Anda di halaman 1dari 13

Proposal Skripsi

PRA RANCANGAN PABRIK KIMIA


ASAM BENZOAT DARI TOLUENE DAN UDARA

oleh :

Swanti Situmorang (121040052)


Sonya Maretta (121040081)
Ratna Juwita (121040100)
Nurhayati (121040128)
Herdina Mahantari (121040134)
Bonifasia Peni W. (121040139)

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2008
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL SKRIPSI

PRA RANCANGAN PABRIK KIMIA


ASAM BENZOAT DARI TOLUENE DAN UDARA

oleh :

Swanti Situmorang (121040052)


Sonya Maretta (121040081)
Ratna Juwita (121040100)
Nurhayati (121040128)
Herdina Mahantari (121040134)
Bonifasia Peni W. (121040139)

Yogyakarta, April 2008


Disetujui

Pembimbing I
Ir. Widayati, MT. Ph. D

Pembimbing II
Ir. Titik Mahargiani, MT

Pembimbing III
Ir. Purwo Subagyo, MT
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan industri di Indonesia khususnya industri kimia terus
mengalami peningkatan, baik dimulai dari industri yang menghasilkan bahan jadi
maupun yang menghasilkan bahan baku industri.
Kemajuan Ilmu Pengetahuan secara tidak langsung juga dipengaruhi oleh
kebutuhan manusia yang semakin hari semakin meningkat, seiring dengan
diterapkannya dalam industri-industri yang ada salah satunya industri pembuatan
asam benzoate yang merupakan produk intermediet dari industri-indusrti seperti
tekstil, farmasi/obat-obatan, kosmetik, plastic, bahan baku phenol, dan
sebagainya.
Keadaan ini berdampak baik untuk mencapai masyarakat yang sejahtera
adil dan makmur, karena itu Pemerintah Indonesia harus mengeluarkan kebijakan-
kebijakan yang berkesinambungan. Diharapkan kebijakan-kebijakan itu dapat
mendorong perkembangan industri dan akan memacu pertumbuhan ekonomi
kerakyatan yang sehat dan merata.
Asam benzoat pertama kali digunakan secara luas pada abad sembilan
belas sebagai senyawa penyusun obat-obatan dan pada waktu itu dibuat dari getah
kemenyam. Di tahun belakangan banyak manfaat baru yang ditemukan untuk
asam benzoat, garam dan esternya diantaranya adalah berhubungan dengan obat-
obatan, kedokteran, farmasi, kedokteran hewan, makanan dan bahan pengawet
industri, kosmetik, pembuatan resin, pembuatan plastik, dyestuffs, sintesis fiber,
dan berbagai intermediate/zat antara.
Salah satu cara dalam membantu pertumbuhan ekonomi kerakyatan adalah
dengan mendirikan pabrik kimia organic dengan tujuan mengurangi beban
anggaran belanja Pemerintah berupa penyelidikan bahan kimia tertentu yang
berdaya guna.
Penulis akan berusaha memberikan sumbang saran pemikiran, sebagai
pengurangan ketergantungan industri kimia dalam negeri terhadap luar negri.
Sumbang saran ini penulis wujudkan dalam Tugas Akhir berjudul Pra Rancangan
Pabrik Asam Benzoat dari Toluene dan Udara.
B. Prospek Pasar
C. Tinjauan Pustaka
1. Proses Produksi
a. Tinjauan Berbagai Proses
Asam Benzoat atau Phenol formic acid, merupakan senyawa hidrokarbon
yang banyak digunakan untuk membuat senyawa lain, seperti tekstil, farmasi,
plastic, dan obat-obatan. Asam benzoate mempunyai bentuk padat atau kristal
putih. Pada suhu diatas 122,4oC berwujud cair sedang pada suhu dibawah 122,4 oC
berbentuk padatan. Titik didih asam benzoate mencapai 249,2oC dan larut dalam
toluene, benzene, eter, alcohol, dan karbon tetra chlorite.
Asam benzoate diperkenalkan pertama kali oleh fisikawan Prancis pada
tahun 1618, yang kemudian digunakan secara efektif pada pertengahan abad 19
sebagai senyawa penyusun obat-obatan pengawet bahan makanan dan lain-lain.
Derivative dari asam benzoate seperti ester dapat digunakan dalam industri
pengharum.
Seiring dengan berjalannya waktu dan pengetahuan yang berkembang,
maka asam benzoate, maka asam benzoate kemudian berkembang pula
penggunaannya secara komersil dalam industri untuk memenuhi kebutuhan
manusia.
b. Pemilihan Reaktor
Reaksi berlangsung dalam fase cair-gas sehingga dipilih reaktor gelembung
dengan kondisi operasi :
T = 1500C
P = 20 atm
c. Utilitas
Unit utilitas mrerupakan unit pendukung dalam proses produksi pada suatu
pabrik yang meliputi air, steam, listrik dan udara tekan.
Alat alat utilitas :
Bak pengendap, bak saringan pasir, bak penampung air bersih, bak air
minum, bak air minum, bak air pendingin, bak air pendingin bekas.
Tangki clarifier, tangki sodium karbonat, tangki alum, tangki kaporit,
tangki larutan NaCl, tangki larutan NaOH, tangki penampungan
sementara, tangki NaH2PO4.H2O dan tangki kondensat.
Dearator
Cooling tower
Fan cooling tower
Steam boiler
Anion dan kation exchanger
Fan udara pembakar
Pompa
2. Bahan Baku, Bahan Pembantu, dan Produk
a. Spesifikasi
Bahan baku
1. Toluena (C6H5CH3)
Fase : cairan tak berwarna
Berat Molekul : 92,141 kg/kgmol
Titik didih : 110,6 0C
Titik beku : -95 0C
Berat jenis : 867 gr/lt
Kelarutan : 0,05/100 bagian air pada T = 18 0C
Suhu kritis : 591,7 K
Tekanan kritis : 41,1 atm
Kemurnian : 98,5 %
Impurities (C6H6) : 1,5 %
2. Udara, komposisi
O2, 21%
Fase : gas tak berwarna
Berat Molekul : 32 kg/kgmol
Titik didih : -182,85 0C
Titik lebur : -218,4 0C
Densitas : 1,4289 gr/cm3, pada suhu 00C, tekanan 1 atm
Tekanan kritis : 50,1 atm
N2 : 79%
Fase : gas tak berwarna
Berat Molekul : 28 kg/kgmol
Titik didih : -195,8 0C
Titik lebur : -209,86 0C
Densitas : 1,2497 gr/cm3, pada suhu 00C, tekanan 1 atm
Tekanan kritis : 33,49 atm
3. Impurities (Benzene / C6H6)
Fase : cairan tak berwarna
Berat Molekul : 78,79 kg/kgmol
Titik didih : 80,10 0C
Titik beku : 5.53 0C
Densitas : 873,7 gr/lt, pada 250C
Kelarutan : 0,07/100 bagian air pada T = 22 0C

Bahan Pembantu
Katalis V2O5 (Vanadium Pentaoksida)
Berat molekul : 181,9 kg/kgmol
Fase : padat
Bentuk : pelet
Densitas : 3357 gr/lt
Produk (Asam Benzoat / C6H5COOH)
Kemurnian : 99,5%
Impurities : 0,5 %
Berat molekul : 122,124 kg/kgmol
Titik didih : 249,2 0C
Titik didih : 121,7 0C
Kelarutan : 12/100 bagian air pada T = 100C
Specific gravity : 1266
Fase : kristal putih
Suhu kritis : 7520C
Tekanan kritis : 45,6 0C
Hasil Antara ( Benzaldehide / C6H5CHO )
Berat molekul : 106,124 kg/kgmol
Titik didih : 178,8 0C
Titik didih : -26 0C
Kelarutan : 0,3/100 bagian air
Densitas : 1045 gr/lt
Fase : cair
Suhu kritis : 695 K
Tekanan kritis : 46,6 atm
D. Prediksi Kapasitas
Pertimbangan utama pendirian Pabrik Asam Benzoat adalah dari segi
ekonomi yaitu untuk memperoleh keuntungan. Di Indonesia kebutuhan akan
senyawa ini masih mengimport dari Negara China dan negara lain, sedangkan
untuk bahan baku berbagai industri yang ada di Indonesia, dimana kebutuhan
asam benzoat yang diimport tahun 2006 sebesar 47.936 ton per/tahun (data Badan
Pusat Statistik Yogyakarta, diperoleh tahun 2008). Sedangkan kebutuhan untuk
bahan baku phenol, kosmetik, obat-obatan, tekstil dan yang lainnya besar pula.
Maka perlu dipikirkan pendirian pabrik asam benzoat dengan kapasitas yang
dapat memenuhi segala permintaan. Diperkirakan asam benzoat yang dihasilkan
sama dengan jumlah kebutuhan asam benzoate yang diperlukan di dalam negeri.
Selain itu dengan berdirinya pabrik asam benzoate diharapkan juga dapat
mengurangi jumlah pengangguran.
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka untuk memenuhi kebutuhan asam
benzoate dalam negeri yaitu 47.936ton/tahun penyusun merancang Pabrik Asam
Benzoat dengan kapasitas 50.000 ton/tahun.
BAB II
DESKRIPSI PROSES

A. Diagram Alir Proses


B. Uraian Proses Singkat
Pemilihan proses pembuatan asam benzoat terdiri dari proses proses
sebagai berikut:
Hydrolisis of Benzotrichloride
diperkenalkan pertama kali pada tahun 1866 yang kemudian dikembangkan
dan diproduksi secara komersil pada tahun 1890-an memiliki yield 75-80%
suhu operasi 80o-90oC dan tekanan yang digunakan 75 psi dengan waktu
reaksi 6-7 jam.
The Decarboxylation of phtalic Acid Dissolved in Phtalic Anhidride,
menjadi metode pembuatan asam benzoate yang paling banyak digunakan
pada tahun 1930-an di Negara Amerika serikat yang kemudian banyak pula
digunakan di Ingris Raya. Dijalankan pada T 200 o-240oC katalis kromium dn
bekerja secara batch dengan yield 97-98%.
Oxidation of Toluena With Sodium Dichloromate,
yang dikembangkan pada pertengahan antara perang dunia I dan II, yang
kemudian dipakai pada perang Dunia II, pada metode ini suhu reaksi sebesar
250oC-300oC dengan waktu reaksi 2-3 jam dalam autoclave ,yang bekerja
pada tekanan 1400 psi (Kirk-Othmer, 1950, Vol 3).
Oxidation of Toluene With Air,
Metode paling banyak digunakan dijerman selama perang dunia ke II dan
diikuti dinegara-negara lain hingga sekarang. Pada industri ini digunakan
bahan baku toluene dan udara.
Reaksi yang terjadi :
C 6 H 5 CH 3 O2 C 6 H 5 CHO H 2 O

C 6 H 5 CHO 1
2 O2 C 6 H 5 COOH
Reaktor bekerja pada kondisi operasi yaitu suhu 280 oF-400oF pada tekanan 20
atm konversi 95% (Rao,M.Gapala, 1956), dengan lama reaksi 0,2-2,5 jam
yield 90-91% (Perry, 1997).
Asam benzoate yang dihasilkan kemudian dipisahkan dengan menara
distilasi, hasil bawah diteruskan ke cristalizer supaya produk asam benzoate
dapat mengkristal. Untuk mendapatkan asam benzoate dengan kemurnian
99,5%, hasil keluaran cristalizer dipisahkan cairannya dengan menggunakan
centrifuge sedangkan hasil atas dipisahkan airnya dengan menggunakan
decanter. Selanjutnya diumpankan kemenara distilasi untuk memisahkan
benzene. Hasil bawah menara distilasi 2 diumpankan ke tangki pencampur
sebagai umpan recycle.
b. Pemilihan Proses (Ekonomi, Teknis)
Dalam Perancangan Pabrik-Pabrik Asam Benzoate dari Toluene dan udara
ini, dipilih proses oksidasi yang dilakukan dengan menggunakan reaktor
gelembung, pemisahan katalis menggunakan plate frame press filter dan
pemisahan produk asam benzoate menggunakan menara distilasi. Hal ini
dikarenakan alat-alat proses yang digunakan sederhana, alat-alat proses mudah
dikendalikan, konversi tinggi, pemisahan produk mudah dilakukan dan hasil
samping Benzaldehide dapat direcycle, sedangkan hasil reaksi lain seperti air
mudah diolah di unit pengolahan limbah.
a. Persiapan Bahan Baku
Toluene dialirkan ke tangki (T-01) dengan pompa (P-01), bahan baku
disimpan di tangki (T-01) pada suhu kamar. Kemudian dari tangki (T-01) toluene
dialirkan ke Tangki Pencampur (TP-01) untuk dicampur dengan recycle, dan
katalis agar homogen. Udara yang digunakan sebagai pereaksi di ambil dari udara
bebas dan di kompresi ke reactor dengan kompresor. Besarnya perbandingan
Oksigen dan Nitrogen adalah 21 : 79.
b. Oksidasi
Larutan yang keluar dari tangki pencampur kemudian di pompa dengan
pompa (P-03) ke dalam reactor gelembung (R) untuk direaksikan dengan udara.
Reaksi ini berjalan selama 2,5 jam pada suhu 150C dan tekanan 20 atm
dengan konversi 95%.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
C6 H 5CH 3 O2 C6 H 5CHO H 2O
1
C6 H 5CHO O2 C6 H 5COOH
2
Larutan dialirkan melalui bagian atas reactor dan udara digelembungkan
melalui bagian bawah reactor dengan menggunakan plat (spurger) dengan ukuran
diameter gelembung 0,25 cm. Reaksi oksidasi termasuk reaksi eksotermis maka

untuk mempertahankan suhu tetap 150C dibutuhkan coil pendingin. Sedangkan


gas yang tidak dapat bereaksi dibuang melalui bagian atas reactor.
c. Pemisahan
Hasil reaksi yang keluar dari reactor, disaring dengan menggunakan Plate
Frame Press Filter (PFPF) untuk memisahkan padatan atau katalis dengan cairan.

Tekanan masuk 19,9 atm dan suhu 60C, sedangkan tekanan keluar Plate Frame

Press filter 1 atm dan suhu 60C. padatan yang keluar dari Filter Press direcycle
ke Tangki pencampur, sedangkan cairan yang keluar dari filter press dijadikan
umpan untuk menara distikasi 1 (MD-01) yang sebelumnya dinaikan suhunya
dengan menggunakan Heater 2 (HE-02).
Hasil atas MD-01 pada tekanan 1 atm dan suhu 102C adalah C6H6, H2O,

C6H5CH3, C6H5CHO, dan hasil bawah pada tekanan 1,1 atm dan suhu 246C
adalah C6H5CH3, C6H5CHO, C6H5COOH. Didasar menara distilasi cairan
dipanaskan kembali dengan reboiler (RB-01) untuk diuapkan sebagian. Uap yang
keluar dari RB-01 akan dikembalikan lagi ke MD-01, sedangkan cairannya
dipompa (P-06) untuk dialirkan ke kristalizer (CR).
Bahan masuk kristalizer pada suhu 246C dan keluara kritalizer pada suhu

80C. pendingin yang digunakan adalah air pendingin. Untuk memisahkan cairan
yang tidak ikut mengkristal digunakan centrifuge (CF) pada tekanan 1 atm dan
suhu 80C. padatan yabg keluar dari centrifuge bersuhu 80C diangkut dengan
belt conveyor (CV-02) untuk diumpankan ke bucked elevator (BE-02) kemudian
masuk ke bin (B) untukk disimpan sebagai produk asam benzoate sebelum
dipasarkan, sedangkan cairannya direcycle ke tangki pencampur (TP).
Hasil atas menara distilasi 1 (MD-01) diembunkan dengan menggunakan
kondensor (CD-01) kemudian ditampung diakumulator (AC-02) sebagian
direfluks dan sebagian lagi dimasukan ke decanter (D) untuk dipisahkan lagi.
Tugas decanter memisahkan 2 fase yaitu fase ringan yang terdiri dari C 6H6,
C6H5CH3, C6H5CHO, dan H2O. fase berat dibuang sedangkan fase ringan
diumpankan ke menara distilasi 2 (MD-02).
Di menara distilasi 2 sebagian hasil atas (MD-02) pada tekanan 1 atm dan

suhu 93C adalah C6H6, H2O, dan C6H5CH3. sedangkan hasil bawah MD-02 pada

tekanan 1,1 atm dan suhu 115,1C adalah H2O, C6H5CH3, dan C6H5CHO. Gas
yang keluar dari atas MD-02 diembunkan dengan menggunakan kondensor (CD-
02). Hasil embunan kondensor ditampung dengan menggunakan akumulator (AC-
04). Cairan sebagian direfluks dan sebagian yang lain di buang ke Unit
Pengolahan Limbah (UPL). Hasil yang keluar dari bawah MD-02 diuapkan
sebagian dengan menggunakan reboiler (RB-02) sedangan cairannya dipompa (P-
09) ke tangki pencampur sebagai recycle.
C. Rencana Peralatan Yang Digunakan
1. Alat proses
Tangki pencampur
Reaktor
Filter
Menara distilasi
Decanter
Crystaliser
Centrifuge
2. Alat kecil
Tangki
Condenser
Tangki accumulator
Reboiler
Belt conveyor
Bucket elevator
Bin
Heater
Cooler
Pompa
Kompresor
D. Rencana Lokasi
Lokasi pabrik sangat mempengaruhi kedudukan pabrik dalam persaingan
dan sangat menentukan kelangsungan hidup pabrik. Penentuan lokasi pabrik yang
tepat, ekonomis, dan menguntungkan dipengaruhi banyak factor idealnya, lokasi
yang dipilih dapat memberikan kemungkinan memperluas atau memperbesar
pabrik dan memberikan keuntungan secara ekonomis maupun teknis untuk jangka
panjang. Di samping itu juga masih ditentukan juga saat pelaksanaan operasinya.
Secara garis besar factor utama yang dapat mempengaruhi lokasi pabrik dibagi
menjadi dua, yaitu factor primer dan factor sekunder.
1. Faktor Primer
Faktor primer meliputi: letak pabrik terhadap pasar dan penghasil bahan baku,
penyediaan karyawan, sumber air dan tenaga listrik.
2. Faktor Sekunder
Faktor sekunder meliputi: harga tanaha dan gedung, kemungkinan perluasan
pabrik, tersedianya tempat perbelanjaan untuk kepentingan pabrik, keadaan
masyarakat daerah (sikap, keamanan, dan lain sebagainya), serta iklim dan
kondisi tanah untuk rencana bangunan.
Lokasi pabrik sangat berpengaruh terhadap kelancaran proses produksi.
Penentuan tata letak pabrik harus tepat, ekonomis, strategis dan menguntungkan.
Berdasar pertimbangan diatas maka seleksi dan studi kelayakan merupakan
langkah awal yang patut dipertimbangkan sehingga pada akhirnya tempat yang
dipilih benar-benar dapat memenuhi syarat serta membawa hasil yang sebaik-
baiknya.
Pabrik asam benzoat dengan bahan baku toluene dan udara direncanakan
didirikan di daerah Gresik Jawa Timur dengan beberapa pertimbangan, yaitu :
a. Pengadaan bahan baku
Bahan baku toluena diimport melalui pelabuhan Tanjing Perak di Surabaya yang
dapat ditempuh dalam waktu 45 menit.
b. Pemasaran
Gresik dekat dengan pabrik-pabrik yang membutuhkan bahan baku dari produk
ini sehingga mempunyai daerah pemasaran yang baik.
c. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah tenaga kerja yang berpendidikan. Gresik
adalah suatu kota yang letaknya dekat dengan Surabaya yang banyak
menghasilkan sarjana-sarjana yang handal. Sedangkan untuk tenaga kerja yang
berpendidkan kejuruan atau sekolah menengah dapat diambil dari daerah sekitar
lokasi pabrik.
d. Transportasi
Pengangkutan bahan baku dan produk mudah karena lokasi pabrik cukup dekat
dengan pelabuhan, juga ditunjang dengan sarana transportasi darat yang
memadai baik itu jalan raya maupun kereta api.
e. Penyediaan air
Air untuk keperluan pabrik dapat dipenuhi dari air sungai yang berada di sekitar
pabrik yang kemudian diolah sesuai dengan kebutuhan.

Anda mungkin juga menyukai