Anda di halaman 1dari 6

KLASIFIKASI TANAH

DAN PEDOGENESIS

Morfologi dan Deskripsi Tanah Oxisol

Oleh :

Nama : Sudarno
Stambuk : D1B1 14 143
Minat : Ilmu Tanah

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2017
TANAH OXISOL

Tanah oxisol menduduki urutan kelima di bumi, tanah golongan ini berasal
dari bahasa Prancis, oxisol yang berarti Oksida. Semua tanah yang memiliki
horison oksida tergolong oxisol. Oxisol menurut sistem klasifikasi tanah 1949
meliputi tanah lateritik, lastosol, dan laterit air tanah. Golongan tanah oxisol
tersebar di daerah tropika dan paling luas di Afrika dan di Amerika Selatan.

Tanah yang termasuk ordo Oxisol merupakan tanah tua sehingga mineral
mudah lapuk tinggal sedikit. Kandungan liat tinggi tetapi tidak aktif sehingga
kapasitas tukar kation (KTK) rendah, yaitu kurang dari 16 me/100 g liat. Banyak
mengandung oksida-oksida besi atau oksida Al. Berdasarkan pengamatan di
lapang, tanah ini menunjukkan batas-batas horison yang tidak jelas. Padanan
dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Latosol (Latosol Merah &
Latosol Merah Kuning), Lateritik, atau Podzolik Merah Kuning.

Tanah oxisol termasuk kelompok tanah merah, bahan induknya bersifat


masam hingga ultra basa. Ketersediaan unsur P dan K di tanah Oxisol sangat
rendah, sebagai akibat dari pelapukan lanjut, dan terikat menjadi bentuk yang
tidak tersedia untuk tanaman, yaitu Fe-P, Al-P, FeAl-P.

Pembentukan Tanah
Tanah oxsisol atau tanah latosol merah atau dapat juga dikenal dengan tanah
Ferrasols. Tanah ini termask tanah tua yang telah mengalamu proses pelapukan
lebih lanjut yaitu dicirikan dengan adanya horison oksik yang tebal. Pelapukan
intensif dalam waktu yang sangat panjang mengakibatkan pelindian basa dan
silica, pelonggokan nisbi sesquioksida (oksida besi dan aluminium) dan
pembentukan lempung kaolinit (lempung berkisi 1:1)

Proses pembentukan tanah yang utama pada oxisols adalah proses desilikasi
dan konsentrasi besi bebas dan kadang-kadang gibsit yang kemudian
mempengaruhi jenis mineral dominan pada tanah mineral mudah lapuk termasuk
adalah terjadinya dekomposisi hampir seluruh mineral mudah lapuk termasuk
mineral liat 2:1, kecuali mineral liat peralihan 2:1 2:2.

Sub order dari tanah oxisol adalah sebagai berikut:

1. Aquox, Aqua + ox isol, berasal dari bahasa latin Aqua, air. Khas en
hubungannya dengan perairan.
2. Humox, Hum us + ox isol, dari kata Yunani, Humus bun yang artinya Oxisol
yang mengandung bahan organik.
3. Orthox, Ortho os + ox isol, Orth dari bahasa Yunani; ortho benar. Artinya
oxisol biasa.
4. Ustox, Ustus + ox isol, Ust dari bahasa Latin Ustus, terbakar. Oxisol yang
terdapat pada region iklim kering.
5. Torrox, Torr idus + ox isol. Torr berasal dari bahasa Latin torrid us, yang
artinya panas, kering.

Ciri-ciri tanah oxisol sebagai berikut:

1. Warna tanahnya merah hingga kuning, sehingga sering disebut tanah merah.
2. Tanah Latosol yang mempunyai sifat cepat mengeras bila tersingkap atau
berada di udara di sebut tanah laterit.
3. Kejenuhan basa kurang dari 50%, umumnya mempunyai epipedon kambik
dan horison kambik.
4. Tanah oxsisol mengalami pencucian dan pelapukan lanjut, berbatas horison
baur, sehingga kandungan mineral primer dan unsur hara rendah.
5. Konsistensi gembur dengan stabilitas agregat kuat.
6. Tanah dengan kadar liat lebih dari 60%, remah sampai gumpal, gembur,
warna tanah seragam dengan batas-batas horison yang kabur, solum dalam
(lebih dari 150 cm).

Gambar tanah Oxisol


Daerah Penyebaran Tanah Oxisol

Daerah penyebaran tanah oxisol adalah daerah tropis dengan curah hujan
tinggi (2000 - 7000 mm/tahun), terbentuk di daerah tuf, abu dan fan vulkanik
yang telah mengalami pelapukan lanjut, dengan bentuk wilayah berombak,
bergelombang, berbukit hingga bergunung serta pada ketinggian 10 1000 m dpl.
Terdapatnya penyebaran tanah oxsisol ini pada ketinggian 10 -1000 m dpl, berarti
tanah oxisol dapat ditemui di dataran rendah ( 0 600 m dpl) maupun di dataran
tinggi (>600 m dpl), sehingga sangat besar kemungkinan sifat-sifat fisik tanah
pada kedua macam daerah akan berbeda pula. Sebab perbedaan sifat fisik tanah
sangat dipengaruhi oleh perbedaan faktor-faktor pembentuk tanah seperti iklim,
bahan induk, topografi, organisme dalam tanah dan waktu.

Potensi Tanah Oxisol

Jika dilihat dari kesuburan alami, tanah Oxisol yang telah mengalami
pelapukan lanjut di daerah kering, biasanya tidak digunakan dalam pengelolaan
tanah untuk pertanian jika tanah-tanah dari ordo lain masih tersedia dalam
memenuhi kebutuhan pangan. Meskipun secara kesuburan alaminya rendah,
Oxisol merupakan cadangan tanah yang banyak jumlahnya dan masih dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia. Pemanfaatan Oxisol
diantaranya untuk perladangan pertanian sub sistem, penggembalaan dengan
intensitas rendah dan perkebunan yang intensif seperti perkebunan tebu, nanas,
pisang, kopi serta beberapa Oxisol pada daerah basah.

Upaya pemanfaatan tanah oxisol secara optimal, khususnya untuk


pengembangan tanaman kelapa sawit memerlukan pemahaman yang tepat dan
menyeluruh mengenai karakteristik tanah tersebut, serta perlu adanya upaya untuk
memperbaiki tingkat kesuburan tanah. Upaya tersebut diantaranya adalah
penanaman tanaman kacangan penutup tanah, pemupukan, dan aplikasi bahan
organik.

Permasalahan

Tanah jenis oxisols merupakan salah satu jenis tanah yang penting dalam
bidang pertanian, tetapi keadaan kimiawinya sangat miskin, bukan saja karena
kapasitas pertukaran kation yang rendah melainkan juga karena kahat basa Ca,
Mg, K, kuat menyemat P dan persentase Al tertukarkan tinggi. Oleh karena itu,
tanah ini memerlukan pemupukan dan sering pula membutuhkan gamping dan
beberapa unsir lain seperti Zn dan S.

Perbaikan

Dalam pengelolaan tanah Oxisol adalah halus memperhatikan sejauh mana


faktor-faktor tersebut mempengaruhi tanah tersebut. Untuk tanah Oxisol di lokasi
proses pedogenesisnya adanya proses desilikasi sebagai akibat kondisi iklim
Tuntang ini, seperti yang telah dipaparkan di atas terlihat bahwa dengan
kemiringan 2 % dan tingkatan erosi ringan, namun proses desilikasi yang
berpengaruh besar yng berakibat pencucian mineral-mineral khususnya silika dan
pembentukan plinthite sehingga unsur hara alami yang ada secara berangsur-
angsur ikut tercuci. Untuk itu dalam pengelolaannya untuk perkebunan atau
tegalan yaitu :

1. Agar erosi tetap dalam kategori ringan adalah permukaan tanah tertutup oleh
penutup tanah, seperti apa yang ada di lokasi Tuntang vegetasi yang sudah
ada seperti jati, mahoni, kelapa, dan durian sudah cukup baik untuk menjaga
kondisi permukaan tanah.
2. Sedangkan untuk perkebunan dan tegalan, dikarenakan kandungan unsur hara
alami pada umumnya tanah Oxisol adalah rendah maka perlu diperhatikan
pemasukan unsur hara dari luar. Hal itu sangat penting untuk peningkatan
unsur hara yang ada di dalam tanah.

Secara umum pengelolaan tanah di Tuntang sudah cukup baik hanya perlu
peningkatan vegetasi yang ada semisal jika untuk perkebunan yang intensif adalah
dengan tanaman tebu, nenas, pisang dan kopi. Dan juga penanaman tanaman keras
seperti jati dan mahoni bisa dikatakan tepat sebab tanaman seperti itu mempunyai
sistem perakaran yang baik dalam serta mempunyai siklus BO yang baik.

Sumber:

http://glekhoba.blogspot.com/2011/03/tanah-oxisol.html. Diakses tanggal 10


Februari 2017.
http://www.scribd.com/doc/13977716/Alfisol-Dan-Oxisol. Diakses tanggal 10
Februari 2017.
Maidhal, 2003. Skripsi Perbandingan sifat fisik tanah lapisan atas oxisol di
dataran tinggi dan dataran rendah. Universitas Andalas Fakultas Pertanian.
Padang.
Syafii, Suryatama. 2008. Ilmu Tanah. Angkasa Bandung. Bandung.
http://semangatgeos.blogspot.com/2011/11/tanah-oksisol.html. Diakses tanggal 10
Februari 2017.

Anda mungkin juga menyukai