b. Etiologi
Penyebab atau etiologi retardasi mental terdiri atas beberapa kelompok, yaitu :
1. Penyebab Organik, antara lain :
- Faktor prenatal, terdiri dari :
Penyakit kromosom ( Trisomi 21 ( Sindrom Down)
Sindrom Fragile X
Gangguan Sindrom ( distrofi otot Duchene, neurofibromatosis ( tipe 1)
Gangguan metabolisme sejak lahir ( Fenilketonuria )
- Faktor Perinatal, terdiri dari :
Abrupsio plasenta
Diabetes maternal
Kelahiran premature
Kondisi neonatal termasuk meningitis dan perdarahan intracranial
- Faktor Pasca natal, terdiri dari :
Cedera kepala
Infeksi
Gangguan degenerative
c. Klasifikasi
Klasifikasi Retardasi mental menurut DSM-IV-TR yaitu :
1. Retardasi mental berat sekali IQ dibawah 20 atau 25. Sekitar 1 sampai 2 % dari
orang yang terkena Retardasii mental.
2. Retardasi mental berat IQ sekitar 20-25 sampai 35-40. Sebanyak 4 % dari orang
yang terkena Retardasi mental.
3. Retardasi mental sedang IQ sekitar 35-40 sampai 50-55. Sekitar 10 % dari orang
yang terkena Retardasi mental.
4. Retardasi mental ringan IQ sekitar 50-55 sampai 70. Sekitar 85 % dari orang yang
terkena Retardasi mental. Pada umunya anak-anak dengan Retardasi mental
ringan tidak dikenali sampai anak tersebut menginjak tingkat pertama atau kedua
disekolah.
d. Patofisiologi
Retardasi mental merujuk pada keterbatasan nyata fungsi hidup sehari-hari.
Retardasi mental ini termasuk kelemahan atau ketidakmampuan kognitif yang muncul
pada masa kanak-kanak ( sebelum usia 18 tahun ) yang ditandai dengan fungsi
kecerdasan di bawah normal ( IQ 70 sampai 75 atau kurang ) dan disertai
keterbatasan-keterbatasan lain pada sedikitnya dua area fungsi adaftif : berbicara dan
berbahasa , kemampuan/ketrampilan merawat diri, kerumahtanggaan, ketrampilan
sosial, penggunaan sarana-sarana komunitas, pengarahan diri , kesehatan dan
keamanan , akademik fungsional, bersantai dan bekerja.
Penyebab retardasi mental bisa digolongkan kedalam prenatal, perinatal dan
pasca natal. Diagnosis retardasi mental ditetapkan secara dini pada masa kanak-kanak.
Infeksi pada kandungan Gangguan metabolism Bayi premature Intolsinasi Depresi Berat Penyakit otak
anak usia <6 tahun nyata
Lahir <38 Obat yang Tekanan batin
Perkembangan otak janin Suplai nutrisi ke Penyakit bawaan
minggu/ < 2500 dikonsumsi ibu pada anak
terganggu tubuh berkurang sejak lahir
gram disalurkan ke janin usia <6 tahun
Pembentukan
otak belum Janin keracunan
Otak kekurangan Kelainan pada
suplai nutrisi sempurna kromosom, kelainan
Racun masuk ke genetic dan kelainan
Perkembangan otak anak terganggu jaringan otak metabolic yang
diturunkan
RETARDASI
MENTAL
Ketidakmampuan
kognitif (IQ <70-75)
f. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan kromosom
Pemeriksaan urin, serum atau titer virus
Test diagnostik spt : EEG, CT Scan untuk identifikasi abnormalitas perkembangan
jaringan otak, injury jaringan otak atau trauma yang mengakibatkan perubahan.
g. Penatalaksanaan Medis
Berikut ini adalah obat-obat yang dapat digunakan :
Obat-obat psikotropika ( tioridazin,Mellaril untuk remaja dengan perilaku yang
membahayakan diri sendiri.
Psikostimulan untuk remaja yang menunjukkan tanda-tanda gangguan
konsentrasi/gangguan hyperaktif.
Antidepresan ( imipramin (Tofranil).
Karbamazepin ( tegrevetol) dan propanolol ( Inderal ).
h. Pencegahan
1. Pencegahan primer dapat dilakukan dengan pendidikan kesehatan pada
masyarakat, perbaikan keadaan-sosio ekonomi, konseling genetik dan tindakan
kedokteran (umpamanya perawatan prenatal yang baik, pertolongan persalinan
yang baik, kehamilan pada wanita adolesen dan diatas 40 tahun dikurangi dan
pencegahan peradangan otak pada anak-anak).
2. Pencegahan sekunder meliputi diagnosa dan pengobatan dini peradangan otak,
perdarahan subdural, kraniostenosis (sutura tengkorak menutup terlalu cepat,
dapat dibuka dengan kraniotomi; pada mikrosefali yang kogenital, operasi tidak
menolong).
3. Pencegahan tersier merupakan pendidikan penderita atau latihan khusus sebaiknya
disekolah luar biasa. Dapat diberi neuroleptika kepada yang gelisah, hiperaktif
atau dektrukstif.
Latihan dan Pendidikan. Pendidikan anak dengan Retardasi mental secara umum
ialah:
A. PENGKAJIAN
1. PENGKAJIAN KELUARGA
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. N
b. Umur : 68 Tahun
c. Jenis Kelamin : Laski-laki
d. Agama : Islam
e. Status Perkawinan : Kawin
f. Pendidikan Terakhir : SD
g. Pekerjaan : wiraswasta
h. Alamat : Jl. Anggrek NO.44
i. Komposisi keluarga:
Nama JK Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan Imunisasi
dengan KK Terakhir
Genogram:
Keterangan :
: Laki-laki : Pasien
: Meninggal
Deskripsi Keluarga :
Tn. N memiliki 2 orang anak yaitu Tn.A, dan Ny.R. Tetapi anak perempuan Tn. N sudah
berkeluarga sehingga Tn. A hanya tinggal bersama anak laki-lakinya yaitu Tn.A.sedangkan
istri T.N sudah meninggal. Tn.A. berusia 38 tahun. Tn.A mengalami retardasi mental sejak
masih kecil, yaitu ketika terkena penyakit step.
j. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn.N yaitu The single-parent family. Dimana terdiri dari Tn.N
sebagai ayah dari Tn.A istri Tn.N telah meninggal dunia
k. Suku Bangsa
Keluarga Tn. N merupakan keluarga dengan suku minang. Dimana kehidupan
sehari-hari keluarga Tn. N berjalan dengan adat istiadat minang. Tn.N dan anak
nya suka memmakan makanan yang bersantan dan sayur-sayuran hijau.
l. Agama
Keluarga Tn.N menganut agama islam taat beribadah sesuai dengan ajaran
agama islam.
m. Status Sosial Ekonomi
Keluarga Tn. N berada ditingkat status social ekonomi yang menengah dimana
bisa terpenuhi kebutuhan primer, sekunder + tabungan, dimana penghasilan
perbulan sekitar 2 juta/ bulan. Di dalam keluarga Tn. N yang bekerja adalah Tn.
N, tetapi Tn.A tidak bekerja.
n. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga Tn. N melakukan reakreasi dilakukan dengan menonton Tv di
rumah, dan duduk santai serta bercengkrama bersama, dan Tn.A terkadang hanya
sering bermain di lingkungan depan rumah.
3. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
a. Karakteristik Rumah
Rumah Tn.N permanen dan halamannya tidak luas. Rumah tersebut terdiri dari
1 ruang tamu, 1 ruang makan, 1 dapur, 1 kamar mandi dan 1 wc, 2 kamar tidur,
sumber air dari sumur, wc berada didalam rumah, septicteng ada, sanitasi ruangan
tiap-tiap ruangan baik, ada fentilasi di setiap ruangan serta tempat pembuangan
sampah berada di samping rumah.
Denah rumah:
WC DAPUR
KAMAR
RUANG TAMU TIDUR
KAMAR
TIDUR
4. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola Komunikasi Keluarga
Komunikasi antara Tn.N dan Tn.A dapat dimengerti oleh Tn. A. Seperti akan
halnya dalam kebutuhan sehari-hari Tn.A.
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Tn.N sebagai seorang ayah dan pencari nafkah juga mengatur pendapatan
keluarganya. Keputusannya segera karena dia hanya bersama Tn.A yang
tinggal dirumah itu.
c. Struktur Peran
Peran anggota keluarga Tn. N berjalan sesuai dengan perannya, dimana Tn. N
sebagai kepala keluarga dan mencari nafkah serta sebagai ayah untuk anaknya.
d. Nilai dan Norma Keluarga
Keluarga Tn.N juga memiliki nilai dan norma dalam membina keluarga seperti
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Jika ada sakit langsung di bawa
ke pelayanan kesehatan dan juga menggunakan beberapa pengobatan
tradisional.
5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi Afektif
Pada keluarga Tn. N, keluarga Tn. N mengatakan merasa senang dengan
rumah tangganya. Serta keluarga Tn. N mengatakan bahwa mereka saling
memiliki kasih sayang antara satu sama lain. Walau terkadang Tn.N sering
teringat dengan almarhum istri nya, tetapi Tn.N tidak terlalu memikirkannya karna
yang terpenting sekarang adalah merawat Tn.A.
b. Fungsi Sosialisasi
Dalam membesarkan anak, Tn. N mengatakan bahwa ia selalu sabar dan
dibantu juga oleh keluarga besar dari kedua belah pihak, baik dari Tn. N maupun
Ny. G. Namun yang lebih sering bertanggung jawab dalam mengasuh anak adalah
Tn.N karena istri Tn.N sudah meninggal. Dalam bersosialisasi Tn. N mengatakan
memang Tn. A mengalami masalah, karena biasanya saat berkomunikasi hanya
Tn. N yang mengerti dengan apa yang diucapkan oleh Tn. A.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
1. Mengenal masalah kesehatan
Menurut Tn.N sehat adalah apabila keluarga masih dapat melakukan
aktivitasnya dengan baik tanpa adanya gangguan. Sedang sakit menurut Tn.N
adalah keadaan di mana seluruh aktivitas terhenti dan tidak dapat melakukan
apa-apa, ketika Tn.A sakit, perhatian terfokus kepada Tn.
2. Memutuskan untuk merawat
Tn.N mau merawat khususnya ketika Tn.A sakit, seperti demam atau flu, dan
membawa Tn.A ke puskesmas atau bidan terdekat. Tetapi kalau untuk
penyakit retardasi mental yang dialami Tn. A, Tn. N pasrah karena penyakit
tersebut tidak bisa disembuhkan dengan total.
3. Mampu merawat
Jika ada anggota keluarga Tn. N yang sakit, keluarga dapat mengatasinya
dengan memberi obat tradisional, apabila tidak sembuh dapat dibawa ke
Puskemas.
4. Modifikasi lingkungan
Keluarga Tn. N mengetahui arti penting dari kesehatan lingkungan terutama
lingkungan tempat tinggal, Tn.N sering membersihkan lingkungan sekitar
tempat tinggalnya, serta keluarga memiliki sanitasi cukup baik di rumah.
5. Memanfaatkan pelayanan kesehatan
Keluarga Tn.N mengetahui adanya fasilitas kesehatan dilingkungan tempat
tinggal tetapi kurang memahami bagaimana memanfaatkan fasilitas tersebut.
Hal ini dibuktikan oleh jarangnya Tn. N memeriksa kesehatan bersama dengan
Tn. A.
d. Fungsi Reproduksi
Tn. N mengatakan jumlah anaknya adalah 2 orang.
e. Fungsi Ekonomi
Tn. N mengatakan bahwa dengan hasil pencahariannya cukup untuk memenuhi
kebutuhan sandang, pangan, dan papan, hal ini juga didukung karena di rumah
Tn. N hanya tinggal bersama Tn.A. Keluarga Tn. N sudah mampu untuk
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang didukung oleh adanya jaminan kesehatan
(JAMKESMAS) yang dimiliki oleh Tn. N dan Tn. A, jika dibutuhkan sewaktu-
waktu.
7. PEMERIKSAAN FISIK
No. Pemeriksaan Fisik Tn. N Tn.A
2. Kepala I: I:
Rambut : Rambut :
Rambut sudah beruban, Rambut bersih, tidak ada
pendek, tidak ada ketombe ketombe dan tidak ada yang
dan rambut tidak rontok rontok
Mata : Mata :
Mata simetris kiri dan kanan, Mata simetris kiri dan kanan,
tidak ada edema pada tidak ada edema pada
palpebra, konjungtiva anemis, palpebra, konjungtiva anemis,
sclera tidak ikterik, dan sclera tidak ikterik, dan
terlihat ada kekeruhan pada terlihat ada kekeruhan pada
lensa mata, pupil isokor lensa mata, pupil isokor
Hidung : Hidung :
Septum berada di tengah, Septum nasi berada ditengah,
tidak ada polip, dan tidak ada tidak ada polip dan secret
secret
Bibir : Bibir :
Mukosa bibir terlihat lembab, Mukosa bibir lembab
tetapi pada bagian bibir
terlihat agak kehitaman akibat
dari merokok
4. Thorak/ dada I: I:
Dada simetris kiri dan kanan, Dada simetris kiri dan kanan,
tidak ada menggunakan otot tidak ada menggunakan otot
bantu pernafasan bantu pernafasan
P: P:
Fremitus kiri dan kanan sama Fremitus kiri dan kanan sama
P: P:
Normal (suara sonor) Normal (suara sonor)
A: A:
Suara nafas vesikuler, tidak Suara nafas vesikuler, tidak
ada suara nafas tambahan ada suara nafas tambahan
5. Jantung I: I:
Iktus cordis tidak tampak Iktus cordis tampak
P: P:
Iktus kordis teraba Iktus kordis teraba
P: P:
Terdengar bunyi pekak Terdengar bunyi pekak
A: A:
Irama regular Irama regular
6. Abdomen I: I:
Perut tidak asites Perut tidak asites
A: A:
Bising usus normal Bising usus normal
P: P:
Tidak ada pembesaran hepar Tidak ada pembesaran hepar
dan tidak ada pembesaran lien dan tidak ada pembesaran lien
P: P:
Terdapat bunyi timpani Terdapat bunyi timpani
8. System integumen Kulit berwarna sao matang, Kulit berwarna sao matang,
tidak ada luka atau lesi, dan tidak ada luka atau lesi, dan
tidak ada luka bekas operasi tidak ada luka bekas operasi
8. HARAPAN KELUARGA
Harapan keluarga terhadap masalah kesehatan yang di hadapi dapat teratasi dengan
baik tanpa ada gangguan kesehatan. Tn. N berharap anaknya bisa sembuh. Harapan
keluarga terhadap kunjungan perawat adalah perawat keluarga dapat memberikan
solusi yang tepat terdapa masalah kesehatan yang di hadapi dan keluarga berharap
juga dengan adanya kunjungan perawat kerumah akan menambah pengetahuan
keluarga sehingga derajat kesehatan keluarga dapat meningkat.
Analisa Data
Data Problem
DS : Hambatan komunikasi
- Tn.N mengatakan Tn.A kesulitan untuk Verbal
berkomunikasi dengan orang lain
- Tn. N mengatakan bahwa hanya Tn. N
yang mengerti apa yang diucapkan oleh
Tn. A
- Tn. N mengatakan Tn. A sulit untuk
bersosialisasi
DO :
- Tn.A terlihat kesulitan dalam berbicara
- Tn. A terlihat mengucapkan kata-kata
yang tidak jelas
DS : Resiko Cidera
- Tn.N mengatakan bahwa Tn. A sering
mengalami ganggun keseimbangan saat
berjalan dan Tn. A terkadang hiperaktif
- Tn. N mengatakan bahwa Tn. A juga
sering jatuh saat melakukan aktivitas
sehari-hari
DO :
- Mata Tn. A terlihat nistagmus
- Terlihat bekas luka jatuh pada kaki Tn.
A
DIAGNOSA KEPERAWATN
SKOR 3,5
:
INTERVENSI KEPERAWATAN
Hambatan komunikasi 4 desember 2016 Keluarga mampu memutuskan untuk merawat S : Tn. N mengatakan retardasi
verbal pada Tn. A pasien yang mengalami retardasi mental mental dapat menyebabkan
a. Menggali pengetahuan pasien dan anaknya bingung
keluarga akibat lanjut dari retardasi O : Tn. N terlihat berpartisipasi
mental aktif
b. Memberi reinforcement positif A : Masalah teratasi sebagian
j. Menjelaskan akibat lanjut retardasi P : Intervensi dilanjutkan
mental
c. Memberi kesempatan pada klien dan
keluarga utuk bertanya
d. Menjawab pertanyaan jika ada
e. Meminta pasien dan keluarga
mengulang kembali
f. Memberi reinforcement positif
Hambatan komunikasi 5 desember 2016 Keluarga mampu merawat anggota keluarga S : Tn. N mengatakan anaknya
verbal pada Tn. A yang sakit dengan hipertensi : tidak perlu dirawat, hanya perlu
a. Menggali pengetahuan pasien dan pengawasan yang tepat karena
keluarga tentang cara merawat pasien Tn. N mengatakan bahwa
yang sakit dengan masalah retardasi penyakit yang dialami anaknya
mental tidak dapat disembuhkan
b. Memberi reinforcement positi O:
c. Menjelaskan cara merawat anggota - Tn. N dan keluarga
keluarga yang sakit terlihat puas.
Terapi Validasi : - Tn. N dan keluarga
- Mengidentifikasi diri sendiri dapat menyebutkan
- Mengidentifikasi orang-orang yang kembali cara merawat
signifikan Tn. A yang mengalami
- Mengidentifikasi tempat saat ini retardasi mental
- Mengidentifikasi hari dengan benar A : Masalah teratasi sebagian
- Mengidentifikasi bulan dengan benar P : Intervensi dilanjutkan
d. Memberi kesempatan pada klien dan
keluarga untuk bertanya
e. Menjawab pertanyaan jika ada
f. Meminta pasien dan keluarga
mengulang kembali
g. Memberi reinforcement positif
Hambatan komunikasi 6 desember 2016 Keluarga mampu memodifikasi lingkungan S : Tn. N mengatakan,
verbal pada Tn. A untuk pasien yang mengalami masalah lingkungan yang baik untuk
retardasi mental anaknya adalah lingkungan
a. Menggali pengetahuan pasien dan yang tidak tidak licin dan jauh
keluarga tentang lingkungan yang baik dari benda-benda tajam
untuk pasien retardasi mental O:
b. Memberi reinforcement positif - Tn. N dan keluarga
c. Menjelaskan lingkungan yang baik terlihat puas
untuk pasien - Tn. N dan keluarga
d. Edukasi pasien mengenai tindakan dapat menyebutkan
untuk mengontrol/meminimalkan kembali pelayanan
gejala, sesuai kebutuhan kesehatan yang ada atau
Perlindungan Lingkungan dapat dimanfaatkkan
Aktivitas: A : Masalah teratasi sebagian
a. Kaji lingkungan terkait adanya risiko P : Intervensi dilanjutkan
potensial dan aktual
b. Analisa tingkat resiko yang terkait
dengan lingkungan (misalnya,
kebutuhan hidup, pekerjaan, suasana
(lingkungan), air, perumahan,
makanan, limbah, radiasi, dan
kekerasan)
c. Memberi kesempatan pada klien dan
keluarga untuk bertanya
d. Menjawab pertanyaan jika ada
e. Meminta pasien dan keluarga
mengulang kembali
f. Memberi reinforcement positif
Hambatan komunikasi 7 Desember 2016 Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas S : keluarga jika ada masalah
verbal pada Tn. A pelayanan kesehatan yang ada yang terkait dengan anggota
a. Mengkaji pengetahuan pasien dan keluarga yang sakit maka akan
keluarga tentang fasilitas pelayanan membawanya ke puskemas
kesehatan yang dapat dimanfaatkan O : Tn. N dan keluarga terlihat
b. Memberikan reinforcement positif puas dan Tn. N dan keluarga
c. Menjelaskan tentang fasilitas dapat menyebutkan kembali
pelayanan kesehatan yang dapat fasilitas pelayanan kesehatan
digunakan yang dapat dimanfaatkan
- Rujuk pasien kepada kelompok A : masalah teratasi
pendukung agen tanda dan gejala yang P : intervensi dihentikan
harus dilaporkan kepada petugas
kesehatan, sesuai kebutuhan
- Berikan nomor telepon yang dapat
dihubungi jika terjadi komplikasi
- Perkuat informasi
d. Memberikan kesempatan kepada klien
dan keluarga untuk bertanya
e. Menjawab pertanyaan jika ada
f. Memotivasi keluarga untuk
mengulang kembali
g. Memberikan reinforcement positif
II. KASUS RETARDASI MENTAL
PEMBAHASAN KASUS KLIEN
Setelah kelompok melakukan asuhan keperawatan melalui pendekatakan
proses keperawatan home care yang meliputi : pengkajian, diagnose keperawatan,
perencanaan keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi maka pada
BAB ini kelompok 4 akan membandingkan antara tinjauan teoritis dengan
masalah-masalah yang didapat pada Tn. A dengan retardasi mental mulai dari
tanggal 1 Desember 2016 sampai dengan tanggal 6 Desember 2016 yang diuraikan
sebagai berikut :
1) PENGKAJIAN
a. Identitas klien
Identitas klien diperoleh dari pasien dan keluarga pasien yaitu anak pasien.
Kelompok menjalin hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga klien serta
mendapatkan respon yang baik dari komunikasi yang dilakukan, ini tidak terlepas dari
pendekatan yang dilakukan terlebih dahulu, dari rasa empati yang ditujukan atas
penyakit yang dialami oleh pasien. Berdasarkan atas pengkajian yang telah dilakukan
pada Tn. A diperoleh data sebagai berikut : Tn. A berjenis kelamin laki-laki, berusia
38 tahun. Menurut teori, pasien yang mengalami retardasi mental tidk ditentukan oleh
jenis kelamin dan hal lainnya. Tetapi retardasi mental ini bisa disebabkan oleh sejak
klien masih kecil dan hal ini sesua dengan kasus dimana menurut kasus Tn. A
mengalami retardasi mental ini dari kecil, tetapi keluarga memang kurang bisa
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan dengn tepat sehingga masalah yang
dialami Tn. A sampai saat ini dirasakan oleh keluarga.
b. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Berdasarkan teori yang telah dipelajari pada BAB III ini, dijelaskan pada klien
dengan retardasi mental mempunyai adanya riwayat keturunan. Teori ini tidak sesuai
dengan kasus yang penulis temukan pada kasus Tn. A yang mana Tn. A tidak
memiliki riwayat keturunan retardasi mental baik dari ibunya maupun ayahnya.
Menurut Tn. N ayah dari Tn. A mengatakan bahwa anaknya Tn. A tidak memiliki
riwayat keturunan, karena sakit yang dialami Tn. A sekarang disebabkan oleh demam
tinggi yang membuat Tn. A step dan mengalami masalah pada kognitifnya.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Pada riwayat kesehatan sekarang seperti teori yang dikemukakan oleh Anna ,
2012. Klien atau keluarga mengeluh gangguan kognitif, terhambatnya komunikasi
verbal, lingkar kepala diatas atu dibawah normal, mata nistagmus, kemungkinan
lambatnya pertumbuhan, kemungkinan tonus otot abnormal.
Sedangkan pada kasus Tn. A yang mana pada wkatu pengkajian ayah Tn. A
mengeluhkan anaknya mengalami gangguan komunikasi, nistgmus, dan adanya
gangguan kognitif. Kasus ini sangat sesuai dengan teori karena adanya data-data yang
menunjang.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Berdasarkan teori yang telah dipelajari pada BAB III studi kasus ini
dijelaskan, pada riwayat kesehatan keluarga klien dengan retardasi mental ada
anggota keluarga lain yang juga menderita retardasi mental atau keturunan.
Teori ini tidak sesuai dengan kasus Tn. A. ayah Tn. A mengatakan bahwa
retardasi mental yang dialami oleh anaknya bukan merupakan penyakit keturunan.
c. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Pada teori yang telah dibahas pada BAB II, dijelaskan bahwa untuk keadaan
umum klien dengan retardasi mental yaitu keadaan umum dengan tingkat kesadaran
compos mentis tetapi tidak cooperative, klien akan mengalami kelemahan dan tidak
focus dengan apa yang diicarakan.
Pada kasus Tn. A yang penulis temukan kesadaran yaitu composmentis tetapi
tidak kooperatif atau klien tidak focus dengan topic yang dibicarakan dan bisa klien
tidak bisa mengetahui apa yang dibicarakan.
b. Pemeriksaan fisik pada kepala
Pada teori dijelaskan bahwa pemeriksaan fisik pada kepala yaitu, mata
simetris kiri dan kanan, konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, mukosa mulut pucat
dan kering. Sedangkan pada kasus Ny. E ditemukan dengan teori yaitu ditemukannya
mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, tetapi pada
pemeriksaan mulut terlihat mukosa bibir Ny. E dalam kedaan lembab. Jadi ada 3 data
yang mendukung kesamaan data yang ditemukan dengan sumber data yang ada.
c. Pemeriksaan fisik pada leher
Pada teori dijelaskan bahwa pemeriksaan fisik pada leher yaitu biasanya tidak
ada pembesaran kelenjar tyroid dan tidak ada pembesaran kelenjar getah bening. Pada
kasus Ny. E yang kelompok 4 temukan memiliki kesamaan dengan teori yaitu tidak
teraba pembesaran kelenjar tyroid.
d. Pemeriksaan fisik dada dan jantung
Pada teori dijelaskan bahwa pemeriksaan fisik pada dada yaitu biasanya pada
saat inspeksi dada simetris kiri dan kanan, pada saat di palpasi fremitus sama kiri dan
kanan, pada saat perkusi biasanya normal, dan pada saat auskultasi pernafasan teratur.
Sedangkan pada kasus Ny. E ditemukan pemeriksaan fisik dada yaitu dada
simetris kiri dan kanan, pada saat palpasi fremitus sama kiri dan kanan, pada saat
perkusi bunyi normal, dan pada saat auskultasi bunyi nafas vesikuler dan normal. Jadi
penulis menemukan persamaan dengan teori.
Pada pemeriksaan jantung secara teori pada saat inspeksi denyut ictus cordis
terlihat, pada saat palpasi denyut ictus cordis teraba pada ICS V, pada saat perkusi
suara pekak, dan pada saat auskultasi irama jantung teratur. Dan pada kasus Ny. E
ditemukan pada saat inspeksi denyut ictus cordis terlihat, pada saat palpasi denyut
iktus kordis teraba, pada saat perkusi bunyi pekak, dan pada saat auskultasi irama
jantung teratur tidak ada bunyi tambahan. Jadi, ditemukan adanya kesamaan antara
teori dengan kasus Ny. E.
e. Pemeriksaan fisik Abdomen
Pada teori dijelaskan bahwa pemeriksaan fisik pada abdomen yaitu biasanya
perut klien tidak buncit, bising usus normal, biasanya hepar tidak teraba, nyeri tekan
ada, dan pada saat diperkusi terdengar timpani. Sedangkan pada kasus Ny. E
didapatkan data bahwa tidak ada buncit pada perut, hepar tidak teraba, terdengar
bunyi timpani, tetapi tidak ada nyeri tekan baik pada hepar maupun pada abdomen.
Dan terdapat adanya kesamaan dengan teori.
f. Pemeriksaan fisik Ekstremitas
Pada teori dijelaskan bahwa pada pemeriksaan ekstremitas biasanya
ditemukan kekuatan otot lemah. Sedangkan pada kasus Ny. E ditemukan persamaan
yaitu Ny. E mengatakan badannya terasa lemah.
g. Pemeriksaan fisik integument
Pada teori dijelaskan bahwa pada pemeriksaan fisik integument biasanya
turgor kulit baik, dan suhu hangat. Pada kasus Ny. E pada pemeriksaan integuen
ditemukan turgor kulit baik, dan suhu hangat. Data ini sama dengan teori yang ada.
2) DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pada tinjauan teori diagnose keperawatan yang mungkin muncul pada pasien
dengan hipertensi, yaitu :
1. Penurunan curah jantung b.d perubahan frekuensi jantung
2. Nyeri akut b.d agen cdera : biologis (penyakit)
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen, kelemahan umum
4. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d hipertensi
5. Resiko cidera b.d factor resiko eksternal (fisik)
Pada kasus Ny. E terdapat 3 diagnosa pada teori yang muncul pada pasien hipertensi
tetapi tidak muncul pada kasus Ny. E, yaitu :
1. Penurunan curah jantung b.d perubahan frekuensi jantung
Diagnosa ini tidak ditegakkan oleh kelompok 4 karena pada saat
dilakukan pengkajian pada NY. E, Ny. E tidak berkeringat secra
berlebihan, Ny. E juga tidak mengalami dispnea dan penurunan nadi,
klien juga tidak mengalami perubahan warna kulit. Detak jantung klien
memang cukup kuat tetapi itu tidak begitu mempengaruhi untuk
ditegakkan diagnose penurunan curah jantung. Oleh karena itu tidak
ditemukan data yang mendukung untuk ditegakkan diagnose
keperawatan ini.
2. Gangguan perfusi jaringan b.d hipertensi
Diagnose ini tidak ditegakkan oleh kelompok 4 karena pada saat
dilakukan pengkajian pada Ny. E, Ny. E tidak mengalami bradikardi,
maupun takikardi, klien juga tidak mengalami pingsan atau kehilangan
kesadaran. Pada pasien tidak ditemukan data yang mendukung untuk
ditegakkan diagnose keperawatan ini.
3. Resiko cidera b.d factor resiko eksternal (fisik)
Diagnose ini tidak ditegakkan oleh kelompok 4 karena pada saat
dilakukan pengkajian pada Ny. E, Ny. E tidak mengalami masalah pada
matanya meskipun ada kekeruhan pada lensa mata tetapi itu tidak parah
atau tidak mengganggu penglihatan Pada Ny. E. masih dapat melihat
dengan baik. pada pasien tidak ditemukan data yang mendukung untuk
ditegakkan diagnose ini.
3) INTERVENSI KEPERAWATAN
Pada teori yang dibahas pada BAB III ini telah ditulis intervensi keperawatan
pada masing-masing diagnose keperawatan yang muncul pada klien dengan
hipertensi, dan ada dua diagnose yang penulis tegakkan untuk kasus Ny. E yaitu itu :
4) IMPLEMENTASI
Dalam melaksanakan tindakan pada klien dengan hipertensi, penulis tidak ada
mengalami hambatan atau kesulitan dalam hal pelaksanaannya. Tetapi karena adanya
keterbatasan waktu maka kelompok 4 hanya bisa menyesuaikan pelaksanaan tindakan
keperawatan sesuai dengann kondisi dan keadaan klien serta keluarganya.
5) EVALUASI
Berdasarkan pada penilaian yang dilakukan pada dasarnya semua tujuan dapat
tercapai. Hal ini didukung dengan adanya kerja sama kelompok 4 dengan keluarga.
Serta adanya partisipasi keluarga yang cukup besar dalam pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan. Keberhasilan pencapaian tujuan ini tidak lepas dari peralatan yang
cukup baik untuk menunjang pelaksanaan rencana tindakan keperawatan.
Dalam melaksanakan praktik home care ketua sudah melaksanakan tugas dari
point satu sampai lima dengan baik, tanpa kendala atau masalah dilapangan.
b. Penanggung jawab
Nama : Nofvilsa Efrida, Regina
Uraian tugas :
1. Bertanggung jawab atas segala bentuk pelayanan home care
2. Menerima konsultasi dari pelaksanaan home care
3. Mengetahui segala bentuk perawatan bagi klien
d. Bendahara
Nama : Rahmi Putri Roza
Uraian tugas :
1. Mencatat pemasukan dan pengeluaran pelayanan home care
e. Koordinator kasus
Nama : Novela
Uraian tugas :
1. Mengkoordinasikan semua kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh
pelaksanaan pelayanan
2. Melakukan perlakuan yang baik terhadap pelaksanaan keperawatan dan
klien dirumah
3. Mengingatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan pelaksanaan
keperawatan
4. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan kepada pelaksana
keperawatan
5. Menyusun laporan kegiatan pelayanan sesuai bidang tugasnya
f. Perawat pelaksana
Nama : Rahmad Ilahi, Puja Lorenza, Pratiwi Gusti Khairani
Uraian tugas :
1. Melaksanakan pengkajian dan menentukan dignose keperawatan
2. Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan diagnose keperawatan
3. Melaksanakan intervensi/tindakan keperawatan sesuai rencana yang
ditentukan
4. Mengevaluasi kegiatan/tindakan yang diberikan dengan berpedoman pada
rempra
5. Membuat dokumentasi tertulis pada rekam keperawatan setiap selesai
melaksanakan tugas
g. Coordinator administrasi
Nama : Resi Irna Sari, Otri Fadli
Uraian tugas :
1. Mengkoordinasikan administrasi dan keuangan
a. Konsulen
Karena dalam melaksanakan home care tim bekerja sebagai mahasiswa praktik
bukan sebagai pelaksana home care yang memiliki klinik home care secara resmi.