Anda di halaman 1dari 56

A.

KONSEP TEORITIS KASUS


1. KONSEP DASAR RETARDASI MENTAL
a. Definisi
ICG ( WHO, 1992 ) retardasi mental ialah suatu keadaan perkembangan
mental yang terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai dengan adanya
hendaya ( impairment) keterampilan ( kecakapan, skill ) selama masa perkembangan,
sehingga berpengaruh terhadap intelegensia yaitu kemampuan kognitif, bahasa,
motorik dan sosial.
DSM IV ( 1994 ) retardasi mental merupakan gangguan yang ditandai oleh
fungsi intelektual IQ yang di bawah rata rata ( IQ kira kira 70 atau lebih rendah
yang bermula sebelum usia 18 tahun disertai dengan prilaku adaptif.
American Assosiation For Mental Deficiency ( AAMD ) yaitu : retardasi
mental adalah keadaan dimana intelegensia umum berfungsi di bawah rata rata,
yang bermula sewaktu masa perkembangan dan disertai gangguan pada tingkah laku
penyesuaian.
American Association on Mental Retardation (AAMR) 1992 : Kelemahan atau
ketidakmampuan kognitif muncul pada masa kanak - kanak (sbl 18 tahun) ditandai
dengan fs. Kecerdasan dibawah normal ( IQ 70-75 atau kurang), dan disertai
keterbatasan lain pada sedikitnya dua area berikut : berbicara dan berbahasa;
ketrampilan merawat diri, ADL; ketrampilan sosial; penggunaan sarana masyarakat;
kesehatan dan keamanan; akademik fungsional; bekerja dan rileks, dll.
Suatu keadaan yang ditandai dengan fs. Intelektual berada dibawah normal,
timbul pada masa perkembangan/dibawah usia 18 tahun, berakibat lemahnya proses
belajar dan adaptasi sosial (D.S.M/Budiman M, 1991).

b. Etiologi
Penyebab atau etiologi retardasi mental terdiri atas beberapa kelompok, yaitu :
1. Penyebab Organik, antara lain :
- Faktor prenatal, terdiri dari :
Penyakit kromosom ( Trisomi 21 ( Sindrom Down)
Sindrom Fragile X
Gangguan Sindrom ( distrofi otot Duchene, neurofibromatosis ( tipe 1)
Gangguan metabolisme sejak lahir ( Fenilketonuria )
- Faktor Perinatal, terdiri dari :
Abrupsio plasenta
Diabetes maternal
Kelahiran premature
Kondisi neonatal termasuk meningitis dan perdarahan intracranial
- Faktor Pasca natal, terdiri dari :
Cedera kepala
Infeksi
Gangguan degenerative

2. Penyebab non organic, antara lain :


Kemiskinan dan keluarga tidak harmonis
Sosial cultural
Interaksi anak kurang
Penelantaran anak

3. Gangguan psikiatris berat


Retardasi mental dapat juga disebabkan oleh gangguan psikiatris berat dengan
deviasi psikososial atau lingkungan ( Ilmu Kesehatan Anak FKUI, Jakarta ).

4. Penyebab lain, yaitu :


Keturunan
Pengaruh lingkungan
Kelainan mental lain

c. Klasifikasi
Klasifikasi Retardasi mental menurut DSM-IV-TR yaitu :
1. Retardasi mental berat sekali IQ dibawah 20 atau 25. Sekitar 1 sampai 2 % dari
orang yang terkena Retardasii mental.
2. Retardasi mental berat IQ sekitar 20-25 sampai 35-40. Sebanyak 4 % dari orang
yang terkena Retardasi mental.
3. Retardasi mental sedang IQ sekitar 35-40 sampai 50-55. Sekitar 10 % dari orang
yang terkena Retardasi mental.
4. Retardasi mental ringan IQ sekitar 50-55 sampai 70. Sekitar 85 % dari orang yang
terkena Retardasi mental. Pada umunya anak-anak dengan Retardasi mental
ringan tidak dikenali sampai anak tersebut menginjak tingkat pertama atau kedua
disekolah.

d. Patofisiologi
Retardasi mental merujuk pada keterbatasan nyata fungsi hidup sehari-hari.
Retardasi mental ini termasuk kelemahan atau ketidakmampuan kognitif yang muncul
pada masa kanak-kanak ( sebelum usia 18 tahun ) yang ditandai dengan fungsi
kecerdasan di bawah normal ( IQ 70 sampai 75 atau kurang ) dan disertai
keterbatasan-keterbatasan lain pada sedikitnya dua area fungsi adaftif : berbicara dan
berbahasa , kemampuan/ketrampilan merawat diri, kerumahtanggaan, ketrampilan
sosial, penggunaan sarana-sarana komunitas, pengarahan diri , kesehatan dan
keamanan , akademik fungsional, bersantai dan bekerja.
Penyebab retardasi mental bisa digolongkan kedalam prenatal, perinatal dan
pasca natal. Diagnosis retardasi mental ditetapkan secara dini pada masa kanak-kanak.
Infeksi pada kandungan Gangguan metabolism Bayi premature Intolsinasi Depresi Berat Penyakit otak
anak usia <6 tahun nyata
Lahir <38 Obat yang Tekanan batin
Perkembangan otak janin Suplai nutrisi ke Penyakit bawaan
minggu/ < 2500 dikonsumsi ibu pada anak
terganggu tubuh berkurang sejak lahir
gram disalurkan ke janin usia <6 tahun
Pembentukan
otak belum Janin keracunan
Otak kekurangan Kelainan pada
suplai nutrisi sempurna kromosom, kelainan
Racun masuk ke genetic dan kelainan
Perkembangan otak anak terganggu jaringan otak metabolic yang
diturunkan

RETARDASI
MENTAL

Ketidakmampuan
kognitif (IQ <70-75)

Penurunan/ kelainan fungsi kognitif


dlam berbicara dan berbahasa

Sulit dalam Mobilitas fisik


MK : Keterlambatan
berkomunikasi tidak seimbang Tidak dapat makan dengan
pertumbuhan dan
benar
perkembangan
MK : Hambatan Perilaku hiperaktif
Komunikasi Verbal MK : Ketidakseimbangan nutrisi :
Kurang dari kebutuhan tubuh
MK : Resiko
Cidera
e. Manifestasi Klinis
Gangguan kognitif ( pola, proses pikir )
Lambatnya ketrampilan ekspresi dan resepsi bahasa
Gagal melewati tahap perkembangan yang utama
Lingkar kepala diatas atau dibawah normal ( kadang-kadang lebih besar atau lebih
kecil dari ukuran normal )
Kemungkinan lambatnya pertumbuhan
Kemungkinan tonus otot abnormal ( lebih sering tonus otot lemah )
Kemungkinan ciri-ciri dismorfik
Terlambatnya perkembangan motoris halus dan kasar

f. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan kromosom
Pemeriksaan urin, serum atau titer virus
Test diagnostik spt : EEG, CT Scan untuk identifikasi abnormalitas perkembangan
jaringan otak, injury jaringan otak atau trauma yang mengakibatkan perubahan.

g. Penatalaksanaan Medis
Berikut ini adalah obat-obat yang dapat digunakan :
Obat-obat psikotropika ( tioridazin,Mellaril untuk remaja dengan perilaku yang
membahayakan diri sendiri.
Psikostimulan untuk remaja yang menunjukkan tanda-tanda gangguan
konsentrasi/gangguan hyperaktif.
Antidepresan ( imipramin (Tofranil).
Karbamazepin ( tegrevetol) dan propanolol ( Inderal ).

h. Pencegahan
1. Pencegahan primer dapat dilakukan dengan pendidikan kesehatan pada
masyarakat, perbaikan keadaan-sosio ekonomi, konseling genetik dan tindakan
kedokteran (umpamanya perawatan prenatal yang baik, pertolongan persalinan
yang baik, kehamilan pada wanita adolesen dan diatas 40 tahun dikurangi dan
pencegahan peradangan otak pada anak-anak).
2. Pencegahan sekunder meliputi diagnosa dan pengobatan dini peradangan otak,
perdarahan subdural, kraniostenosis (sutura tengkorak menutup terlalu cepat,
dapat dibuka dengan kraniotomi; pada mikrosefali yang kogenital, operasi tidak
menolong).
3. Pencegahan tersier merupakan pendidikan penderita atau latihan khusus sebaiknya
disekolah luar biasa. Dapat diberi neuroleptika kepada yang gelisah, hiperaktif
atau dektrukstif.

Konseling kepada orang tua dilakukan secara fleksibel dan pragmatis


dengan tujuan antara lain membantu mereka dalam mengatasi frustrasi oleh
karena mempunyai anak dengan Retardasi mental .Orang tua sering menghendaki
anak diberi obat, oleh karena itu dapat diberi penerangan bahwa sampai sekarang
belum ada obat yang dapat membuat anak menjadi pandai, hanya ada obat yang
dapat membantu pertukaran zat (metabolisme) sel-sel otak.

Latihan dan Pendidikan. Pendidikan anak dengan Retardasi mental secara umum
ialah:

Mempergunakan dan mengembangkan sebaik-baiknya kapasitas yang ada.


Memperbaiki sifat-sifat yang salah atau yang anti sosial.
Mengajarkan suatu keahlian (skill) agar anak itu dapat mencari nafkah kelak.

Latihan diberikan secara kronologis dan meliputi :

Latihan rumah: pelajaran-pelajaran mengenai makan sendiri, berpakaian


sendiri, kebersihan badan.
Latihan sekolah: yang penting dalam hal ini ialah perkembangan sosial.
Latihan teknis: diberikan sesuai dengan minat, jenis kelamin dan kedudukan
sosial.
Latihan moral: dari kecil anak harus diberitahukan apa yang baik dan apa yang
tidak baik. Agar ia mengerti maka tiap-tiap pelanggaran disiplin perlu disertai
dengan hukuman dan tiap perbuatan yang baik perlu disertai hadiah.
2. ASKEP TEORITIS
A. Pengkajian
Pengkajian terdiri atas evaluasi komprehensif mengenai kekurangan dan
kekuatan yang berhubungan dengan ketrampilan adaptif ; komunikasi, perawatan diri,
interaksi sosial, penggunaan sarana-sarana di masyarakat pengarahan diri,
pemeliharaan kesehatan dan keamanan, akademik fungsional, pembentukan
ketrampilan rekreasi dan ketenangan dan bekerja.
a. Identitas klien
Meliputi nama (inisial), umur, pekerjaan, agama, jenis kelamin, alamat, tanggal
masuk RS, cara masuk RS, penanggung jawab, riwayat alergi.
b. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya pasien menunjukkan Gangguan kognitif ( pola, proses pikir ),
Lambatnya ketrampilan ekspresi dan resepsi bahasa, Gagal melewati tahap
perkembangan yang utama, Lingkar kepala diatas atau dibawah normal ( kadang-
kadang lebih besar atau lebih kecil dari ukuran normal ), lambatnya pertumbuhan,
tonus otot abnormal ( lebih sering tonus otot lemah ), ciri-ciri dismorfik, dan
terlambatnya perkembangan motoris halus dan kasar.
Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya kemungkinan besar pasien pernah mengalami Penyakit kromosom (
Trisomi 21 ( Sindrom Down), Sindrom Fragile X, Gangguan Sindrom ( distrofi
otot Duchene ), neurofibromatosis ( tipe 1), Gangguan metabolisme sejak lahir (
Fenilketonuria ), Abrupsio plasenta, Diabetes maternal, Kelahiran premature,
Kondisi neonatal termasuk meningitis dan perdarahan intracranial, Cedera kepala,
Infeksi, Gangguan degenerative.
Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya kemungkinan besar keluarga pernah mengalami penyakit yang
serupa atau penyakit yang dapat memicu terjadinya retardasi mental, terutama dari
ibu tersebut.
c. Pemeriksaan fisik
Kepala : Mikro/makrosepali, plagiosepali (btk kepala tdk simetris)
Rambut : Pusar ganda, rambut jarang/tdk ada, halus, mudah putus dan cepat
berubah
Mata : Mikroftalmia, juling, nistagmus, dll
Hidung : Jembatan/punggung hidung mendatar, ukuran kecil, cuping
melengkung ke atas, dll
Mulut : Bentuk V yang terbalik dari bibir atas, langit-langit
lebar/melengkung tinggi
Geligi : Odontogenesis yang tdk normal
Telinga : Keduanya letak rendah; dll
Muka : Panjang filtrum yang bertambah, hipoplasia
Leher : Pendek; tdk mempunyai kemampuan gerak sempurna
Tangan : Jari pendek dan tegap atau panjang kecil meruncing, ibujari gemuk
dan lebar, klinodaktil, dll
Dada & Abdomen : tdp beberapa putting, buncit, dll
Genitalia : Mikropenis, testis tidak turun, dll
Kaki : Jari kaki saling tumpang tindih, panjang & tegap/panjang kecil
meruncing diujungnya, lebar, besar, gemuk

d. Kemungkinan Dx yang muncul


1) Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d kelainan fungsi Kognitif
2) Kerusakan komunikasi verbal b/d lambatnya keterampilan ekspresi dan resepsi
bahasa.
3) Risiko cedera b/d perilaku agresif/ koordinasi gerak tidak terkontrol
4) Gangguan interaksi sosial b/d kesulitan bicara /kesulitan adaptasi sosial
5) Gangguan proses keluarga b/d memiliki anak RM
6) Defisit perawatan diri: makan, mandi, berpakaian/ berhias, toileting b/d
ketidakmampuan fisik dan mental/ kurangnya kematangan perkembangan.
B. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO NANDA NOC NIC

1. Kerusakan komunikasi Komunikasi : Mendengar aktif


verbal b/d lambatnya Indicator : Aktivitas :
keterampilan ekspresi dan a. Menggunakan bahasa tertulis a. Buat tujuan interaksi
resepsi bahasa. (1/3) b. Tunjukkan ketertarikan pada
b. Menggunakan bahasa lisan pasien
(1/3) c. Gunakan pertanyaan maupun
c. Menggunakan foto dan pernyataan yang mendorong
gambar (1/3) klien untuk mengekspresikan
d. Menggunakan bahasa isyarat perasaan, pikiran, dan
(1/3) kekhawatiran
e. Menggunakan bahasa non d. Focus penuh kepada interaksi
verbal (1/3) yang terjalin dengan menekan
f. Mengenali pesan yang perasaan menghakimi, bias,
diterima (1/3) asumsi maupun menggunakan
g. Interpretasi akurat terhadap pendapat personal serta
pesan yang diterima (1/3) distraksi-distraksi lainnya
h. Mengarahkan pesan pada e. Tunjukkan kesadaran dan rasa
penerima yang tepat (1/3) sensitive terhadap emosi yang
i. Pertukaran pesan yang akurat ditunjukkan klien
dengan orang lain (1/3) f. Tunjukkan perilaku non verbal
untuk memfasilitasi
Orientasi kognitif : komunikasi (misalnya :
Indicator : menyadari postur tubuh ketika
a. Mengidentifikasi diri sendiri berdiri dalam membalas pesan
(1/3) non verbal )
b. Mengidentifikasi orang- g. Dengarkan isi pesan maupun
orang yang signifikan (1/3) perasaan yang tidak terungkap
c. Mengidentifikasi tempat saat selama percakapan
ini (1/3) h. Gunakan interkasi secara
d. Mengidentifikasi hari dengan berkala untuk mengeksplorasi
benar (1/3) arti dari perilaku pasien
e. Mengidentifikasi bulan
dengan benar (1/3) Terapi validasi
f. Mengidentifikasi tahun Aktivitas :
dengan benar (1/3) a. Tentukan tahap gangguan
g. Mengidentifikasi musim kognisi klien
dengan benar (1/3) b. Hindari menggunakan strategi
h. Mengidentifikasi peristiwa validasi ketika kebingungan
saat ini yang signifikan terjadi karena penyebab yang
akut, dan reversible, atau
dalam tahap vegetasi dari
kebingungan
c. Dengarkan pasien dengan
menunjukkan empati
d. Tahan diri dari mengoreksi
atau menentang persepsi dan
pengalaman pasiem
e. Bernyanyi dan berinteraksi
dengan menggunakan music
yang akrab bagi klien
f. Amati dan pantulkan gerakan
tubuh
2. Risiko cedera b/d perilaku Kejadian jatuh : Manajemen lingkungan
agresif/ koordinasi gerak Indicator : Aktivitas :
tidak terkontrol a. Jatuh saat berdiri (1/3) a. Sediakan lingkungan
b. Jatuh saat berjalan (1/3) yang aman untuk pasien
c. Jatuh saat duduk (1/3) b. Identifikasi kebutuhan
d. Jatuh dari tempat tidur (1/3) keamanan pasien, sesuai
e. Jatuh saat dipindahkan (1/3) dengan kondisi fisik dan
f. Jatuh saat naik tangga (1/3) fungsi kognitif pasien
g. Terjun saat turun tangga dan riwayat penyakit
(1/3) terdahulu pasien
h. Jatuh saat ke kamar mandi c. Menghindarkan
(1/3) lingkungan yang
i. Jatuh saat membungkuk (1/3) berbahaya
d. Memasang side rail
Fungsi sensori tempat tidur
Indicator : e. Menyediakan tempat
a. Persepsi stimulasi kulit (1/3) tidur yang nyaman dan
b. Ketajaman pendengaran bersih
(1/3) f. Menempatkan saklar
c. Persepsi posisi kepala (1/3) lampu ditempat yang
d. Persepsi posisi tubuh (1/3) mudah dijangkau pasien
e. Perbedaan bau (1/3) g. Membatasi pengunjung
f. Perbedaan rasa (1/3) h. Menganjurkan keluarga
g. Ketajaman penglihatan (1/3) menemani pasien
i. Mengontrol lingkungan
Kontrol resiko dari kebisingan
Indicator : j. Memindahkan barang-
a. Klien terbebas dari cidera barang yang dapat
(1/3) membahayakan
b. Keluarga pasien mampu k. Berikan penjelasan pada
menjelaskan cara atau pasien dan keluarga atau
metode untuk mencegah pengunjung adanya
injuri atau cidera (1/3) perubahan status
c. Keluarga klien mampu kesehatan dan penyebab
menjelaskan faktor resiko penyakit
dari lingkungan atau
perilaku personal (1/3)
d. keluarga Mampu
memodifikasi gaya hidup
untuk mencegah injuri
(1/3)
e. keluarga mampu
menggunakan fasilitas
yang ada untuk pasien
(1/3)
f. keluarga klien mampu
mengenali status
kesehatan klien (1/3)
3. Ketidakseimbangan nutrisi : Status nutrisi : asupan Manajement nutrisi
kurang dari kebutuhan makanan dan cairan Aktivitas :
tubuh b.d penyakit - Pemasukkan makanan lewat 1. Kaji adanya alergi makanan
slang 1/3 2. Kolaborasi dengan ahli
- Asupan cairan oral 2/4 giiuntuk menentukan jumlah
- Status nutrisi : intake kalorasi dan nutrisi yang
makanan dan cairan Intake dibutuhkan pasien
makanan dimulut 1/3 3. Anjurkan pasien untuk
- Intake disaluran makanan menungkatkan intake Fe
1/3 4. Anjurkan pasien untuk
- Intake cairan dimulut 1/3 meningkatkan protein dan
- Intake cairan 1/3 vitamin C
Status nutrisi : intake 5. Berikan substansi gula

nutrisi 6. Berikan makanan yang

- Intake kalori 1/3 terpilih

- Intake protein 1/3 7. Monitor jumlah nutrisi dan

- Intake lemak 1/3 kandungan kalori

- Intake karbohidrat 1/3 8. Berikan informasi tentang

- Intake vitamin 1/3 kebutuhan nutrisi

- Intake mineral 1/3 9. Kaji kemampuan pasien

- Intake zat besi 1/3 untuk mendapatkan nutrisi

- Intake kalsium 1/3 yang dibutuhkan


Monitor nutrisi
Aktivitas :
1. BB pasien dalam batas
normal
2. Monitor adanya penurunan
berat badan
3. Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
4. Monitor interaksi anak atau
ortu selama makan
5. Monitor makanan selama
makan
6. Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam
makan
7. Monitor kulit kering dan
prubahan pigmentasi
8. Monitor turgor kulit
9. Monitor kekeringan rambut
kusam dan mudah patah
10. Monitor mual dan muntah
11. Monitor kadar albumin,
total, protein, Hb dan kadar
Ht
12. Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
13. Monitor pucat kemrerahan
dan kekeringan jaringan
konjungtiva
14. Monitor kalori dan intake
nutirisi
15. Catat adanya edema
hiperemik, hipertonik,
papilalida dan capitas oral.
16. Catat jika lidah berwarna
magenta, skarlet
PENGELOLAAN KASUS

A. PENGKAJIAN
1. PENGKAJIAN KELUARGA
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. N
b. Umur : 68 Tahun
c. Jenis Kelamin : Laski-laki
d. Agama : Islam
e. Status Perkawinan : Kawin
f. Pendidikan Terakhir : SD
g. Pekerjaan : wiraswasta
h. Alamat : Jl. Anggrek NO.44
i. Komposisi keluarga:
Nama JK Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan Imunisasi
dengan KK Terakhir

Tn.A Laki-laki 38 Th Anak Tidak tamat TIDAK -


SD/ BEKERJA
sederajat

Genogram:

Keterangan :

: Laki-laki : Pasien

: Perempuan ------------ : Serumah

: Meninggal
Deskripsi Keluarga :

Tn. N memiliki 2 orang anak yaitu Tn.A, dan Ny.R. Tetapi anak perempuan Tn. N sudah
berkeluarga sehingga Tn. A hanya tinggal bersama anak laki-lakinya yaitu Tn.A.sedangkan
istri T.N sudah meninggal. Tn.A. berusia 38 tahun. Tn.A mengalami retardasi mental sejak
masih kecil, yaitu ketika terkena penyakit step.

j. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn.N yaitu The single-parent family. Dimana terdiri dari Tn.N
sebagai ayah dari Tn.A istri Tn.N telah meninggal dunia
k. Suku Bangsa
Keluarga Tn. N merupakan keluarga dengan suku minang. Dimana kehidupan
sehari-hari keluarga Tn. N berjalan dengan adat istiadat minang. Tn.N dan anak
nya suka memmakan makanan yang bersantan dan sayur-sayuran hijau.
l. Agama
Keluarga Tn.N menganut agama islam taat beribadah sesuai dengan ajaran
agama islam.
m. Status Sosial Ekonomi
Keluarga Tn. N berada ditingkat status social ekonomi yang menengah dimana
bisa terpenuhi kebutuhan primer, sekunder + tabungan, dimana penghasilan
perbulan sekitar 2 juta/ bulan. Di dalam keluarga Tn. N yang bekerja adalah Tn.
N, tetapi Tn.A tidak bekerja.
n. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga Tn. N melakukan reakreasi dilakukan dengan menonton Tv di
rumah, dan duduk santai serta bercengkrama bersama, dan Tn.A terkadang hanya
sering bermain di lingkungan depan rumah.

2. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Keluarga Tn. N berada pada tahap keluarga usia pertengahan (middle
family) dimulai anak terakhir keluar Dan berakhir sampai pensiun atau kematian
pasangan. Biasanya dimulai saat orang tua berusia 45-55 dan berakhir saat masuk
pensiun 16-18 th kemudian, dengan tugas perkembangan :
Menyediakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan
Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para
orang tua (lansia) dan anak-anak.
Persiapan masa tua/pensiun
b. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Keluarga Tn. N tidak ada tugas perkembangan yang belum terpenuhi
c. Riwayat Keluarga Inti
Tn. N 40 tahun yang lalu menikah dengan Ny.G. Mereka dulunya adalah sepasang
kekasih dan sudah pacaran selama 1 tahun.dan saat keduanya siap, mereka
memutuskan untuk menikah. Tetapi 2 tahun yang lalu, Ny. G meninggal dunia.
Karena anak pertama Tn. N sudah menikah, maka ia ikut suaminya yang bekerja
diluar kota Padang.
Tn. N
Tn. N mengatakan tidak memiliki penyakit yang serius yang
mengharuskannya untuk dirawat di rumah sakit. Tn. N mengatakan hanya
mengalami flu dan batuk biasa saja.
Tn. A
Ayah Tn. N mengatakan bahwa Tn. A jarang mengalami sakit, biasanya
hanya demam-demam biasa saja. Tetapi memang Tn. A mengalami
masalah dalam berkomunikasi, hal ini dikarenkan oleh penyakitnya
tersebut. Tn. N mengatakan bahwa Tn. A mengalami masalah dalam
berkomunikasi, dan Tn. N juga mengatakan hanya dirinya yang paham
akan perkataan Tn. A. karena hal itu, Tn. A sulit untuk bersosialisasi.
Selain itu, Tn. N juga mengatakan bahwa anaknya terkadang hiperaktif dan
berjalan tidak seimbang, Tn. N juga mengatakan bahwa Tn. A juga sering
terjatuh disaat melakukan aktivitas disaat-saat tertentu.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Tn.N mengatakan keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit keturunan seperti
retardasi mental.
Tn. N
Tn. N mengatakan bahwa ia tidak ada memiliki penyakit keturunan seperti
DM, Hipertensi, dll. Dan Tn. N juga mengatakan bahhwa anggota
keluarganya juga tidak ada yang mengalami penyakit yang sama dengan
Tn. A
Tn. A
Ayah Tn. A mengatakan bahwa Tn. A tidak ada memiliki riwayat penyakit
keturunan. Penyakit yang dialami Tn. A ini adalah karena Step yang
dialami oleh Tn. A sejak masih kecil.

3. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
a. Karakteristik Rumah
Rumah Tn.N permanen dan halamannya tidak luas. Rumah tersebut terdiri dari
1 ruang tamu, 1 ruang makan, 1 dapur, 1 kamar mandi dan 1 wc, 2 kamar tidur,
sumber air dari sumur, wc berada didalam rumah, septicteng ada, sanitasi ruangan
tiap-tiap ruangan baik, ada fentilasi di setiap ruangan serta tempat pembuangan
sampah berada di samping rumah.
Denah rumah:

WC DAPUR

KAMAR
RUANG TAMU TIDUR
KAMAR
TIDUR

b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


Hubungan keluarga Tn. N dengan lingkungan sekitar sangat baik. kebersihan
lingkungan cukup baik.
c. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn. N sering berada di rumah dan menetap di rumah tersebut sudahv
sejak 56 tahun yang lalu..
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Tn.N dan Tn.A sering berkumpul, karena Tn.A dalam aktivitas/kebutuhan sehari-
hari harus ada yang membantu. Sehingga Ibu M memeberikan pengawasan penuh
terhadap Tn.A
e. System Pendukung Keluarga
Apabila timbul masalah kesehatan pada keluarga Tn.N , keluarga menggunakan
sistem pendukung yang tersedia misalnya : prakter bidan dan puskesmas, yang
lokasinya tidak jauh dari rumah keluarga Tn.N.

4. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola Komunikasi Keluarga
Komunikasi antara Tn.N dan Tn.A dapat dimengerti oleh Tn. A. Seperti akan
halnya dalam kebutuhan sehari-hari Tn.A.
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Tn.N sebagai seorang ayah dan pencari nafkah juga mengatur pendapatan
keluarganya. Keputusannya segera karena dia hanya bersama Tn.A yang
tinggal dirumah itu.
c. Struktur Peran
Peran anggota keluarga Tn. N berjalan sesuai dengan perannya, dimana Tn. N
sebagai kepala keluarga dan mencari nafkah serta sebagai ayah untuk anaknya.
d. Nilai dan Norma Keluarga
Keluarga Tn.N juga memiliki nilai dan norma dalam membina keluarga seperti
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Jika ada sakit langsung di bawa
ke pelayanan kesehatan dan juga menggunakan beberapa pengobatan
tradisional.

5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi Afektif
Pada keluarga Tn. N, keluarga Tn. N mengatakan merasa senang dengan
rumah tangganya. Serta keluarga Tn. N mengatakan bahwa mereka saling
memiliki kasih sayang antara satu sama lain. Walau terkadang Tn.N sering
teringat dengan almarhum istri nya, tetapi Tn.N tidak terlalu memikirkannya karna
yang terpenting sekarang adalah merawat Tn.A.

b. Fungsi Sosialisasi
Dalam membesarkan anak, Tn. N mengatakan bahwa ia selalu sabar dan
dibantu juga oleh keluarga besar dari kedua belah pihak, baik dari Tn. N maupun
Ny. G. Namun yang lebih sering bertanggung jawab dalam mengasuh anak adalah
Tn.N karena istri Tn.N sudah meninggal. Dalam bersosialisasi Tn. N mengatakan
memang Tn. A mengalami masalah, karena biasanya saat berkomunikasi hanya
Tn. N yang mengerti dengan apa yang diucapkan oleh Tn. A.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
1. Mengenal masalah kesehatan
Menurut Tn.N sehat adalah apabila keluarga masih dapat melakukan
aktivitasnya dengan baik tanpa adanya gangguan. Sedang sakit menurut Tn.N
adalah keadaan di mana seluruh aktivitas terhenti dan tidak dapat melakukan
apa-apa, ketika Tn.A sakit, perhatian terfokus kepada Tn.
2. Memutuskan untuk merawat
Tn.N mau merawat khususnya ketika Tn.A sakit, seperti demam atau flu, dan
membawa Tn.A ke puskesmas atau bidan terdekat. Tetapi kalau untuk
penyakit retardasi mental yang dialami Tn. A, Tn. N pasrah karena penyakit
tersebut tidak bisa disembuhkan dengan total.
3. Mampu merawat
Jika ada anggota keluarga Tn. N yang sakit, keluarga dapat mengatasinya
dengan memberi obat tradisional, apabila tidak sembuh dapat dibawa ke
Puskemas.
4. Modifikasi lingkungan
Keluarga Tn. N mengetahui arti penting dari kesehatan lingkungan terutama
lingkungan tempat tinggal, Tn.N sering membersihkan lingkungan sekitar
tempat tinggalnya, serta keluarga memiliki sanitasi cukup baik di rumah.
5. Memanfaatkan pelayanan kesehatan
Keluarga Tn.N mengetahui adanya fasilitas kesehatan dilingkungan tempat
tinggal tetapi kurang memahami bagaimana memanfaatkan fasilitas tersebut.
Hal ini dibuktikan oleh jarangnya Tn. N memeriksa kesehatan bersama dengan
Tn. A.
d. Fungsi Reproduksi
Tn. N mengatakan jumlah anaknya adalah 2 orang.

e. Fungsi Ekonomi
Tn. N mengatakan bahwa dengan hasil pencahariannya cukup untuk memenuhi
kebutuhan sandang, pangan, dan papan, hal ini juga didukung karena di rumah
Tn. N hanya tinggal bersama Tn.A. Keluarga Tn. N sudah mampu untuk
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang didukung oleh adanya jaminan kesehatan
(JAMKESMAS) yang dimiliki oleh Tn. N dan Tn. A, jika dibutuhkan sewaktu-
waktu.

6. STRESS DAN KOPING


a. Stressor Jangka pendek dan Panjang
- Stressor Jangka Pendek
Tn. N mengatakan bahwa mereka tidak memiliki permasalahan yang harus
diselesaikan dalam waktu dekat.
- Stressor Jangka Panjang
Tn. N mengatakan tidak memiliki stressor dalam jangka panjang, karena untuk
kondisi Tn A sendiri, Tn. N sudah pasrah dan tahu apa konsekuensi dari
penyakit Tn. A itu sendiri.
b. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stressor
Tn. N mengatakan bahwa respon terhadap suatu stressor baik, jika ada suatu
masalah akan segera diselesaikan dengan cepat. Terkadang jika ada gangguan dari
tetangga atau hal lain keluarga Tn. N sesekali melawan tetapi terkadang juga
dibiarkan saja.
c. Strategi Koping yang Digunakan
Keluarga Tn. N khususnya Tn. N sendiri mengatakan bahwa jika ada suatu
permasalahan, maka akan dibicarakan secara bersama-sama dengan anak
pertamanya. Biasanya Tn. N akan menelphone anak pertamany dan jika keadaan
mengharuskan anak pertama Tn. N untuk datang ke rumahnya, maka anak
pertama Tn. N akan datang dan mereka akan bermusyawarah bersama. Dengan
adanya musyawarah tersebut maka solusi dari permasalahan dapat diselesaikan.
d. Strategi Adaptasi Disfungsional
Tn.N tidak memiliki adaptasi yang disfungsional karena, Tn.N bertindak langsung
terhadap masalah yang dihadapinya.

7. PEMERIKSAAN FISIK
No. Pemeriksaan Fisik Tn. N Tn.A

1. Keadaan Umum Compos mentis cooperative Compos mentis cooperative


TD : 120/80 mmHg TD : 110/90 mmHg
FR : 76x/i FR : 70x/i
RR : 26x/i RR : 22x/i
T : 36,5 C T : 36,5 C
TB : 168 Cm TB : 170 Cm
BB : 65 Kg BB : 70 Kg

2. Kepala I: I:
Rambut : Rambut :
Rambut sudah beruban, Rambut bersih, tidak ada
pendek, tidak ada ketombe ketombe dan tidak ada yang
dan rambut tidak rontok rontok

Mata : Mata :
Mata simetris kiri dan kanan, Mata simetris kiri dan kanan,
tidak ada edema pada tidak ada edema pada
palpebra, konjungtiva anemis, palpebra, konjungtiva anemis,
sclera tidak ikterik, dan sclera tidak ikterik, dan
terlihat ada kekeruhan pada terlihat ada kekeruhan pada
lensa mata, pupil isokor lensa mata, pupil isokor
Hidung : Hidung :
Septum berada di tengah, Septum nasi berada ditengah,
tidak ada polip, dan tidak ada tidak ada polip dan secret
secret

Bibir : Bibir :
Mukosa bibir terlihat lembab, Mukosa bibir lembab
tetapi pada bagian bibir
terlihat agak kehitaman akibat
dari merokok

Gigi dan lidah : Gigi dan lidah :


Keadaan gigi sudah tidak Keadaan gigi lengkap, tidak
lengkap, ada caries, tidak ada ada caries, tidak ada
perdarahan pada gusi perdarahan pada gusi
Lidah bersih dan berwarna Lidah bersih dan berwarna
pink pink
Telinga :
Telinga : Pendengaran baik, tidak ada
Pendengaran baik, tidak ada kelainan
kelainan

3. Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran


kelenjar getah bening dan kelenjar getah bening dan
tidak ada pembesaran kelenjar tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid, JVP 5-2 cmH2 tyroid, JVP 5-2 cmH2

4. Thorak/ dada I: I:
Dada simetris kiri dan kanan, Dada simetris kiri dan kanan,
tidak ada menggunakan otot tidak ada menggunakan otot
bantu pernafasan bantu pernafasan
P: P:
Fremitus kiri dan kanan sama Fremitus kiri dan kanan sama
P: P:
Normal (suara sonor) Normal (suara sonor)
A: A:
Suara nafas vesikuler, tidak Suara nafas vesikuler, tidak
ada suara nafas tambahan ada suara nafas tambahan

5. Jantung I: I:
Iktus cordis tidak tampak Iktus cordis tampak
P: P:
Iktus kordis teraba Iktus kordis teraba
P: P:
Terdengar bunyi pekak Terdengar bunyi pekak
A: A:
Irama regular Irama regular
6. Abdomen I: I:
Perut tidak asites Perut tidak asites
A: A:
Bising usus normal Bising usus normal
P: P:
Tidak ada pembesaran hepar Tidak ada pembesaran hepar
dan tidak ada pembesaran lien dan tidak ada pembesaran lien
P: P:
Terdapat bunyi timpani Terdapat bunyi timpani

7. Ektremitas Ektremitas atas : Ektremitas atas :


Tangan kanan dan kiri sama Tangan kanan dan kiri sama
panjang, tidak ada edema, panjang, tidak ada edema,
kekuatan otot 5 kekuatan otot 5
Ektremitas bawah : Ektremitas bawah :
Kaki kanan dan kiri sama Kaki kanan dan kiri sama
panjang, dan tidak ada edema panjang, dan tidak ada edema
pada ektremitas bawah pada ektremitas bawah

8. System integumen Kulit berwarna sao matang, Kulit berwarna sao matang,
tidak ada luka atau lesi, dan tidak ada luka atau lesi, dan
tidak ada luka bekas operasi tidak ada luka bekas operasi

8. HARAPAN KELUARGA
Harapan keluarga terhadap masalah kesehatan yang di hadapi dapat teratasi dengan
baik tanpa ada gangguan kesehatan. Tn. N berharap anaknya bisa sembuh. Harapan
keluarga terhadap kunjungan perawat adalah perawat keluarga dapat memberikan
solusi yang tepat terdapa masalah kesehatan yang di hadapi dan keluarga berharap
juga dengan adanya kunjungan perawat kerumah akan menambah pengetahuan
keluarga sehingga derajat kesehatan keluarga dapat meningkat.
Analisa Data
Data Problem
DS : Hambatan komunikasi
- Tn.N mengatakan Tn.A kesulitan untuk Verbal
berkomunikasi dengan orang lain
- Tn. N mengatakan bahwa hanya Tn. N
yang mengerti apa yang diucapkan oleh
Tn. A
- Tn. N mengatakan Tn. A sulit untuk
bersosialisasi
DO :
- Tn.A terlihat kesulitan dalam berbicara
- Tn. A terlihat mengucapkan kata-kata
yang tidak jelas

DS : Resiko Cidera
- Tn.N mengatakan bahwa Tn. A sering
mengalami ganggun keseimbangan saat
berjalan dan Tn. A terkadang hiperaktif
- Tn. N mengatakan bahwa Tn. A juga
sering jatuh saat melakukan aktivitas
sehari-hari
DO :
- Mata Tn. A terlihat nistagmus
- Terlihat bekas luka jatuh pada kaki Tn.
A

DIAGNOSA KEPERAWATN

1. Hambatan komunikasi verbal pada Tn. A


2. Resiko cidera pada Tn. A

SKORING ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

1. DX 1: Hambatan komunikasi verbal pada Tn. A


KRITERIA BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN
1. Sifat masalah Masalah ini telah actual, karena
Aktual : 3 1 3/3 x 1 = 1 sudah dirakan oleh keluarga cukup
Resiko : 2 lama. Memang sudah lama Tn. A
Potensial : 1 mengalami gangguan dalam
berkomunikasi
2. Kemungkinan masalah Masalah dapat di ubah sebagian jika
dapat diubah x1= informasi yang di dapat tentang
Mudah : 2 2 penyakit cukup dalam mengatasi
Sebagian: 1 masalah dan langsung di praktekan
Tidak dapat : 0 oleh klien.

3. Kemungkinan masalah Kemungkinan masalah dapat dicegah


dapat di cegah 3/3 x 1 = 1 itu tinggi, walaupun tidak baik
Tinggi : 3 1 sepeuhnya tetapi dapat diminimalkan
Cukup : 2 dengan memasukkan Tn. A ke
Rendah : 1 sekolah seperti SLB, dan ekonomi
keluarga Tn. N juga mendukung hal
itu.
4. Menonjolnya masalah Keluarga melihat bahwa
Segera : 2 2/2 x 1 = 1 permasalahan Tn. A harus segera di
Tidak segera : 1 1 tangani karena akan mempengaruhi
Tidak dirasakan : 0 dalam kegiatan sehari-hari Tn. A

SKOR 3,5

DX 2: Resiko Cidera pada Tn. A

KRITERIA BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN


1. Sifat masalah Masalah ini baru resiko, jika tidak di
Aktual : 3 2/3 x 1 = 2/3 tangani maka akan mengganggu
Resiko : 2 1 kesehatan klien dan bisa berlanjut ke
Potensial : 1 masalah kesehatan lainya.
2. Kemungkinan Masalah dapat di ubah dengan
masalah dapat mudah jika hl-hal yang membuat
diubah 2/2 x 2 =1 resiko terjadi dapat diminimalkan
Mudah : 2 2
Sebagian: 1
Tidak dapat : 0

3. Kemungkinan 2/3 x 1 = 2/3 Masalah dapat di cegah jika klien


masalah dapat di mampu mengenal penyebab dari
cegah penyakit dan mengetahui cara
Tinggi : 3 1 penangananya.
Cukup : 2
Rendah : 1

4. Menonjolnya Keluarga melihat bahwa


masalah 1 1/1x 1 = 1 permasalahan ada tetapi Tn. N tidak
Segera : 2 segera menangani Tn. A, karena
Tidak segera : 1 biasanya Tn. A tidak dapat dicegah
Tidak dirasakan : 0
SKOR 3,3

:
INTERVENSI KEPERAWATAN

Dx Diagnosis NOC NIC Intervensi


Keperaw
DATA atan Hasil

Kode Kode Kode


DS : Persepsi / Domain Setelah dilakukan intervensi 5602 Pendidikan : proses penyakit
- Tn.N mengatakan kognisi 4 keperawatan selama 1x45 menit, Aktivitas :
Tn.A kesulitan untuk Domain : 5 Pengeta keluarga mampu mengenal kaji tingkat
berkomunikasi Kelas 5 : huan masalah kesehatan pengetahuan klien
dengan orang lain komunikasi tentang Pengetahuan : proses penyakit dan keluarga terkait
- Tn. N mengatakan 00051 Hambatan kesehata Indikator dengan proses
bahwa hanya Tn. N komunikasi n dan - Karakter spesifik penyakit penyakit
yang mengerti apa verbal perilaku - Faktor-faktor penyebab dan review pengetahuan
yang diucapkan oleh 1803 faktor yang berkontribusi klien tentang
Tn. A - Faktor risiko penyakitnya
- Tn. N mengatakan - Efek fisiologis penyakit jelaskan tanda dan
Tn. A sulit untuk - Tanda dan gejala penyakit gejala yang umum
bersosialisasi - Proses perjalanan penyakit dari penyakit
DO : lainnya jelaskan proses dari
- Tn.A terlihat - Strategi untuk meminimalkan penyakit
kesulitan dalam perkembangan penyakit beri ketenangan
berbicara - Potensial komplikasi penyakit terkait kondisi
- Tn. A terlihat - Tanda dan gejala komplikasi identifikasi
mengucapkan kata- penyakit kemungkinan
kata yang tidak jelas - Efek samping psikososial penyebab, sesuai
penyakit pada individu kebutuhan
- Efek psikososial penyakit pada beri informasi pada
keluarga pasien mengenai
- Manfaat manajemen penyakit kondisinya, sesuai
- Kelompok dukungan tersedia kebutuhan
- Sumber-sumber informasi identifikasi
penyakit spesifik yang perubahan kondisi
terpercaya fisik klien

Domain Setelah dilakukan intervensi 5602 Pendidikan proses penyakit


4 keperawatan, keluarga mampu Aktivitas :
Pengeta memutuskan untuk merawat jelaskan komplikasi
huan anggota keluarga yang sakit penyakit
tentang Pengetahuan : proses penyakit beri informasi kepada
kesehata - Efek fisiologis penyakit klien/ keluarga terkait
n dan - Potensial komplikasi penyakit komplikasi sesuai
perilaku - Tanda dan gejala komplikasi kebutuhan
1830 penyakit diskusikan perubahan
- Efek samping psikososial gaya hidup yang
penyakit pada individu mungkin diperlukan
- Efek psikososial penyakit pada untuk mencegah
keluarga komplikasi dimasa
yang akan datang dan
atau mengontrol
proses penyakit
jelaskan komplikasi
kronik yang mungkin
ada, sesuai kebutuhan
instruksikan pasien
mengenai tindakan
untuk mencegah /
meminimalkan efek
samping penanganan
dari penyakit sesuai
kebutuhan
1901 Setelah dilakukan intervensi 6670 Terapi Validasi
keperawatan, diharapkan klien tentukan tahap
atau keluarga mampu merawat gangguan kognisi
Orientasi kognitif klien
Indicator : hindari menggunakan
- Mengidentifikasi diri sendiri strategi validasi
- Mengidentifikasi orang-orang ketika kebingungan
yang signifikan terjadi karena
- Mengidentifikasi tempat saat penyebab akut, dan
ini reversible, atau dalam
- Mengidentifikasi hari dengan tahap vegetasi dari
benar kebingungan
- Mengidentifikasi bulan dengarkan pasien
dengan benar dengan menunjukkan
- Mengidentifikasi tahun empati
dengan benar tahan diri dari
- Mengidentifikasi musim mengoreksi atau
dengan benar menentang persepsi
- Mengidentifikasi peristiwa dan pengalaman klien
saat ini yang signifikan terima realita dari
klien
3002 Kepuasan klien : Komunikasi pertahankan kontak
- Pertanyaan dijawab dengan mata ketika
jelas merefleksikan apa
- Pertanyaan dijawab dengan yang tampak dalam
lengkap pandangan mata klien
- Pertanyaan dijawab dalam sesuaikan dan
jngka waktu yang masuk akal ekspresikan emosi
- Nilai-nilai personal klien
dipertimbangkan dalam bernyanyi dan
berkomunikasi berinteraksi dengan
- Mempertimbangkan pilihan menggunakan music
individu yang akrab bagi klien
- Perbedaan informasi gunakan sentuhan
diselesaikan tepat waktu yang mendukung
- Metode komunikasi berbicara dengan
alternative digunakan jika bahasa klien
dibutuhkan bantu individu
menemukan metode
koping yang familiar
1837 Setelah dilakukan intervensi 5602 Pendidikan : Proses penyakit
keperawatan, keluarga mampu aktivitas :
memodifikasi lingkungan yang edukasi pasien
Pengetahuan : pendidikan mengenai tindakan
Indikator : untuk mengontrol
- manfaat modifikasi gaya hidup meminimalkan
- strategi mengelola stress gejala, sesuai
- menjelaskan tentang kebutuhan
lingkungan yang baik eksplorasi sumber-
- diet yang dianjurkan sumber kebutuhan
- strategi untuk meningkatkan yang ada, sesuai
lingkungan yang terapeutik kebutuhan
- strategi meningkatkan Perlindungan lingkungan
lingkungan yang baik yang berisiko
- strategi mencegah kebisingan Aktivitas :
- stress akibat lingkungan dapat kaji lingkungan
diminimalkan terkait adanya resiko
potensial dan actual
analisa tingkat resiko
yang terkait dengan
lingkungan (misalnya
: kebutuhan hidup,
pekerjaan, suasana,
lingkungan : air,
perumahan, makanan,
limbah, radiasi, dan
kekerasan
monitor kejadian
penyakit dan cidera
yang berhubungan
dengan bahaya yang
ada dilingkungan

1806 Setelah dilakukan intervensi 5602 pendidikan : proses penyakit


keperawatan, diharapkan aktivitas :
klien/keluarga mampu rujuk pasien kepada
memanfaatkan pelayanan kelompok pendukung
kesehatan agen penanganan
Pengetahuan : sumber-sumber edukasi pasien
kesehatan mengenai tanda dan
- sumber perawatan kesehatan gejala yang harus
terkemuka dilaporkan kepada
- tahu kapan untuk petugas kesehatan
mendapatkan bantuan dari sesuai kebutuhan
seorang professional berikan nomor
kesehatan telephone yang dapat
- tindakan-tindakan darurat dihubungi jika terjadi
- pentingnya perawatan tindak komplikasi
lanjut perkuat informasi
- rencana perawatan tindak yang diberikan
lanjut dengan anggota tim
- sumber daya komunitas yang kesehatan lain, sesuai
tersedia kebutuhan
- strategi untuk mengakses
layanan kesehatan
i.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Tanggal Implementasi Evaluasi


Hambatan komunikasi 3 desember 2016 Pasien dan keluarga mengenal masalah h. S : ayah Tn. A
verbal pada Tn. A kesehatan mengatakan
a. Menggali pengetahuan pasien dan mengatakan retardasi
keluarga tentang pengertian, mental adalah gangguan
penyebab, tanda dan gejala retardasi mental
mental O:
b. Memberi reinforcement positif i. Tn. N dapat mengulang
c. Menjelaskan pengertian, penyebab, kembali pengertian,
tanda dan gejala retardasi mental penyebab, tanda dan
d. Memberi kesempatan pada klien dan gejala dari retardasi
keluarga utuk bertanya mental
e. Menjawab pertanyaan jika ada - Tn. N dan keluarga
f. Meminta pasien dan keluarga terlihat senang
mengulang kembali A : Masalah teratasi sebagian
g. Memberi reinforcement positif P : Intervensi dilanjutkan

Hambatan komunikasi 4 desember 2016 Keluarga mampu memutuskan untuk merawat S : Tn. N mengatakan retardasi
verbal pada Tn. A pasien yang mengalami retardasi mental mental dapat menyebabkan
a. Menggali pengetahuan pasien dan anaknya bingung
keluarga akibat lanjut dari retardasi O : Tn. N terlihat berpartisipasi
mental aktif
b. Memberi reinforcement positif A : Masalah teratasi sebagian
j. Menjelaskan akibat lanjut retardasi P : Intervensi dilanjutkan
mental
c. Memberi kesempatan pada klien dan
keluarga utuk bertanya
d. Menjawab pertanyaan jika ada
e. Meminta pasien dan keluarga
mengulang kembali
f. Memberi reinforcement positif

Hambatan komunikasi 5 desember 2016 Keluarga mampu merawat anggota keluarga S : Tn. N mengatakan anaknya
verbal pada Tn. A yang sakit dengan hipertensi : tidak perlu dirawat, hanya perlu
a. Menggali pengetahuan pasien dan pengawasan yang tepat karena
keluarga tentang cara merawat pasien Tn. N mengatakan bahwa
yang sakit dengan masalah retardasi penyakit yang dialami anaknya
mental tidak dapat disembuhkan
b. Memberi reinforcement positi O:
c. Menjelaskan cara merawat anggota - Tn. N dan keluarga
keluarga yang sakit terlihat puas.
Terapi Validasi : - Tn. N dan keluarga
- Mengidentifikasi diri sendiri dapat menyebutkan
- Mengidentifikasi orang-orang yang kembali cara merawat
signifikan Tn. A yang mengalami
- Mengidentifikasi tempat saat ini retardasi mental
- Mengidentifikasi hari dengan benar A : Masalah teratasi sebagian
- Mengidentifikasi bulan dengan benar P : Intervensi dilanjutkan
d. Memberi kesempatan pada klien dan
keluarga untuk bertanya
e. Menjawab pertanyaan jika ada
f. Meminta pasien dan keluarga
mengulang kembali
g. Memberi reinforcement positif

Hambatan komunikasi 6 desember 2016 Keluarga mampu memodifikasi lingkungan S : Tn. N mengatakan,
verbal pada Tn. A untuk pasien yang mengalami masalah lingkungan yang baik untuk
retardasi mental anaknya adalah lingkungan
a. Menggali pengetahuan pasien dan yang tidak tidak licin dan jauh
keluarga tentang lingkungan yang baik dari benda-benda tajam
untuk pasien retardasi mental O:
b. Memberi reinforcement positif - Tn. N dan keluarga
c. Menjelaskan lingkungan yang baik terlihat puas
untuk pasien - Tn. N dan keluarga
d. Edukasi pasien mengenai tindakan dapat menyebutkan
untuk mengontrol/meminimalkan kembali pelayanan
gejala, sesuai kebutuhan kesehatan yang ada atau
Perlindungan Lingkungan dapat dimanfaatkkan
Aktivitas: A : Masalah teratasi sebagian
a. Kaji lingkungan terkait adanya risiko P : Intervensi dilanjutkan
potensial dan aktual
b. Analisa tingkat resiko yang terkait
dengan lingkungan (misalnya,
kebutuhan hidup, pekerjaan, suasana
(lingkungan), air, perumahan,
makanan, limbah, radiasi, dan
kekerasan)
c. Memberi kesempatan pada klien dan
keluarga untuk bertanya
d. Menjawab pertanyaan jika ada
e. Meminta pasien dan keluarga
mengulang kembali
f. Memberi reinforcement positif
Hambatan komunikasi 7 Desember 2016 Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas S : keluarga jika ada masalah
verbal pada Tn. A pelayanan kesehatan yang ada yang terkait dengan anggota
a. Mengkaji pengetahuan pasien dan keluarga yang sakit maka akan
keluarga tentang fasilitas pelayanan membawanya ke puskemas
kesehatan yang dapat dimanfaatkan O : Tn. N dan keluarga terlihat
b. Memberikan reinforcement positif puas dan Tn. N dan keluarga
c. Menjelaskan tentang fasilitas dapat menyebutkan kembali
pelayanan kesehatan yang dapat fasilitas pelayanan kesehatan
digunakan yang dapat dimanfaatkan
- Rujuk pasien kepada kelompok A : masalah teratasi
pendukung agen tanda dan gejala yang P : intervensi dihentikan
harus dilaporkan kepada petugas
kesehatan, sesuai kebutuhan
- Berikan nomor telepon yang dapat
dihubungi jika terjadi komplikasi
- Perkuat informasi
d. Memberikan kesempatan kepada klien
dan keluarga untuk bertanya
e. Menjawab pertanyaan jika ada
f. Memotivasi keluarga untuk
mengulang kembali
g. Memberikan reinforcement positif
II. KASUS RETARDASI MENTAL
PEMBAHASAN KASUS KLIEN
Setelah kelompok melakukan asuhan keperawatan melalui pendekatakan
proses keperawatan home care yang meliputi : pengkajian, diagnose keperawatan,
perencanaan keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi maka pada
BAB ini kelompok 4 akan membandingkan antara tinjauan teoritis dengan
masalah-masalah yang didapat pada Tn. A dengan retardasi mental mulai dari
tanggal 1 Desember 2016 sampai dengan tanggal 6 Desember 2016 yang diuraikan
sebagai berikut :
1) PENGKAJIAN

Pengkajian merupakan tahap awal yang dilakukan dalam proses keperawatan


atau merupakan landasan teori dalam proses keperawatan, dari pengkajian ini bisa kita
lihat perbedaan antara teori dengan kasus yaitu :

a. Identitas klien

Identitas klien diperoleh dari pasien dan keluarga pasien yaitu anak pasien.
Kelompok menjalin hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga klien serta
mendapatkan respon yang baik dari komunikasi yang dilakukan, ini tidak terlepas dari
pendekatan yang dilakukan terlebih dahulu, dari rasa empati yang ditujukan atas
penyakit yang dialami oleh pasien. Berdasarkan atas pengkajian yang telah dilakukan
pada Tn. A diperoleh data sebagai berikut : Tn. A berjenis kelamin laki-laki, berusia
38 tahun. Menurut teori, pasien yang mengalami retardasi mental tidk ditentukan oleh
jenis kelamin dan hal lainnya. Tetapi retardasi mental ini bisa disebabkan oleh sejak
klien masih kecil dan hal ini sesua dengan kasus dimana menurut kasus Tn. A
mengalami retardasi mental ini dari kecil, tetapi keluarga memang kurang bisa
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan dengn tepat sehingga masalah yang
dialami Tn. A sampai saat ini dirasakan oleh keluarga.

b. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Berdasarkan teori yang telah dipelajari pada BAB III ini, dijelaskan pada klien
dengan retardasi mental mempunyai adanya riwayat keturunan. Teori ini tidak sesuai
dengan kasus yang penulis temukan pada kasus Tn. A yang mana Tn. A tidak
memiliki riwayat keturunan retardasi mental baik dari ibunya maupun ayahnya.
Menurut Tn. N ayah dari Tn. A mengatakan bahwa anaknya Tn. A tidak memiliki
riwayat keturunan, karena sakit yang dialami Tn. A sekarang disebabkan oleh demam
tinggi yang membuat Tn. A step dan mengalami masalah pada kognitifnya.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Pada riwayat kesehatan sekarang seperti teori yang dikemukakan oleh Anna ,
2012. Klien atau keluarga mengeluh gangguan kognitif, terhambatnya komunikasi
verbal, lingkar kepala diatas atu dibawah normal, mata nistagmus, kemungkinan
lambatnya pertumbuhan, kemungkinan tonus otot abnormal.
Sedangkan pada kasus Tn. A yang mana pada wkatu pengkajian ayah Tn. A
mengeluhkan anaknya mengalami gangguan komunikasi, nistgmus, dan adanya
gangguan kognitif. Kasus ini sangat sesuai dengan teori karena adanya data-data yang
menunjang.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Berdasarkan teori yang telah dipelajari pada BAB III studi kasus ini
dijelaskan, pada riwayat kesehatan keluarga klien dengan retardasi mental ada
anggota keluarga lain yang juga menderita retardasi mental atau keturunan.
Teori ini tidak sesuai dengan kasus Tn. A. ayah Tn. A mengatakan bahwa
retardasi mental yang dialami oleh anaknya bukan merupakan penyakit keturunan.

c. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Pada teori yang telah dibahas pada BAB II, dijelaskan bahwa untuk keadaan
umum klien dengan retardasi mental yaitu keadaan umum dengan tingkat kesadaran
compos mentis tetapi tidak cooperative, klien akan mengalami kelemahan dan tidak
focus dengan apa yang diicarakan.
Pada kasus Tn. A yang penulis temukan kesadaran yaitu composmentis tetapi
tidak kooperatif atau klien tidak focus dengan topic yang dibicarakan dan bisa klien
tidak bisa mengetahui apa yang dibicarakan.
b. Pemeriksaan fisik pada kepala
Pada teori dijelaskan bahwa pemeriksaan fisik pada kepala yaitu, mata
simetris kiri dan kanan, konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, mukosa mulut pucat
dan kering. Sedangkan pada kasus Ny. E ditemukan dengan teori yaitu ditemukannya
mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, tetapi pada
pemeriksaan mulut terlihat mukosa bibir Ny. E dalam kedaan lembab. Jadi ada 3 data
yang mendukung kesamaan data yang ditemukan dengan sumber data yang ada.
c. Pemeriksaan fisik pada leher
Pada teori dijelaskan bahwa pemeriksaan fisik pada leher yaitu biasanya tidak
ada pembesaran kelenjar tyroid dan tidak ada pembesaran kelenjar getah bening. Pada
kasus Ny. E yang kelompok 4 temukan memiliki kesamaan dengan teori yaitu tidak
teraba pembesaran kelenjar tyroid.
d. Pemeriksaan fisik dada dan jantung
Pada teori dijelaskan bahwa pemeriksaan fisik pada dada yaitu biasanya pada
saat inspeksi dada simetris kiri dan kanan, pada saat di palpasi fremitus sama kiri dan
kanan, pada saat perkusi biasanya normal, dan pada saat auskultasi pernafasan teratur.
Sedangkan pada kasus Ny. E ditemukan pemeriksaan fisik dada yaitu dada
simetris kiri dan kanan, pada saat palpasi fremitus sama kiri dan kanan, pada saat
perkusi bunyi normal, dan pada saat auskultasi bunyi nafas vesikuler dan normal. Jadi
penulis menemukan persamaan dengan teori.
Pada pemeriksaan jantung secara teori pada saat inspeksi denyut ictus cordis
terlihat, pada saat palpasi denyut ictus cordis teraba pada ICS V, pada saat perkusi
suara pekak, dan pada saat auskultasi irama jantung teratur. Dan pada kasus Ny. E
ditemukan pada saat inspeksi denyut ictus cordis terlihat, pada saat palpasi denyut
iktus kordis teraba, pada saat perkusi bunyi pekak, dan pada saat auskultasi irama
jantung teratur tidak ada bunyi tambahan. Jadi, ditemukan adanya kesamaan antara
teori dengan kasus Ny. E.
e. Pemeriksaan fisik Abdomen
Pada teori dijelaskan bahwa pemeriksaan fisik pada abdomen yaitu biasanya
perut klien tidak buncit, bising usus normal, biasanya hepar tidak teraba, nyeri tekan
ada, dan pada saat diperkusi terdengar timpani. Sedangkan pada kasus Ny. E
didapatkan data bahwa tidak ada buncit pada perut, hepar tidak teraba, terdengar
bunyi timpani, tetapi tidak ada nyeri tekan baik pada hepar maupun pada abdomen.
Dan terdapat adanya kesamaan dengan teori.
f. Pemeriksaan fisik Ekstremitas
Pada teori dijelaskan bahwa pada pemeriksaan ekstremitas biasanya
ditemukan kekuatan otot lemah. Sedangkan pada kasus Ny. E ditemukan persamaan
yaitu Ny. E mengatakan badannya terasa lemah.
g. Pemeriksaan fisik integument
Pada teori dijelaskan bahwa pada pemeriksaan fisik integument biasanya
turgor kulit baik, dan suhu hangat. Pada kasus Ny. E pada pemeriksaan integuen
ditemukan turgor kulit baik, dan suhu hangat. Data ini sama dengan teori yang ada.

PEMBAHASAN KASUS KELUARGA


a. Tipe keluarga
Menurut teori tipe keluarga terdiri dari nuclear family (terdiri dari isteri,
suami, dan anak), the dyad family (terdiri dari suami dan isteri tanpa anak), keluarga
usila (terdiri dari suami dan isteri yang sudah tua dengan anak memisahkan diri), the
childless family (keluarga tanpa anak terlambat waktunya karena pendidikan), the
extenden family (keluarga terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama), the single
parent family (keluarga terdiri dari satu orang tua dengan anakk), dan blenden family
(duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan
sebelumnya.
Dan pada kasus Ny. E tipe keluarga Ny. E adalah tipe keluarga usila, Ny. E
hanya tinggal bersama suaminya yaitu Tn. A karena anak-anaknya sudah menikah dan
tinggal dirumah mereka masing-masing.
b. Suku bangsa
Menurut teori bangsa memiliki suku yang bermacam-macam. Contohnya yitu
suku minang : melayu, chaniago, guci, dll.
Dan pada kasus Ny. E merupakan keluarga dengan suku minang dimana
kehidupan sehari-hari keluarga Ny. E berjalan dengan adat istiadat minang dimana
Ny. E bersuku Melayu. Kebiasaan keluarga Ny. E sering makan makanan yang
berminyak dan berlemak, sehingga berisiko mengalami hipertensi.
c. Agama
Menurut teori bangsa memiliki agama-agam yang beraneka ragam, contohnya
agama islam, agama Kristen protestan, agama Kristen khatolik, agama hindu, dan
agama budha. Pada kasus Ny. E menganut agama islam dimana anggota keluarga taat
beribadah sesuai dengan ajaran agama islam.
d. Status sosial ekonomi
Menurut teori kedudukan seseorang atau posisi seseorang dalam kelompok
masyarakat ditentukan oleh bagaimana mereka berinteraksi dan ekonomi.
Pada kasus keluarga Ny. E barada ditingkat status social ekonomi rendah
dimana bisa terpenuhi kebutuhan primer, sekunder, penghasilan perbulan 1 juta/
bulan. Tetapi keluarga Tn. A jika untuk pengobatan, keluarga memiliki Kartu
Indonesia Sehat yang bisa digunakan.
e. Aktivitas rekreasi
Keluarga Tn. A kegiatan untuk rekreasi biasanya sesekali pergi ke rumah
anak-anaknya untuk berkunjung, dan menonton tv di rumah dan bercengkrama
bersama.
f. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Menurut teori tahap perkembangan keluarga terdiri dari tahap pasangan baru,
keluarga dengan kelahiran anak pertama, keluarga dengan anak pra sekeloh, keluarga
dengan anak sekolah, keluarga dengan anak remaja, keluarga dengan anak dewasa,
keluarga dengan anak usia pertengahan, dan usia lanjut. Pada kasus keluarga Tn. A
berada pada tahap perkembangan keluarga nidde age / usia pertengahan.
g. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menurut teori tugas perkembangan keluarga terdiri dari tugas perkembangan
pasangan baru, keluarga dengan tugas perkembangan kelahiran anak pertama,
keluarga dengan tugas perkembangan anak pra sekolah, keluarga dengan tugas
perkembangan anak sekolah, keluarga dengan tugas perkembangan anak remaja,
keluarga dengan tugas perkembangan anak dewasa, keluarga dengan tugas
perkembangan usia pertengahan, dan tugas perkembangan usia lanjut, dan semuanya
harus terpenuhi.
Pada kasus keluarga Tn. A, tidak ada tugas perkembangan yang belum
terpenuhi.
h. Riwayat keluarga inti
Menurut teori riwayat keluarga inti terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Pada kasus
keluarga Tn. A, Tn. A tidak memiliki riwayat penyakit keturunan dan tidak pernah
mengalami penyakit yang serius yang mengharuskannya untuk dirawat di rumah
sakit. Pada Ny. E, Ny. E mengalami hipertensi dari 3 tahun yang lalu. Anak-anak Tn.
A dan Ny. E untuk sekarang belum ada yang mengalami hipertensi atau penyakit yang
serius atau berat lainnya.
i. Riwayat keluarga sebelumnya
Menurut teori riwayat keluarga sebelumnya yang mempunyai suatu penyakit
akan dapat diturunkan ke generasi berikutnya. Pada kasus keluarga Tn. A, pada
pengkajian terdapt data bahwa Ny. E isterinya Tn. A memiliki riwayat penyakit
hipertensi dari kedua orangtuanya. Sedangkan Tn. A tidak memiliki riwayat penyakit
keturunan.
j. Karakteristik rumah
Menurut teori, karakteristik rumah yang baik yaitu memiliki sirkulasi udara,
memiliki system sanitasi yang baik, memiliki system pencahayaan ruangan yang baik.
Pada kasus rumah keluarga Tn. A memiliki luas 100 m2 , tipe rumahnya
semi permanen yang terdiri atas ruang tamu yang juga dijadikan ruang keluarga,
dapur, dua kamar tidur, satu kamar mandi, ada ruang lepas. Jarak septic tank dengan
sumur sekitar 10 m. sumber air minum berasal dari air sumur. Rumah dan lingkungan
keluarga Tn. A sehat dan bersih. Perasaan keluarga Tn. A tentang rumahnya sangat
senang dan nyaman.
k. Pola komunikasi keluarga
Menurut teori pola komunikasi keluarga terdiri dari pola komunikasi satu arah
yang mana penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan baik, menggunakan
media maupun tanpa media, tanpa adanya umpan balik, pola komunikasi dua arah
yaitu penyampaian pesan dari komunikator ke komunikan baik, menggunakan media
maupun tanpa media, adanya umpan balik dan saling tukar fungsi, pola komunikasi
multi arah yang mana komunikasi terjadi dalam satu kelompok yaitu penyampaian
pesan dari komunikator ke komunikan baik dan saling bertukar pikiran.
Pada kasus keluarga Tn. A menggunakan pola komunikasi dua arah, efektif,
dan saling memuaskan tidak bertahan pada pendapatnya sendiri, dan jika ada suatu
masalah diselesaikan secara bersama.
l. Struktur kekuatan keluarga
Menurut teori kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku kea rah yang lebih
positif, seperti pengambilan keputusan yang consensus, tawar menawar atau
akomodasi, kompromi, dan paksaan.
Pada kasus keluarga Tn. A saat ada masalah maka pengambilan keputusan
yang dilakukan keluarga Tn. A yaitu dengan pengambilan keputusan consensus
dengan cara musyawarah.
m. Struktur peran
Menurut teori, struktur peran ayah yaitu pencari nafkah, pelindung dan
pemberi rasa aman. Peran ibu mengurus rumah tangga, pengasuh, pendidik anak-
anaknya, pelindung sebagai salah satu nggota keluarga. Peran anak yaitu
melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangan baik fisik,
mental, social, maupun spiritual.
Peran anggota keluarga Tn. A berjalan sesuai dengan perannya. Dimana Tn. A
menjadi kepala keluarga atau ayah yang mencari nafkah, dan memberi perlindungan
bagi anggota keluarganya. Ny. E berperan sebagai isteri, mengurus rumah tangga
meskipun sesekali ikut membantu Tn. A untuk mencari nafkah sebagai buruh cuci,
dan merawat serta mendidik anak-anaknya hingga besar. Dan anak-anak Tn. A
menjalanka perannya sesuai dengan tahap perkembangannya masing-masing dan juga
telah bisa membantu memberi sedikit uang untuk pemenuhan kebutuhan kedua
orangtuanya.
n. Nilai dan norma keluarga
Nilai adalah sutau pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma
dan peraturan. Sedangkan norma adalah pola perilaku yang baik menurut masyarakat
berdasarkan system nilai dalam keluarga dan masyarakat.
Pada keluarga Tn. A memiliki nilai dan norma yang kurang dengan kesehatan
dimana keluarga Tn. A tidak mengurangi makanan yang dapat meningkatkan resiko
terjadinya hipertensi dan kolesterol. Sejauh ini tidak ada perilaku keluarga Tn. A yang
bertentangan dengan masyarakat.
o. Fungsi afektif
Menurut teori fungsi afektif memberikan kenyamanan emosional anggota,
membantu anggota dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi
stress.
Pada kasus keluarga Tn. A, keluarga Tn. A merasa senang dengan keluarganya
dan puas dengan keluarganya. Serta pada keluarga ini saling memiliki kasih sayaang
antara satu sama lain.
p. Fungsi sosialisasi
Dalam membesarkan anak Tn. A bersama-sama melakukannya dengan
isterinya yaitu Ny. E. Namun yang lebih sering bertanggung jawab dalam mengasuh
anaknya adalah Ny. E di rumah. Tidak ada budaya yang mempengaruhi pola
pengasuhan. Masalah yang dialami Ny. E dalam mengasuh anaknya adalah saat anak-
anak mereka bertengkar.
q. Fungsi reproduksi
Menurut teori, keluarga melahirkan anak, menumbuh kembangkan anak, dan
meneruskan keturunan. Keluarga Tn. A memiliki anak sebanyak 3 orang dan mimiliki
cucu 2 orang. Serta keluarga Tn. A ikut dalam program KB.
r. Fungsi ekonomi
Menurut teori, fungsi ekonomi keluarga memberikan financial untuk anggota
keluarganya dan kepentingan di masyarakat. Pada kasus kemampuan keluarga Tn. A
sangat bagus untuk emmenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Serta Tn. A
dan Ny. E suka menabung walaupun itu sedikit. Keluarga Tn. A sudah mampu untuk
memanfaatkan fasilitas kesehatan. Dimana apabila ada salah satu anggota keluarga
yang sakit akan segera dibawa untuk berobat ke puskesmas terdekat.

2) DIAGNOSA KEPERAWATAN

Pada tinjauan teori diagnose keperawatan yang mungkin muncul pada pasien
dengan hipertensi, yaitu :
1. Penurunan curah jantung b.d perubahan frekuensi jantung
2. Nyeri akut b.d agen cdera : biologis (penyakit)
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen, kelemahan umum
4. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d hipertensi
5. Resiko cidera b.d factor resiko eksternal (fisik)

Sedangkan diagnose keperawatan yang diangkat pada kasus keluarga Tn A


yaitu ada dua buah :
a. Nyeri akut pada Ny. E
Dari diagnose tersebut ada kesamaan dengan teori dan merupakan
diagnose perioritas atau utama. Karena terdapat data-data yang
menunjang diagnose tersebut yaitu : terjadinya nyeri pada kepala dan
kepala terasa pusing serta berat pada tengkuk. Skala nyeri yang
dirasakan Ny. E adalah 4, dan Ny. E juga mengalami masalah dalam
pola tidurnya akibat dari nyeri dan hiepertensi tersebut.
Oleh karena itu penderita akan mengalami iskemia atau berkurangnya
aliran darah ke otot jantung maupun ke anggota tubuh lainnya.
Diagnose ini diangkat karena sesuai dengan data yang ditemukan yaitu :
TD : 150/100 mmHg, suhu 37 C, nadi 95x/ menit, pernafasan
28x/menit.
b. Resiko intoleransi aktivitas pada Ny. E
Terjadinya resiko intoleransi aktivitas pada Ny. E karena Ny. E
mengatakan bahwa badannya terasa lemah, cepat lelah, detak jantung
Ny. E terasa cukup kuat dan cepat, dan jika tekanan darahnya tinggi
maka Ny. E biasanya hanya bisa istirahat dan tidur. Konjungtiva Ny. E
juga terlihat anemis.

Pada kasus Ny. E terdapat 3 diagnosa pada teori yang muncul pada pasien hipertensi
tetapi tidak muncul pada kasus Ny. E, yaitu :
1. Penurunan curah jantung b.d perubahan frekuensi jantung
Diagnosa ini tidak ditegakkan oleh kelompok 4 karena pada saat
dilakukan pengkajian pada NY. E, Ny. E tidak berkeringat secra
berlebihan, Ny. E juga tidak mengalami dispnea dan penurunan nadi,
klien juga tidak mengalami perubahan warna kulit. Detak jantung klien
memang cukup kuat tetapi itu tidak begitu mempengaruhi untuk
ditegakkan diagnose penurunan curah jantung. Oleh karena itu tidak
ditemukan data yang mendukung untuk ditegakkan diagnose
keperawatan ini.
2. Gangguan perfusi jaringan b.d hipertensi
Diagnose ini tidak ditegakkan oleh kelompok 4 karena pada saat
dilakukan pengkajian pada Ny. E, Ny. E tidak mengalami bradikardi,
maupun takikardi, klien juga tidak mengalami pingsan atau kehilangan
kesadaran. Pada pasien tidak ditemukan data yang mendukung untuk
ditegakkan diagnose keperawatan ini.
3. Resiko cidera b.d factor resiko eksternal (fisik)
Diagnose ini tidak ditegakkan oleh kelompok 4 karena pada saat
dilakukan pengkajian pada Ny. E, Ny. E tidak mengalami masalah pada
matanya meskipun ada kekeruhan pada lensa mata tetapi itu tidak parah
atau tidak mengganggu penglihatan Pada Ny. E. masih dapat melihat
dengan baik. pada pasien tidak ditemukan data yang mendukung untuk
ditegakkan diagnose ini.

3) INTERVENSI KEPERAWATAN

Intervensi keperawatan merupakan landasan bagi perawat untuk melakukan


implementasi keperawatan kepada klien. Sehingga dengan tersusunnya intervensi
keperawatan dengan baik, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang
maksimal pada klien dengan penyakit tertentu.

Pada teori yang dibahas pada BAB III ini telah ditulis intervensi keperawatan
pada masing-masing diagnose keperawatan yang muncul pada klien dengan
hipertensi, dan ada dua diagnose yang penulis tegakkan untuk kasus Ny. E yaitu itu :

1. Nyeri akut pada Ny. E


Untuk diagnose keperawatan diatas kelompok 4 telah melakukan rencana
tindakan yang telah disusun sebelumnya. Sehingga didalam penerapan
rencana tindakan yang berlandaskan pada intervensi keperawatan dapat
dilakukan.
2. Resiko intoleransi aktivitas pada Ny. E
Untuk diagnose keperawatan diatas kelompok 4 telah melakukan rencana
tindakan yang telah disusun sebelumnya. Sehingga didalam penerapan
rencana tindakan yang berlandaskan pada intervensi keperawatan yang
dilakukan.

4) IMPLEMENTASI

Dalam melaksanakan tindakan pada klien dengan hipertensi, penulis tidak ada
mengalami hambatan atau kesulitan dalam hal pelaksanaannya. Tetapi karena adanya
keterbatasan waktu maka kelompok 4 hanya bisa menyesuaikan pelaksanaan tindakan
keperawatan sesuai dengann kondisi dan keadaan klien serta keluarganya.

1. Nyeri akut pada Ny. E


Untuk diagnose keperawatan diatas kelompok 4 telah melakukan rencana
tindakan yang telah disusun sebelumnya. Sehingga didalam penerapan
implementasi yang berlandaskan pada intervensi keperawatan dapat
dilakukan.
2. Resiko intoleransi aktivitas pada Ny. E
Untuk diagnose keperawatan diatas kelompok 4 telah melakukan rencana
tindakan yang telah disusun sebelumnya. Sehingga didalam penerapan
implementasi yang berlandaskan pada intervensi keperawatan dapat
dilakukan.

5) EVALUASI

Berdasarkan pada penilaian yang dilakukan pada dasarnya semua tujuan dapat
tercapai. Hal ini didukung dengan adanya kerja sama kelompok 4 dengan keluarga.
Serta adanya partisipasi keluarga yang cukup besar dalam pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan. Keberhasilan pencapaian tujuan ini tidak lepas dari peralatan yang
cukup baik untuk menunjang pelaksanaan rencana tindakan keperawatan.

a. Nyeri akut pada Ny. E


Untuk diagnose keperawatan diatas kelompok 4 telah melakukan rencana
tindakan keperawatan yang telah disusun disusun sebelumnya selama 5
hari yaitu mulai dari hari Rabu 30 November 2016 sampai dengan hari
minggu 4 Desember 2016 intervensi yang dilakukan teratasi sebagian.
Dari catatan perkembangan yang didapatkan terjadinya perkembangan
yang baik pada Ny. E, yaitu nyeri pada kepala dan berat pada tengkuk
sudah mulai berkurang yang ditandai dengan klien tidak tampak meringis,
klien tidak tampak memegang tengkuknya. Tanda-tanda vital dalam batas
normal yaitu TD : 140/90 mmHg, suhu 36,5 C, pernafasan 22x/menit,
dan nadi 80x/menit.
b. Resiko intoleransi aktivitas
Untuk diagnose keperawatan diatas kelompok 4 telah melakukan rencana
tindakan keperawatan yang telah disusun sebelumnya selama 5 hari yaitu
mulai dari hari Rabu 30 November 2016 sampai dengan hari minggu 4
Desember 2016 intervensi yang dilakukan teratasi. Dari catatan
perkembangan didapatkan bahwa Ny. E sudah merasa tidak lelah lagi,
detak jantung normal, dan konjungtiva tidak anemis, dan pola makan
klien normal.

PEMBAHASAN STRUKTUR ORGANISASI KASUS HIPERTENSI


a. Ketua
Nama : Putri Lidia Siska
Uraian tugas :
1. Mengkoordinasikan semua kegiatan pengelolaan perawatan dirumah
2. Melakukan perlakuan yang baik terhadap pelaksanaan pelayanan dank lien
3. Meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan pelaksanaan
pelayanan
4. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan terhadap kinerja
pelayanan
5. Menyusun laporan pelaksanaan home care secara berkesinambungan

Dalam melaksanakan praktik home care ketua sudah melaksanakan tugas dari
point satu sampai lima dengan baik, tanpa kendala atau masalah dilapangan.

b. Penanggung jawab
Nama : Nofvilsa Efrida, Regina
Uraian tugas :
1. Bertanggung jawab atas segala bentuk pelayanan home care
2. Menerima konsultasi dari pelaksanaan home care
3. Mengetahui segala bentuk perawatan bagi klien

Dalam melaksanakan praktik home care, penanggung jawab sudah


melaksanakan tugas dari point 1 sampai 3 dengan baik, tanpa kendala atau
masalah dilapangan.
c. Sekretaris
Nama : Nova Susilawati
Uraian tugas :
1. Melaksanakan kegiatan pencatatan setiap kegiatan home care dirumah
untuk didokumentasikan

Dalam melaksanakan praktik home care, sekretaris sudah melaksanakan tugas


dengan baik, tanpa kendala dalam tim.

d. Bendahara
Nama : Rahmi Putri Roza
Uraian tugas :
1. Mencatat pemasukan dan pengeluaran pelayanan home care

Dalam melaksanakan praktik home care, bendahara sudah melaksanakan tugas


dengan baik, tanpa kendala dalam tim.

e. Koordinator kasus
Nama : Novela
Uraian tugas :
1. Mengkoordinasikan semua kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh
pelaksanaan pelayanan
2. Melakukan perlakuan yang baik terhadap pelaksanaan keperawatan dan
klien dirumah
3. Mengingatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan pelaksanaan
keperawatan
4. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan kepada pelaksana
keperawatan
5. Menyusun laporan kegiatan pelayanan sesuai bidang tugasnya

Dalam melaksanakan praktik home care, coordinator kasus sudah


melaksanakan tugas dari point 3 sampai 5 dengan baik tanpa kendala atau
masalah dilapangan, sedangkan pada point 1 dan 2 koordinator kasus
mengalami kendala atau masalah yaitu dalam penemuan kasus dan manajemen
waktu pelaksanaan home care dan perlakuan saat melakukan praktik home care
dengan baik tidak bisa dijalankan, karena coordinator kasus kurang bisa
menjalankan komunikasi yang baik.

f. Perawat pelaksana
Nama : Rahmad Ilahi, Puja Lorenza, Pratiwi Gusti Khairani
Uraian tugas :
1. Melaksanakan pengkajian dan menentukan dignose keperawatan
2. Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan diagnose keperawatan
3. Melaksanakan intervensi/tindakan keperawatan sesuai rencana yang
ditentukan
4. Mengevaluasi kegiatan/tindakan yang diberikan dengan berpedoman pada
rempra
5. Membuat dokumentasi tertulis pada rekam keperawatan setiap selesai
melaksanakan tugas

Dalam melaksanakan praktik home care perawat pelaksana sudah


melaksanakan tugas dari nomor 2 dan 5 dengan baik tetapi untuk menegakkan
diagnose terhadap klien perawat pelaksana mendapatkan kendala, karena data-
data yang kurang mendukung

g. Coordinator administrasi
Nama : Resi Irna Sari, Otri Fadli
Uraian tugas :
1. Mengkoordinasikan administrasi dan keuangan

Dalam melaksanakan praktik home care coordinator administrasi belum


mampu melaksanakan tugas dengan baik, karena masih ada anggota kelompok
yang tidak ikut berpartisipasi dalm menjalankan kas kelompok.

Struktur kasus yang tidak tercapai yaitu :

a. Konsulen
Karena dalam melaksanakan home care tim bekerja sebagai mahasiswa praktik
bukan sebagai pelaksana home care yang memiliki klinik home care secara resmi.

Anda mungkin juga menyukai