Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah antropologi budaya terdiri dari dua patah kata yaitu : antropolgi dan budaya atau kebudayaan. Istilah Antropologi
berasal dari kata anthropos yang berarti manusia ; dan logos yang berarti ilmu atau teori. Jadi Istilah antropologi berarti ilmu
tentang manusia.
Kebudayaan berhubungan dengan kebudayaan manusia itu sendiri. Segi segi tersebut masing masing menjadi obyek
khusus yang dipelajari atau diselidiki oleh ilmu tertentu. Sedangkan manusia dengan segala seginya tersebut merupakan obyek
umum yang dipelajari atau diselidiki berbagai ilmu. Jadi yang membedakan antropologi budaya dari ilmu lain yang juga
mempelajari masalah manusia, ialah obyek khusus yang diselidikinya. Antropologi budaya yang obyek khusus penyelidikannya
ialah kebudayaan juga perlu mengetahui anak anak cabang ilmunya. Bahkan antropologi budaya dengna anak anak cabang
ilmunya itu juga harus berhubungan dengan ilmu ilmu lain seperti sosiologi,sejarah, ilmu hukum , geografi,ekologi dan
sebagainya.
Kegunaan antropolgi budaya adalah untuk menunjukkan perbedaan dan persamaan dalam berbagai hal yang terdapat
pada berbagai suku bangsa atau bangsa di dunia ini. Dalam kehidupan sehari hari kita dapat dengan mudah melihat hal hal
yang berbeda sedangkan hal hal yang sama atau bersamaan sulit atau bahkan tidak dapat diketahui.seperti itulah adanya budaya
dalam mengatasi masalah kesehatan dalam kehidupan kita sehari- hari.semua terjadi akibat adanya pengaruh budaya.
kesehatan adalah kebutuhan setiap individu dari berbagai kalangan status kesehatan (sakitsehat), ekonomi(kaya-
miskin), sosial (elit-wong alit), geografik (desa-kota) dan psikologi perkembangan (bayi, anak, remaja, dewasa, manula).
Pembangunan kesehatan adalah salah satu cara pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, keinginan,
dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap masyarakat supaya terwujudnya kesehatan yang optimal. Tetapi munculnya
penyakit merupakan hal yang tidak bisa ditolak walaupun bisa dicegah atau dihindari.
Antropologi mempunyai pandangan tentang pentingnya pendekatan budaya. Budaya merupakan pedoman individual
sebagai anggota masyarakat dan bagaimana cara memandang dunia, bagaimana mengungkapkan emosionalnya, dan bagaimana
berhubungan dengan orang lain, kekuatan supernatural atau Tuhan serta lingkungan alamnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian antropologi?
2. Bagaimanaka pengertian antropologi kesehatan?
3. Bagaimanakah ruang lingkup dan peranan antropologi kesehatan?
4. Apakah unsur unsur kepribadian?
5. Bagaimanakah hubungan antara budaya dan kesehatan?
6. Bagaimanakah perkembangan budaya kesehatan manusia?
7. Hubungan antara social budaya dan biologi yang merupakan dasar dari perkembangan antropologi kesehatan?
8. Apakah kegunaan antropologi kesehatan?

C. Tujuan Penulisan
1. Agar membantu Maha Siswa mengetahui masalah tentang antropologi budaya dalam lingkup kesehatannya.
2. Agar dapat menambah referensi wawasan Maha Siswa.
3. Memudahkan Maha Siswa dalam proses belajar.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Antropologi
Menurut bahasa Yunani, Antropologi berasal dari bahasa latin; Antrhopos yang berarti manusia, dan Logos yang berarti
akal. Dengan begitu Antropology dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang berusaha mencapai pengertian tentang makhluk
manusia dengan mempelajari aneka warna bentuk fisik, kepribadian, masyarakat, serta kebudayaannya.
Antropology adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari umat manusia sebagai makhluk masyarakat. Perhatian ilmu
pengetahuan ini di tujukan pada sifat khusus badani dan cara produksi, tradisi, dan nilai nilai yang membuat pergaulan hidup
yang satu berbeda dari pergaulan hidup lainnya. Di dalam antropologi memang terdapat banyak ilmu yang membahas tentang
manusia, seperti ekologi, biologi, anatomi, psikologi, dan sebagainya.
B. Antropologi Kesehatan
Kajian antropologi kesehatan mengarah pada manusia dan perilaku seputar masalah kesehatan. Bagaimana
perilaku masyarakat yang sampai saat ini masih bertahan dengan pengobatan tradisional, pelaksanaan keluarga berencana,
pembukaan praktik klinik pengobatan medis, dan sebagainya.
Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budayaterhadap penghayatan masyarakat tentang
penyakit dan kesehatan (Solita Sarwono, 1993). Definisi yang dibuat Solita ini masih sangat sempit karena antropologi sendiri
tidak terbatas hanya melihat penghayatan masyarakat dan pengaruh unsur budaya saja.
Antropologi lebih luas lagi kajiannya dari itu seperti Koentjaraningrat mengatakan bahwa ilmu antropologi mempelajari
manusia dari aspek fisik, sosial, budaya (1984;76).
Pengertian Antropologi kesehatan yang diajukan Foster/Anderson merupakan konsep yang tepat karena termaktub dalam
pengertian ilmu antropologi seperti disampaikan Koentjaraningrat di atas. Menurut Foster/Anderson, Antropologi Kesehatan
mengkaji masalah-masalah kesehatan dan penyakit dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub biologi dan kutub sosial budaya.
Penelitian oleh drg. Yulia Maria dari pascasarjana UI, misalnya yang di lakukan di daerah manggala, kabupaten Tulang
Bawang, provinsi lampung menunjukkan bahwa terdapat konstribusi yang sangat menentukan antara seorang dukun beranak dan
seorang petugas puskesmas dalam menangani proses kelahiran seorang anak. Hal ini berkaitan dengan kepercayaan masyarakat
terhadap peran roh yang bersifat gaib di satu pihak yang masih melekat dan telah di terimanya pemahaman penting kesehatan dan
gizi di lain pihak .
Antropologi juga dapat memberi kepada para dokter kesehatan masyarakat yang akan bekerja dan hidup di berbagai
daerah dengan aneka warna kebudayaan, metode-metode, dan cara untuk mengerti serta menyesuaikan diri dengan kebudayaan
dan adat istiadat setempat.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-
aspek biologis dan sosio-budya dari tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya disepanjang
sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3).
Menurut Weaver :
Antropologi Kesehatan adalah cabang dari antropologi terapan yang menangani berbagai aspek dari kesehatan dan
penyakit (Weaver, 1968;1)
Menurut Hasan dan Prasad :
Antropologi Kesehatan adalah cabang dari ilmu mengenai manusia yang mempelajari aspek-aspek biologi
dan kebudayaanmanusia (termasuk sejarahnya) dari titik tolak pandangan untuk memahami kedokteran (medical), sejarah
kedokteran (medico-historical), hukum kedokteran (medico-legal), aspek sosial kedokteran (medico-social) dan masalah-
masalah kesehatan manusia (Hasan dan Prasad, 1959; 21-22)
Menurut Hochstrasser :
Antropologi Kesehatan adalah pemahaman biobudaya manusia dan karya-karyanya, yang berhubungan dengan kesehatan
dan pengobatan (Hochstrasser dan Tapp, 1970; 245).
Menurut Lieban :
Antropologi Kesehatan adalah studi tentang fenomena medis (Lieban 1973, 1034)

Menurut Fabrega :
Antropologi Kesehatan adalah studi yang menjelaskan:
Berbagai faktor, mekanisme dan proses yang memainkan peranan didalam atau mempengaruhi cara-cara dimana individu-
individu dan kelompok-kelompok terkena oleh atau berespons terhadap sakit dan penyakit.
Mempelajari masalah-masalah sakit dan penyakit dengan penekanan terhadap pola-pola tingkah laku. (Fabrega, 1972;167)

Dari definisi-definisi yang dibuat oleh ahli-ahli antropologi mengenai Antropologi Kesehatan seperti tersebut di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa Antropologi Kesehatan mencakup:
1. Mendefinisi secara komprehensif dan interpretasi berbagai macam masalah tentang hubungan timbal-balik biobudaya, antara
tingkah laku manusia dimasa lalu dan masa kini dengan derajat kesehatan dan penyakit, tanpa mengutamakan perhatian pada
penggunaan praktis dari pengetahuan tersebut;
2. Partisipasi profesional mereka dalam program-program yang bertujuan memperbaiki derajat kesehatan melalui pemahaman yang
lebih besar tentang hubungan antara gejala bio-sosial-budaya dengan kesehatan, serta melalui perubahan tingkah laku sehat
kearah yang diyakini akan meningkatkan kesehatan yang lebih baik.

C. Ruang Lingkup Dan Peranan Antropologi Kesehatan

Penyakit muncul tidak bersamaan dengan saat munculnya manusia, tetapi sebagaimana dikemukakan oleh Sigerit (Landy
1977), penyakit adalah bagian dari kehidupan yang ada di bawah kondisi yang berubah-ubah.
Menurut Foster dan Anderson kesehatan berhubungan dengan perilaku. Perilaku manusia cenderung bersifat adaptif.
Terdapat hubungan antara penyakit, obat-obatan, dan kebudayaan. Menurut Landy antropologi kesehatan adalah suatu studi
tentang konfrotasi manusia dengan penyakit serta rasa sakit, dan rencana adaptif yaitu sistem pengobatan dan obat-obat yang
dibuat oleh kelompok manusia berkaitan dengan ancaman yang akan datang.
a. Batasan Dan Ruang Lingkup
Buku berjudul anthropology in Medicine menurut Foster dan Anderson belum melahirkan disiplin baru dan hanya
merupakan lapangan perhatian dari antropologi terapan. Munculnya istilah Medicine Anthropology dari tulisan Scotch dan Paul
dalam artikel tentang pengobatan dan kesehatan masyarakat. Atas dasar ini kemudian di Amerika lahirlah antropologi kesehatan.
Ahli-ahli antropologi tertarik untuk mempelajari faktor-faktor biologis, dan sosio-budaya yang mempengaruhi kesehatan
dan munculnya penyakit pada masa sekarang dan sepanjang sejarah kehidupan manusia dipengaruhi oleh keinginan untuk
memahami perilaku sehat manusia dalam manifestasi yang luas dan berkaitan segi praktis.
b. Akar Antropologi Kesehatan
Tipe kajian antropologi budaya yang menjadi akar antropologi kesehatan:
a. Kajian tentang obat primitif, tukang sihir, dan majik
b. Kajian tentang kepribadian dan kesehatan di berbagai seting budaya
c. Keterlibatan ahli-ahli antropologi dalam program-program kesehatan internasional dan perubahan komunitas yang terencana
d. Antropologi ekologi
e. Teori evolusioner
Akar dari Antropologi Kesehatan
a. Antropologi fisik
1) Ahli-ahli antropologi fisik, belajar dan melakukan penelitian di sekolah-sekolah kedokteran (anatomi).
2) Ahli-ahli antropologi fisik adalah ahli antropologi kesehatan
3)Sejumlah besar ahli antropologi fisik adalah dokter
Hasan dan Prasad (1959) menyusun daftar lapangan studi antropologi kesehatan yang meliputi:
1) Nutrisi dan pertumbuhan ( korelasi antara bentuk tubuh dengan variasiyang luas dari penyakit-penyakit, misal radang pada
persendian tulang(arthritis), tukak lambung (ulcer), kurang darah (anemia) dan penyakit diabetes ).
2) Underwood ( pengaruh-pengaruh evolusi manusia serta jenis penyakit yang berbeda-beda pada berbagai populasi yang terkena sebagai
akibat dari faktor-faktorbudaya, misal: migrasi, kolonisasi dan meluasnya urbanisasi ).
3) Fiennes ( penyakit yang ditemukan dalam populasi manusia adalah suatu konsekuensi yang khusus dari suatu cara hidup yang
beradab, dimulai dari pertanian yang menjadi dasar bagi timbulnya dan berkembangnya pemukiman penduduk yang padat).
4) Kedokteran forensik, ( suatu bidang mengenai masalah-masalah kedokteranhukum yang mencakup identifikasi misal: umur, jenis
kelamin, dan peninggalan ras manusia yang didugamati karena unsur kejahatan serta masalah penentuan orang tua dari seorang
anak melalui tipe darah, bila terjadi keraguan mengenai siapa yang menjadi bapaknya).
5) Dalam usaha pencegahan penyakit ( penelitian mengenai penemuan kelompok-kelompok penduduk yang memiliki risiko tinggi, yakni
orang-orang yang tubuhnya mengandung sel sabit (sickle-cell) dan pembawa penyakit kuning (hepatitis).
Para ahli ini telah memanfaatkan pengetahuan mereka mengenaivariasi manusia untuk membantu dalam bidang teknik
biomedikal(biomedical engineering).
Ukuran, norma-norma dan standar yang berasal dari sejumlah studi antropologi, digunakan dalam bidang-
bidang kedokteran anak serta kedokteran gigi, juga dalam berbagai survei tentangtingkatan gizi serta etiologi penyakit dalam
populasi yang berbeda-beda maupun dalam suatu populasi.
b. Etnomedisin
Cabang dari etnobotani atau antropologi kesehatan yang mempelajari pengobatan tradisional, tidak hanya yang
berhubungan dengan sumber-sumber tertulis (contohnya pengobatan tradisional cina) tetapi terutama pengetahuan dan praktek
yang secara oral diturunkan selama beberapa abad.
Dalam ilmu pengetahuan, etnomedisin pada umumnya ditandai dengan pendekatan antropologi yang kuat atau
pendekatan biomedikal yang kuat, terutama dalam program penemuan obat.
Kepercayaan dan praktek-praktek yang berkenaan dengan penyakit, yang merupakan hasil dari perkembangan
kebudayaan asli dan yang eksplisit tidak berasal dari kerangka kedokteran modern, merupakan urutan langsung dari kerangka
konseptual ahli-ahli antropologi mengenai sistem medis non-barat. Rivers, (Medicine, Magic, and Religion).
Sistem pengobatan asli adalah pranata-pranata sosial yang harus dipelajari dengan cara yang sama seperti mempelajari
pranata-pranata sosial umumnya, dan bahwa praktek-praktek pengobatan asli adalahrasional bila dilihat dari sudut kepercayaan
yang berlaku mengenai sebab-akibat.
Setelah antropologi kesehatan berkembang, terutama dalam bidang-bidang yang luas, konsep kesehatan internasional dan
psikiatri lintas budaya (psikiatri transkultural), kepentingan pengetahuan praktis maupun teoritis mengenai sistem pengobatan
non-Barat semakin tampak.
Pengakuan tersebut telah memperbaharui perhatian dalam penelitian etnomedicine, dan mengangkatnya sebagai salah
satu pokok penting dalam antropologi kesehatan.
c. Studi-Studi Tentang Kebudayaan Dan Kepribadian
Sejak pertengahan tahun 1930-an, para ahli antropologi, psikiater dan ahli ilmu tingkah laku lainnya mulai
mempertanyakan tentang kepribadian orang dewasa, atau sifat-sifat dan lingkungan sosial budaya di mana tingkah laku itu
terjadi.
d. Kesehatan masyarakat internasional
1. WHO
Petugas-petugas kesehatan yang bekerja di lingkungan yang bersifat lintas budaya, lebih cepat menemukan masalah
daripada mereka yang bekerja dalam kebudayaan sendiri, dan khususnya mereka yang terlibat dalam klinik pengobatan melihat
bahwa kesehatan dan penyakit bukan merupakan gejala biologik saja, melainkan juga gejala sosial-budaya.
Kebutuhan kesehatan di negara berkembang tidaklah dapat dipenuhi dengan sekedar memindahkan pelayanan kesehatan
dari negara-negara industri.
Kumpulan data pokok mengenai kepercayaan dan praktek pengobatan primitif dan petani yang telah diperoleh ahli
antropologi kebudayaan pada tahun-tahun sebelumnya, informasi mengenai nilai-nilai budaya dan bentuk-bentuk sosial, serta
pengetahuan mereka mengenai dinamika stabilitas sosial dan perubahan, telah memberikan kunci yang dibutuhkan bagi masalah-
masalah yang dijumpai dalam program-program kesehatan masyarakat awal tersebut.
Para ahli antropologi dapat menjelaskan pada petugas kesehatan mengenai bagaimana kepercayaan tradisional serta
prakteknya bertentangan dengan asumsi pengobatan Barat, bagaimana faktor sosial mempengaruhi keputusan perawatan
kesehatan, dan bagaimana kesehatan dan penyakit semata-mata merupakan aspek dari keseluruhan pola kebudayaan, yang
berubah bila ada perubahan sosial budayanya yang mencakup banyak hal.
c. Batasan Antropologi Kesehatan
Antropologi kesehatan menurut Landy yaitu mengkombinasikan dalam satu disiplin ilmu pendekatan-pendekatan ilmu
biologi, ilmu sosial, dan humaniora dalam menstudi manusia, dalam proses perkembanganya merupakan perpaduan antara aspek
biologi dan aspek sosio-budaya.
Foster dan Anderson mendefinisikan antropologi kesehatan adalah suatu disiplin biobudaya yang memperhatikan aspek-
aspek biologis dan budaya berkenaan dengan perilaku manusia, khususnya bagaimana cara kedua aspek ini berinteraksi sehingga
berpengaruh terhadap kesehatan dan penyakit.
Selain itu Mc Elroy dan Townsend juga mendefinisikan antropologi kesehatan merupakan studi bagaimana faktor-faktor
sosial dan lingkungan mempengaruhi kesehatan dan mengetahui tentang cara-cara alternatif untuk mengerti dan merawat
penyakit.
Definisi kerja secara singkat bahwa antropologi kesehatan adalah istilah yang dipakai oleh ahli-ahli antropologi yang
mendeskripsikan:
a. Secara luas dan interprestasi mengenai hubungan bio-budaya, antara perilaku manusia di masa lalu dan di masa kini, dengan
derajat kesehatan dan penyakit, tanpa mengutamakan perhatian pada penggunaan praktis dan pengetahuan tersebut.
b. Partisipasi profesional dalam program- program yang bertujuan memperbaiki derajat kesehatan melalui pemahaman yang
mendalam mengenai hubungan antara gejala biososiobudaya dan kesehatan, dan melalui perubahan perilaku sehat dalam arah
yang dipercaya dapat memperbaiki kesehatan dalam arah yang lebih baik.
d. Ruang Lingkup Kajian Antropologi Kesehatan
Menurut foster dan Anderson lapangan kajian antropologi kesehatan dibagi menjadi dua:
a. Kutub biologis, perhatinya pada pertumbuhan dan perkembangan fisik manusia, peranan penyakit dalam evolusi manusia, adaptasi
biologis terhadap perubahan lingkungan alam, dan pola penyakit di kalangan manusia purba.
b. Kutub sosio-budaya perhatiannya pada sistem kesehatan tradisional yang mencakup aspek-aspek etiologis, terapi, ide, dan praktik
pencegahan penyakit, serta peranan praktisi medis tradisional, masalah perawatan kesehatan biomedik, perilaku kesehatan,
peranan pasien, perilaku sakit, interaksi dokter dengan pasien, dan masalah inovasi kesehatan.
e. Sumbangan Antropologi Terhadap Ilmu Kesehatan
Menurut Foster dan Anderson ada empat hal utama yang dapat disumbangkan oleh antropologi terhadap ilmu kesehatan yaitu,
a. Perspektif Antropologi
Terdapat dua konsep dalam perspektif antropologi bagi ilmu kesehatan (a) Pendekatan Holistik, pendekatan ini
memahami gejala sebagai suatu sistem. Pendekatan ini dimana suatu pranata tidak dapat dipelajari sendiri-sendiri lepas dari
hubungannya dengan pranata lain dalam keseluruhan sistem. (b) Relativisme Budaya, Standar penilaian budaya itu relative, suatu
aktivitas budaya yang oleh pendukungnya dinilai baik, pantas dilakukan mungkin saja nilainya tidak baik dan tidak pantas bagi
masyarakat lainnya.
b. Perubahan: Proses dan Persepsi (Perubahan Terencana)
Suatu perubahan terencana akan berhasil apabila perencanan program bertolak dari konsep budaya. Bertolak dari itu,
perencanaan program pembaharuan kesehatan dalam upaya mengubah perilaku kesehatan tidak hanya memfokuskan diri pada hal
yang tampak, tetapi seharusnya pada aspek psiko-budaya.
c. Metodologi Penelitian
Ahli antropologi menawarkan suatu metose penelitian yang longgar tetapi efektif untuk menggali serangkaian masalah
teoretik dan praktis yang dihadapi dalam berbagai program kesehatan.
d. Premis
Premis atau asumsi atau dalil yang mendasari atau dijadikan pedoman individu atau kelompok dalam memilih alternatif
tindakan. Premis-premis tersebut memainkan peranan dalam menentukan tindakan individu dan kelompok.
D. Unsur unsur kepribadian
1. Pengetahuan
Unsur unsur yang mengisi akal dan alam jiwa seseorang manusia yang sadar secara nyata terkandung dalam
otaknya .banyak hal yang dia peroleh, alami, dan temukan dalam proses kesehariannya. Perolehan; pengetahuan; ini akan di coba
untuk di proyeksikan ke dalam otak melalui berapa faktor pendukung/ penghambat serta situasional yang ada.
Berikut akan di gambarkan proses tersebut dengan menggunakan wawasan psikolohi, ilmu psikologi, sebagaiman telah
di uraikan dalam bab sebelumnya yang merupakan salah satu dari sekian ilmu bantu dalam kajian antropologi, yaitu:
a. Persepsi
Persepsi adalah penggambaran seluruh proses akal tentang alam dan sekitar dalam keadaan alam sadar. Dalam proses
demikian ini, semua yang digambarkan ini adalah persis sama dengan wujud aslinya.
b. Apersepsi
Apersepsi adalah penggambaran baru dengan lebih banyak pengertian tentang keadaan lingkungan dan berdasarkan
pemahaman yang bersangkutan. Oleh karena itu, pada situasi ini sudah tampak perwujudan baru yang berbeda dengan aslinya.
c. Pengamatan
Pengamatan adalah penggambaran yang lebih terfokus dan intensif yang di peroleh karena mengadakan suatu
pengamatan. Hasil yang di peroleh bergantung dari seberapa jauh ketelitian dalam pengamatan.
d. Konsep
Konsep adalah penggambaran abstrak tentang sesuatu objek. Dalam proses ini tampak adanya unsur subjektif dengan
mengadakan perbandingan

2. Fantasi

Fantasi adalah penggambaran baru dari objek yang sangat berbeda dari aslinya. Ada kemungkinan penggambaran jenis
ini sulit diterima nalar karena demikian kuatnya daya khayal.
3. Perasaan
Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengaruh pengetahuannya dinilai
sebagai keadaan positif atau negatif.
4. Dorongan naluri
Dorongan naluri adalah kemauan yang sudah merupakan naluri pada setiap makhluk manusia. Hal ini ttidak lagi timbul
karena pengaruh pengetahuannya, karena telah terkandung dalam organismenya, khususnya dalam gen sebagai dorongan naluri.
Sedikitnya ada 7 dorongan naluri yaitu:
1. Dorongan untuk mempertahankan hidup
2. Dorongan seks
3. Dorongan mencari makan
4. Dorongan untuk bergaul / berinteraksi dengan sesama
5. Dorongan untuk menirukan tingkah laku sesamanya
6. Dorongan untuk berbakti
7. Dorongan untuk keindahan
E. Hubungan Antara Budaya Dan Kesehatan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J Herskovits dan Bronislaw Malinowski
mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai
sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta
keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi
ciri khas suatu masyarakat. Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah
sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yang mana akan mempengaruhi tingkat
pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan
hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.
Mengacu pada esensi budaya, nilai budaya sehat merupakan bagian yang tak terpisahkan akan keberadaanya sebagai
upaya mewujudkan hidup sehat dan merupakan bagian budaya yang ditemukan secara universal. Dari budaya pula, hidup sehat
dapat ditelusuri. Yaitu melalui komponen pemahaman tentang sehat, sakit, derita akibat penyakit, cacat dan kematian, nilai yang
dilaksanakan dan diyakini di masyarakat, serta kebudayaan dan teknologi yang berkembang di masyarakat.
Pemahaman terhadap keadaan sehat dan keadaan sakit tentunya berbeda di setiap masyarakat tergantung dari kebudayaan
yang mereka miliki. Pada masa lalu, ketika pengetahuan tentang kesehatan masih belum berkembang, kebudayaan memaksa
masyarakat untuk menempuh cara trial and error guna menyembuhkan segala jenis penyakit, meskipun resiko untuk mati
masih terlalu besar bagi pasien. Kemudian perpaduan antara pengalaman empiris dengan konsep kesehatan ditambah juga dengan
konsep budaya dalam hal kepercayaan merupakan konsep sehat tradisional secara kuratif.
Sebagai contoh pengaruh kebudayaan terhadap masalah kesehatan adalah penggunaan kunyit sebagai obat untuk
menyembuhkan penyakit kuning (hepatitis) di kalangan masyarakat Indonesia. Masyarakat menganggap bahwa warna penyakit
pasti akan sesuai dengan warna obat yang telah disediakan oleh alam. Kemudian contoh lainnya adalah ditemukannya system
drainase pada tahun 3000 SM di kebudayaan bangsa Kreta, dan bangsa Minoans. Ini menunjukkan bahwa kebudayaan dan
pengetahuan serta teknologi sangat berpengaruh terhadap kesehatan.

F. Perkembangan Budaya Kesehatan Manusia


Budaya adalah hasil cipta, karya, dan karsa manusia. Budaya lahir akibat adanya interaksi dan pemikiran manusia.
Manusia akan selalu berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mereka hasilkan. Budaya
manusia pun juga akan ikut berkembang dan berubah dari waktu ke waktu. Hal yang sama terjadi budaya kesehatan yang ada di
masyarakat. Budaya kesehatan akan mengalami perubahan. Dengan kemajuan ilmu pengethuan yang pesat dan teknologi yang
semakin canggih, budaya kesehatan di masa lalu berbeda dengan kebudayaan kesehatan di masa sekarang dan mendatang.
Salah satu contoh budaya kesehatan adalah tentang cara menjaga kesehatan personal, seperti mandi, keramas, atau sikat
gigi. Pada zaman dahulu sebelum ditemukannya formula untuk membuat sabun oleh Al-Razi, kimiawan Persia, manusia di
berbagai daerah di belahan bumi ini memiliki cara yang berbeda dalam membersihkan badan. Penggunaan yang lazim pada masa
itu diantaranya adalah minyak, abu, atau batu apung sesuai dengan kebudayaan mereka.
Masyarakat Mesir Kuno melakukan ritual mandi dengan menggunakan kombinasi minyak hewani dan nabati ditambah
garam alkali. Ini adalah bahan pengganti sabun. Ramuan ini pun berfungsi untuk menyembuhkan penyakit kulit sekaligus untuk
membersihkan. Orang Yunani Kuno mandi untuk alasan kecantikan dan tidak menggunakan sabun. Mereka membersihkan tubuh
dengan menggunakan balok lilin, pasir, batu apung dan abu. Mereka juga mengoleskan tubuh dengan minyak dan kadang
dicampur abu. Sedangkan orang Sunda kuno biasa menggunakan tanaman wangi liar sebagai alat mandi mereka.
Ketika peradaban Romawi mulai maju, penduduk jadi sering mandi. Tempat mandi Romawi yang pertama sangat
terkenal. Di pemandian yang dibangun tahun 312 SM itu terdapat saluran air. Sejak saat itu mandi menjadi hal yang mewah dan
populer.
Di abad-ke 2 Masehi, dokter Yunani, Galen menganjurkan sabun untuk pengobatan dan pembersih. Akhirnya, mandi
dengan memnggunakan sabun menjadi sebuah kegiatan rutin hingga saat ini.
Bukan hanya cara mandi yang berbeda dari masa dahulu dan sekarang, tapi juga budaya gosok gigi. Pada zaman dahulu
masyarakat Jazirah Arab menggunakan kayu siwak untuk menggosok gigi. Orang Roma menggunakan pecahan kaca halus
sebagai bagian dari pembersih mulut mereka. Sedangkan masyarakat Indonesia menggunakan halusan genting dan bata. Namun
saat ini manusia beralih menggunakan pasta gigi untuk menggosok gigi. Begitu juga dengan shampoo yang secara luas
digunakan. Dahulu, secara luas masyarakat menggunakan merang untuk keramas.
Tidak hanya tentang budaya kesehatan individu atau personal yang mengalami perubahan. Budaya kesehatan masyarakat
pun saat ini telah mengalami perubahan jika dibandingkan dengan masa lalu. Dahulu masyarakat lebih ke arah paradigma sakit.
Namun saat ini seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat cenderung berparadigma sehat dalam memaknai kesehatan
mereka. Penilaian individu terhadap status kesehatan merupakan salah satu faktor yang menentukan perilakunya, yaitu perilaku
sakit jika mereka merasa sakit dan perilaku sehat jika mereka menganggap sehat.
Perilaku sakit yaitu segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit agar memperoleh
kesembuhan, contohnya mereka akan pergi ke pusat layanan kesehatan jika sakit saja, karena mereka ingin sakitnya menjadi
sembuh. Sedangkan perilaku sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya,
misalnya: pencegahan penyakit, personal hygiene, penjagaan kebugaran dan mengkonsumsi makanan bergizi. Masyarakat akan
selalu menjaga kesehatannya agar tidak menjadi sakit. Masyarakat menjadi rajin berolah raga, fitness, chek up ke pusat layanan
kesehatan, membudayakan cuci tangan menggunakan sabun, menghindari makanan berkolesterol tinggi dan lain-lain.
Perkembangan teknologi menjadi salah satu faktor perubahan budaya kesehatan dalam masyarakat. Contohnya
masyarakat dahulu saat persalinan minta bantuan oleh dukun bayi dengan peralatan sederhana, namun saat ini masyarakat lebih
banyak yang ke bidan atau dokter kandungan dengan peralatan yang serba canggih. Bahkan mereka bisa tahu bagaimana keadaan
calon bayi mereka di dalam kandungan melalui USG.
Saat ini masyarakat lebih memaknai kesehatan. Banyaknya informasi kesehatan yang diberikan melalui penyuluhan dan
promosi kesehatan membuat masyarakat mengetahui pentingnya kesehatan. Dengan kesehatan kita bisa melakukan berbagai
macam kegiatan yang bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Sekarang pola pikir masyarakat kebanyakan lebih ke arah preventif terhadap adanya suatu penyakit. Yaitu pola pikir
bahwa mencegah datangnya penyakit itu lebih baik daripada mengobati penyakit.

G. Hubungan Antara Social Budaya Dan Biologi Yang Merupakan Dasar Dari Perkembangan Antropologi Kesehatan
Anthropologi berkaitan dengan kebudayaan dan biologi, dimana keduanya sama-sama meneliti berbagai obyek fisik
kebudayaan yang tercipta baik di masa sekarang maupun di masa lampau sebagai sebuah sarana pemahaman nilai-nilai budaya.
Sejumlah sub bidang terletak multi bidang (interface) dalam berbagi divisi di atas, sebagai contoh medical
anthropology sering dipandang sebagai sub bidang anthropologi social budaya ; namun banyak anthropolog yang mempelajari
topic kesehatan sering harus mengambil materi keragaman biologis disamping harus memperhatikan berbagai interaksi antara
budaya dan biologi.
Biocultural anthropology adalah sebuah sub bidang yang digunakan untuk mendeskripsikan sintesa antara perspektif
cultural dan biologi.
Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan resultante dari berbagai masalah lingkungan yang
bersifat alamiah maupun masalah buatan manusia, social budaya, perilaku, populasi penduduk, genetika, dan sebagainya. Derajat
kesehatan masyarakat yang disebut sebagai psycho socio somatic health well being , merupakan resultante dari 4 faktor(3)yaitu :
a. Environment atau lingkungan
b. Behaviour atau perilaku, Antara yang pertama dan kedua dihubungkan dengan ecological balance
c. Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi penduduk, dan sebagainya
d. Health care service berupa program kesehatan yang bersifat preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif
Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya
(dominan) terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan masyarakat.
Tingkah laku sakit, peranan sakit dan peranan pasien sangat dipengaruhi oleh faktor -faktor seperti kelas social,
perbedaan suku bangsa dan budaya. Maka ancaman kesehatan yang sama (yang ditentukan secara klinis), bergantung dari
variable-variabel tersebut dapat menimbulkan reaksi yang berbeda di kalangan pasien.
Misalnya dalam bidang biologi, antropologi kesehatan menggambarkan teknik dan penemuan ilmu-ilmu kedokteran
dan variasinya, termasuk mikrobiologi, biokimia, genetik, parasitologi, patologi, nutrisi, dan epidemiologi.
Hal ini memungkinkan untuk menghubungkan antara perubahan biologi yang didapatkan dengan menggunakan teknik
tersebut terhadap faktor-faktorsosial dan budaya di masyarakat tertentu.
Contoh : penyakit keturunan albinism di suatu daerah di Nusa Tenggara Timur ditransmisikan melalui gen resesif
karena pernikahan diantara anggota keluarga.
H. Kegunaan Antropologi Kesehatan
Antropologi mempunyai pandangan tentang pentingnya pendekatan budaya. Budaya merupakan pedoman individual
sebagai anggota masyarakat dan bagaimana cara memandang dunia, bagaimana mengungkapkan emosionalnya, dan bagaimana
berhubungan dengan orang lain, kekuatan supernatural atau Tuhan serta lingkungan alamnya. Budaya itu sendiri diturunkan dari
suatu generasi ke generasi selanjutnya dengan cara menggunakan simbol, bahasa, seni, dan ritual yang dilakukan dalam
perwujudn kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, hal-hal tersebut tentunya akan mempengaruhi status kesehatan masyarakat dan
pola pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat .
Secara umum, antropologi kesehatan senantiasa memberikan sumbangan pada ilmu kesehatan lain sebagai berikut :
a. Memberikan suatu cara untuk memandang masyarakat secara keseluruhan termasuk individunya.
b. Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk menguraikan proses sosial budaya bidang kesehatan.
c. Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Antropology adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari umat manusia sebagai makhluk
masyarakat. Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya terhadap penghayatan masyarakat tentang
penyakit dan kesehatan.
Menurut Foster dan Anderson kesehatan berhubungan dengan perilaku. Perilaku manusia cenderung bersifat adaptif.
Terdapat Antropologi kesehatan menurut Landy yaitu mengkombinasikan dalam satu disiplin ilmu pendekatan-pendekatan ilmu
biologi, ilmu sosial, dan humaniora dalam menstudi manusia, dalam proses perkembanganya merupakan perpaduan antara aspek
biologi dan aspek sosio-budaya.
Antropologi mempunyai pandangan tentang pentingnya pendekatan budaya. Budaya merupakan pedoman individual
sebagai anggota masyarakat dan bagaimana cara memandang dunia, bagaimana mengungkapkan emosionalnya, dan bagaimana
berhubungan dengan orang lain, kekuatan supernatural atau Tuhan serta lingkungan alamnya.

B. Saran
Dari hasil makalah yang telah dibuat, penulis menyarankan agar kita lebih mengetahui apa sebenarnya antropolgi itu
dalam sistem budaya untuk meningkatkan cara penanganan kesehatan. Hendaknya kita peduli akan pentingnya materi ini dalam
sistem budaya kita.
Semoga makalah ini menjadi rujukan bagi kita untuk bisa memberikan layanan pendidikan bagai masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai