuk mengantisipasi faktor eksternal yang
dapat mempengaruhi keadaan gizi.
h. Kurang mendalamnya perhatian terhadap isu kesetaraan gender
dan pemberdayaan perempuan.
i. Berkurangnya perhatian terhadap masalah gizi jika terjadinya
krisis financial global.
j. Kegagalan dalam menyampaikan persepsi gerakan 1000 HPK.
3. Mitigasi
Upaya mitigasi yang dapat dilakukan jika terjadi hambatan dan risiko
dalam pelaksanaan Gerakan 1000 HPK , antara lain sebagai berikut:
13
a. ditunjukkannya hasil nyata dan impresif pada periode jangka
pendek.
b. Disusunnya dokumen contoh Gerakan 1000 HPK yang telah
berhasil.
c. Tanggung jawab kepada sektor terkait untuk menangani risiko
khusus sesuai dengan tugasnya sehingga risiko tersebut dapat
dikelola secara efektif.
d. Disusunnya laporan detil setiap quarter untuk digunakan sebagai
peringatan untuk mendeteksi masalah secara dini.
e. Melibatkan pakar untuk memberikan advokasi tentang Gerakan
1000 HPK.
f. Menyusun prosedur untuk menjamin pemecahan isu secara pro
aktif.
g. Melibatkan organisasi atau pakar nasional dan global tentang isu
kesetaraan gender dan pemerataan.
h. Mengundang orang yang berpengaruh untuk mendorong Gerakan
1000 HPK agar lebih aktif jika terjadi stagnasi.
14
DAFTAR PUSTAKA
1. 1000 Hari Pertama Kehidupan, Penentu Ribuan Hari Berikutnya. Tangerang Selatan;
2014.
2. Andarwulan N. 1000 HPK: Warisan Untuk Anak dan Cucu. In: Food for kids. Bogor:
PT Media Pangan Indonesia; 2016.
15