Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ILMU GIZI

Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Pola Konsumsi Mahasiswa dan


Mahasiswi Teknologi Pangan A 2015

Kelompok

Wulan Rizqianti A. 240210150003


Andriani Rachamaselly 240210150005
Siti Jumaroh 240210150006
Dini Aulia A.H. 240210150013
Janni Apninanikmah 240210150021
Merisa Wilma Ks.240210150026
Heirza Dea R 240210150043

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN
JATINANGOR
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan berbagai nikmat yang melimpah, sehingga dapat menjalani
hidup dengan penuh keberkahan, baik kehidupan di dunia, lebih-lebih lagi pada
kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita
capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada teman-teman
sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun materil,
sehingga kesulitan kesulitan pada pembuatan makalah ini dapat tersolusikan dan
makalah ini dapat selesai dalam waktu yang telah ditentukan.
Dalam rangka upaya untuk mengetahui tingkat kecukupan gizi melalui
konsumsi sehari-hari dari mahsiswa Teknologi Pangan A 2015 kami ingin berbagi
sedikit tentang bagaimana pola konsumsi dan angka kecukupan gizi sehari-hari
dari teman-teman Teknologi Pangan A 2015 yang berkaitan dengan aktivitas dari
masing-masing mahasiswa Teknologi Pangan A 2015
Harapan paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan
apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta
orang lain yang ingin menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari makalah
kami yang berjudul Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Pola Konsumsi Mahasiswa
dan Mahasiswi Teknologi Pangan A 2015.

Jatinangor, 28 Mei 2017

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................3
2.1 Konsumsi Pangan......................................................................................3
2.2 Energi........................................................................................................3
2.3 Aktivitas Fisik...........................................................................................4
2.4 Hubungan Aktivitas dengan Asupan Energi..............................................5
2.4.1 Macam-macam Aktivitas Fisik.........................................................5
2.4.2 Kesehatan...........................................................................................6
2.4.3 Standar Kesehatan..............................................................................7
2.4.4 Kaitan aktivitas fisik dengan kesehatan.............................................7
BAB III....................................................................................................................9
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................................9
BAB IV..................................................................................................................16
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................16
4.1 Kesimpulan..............................................................................................16
4.2 Saran........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................v

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat
kesehatan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental.
Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi.

3
Tingkat gizi seseorang dalam suatu masa bukan saja ditentukan oleh konsumsi zat
gizi pada masa lampau, bahkan jauh sebelum masa itu.
Saat ini di dalam era globalisasi dimana terjadi perubahan gaya hidup dan
pola makan. Di satu pihak masalah gizi kurang yang pada umumnya disebabkan
oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas
lingkungan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi. Selain itu masalah
gizi lebih yang disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat
tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi. Perubahan pola
makan ini dipercepat dengan maraknya arus budaya makanan asing yang
disebabkan oleh kemajuan teknologi informasi dan globalisasi ekonomi. Makanan
olahan mengandung tinggi kalori dan lemak sehingga menyebabkan gizi lebih dan
bisa mengarah pada obesitas.
Adanya perbedaan aspek aktivitas fisik tentunya akan menyebabkan efek
yang berbeda pula terhadap kesehatan. Walaupun aktivitas fisik hanya
mempengaruhi satu pertiga pengeluaran energi seseorang dengan berat badan
normal.
Dampak gizi lebih pada remaja merupakan faktor resiko terhadap penyakit
degeneratif seperti jantung koroner, diabetes melitus, hipertensi, penyakit hati,
stroke dan beberapa jenis kanker. Selain itu dengan mengonsumsi makanan
modern (fast food) secara berlebihan tanpa diimbangi dengan kegiatan yang
seimbang dapat mengakibatkan gizi lebih yang dapat menurunkan produktivitas.
Faktor utama penyebab gizi lebih adalah kelebihan kalori yang diterima oleh
tubuh. Di dalam tubuh kelebihan kalori disimpan dalam bentuk lemak.
Mahasiswa teknologi pangan A 2015 memilih untuk mengonsumsi makanan
yang terdapat disekitar kampus tanpa memperhatikan kandungan gizi yang
diperlukan dan sanitasi dari tempat makanan tersebut berasal. Selain itu, aktivitas
yang dilakuan mahasiswa setelah perkuliahan berbeda-beda, seperti beberapa
mengikuti kegiatan organisasi, mengerjakan tugas, tidur dan sebagainya, sehingga
kami tertarik untuk mengkaji hubungan antara kecukupan gizi (energy) dari
konsumsi terhadap aktivitas mahasisa teknologi pangan A 2015.

1.2 Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui kecukupan
gizi (energi) dari pola konsumsi terhadap aktivitas mahasiswa Teknologi Pangan

2
A 2015, sehingga dapat diketahui apakah pola konsumsi mahasiswa tersebut
sudah sesuai dengan jumlah kalori yang dibutuhkan sesuai dengan jenis aktivitas
yang dilakukan atau belum.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsumsi Pangan


Konsumsi pangan adalah jumlah dan jenis pangan yang dimakan oleh
seseorang dengan tujuan untuk pemenuhan kebutuhan fisiologis, psikologis, dan
sosiologis. Tujuan fisiologis adalah untuk memenuhi rasa lapar atau keinginan
memperoleh zat-zat gizi yang diperlukan tubuh. Tujuan psikologis merupakan
sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan untuk memenuhi kepuasan
emosional ataupun selera individu dan tujuan sosiologis berhubungan dengan
upaya pemeliharaan hubungan antar manusia dalam kelompok kecil maupun
kelompok besar (Riyadi 1996). Menurut Madanijah (2004) konsumsi pangan
merupakan informasi tentang jenis dan jumlah pangan yang di konsumsi oleh
seseorang atau sekelompok orang pada waktu tertentu. Pangan dikonsumsi oleh
seseorang atau sekelompok orang karena disukai, tersedia dan terjangkau, faktor
sosial dan alasan kesehatan. Faktor-faktor dasar yang mempengaruhi jumlah dan
jenis pangan yang dikonsumsi adalah rasa lapar atau kenyang, selera atau reaksi
cita rasa, motivasi, ketersediaan pangan, suku bangsa, agama, status sosial
ekonomi dan pendidikan (Riyadi 1996). Menurut Harper et al. (1985) terdapat
empat faktor yang sangat berpengaruh terhadap konsumsi pangan sehari-hari bagi
sebagian besar penduduk di negara-negara berkembang, yaitu:
a. Produksi pangan untuk keperluan rumah tangga
b. Pengeluaran uang untuk keperluan pangan rumah tangga
c. Pengetahuan tentang gizi
d. Ketersediaan pangan yang dipengaruhi oleh produksi dan pengeluaran
uang untuk keperluan pangan rumah tangga.

2.2 Energi
Manusia membutuhkan energi untuk mempertahankan hidup, menunjang
pertumbuhan dan melakukan aktivitas fisik. Energi diperoleh dari karbohidrat,
lemak dan protein suatu bahan makanan menentukan nilai energinya (Almatsier
2002). Menurut Budiyanto (2002), energi dalam tubuh manusia dapat timbul
karena adanya pembakaran karbohidrat, protein, dan lemak sehingga manusia
membutuhkan zat-zat makanan yang cukup untuk memenuhi kecukupan
energinya. Manusia yang kekurangan makan akan lemah, baik daya kegiatan,

4
pekerjaan fisik, maupun daya pemikirannya karena kekurangan zat-zat makanan
yang dapat menghasilkan energi dalam tubuh. Energi dibutuhkan tubuh pertama-
tama untuk memelihara fungsi dasar tubuh yang disebut metabolisme basal
sebesar 60-70% dari kebutuhan energi total. Kebutuhan energi untuk metabolisme
basal adalah kebutuhan energi minimum dalam keadaan istirahat total, tetapi tidur
di lingkungan suhu yang nyaman dan suasana tenang. Selain itu energi juga
diperlukan untuk fungsi tubuh lain seperti mencerna, mengolah dan menyerap
makanan dalam alat pencernaan, serta untuk bergerak, berjalan, bekerja dan
beraktivitas lainnya (Soekirman 2000). Menurut Suhardjo dan Kusharto (1992),
kebutuhan energi pada dasarnya tergantung dari empat faktor yang saling
berkaitan, yaitu (1) kegiatan fisik, (2) ukuran dan komposisi tubuh, (3) umur, dan
(4) iklim dan faktor ekologi lainnya.

2.3 Aktivitas Fisik


Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem
penunjangnya. Selama melakukan aktivitas fisik, otot membutuhkan energi diluar
metabolisme untuk bergerak, sedangkan jantung dan paru-paru memerlukan
tambahan energi untuk mengantarkan zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh
dan untuk mengeluarkan sisa-sisa dari tubuh. Banyaknya energi yang dibutuhkan
bergantung pada berapa banyak otot yang bergerak, berapa lama dan berapa berat
pekerjaan yang dilakukan (Almatsier 2002). Komponen terbesar kedua dari
penggunaan energi total setelah metabolisme basal yaitu penggunaan energi pada
aktivitas fisik (Subcommitte of the RDAs 1989). Riyadi (2006) menyatakan
bahwa jika diketahui jumlah energi tubuh yang telah dikeluarkan selama aktivitas
sehari maka sebenarnya jumlah tersebut merupakan kebutuhan energi seseorang,
dengan asumsi aktivitas harian tersebut merupakan aktivitas normal sehari-hari
untuk hidup sehat.
Intensitas aktivitas fisik secara khusus digolongkan menjadi aktivitas
ringan, sedang, dan berat yang didasarkan pada jumlah usaha atau energi yang
digunakan seseorang untuk melakukan aktivitas (Anonim 2006). Hardinsyah dan
Martianto (1988) mengelompokkan pengeluaran energi berdasarkan jenis kegiatan
antara lain: tidur, pekerjaan (ringan, sedang, berat), santai, dan kegiatan lainnya
(kegiatan rumah tangga, sosial, dan olah raga atau kesegaran jasmani). Kegiatan

5
di rumah tangga meliputi: memperbaiki rumah, membersihkan rumah, dan
memelihara pekarangan, menyiapkan makanan dan minuman, mengasuh anak,
dan kegiatan lainnya di rumah tangga. Kegiatan sosial meliputi: menghadiri rapat,
pertemuan, undangan, bertamu atau berkunjung, pergi ke tempat pelayanan
kesehatan, ke tempat ibadah, dan lain-lain. Kegiatan olah raga meliputi: latihan,
kesegaran jasmani, dan lain-lain.

2.4 Hubungan Aktivitas dengan Asupan Energi


Hidup atau kehidupan sehari hari di dunia ini tidak pernah terlepas dari
berbagai bentuk aktivitas fisik, baik aktivitas yang membutuhkan energi yang
banyak maupun yang sedikit. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), aktivitas
fisik didefinisikan sebagai gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang
memerlukan pengeluaran energi. Bergerak/aktivitas fisik adalah setiap gerakan
tubuh yang meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi (pembakaran kalori).
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa aktivitas fisik adalah segala macam
gerak yang membutuhkan energi. Aktivitas fisik secara teratur telah lama
dianggap sebagai komponen penting dari gaya hidup sehat (Russell R. Pate,
2005). Aktivitas fisik dapat ditingkatkan dengan melakukan olahraga. Olahraga
dapat meningkatkan pengeluaran energi yang tersimpan dalam tubuh dan
meningkatkan oksidasi lemak tubuh (Thompson, 2010). Kelebihan lemak tubuh
dapat terjadi akibat adanya ketidakseimbangan energi dalam tubuh yaitu asupan
energi yang lebih besar dibanding dengan energy expenditure (keluaran energi)
dalam jangka waktu lama (Astrup A, 2009). Energi merupakan hasil metabolisme
karbohidrat, protein dan lemak yang terkandung dalam makanan yang diasup
seseorang.
2.4.1 Macam-macam Aktivitas Fisik
1. Kegiatan Sehari-hari
Gerak yang memerlukan pengeluaran energi adalah aktivitas fisik. Begitu
luasnya pengertian tersebut, sehingga dalam kegiatan sehari-hari setiap orang
(individu) melakukan berbagai aktivitas fisik. Aktivitas fisik tersebut akan
meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi (pembakaran kalori), berikut adalah
macam-macam aktivitas fisik manusia:
Tabel 1. Macam aktivitas fisik.

6
NO AKTIVITAS FISIK KALORI YANG
DIKELUARKAN
1. Cuci Baju 3,56 Kcal/menit
2. Mengemudi Mobil 2,80 Kcal/menit
3. Mengecat Rumah 3,50 Kcal/menit
4. Potong Kayu 3,80 Kcal/menit
5. Menyapu Rumah 3,90 Kcal/menit
6. Jalan Kaki (kec.3,5 Mil/jam) 5,60 7,00 Kcal / menit
7. Mengajar 1,70 Kcal/menit
8. Membersihkan Jendela 3,70 Kcal/menit
9. Berkebun 5,60 Kcal/menit
10. Menyetrika 4,20 Kcal/menit

2.4.2 Kesehatan
Menurut pernyataan dari Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO), kesehatan
adalah keadaan fisik, mental dan kesejahteraan sosial secara lengkap dan bukan
hanya sekedar tidak mengidap penyakit atau kelemahan. Kesehatan adalah kondisi
fisik dan batin yang seimbang, tidak kekurangan dan tidak berlebihan dari segala
zat ataupun keadaan yang biasa menjadi asupan tubuh. Dan juga kesejahteraan
fisik dan mental, dimana tubuh kita selalu merasa nyaman, segar dan baik.
Nyaman untuk beraktivitas, selalu semangat, dan dapat diajak bekerjasama.
Kesehatan adalah kondisi yang sangat mahal harganya, jika kesehatan sudah
terganggu, maka segala aktivitas dalam hidup pun akan menjadi terganggu. Oleh
karena itu, kesehatan tubuh dan jiwa kita harus selalu dijaga. Kesehatan dapat
dijaga dengan berbagai cara, yaitu dengan cara memakan makanan yang bergizi
dan cukup dan olahraga yang teratur serta dengan menjaga kebersihan diri dan
lingkungan.

2.4.3 Standar Kesehatan


Kesehatan memerlukan diet yang seimbang, tidur yang cukup, latihan
secukupnya, dan memiliki jiwa yang sehat. Orang sehat memiliki sifat-sifat
sebagai berikut:
1. Berbadan yang kuat, memiliki kemampuan untuk dengan mudah
menangani tekanan dari kehidupan sehari-hari tanpa mengalami stres, dan
mampu untuk melakukan segala sesuatu yang dibutuhkan.

7
2. Memiliki rasa optimis dengan sikap yang positif, kebersediaan untuk
bertanggungjawab atas tindakan yang telah dilakukan, bersikap ketat
terhadap diri sendiri namun lembut terhadap orang lain.
3. Kemampuan untuk menangani berbagai keadaan yang bersifat darurat dan
mampu untuk beradaptasi terhadap adanya perubahan.
4. Kemampuan untuk bertahan terhadap cuaca dingin yang normal dan
penyakit menular.
5. Memiliki berat badan yang normal dan bentuk tubuh yang sebanding
terhadap semua bagian dari tubuh ketika berada pada posisi berdiri yang
layak.
6. Mata bersinar, cekatan dalam bertindak, dan tanpa adanya iritasi
7. Memiliki rambut yang bercahaya dengan sedikit atau tanpa adanya
ketombe.
8. Memiliki gigi yang bersih tanpa adanya gigi berlobang atau yang terasa
sakit, dan dengan gusi yang sehat.
9. Kondisi otot dan kulit yang elastis, bila berjalan dengan langkah yang
gesit.
10. Memiliki kemampuan untuk beristirahat dan tidur dengan baik.

2.4.4 Kaitan aktivitas fisik dengan kesehatan


Manusia beraktivitas setiap hari, sehingga membutuhkan tubuh yang sehat
untuk menunjang aktivitas. Aktivitas fisik yang berlebihan atau dilakukan
melebihi batas kemampuan tubuh dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Orang
yang berlebihan dalam melakukan aktivitas fisik akan kelelahan, bahkan dapat
mengalami cedera dan sakit. Setiap orang tentu ingin sehat. Tubuh yang sehat
dapat diperoleh dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi, menjaga
kebersihan diri dan lingkungan serta dengan melakukan olahraga yang teratur.
Olahraga merupakan salah satu aktivitas fisik. Olahraga adalah aktivitas fisik yang
terencana, teratur dan terencana. Dengan berolahraga maka tubuh akan bugar dan
sehat. Sehingga ada kaitan antara aktivitas fisik khususnya olahraga dengan
kesehatan.

8
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang kami lakukan ini mengelompokkan atau memisahkan


antara pengaruh aktivitas fisik terhadap pola konsumsi mahasiswa ( laki-laki) dan
mahasiswi (perempuan) Teknologi Pangan A 2015. Hasil penelitian pengaruh
aktivitas fisik terhadap pola konsumsi mahasiswa Teknologi Pangan A 2015 dapat
dilihat pada tabel 1 :
Tabel 1. Hasil Survei Kegiatan Fisik Terhadap Pola Konsumsi Mahasiswa
Jurusan Teknologi Pangan A
Jumlah Aktivitas
Kecukupan
Mahasiswa Kalori
Ringan Sedang Tinggi Gizi
(Energi)
Galih 3035,974 Melebihi
Agra 344,45 Tidak
mencukupi
Wawan 751,9 Tidak
mencukupi
Ramdhan 2123,25 Tidak
mencukupi
Jamil 1996,95 Tidak
mencukupi
Syauqi 1313,5 Tidak
mencukupi
Septian 652,15 Tidak
mencukupi
Raditya 627 Tidak
mencukupi
Taufik 464 Tidak
mencukupi
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2017)
Keterangan :
AKG
Wanita 1900 Kkal
Laki laki 2550 Kkal
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa sebanyak 1 responden (11%)
melebihi dari rata-rata Angka Kecukupan Gizi laki-laki. Bahan makanan yang
cenderung dikonsumsi responden lebih sering adalah nasi, mie, tempe, ayam
goreng , dan gorengan. Distribusi frekuensi asupan energi responden dapat
diketahui bahwa sebanyak 8 responden (89%) memiliki asupan energi yang tidak
memenuhi Angka Kecukupan Gizi laki-laki. Hasil pengisiaan kuisioner

9
menyatakan bahwa pada umumnya pola konsumsi mahasiswa laki-laki TPN 2015
tidak mencukupi. Hal ini berkaitan dengan aktivitas fisik. Aktivitas fisik dapat
dikelompokan menjadi beberapa kategori diantaranya aktivitas rendah, sedang,
dan tinggi. Umumnya beberapa mahasiswa dengan aktivitas sedang dan berat
cenderung sering mengabaikan atau tidak sarapan karena buru-buru akan
melakukan aktivitas yang sudah menunggu dan tidak sempat untuk sarapan.
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa sebanyak 4 responden (44,44%)
memiliki aktivitas fisik tinggi, 1 responden memiliki aktivitas fisik sedang
(11,11%), dan 4 responden yang memiliki aktivitas fisik ringan (44,44%).
Hubungan antara pola konsumsi dengan aktivitas fisik berbanding lurus sehingga
apabila konsumsi asupan energi tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi dapat
dikatakan normal apabila responden memiliki aktivitas yang rendah pula. Namun
berbeda halnya dengan asupan gizi yang melebihi Angka Kecukupan Gizi tetapi
aktivitas yang dilakukan hanya sedikit atau dapat dikategorikan ke dalam aktivitas
rendah akan menimbulkan beberapa masalah. Beberapa diantara makanan yang
dikonsumsi responden adalah makanan ringan. Dengan demikian dapat dikatakan
apabila frekuensi konsumsi makanan yang digoreng atau gorengan yang lebih
sering dapat menyebabkan penumpukan energi sehingga dapat menambah berat
badan responden. Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa
makanan ringan (kudapan) hanya mengandalkan kalori saja, sehingga remaja
suka mengemil dan menjadi enggan untuk mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat gizi lengkap. Kalori yang tinggi dapat memicu terjadinya
penumpukan lemak sehingga terjadi obesitas.
Hasil penelitian pengaruh aktivitas terhadap pola konsumsi mahasiswi
Teknologi Pangan A 2015 dapat dilihat pada tabel 2 :
Tabel 2. Hasil Survei Kegiatan Fisik Terhadap Pola Konsumsi Mahasiswi
Jurusan Teknologi Pangan A
Jumlah Aktivitas
Kecukupan
Mahasiswi Kalori
Ringan Sedang Tinggi Gizi
(Energi)
Riska 1200 Tidak
mencukupi
Kezia 1730.95 Tidak
Mencukupi
Dias 1136 Tidak
mencukupi

10
Jumlah Aktivitas Kecukupan
Mahasiswi
Kalori Ringan Sedang Tinggi Gizi
Devi 2346,45 Melebihi
Widya 1432 Tidak
mencukupi
Tanti 3500,7 Melebihi
Hanifa 1425,25 Tidak
mencukupi
Nalla 2187,68 Melebihi
Hasna 1124,4 Tidak
mencukupi
Anita 1486,3 Tidak
mencukupi
Fanny 1293,5 Tidak
mencukupi

Marcelia 940,62 Tidak


mencukupi
Keken 1421 Tidak
mencukupi
Heditia 1242 Tidak
mencukupi
Fatonah 1985,13 Sesuai
Aisyah 1067,45 Tidak
mencukupi
Inas 675,5 Tidak
mencukupi
Afifah 2315,6 Melebihi
Derinda 415,18 Tidak
mencukupi
Renita 1415,7 Tidak
mencukupi
Ines 1527,6 Tidak
mencukupi
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2017)
Keterangan :
AKG
Wanita 1900 Kkal
Laki laki 2550 Kkal
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa sebanyak 10 responden
(47,61%) tergolong kepada kelompok aktivitas ringan, sebanyak 11 responden
tergolong kepada kelompok aktivitas sedang (52,38%). Hasil pengisiaan kuisioner
menyatakan bahwa pada umumnya pola konsumsi mahasiswa wanita TPN 2015

11
lebih banyak tidak mencukupi dan sebanyak 4 responden memiliki nilai energy
yang melebihi nilai AKG wanita. Namun, terdapat satu responden memiliki nilai
energy yang sesuai dengan AKG wanita. Umumnya beberapa mahasiswa dengan
aktivitas sedang dan ringan. Keterkaitan dengan pola konsumsi dan aktivitas,
mahasiswa yang memiliki nilai energy rendah tidak memiliki masalah karena
aktivitas yang dilakukan tidak berat.
Hal tersebut berbeda dengan mahasiswa yang memiliki nilai energy berlebih
dari nilai AKG kemungkinan berpengaruh terhadap berat badan sehingga akan
terjadi peningkatan berat badan karena aktivitas yang dilakukan oleh responden
berkalori lebih tersebut termasuk tidak berat. Hal ini dapat disebabkan kurangnya
pegetahuan gizi yang cukup mendalam oleh beberapa responden tersebut sehingga
mereka mengonsumsi makanan dengan tidak memperhatikan intensitas aktivitas
yang dilakukan tiap harinya.
Menurut Notoatmojo, bahwa pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman diri sendiri atau pengalaman orang lain.
Pengetahuan ibu tentang kesehatan dan gizi mempunyai hubungan yang erat
dengan pendidikannya. Pengetahuan tidak hanya diperoleh melalui pendidikan
formal, namun juga dari informasi orang lain, media massa atau dari hasil
pengalaman orang lain (Notoatmojo, 1993). Adapun faktor lainnya yang dapat
menyebabkan kelebihan energy diantaranya sebagai berikut:
- Pengaturan Makan
Dalam pengaturan makan seseorang memiliki beberapa penyebab yang
dapat melebihi kebutuhan tersebut, antara lain :
Makan berlebih
Tidak bisa mengendalikan nafsu makan merupakan kebiasaan merupakan
kebiasaan buruk, baik dilakukan dirumah, restoran, saat pesta, maupun pada
pertemuan-pertemuan. Apabila sudah merasa kenyang, janganlah sekali-kali
menambah porsi makanan meskipun makanan yang tersedia sangat lezat. Faktor
ini sangat berhubungan erat dengan rasa lapar dan nafsu makan. Begitu juga saat
terjadi stress (rasa takut, cemas), beberapa orang dalam menghadapinya akan
mengalihkan perhatiaannya pada makanan.

12
a. Kebiasaan mengemil makanan ringan
Mengemil adalah kebiasaan makan yang dilakukan di luar waktu makan,
dan makanan yang dikonsumsi berupa makanan kecil yang rasanya gurih, manis
manis dan biasanya digoreng. Bila kebiasaan ini tidak dikontrol akan dapat
menyebabkan kegemukan, karena jenis makanan tersebut termasuk tinggi kalori.
Namun jika rasa lapar sulit untuk ditahan, maka makanlah makanan yang rendah
kalori dan tinggi serat seperti sayuran dan buah-buahan.
b. Suka makan tergesa-gesa
Makan secara terburu-buru akan menyebabkan efek kurang menguntungkan
bagi pencernaan, selain dapat mengakibatkan rasa lapar kembali. Begitu pula
dengan kebiasaan mengunyah makanan yang kurang halus. Padahal makan
dengan tidak terburu-buru dan mengunyah makanan yang halus akan memelihara
kesehatan gigi dan gusi.
c. Salah memilih dan mengolah makanan
Faktor ini biasanya disebabkan karena ketidaktahuan. Tetapi banyak juga
orang yang memilih makanan hanya karena prestise semata. Misalnya, banyak
orang yang lebih memilih makanan yang cepat saji, padahal makanan tersebut
banyak mengandung lemak, kalori dan gula yang berlebih, sedangkan kandungan
seratnya rendah.
Selain makanan tersebut, masyarakat juga menyukai makanan goreng-
gorengan ataupun yang bersantan. Padahal minyak dan santan selain tinggi kalori,
juga merupakan lemak yang mengandung ikatan jenuh sehingga sulit untuk
dipecah menjadi bahan bakar. Oleh karena itu, biasakanlah memasak dengan cara
membakar, merebus, mengukus, memanggang dan mengetim.

13
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Sebanyak 1 responden mahasiswa tpn A melebihi dari rata-rata AKG laki-
laki.
Sebanyak 8 responden mahasiswa tpn A memiliki asupan energi yang tidak
memenuhi AKG laki-laki.
Sebanyak 4 responden (44,44%) mahasiswa tpn A memiliki aktivitas fisik
tinggi.
Sebanyak 1 responden (11,11%) mahasiswa tpn A memiliki aktivitas fisik
sedang.
Sebanyak 4 responden (44,44%) mahasiswa tpn A memiliki aktivitas fisik
ringan.
Sebanyak 4 responden memiliki nilai energi yang melebihi nilai AKG
wanita.
Sebanyak 1 responden memiliki nilai energi yang sesuai dengan AKG
wanita.
Sebanyak 16 responden memiliki nilai energi yang kurang dari AKG wanita.
Sebanyak 10 responden (47,61%) mahasiswi tpn A tergolong kepada
kelompok aktivitas ringan.
Sebanyak 11 responden (52,38%) mahasiswi tpn A tergolong kepada
kelompok aktivitas sedang.

4.2 Saran
Sebaiknya mahasiswa maupun mahasiswi TPN kelas A lebih sadar akan
pentingnya menjaga pola konsumsi asupan makanan sehari-hari, agar meskipun
memiliki kegiatan fisik yang sedang atau tinggi mahasiswa ataupun mahasiswi
TPN kelas Atetap dapat memenuhi kebutuhan energi sehari-hari sesuai dengan
angka kecukupan gizi. Selain itu, untuk penggalian lebih dalam mengenai hal ini,
maka diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh kegiatan fisik
terhadap pola konsumsi.

DAFTAR PUSTAKA
Almatsier S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

14
Anonim. 2006. Physical activity for everyone. Available at:
http://www.cdc.gov/css/global.css (diakses pada tanggal 21 Mei 2017).
Astrup A, Tremblay A. Energy Metabolism. In : Gibney MJ, Lanham-New SA,
Cassidy A, Voster HH, editors. Introduction to human nutrition. 2nd ed.
United Kindom : The Nurtrition society ; 2009. p.31- 48
Budiyanto MAK. 2002. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. UMM Pres, Malang.
Hardinsyah dan Martianto D. 1988. Menaksir kecukupan energi dan protein serta
penilaian mutu gizi konsumsi pangan. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Harper LJ, Deaton BJ, Driskel JA. 1985. Pangan, Gizi, dan Pertanian (Suhardjo,
penerjemah). UI Press, Jakarta.
Madanijah S. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Baliwati YF, Khomsan A,
Dwiriani CM, editor. Penebar Swadaya. Jakarta.
Misnadierly. 2007. Obesitas Sebagai Faktor Resiko Berbagai penyakit. Pustaka
Obor Populer. Jakarta.

Notoatmojo, Soekidjo, 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta.

Purwati, Susi. 2001. Perencanaan Menu Untuk Penderita Kegemukan. Penebar


Swadaya. Jakarta.

Riyadi H. 1996. Gizi dan Kesehatan dalam Pembangunan Pertanian. IPB Press,
Bogor.
Russell R. Pate. 2005. Physical Activity and Public Health A Recommendation
from the Centers for Disease Control and Prevention and the American
College of Sports Medicine. Diakses tanggal 29 Mei 2017.
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|
id&u=http://wonder.cdc.gov/wonder/prevguid/p0000391/p0000391.asp
Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Ditjen DIKTI, Depdiknas. Jakarta.
Subcommitte of the RDAs. 1989. Recommended Dietary Allowances. Ed ke-10.
National Academy Press. Washington.

Suhardjo dan Kusharto CM. 1992. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Kanisius,


Yogyakarta.
Sumanto, Agus. 2000. Tetap Langsing dan Sehat dengan Terapi Diet. PT Agro
Media Pustaka. Jakarta.

Thompson D, Karpe F, Lafontan M, Frayn K. Physical activity and exercise in the


regulation of human adipose tissue physiology. Physiol Rev 2012; 92 : 157-
191.

6
Wirakusumah, Emma S. 1997. Cara Aman Dan Efektif Menurunkan Berat Badan.
PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai