Anda di halaman 1dari 8

PASCA PANEN RUMPUT LAUT

Oleh :
Nama : Iis Imroatun Sholihah
NIM : B1A015140
Kelompok :
Rombongan :I
Asisten :

LAPORAN PRAKTIKUM FIKOLOGI


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2017
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Rumput laut merupakan salah satu komoditas unggulan pada kegiatan


revitalisasi perikanan yang prospektif. Saat ini potensi lahan untuk budidaya
rumput laut di Indonesia sekitar 1,2 juta ha, namun baru termanfaatkan sebanyak
26.700 ha (2,2%) dengan total produksi sebesar 410.570 ton basah. Budidaya
rumput laut tidak memerlukan teknologi yang tinggi, investasi cenderung rendah,
menyerap tenaga kerja yang cukup banyak dan menghasilkan keuntungan yang
relatif besar. Keberhasilan produksi rumput laut dapat dicapai dengan
mengoptimalkan faktor-faktor pendukung dalam budidaya laut. Faktor-faktor
pendukung tersebut antara lain pemilihan lokasi budidaya yang tepat,
penggunaan jenis yang bermutu baik, teknik atau metode budidaya yang tepat,
serta panen dan pasca panen. Salah satu faktor yang sangat penting adalah
kedalaman penanaman yang tepat pada saat rumput laut ditanam.
Kedalaman penanaman rumput laut perlu diperhatikan karena kedalaman
akan mempengaruhi pertumbuhan rumput laut. Penanaman rumput laut yang
terlalu dalam akan menyebabkan kesulitan dalam pemeliharaannya sedangkan
apabila terlalu dangkal akan menyebabkan rumput laut terkena sinar matahari
langsung. Kedalaman penanaman berhubungan dengan besarnya penetrasi cahaya
matahari yang sangat berperan dalam proses fotosintesis. Informasi tentang
kedalaman penanaman rumput laut ini masih kurang terutama di kabupaten-
kabupaten yang jauh dari jangkauan.
Manajemen budidaya Gracilaria verrucosa perlu memperhatikan beberapa
pertimbangan diantaranya faktor biotik dan abiotik serta pengelolaan pasca panen.
Menurut Alamsjah (2010), Kualitas rumput laut sangat ditentukan oleh kandungan
agar. Parameter lain yang juga penting adalah serat, protein dan lemak. Rumput
laut merupakan sumber pangan yang memiliki kandungan karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, asam amino dan mineral tinggi. Kandungan serat dan mineral
rumput laut juga lebih tiggi daripada sebagian besar buah dan sayuran.
B. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah mengetahui tahapan proses pascapanen rumput
laut serta langkah-langkah pengeringan dan pemutihan.

C. Tinjauan Pustaka

Pasca panen rumput laut merupakan akhir dari suatu kegiatan budidaya
rumput laut. Proses pascapanen ini akan diketahui baik buruknya mutu dan
banyaknya jumlah rumput laut yang dipanen sebagai hasil dari kegiatan budidaya.
Mutu dan jumlah produksi akan baik bila telah dipersiapkan lokasi yang benar,
pemilihan bibit yang baik, penanaman dan pemeliharaan dengan cara yang benar. Hal
lain yang juga sangat penting untuk diperhatikan yaitu umur tanaman pada saat
panen, cara panen dan pascapanen yang dilakukan. Umumnya, rumput laut akan
cukup baik untuk dipanen pada umur tanaman berkisar 4-6 minggu. Salah satu faktor
yang mempengaruhi kualitas rumput laut adalah penanganan pascapanen (Fachrul,
2006).
Tahapan pasca panen rumput laut, yaitu
1. Pengeringan dan Sortasi
Rumput laut yang sudah netral dikeringkan dengan penjemuran, dapat
dilakukan disekitar pantai sampai mencapai kekeringan tertentu (optimum) biasanya
20-30%. Alas pengering yang sederhanan adalah dengan bahan plastik, agar cepat
kering dan lebih bersih, dapat pula dengan pengeringan solar yang dipadu
kompor.dan untuk menjaga mutu pengeringan harus dikeringkan diatas para para.
2.Pengayakan
` Setelah proses pengeringan, pekerjaan dilanjutka dengan tahap pengolahan
berikutnya, yaitu pengayak cu Tahap ini bertujuan untuk memisahkan kotoran yan
berupa pasir yang masih menempel. Proses air dikerjakan dengan menggunakan
mesin pengayak
3.Pengepresan
Proses pengolahan terakhir sebelum rumput laut dikirim ke luar negeri adalah
pengepresan yaitu dalarr bentuk briket. Pada saat pengepresan disemprotkan KelI
yang berkomposisi kalium, soda, yodium dengar konsentrasi 0,5%. Alat pengepres
rakitan

4. Pengemasan dan Penyimpanan


Setelah rumput laut kering dilakukan pengemasan dengan karung net atau
plastik. Lebih efisien tempat rumput laut kering dapat dipress (cetak) menjadi bentuk
kotak-kotak padat per Kg atau 5 kg sehingga pengemasan selanjutnya menjadi lebih
efisien dalam kotak-kotak kayu.dan dijaga agar sirkulasi udara baik. Hal ini
disebabkan apabila sirkulasi udara dalam ruangan dan kemasan tidak baik, maka
akan terjadi proses fermentasi , rumput laut menjadi apek dan timbul kapang/jamur.

Gracilaria verrucosa merupakan salah satu jenis rumput laut merah


(Rhodophyta) yang penghasil agar yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan. Gracilaria verrucosa mempunyai thallus berbentuk silindris, permukaan
licin, berwarna kuning coklat atau kuning kehijauan. Percabangan memusat ke
pangkal, berulang-ulang, berselang-seling tidak beraturan. Cabang-cabang lateral
memanjang menyerupai rambut dengan ukuran panjang sekitar 25 cm dan diameter
thallus sekitar 0,2 - 1,5 mm dan jarak antar cabang thallus relatif berdekatan sekitar 3
- 15 mm (Atmadja,1996 dalam Farid, 2013). Tumbuhan ini dapat tumbuh pada
perairan estuarin dengan kedalaman antara 1-5 m pada saat pasang tinggi dan
ditemukan juga pada dataran terumbu karang (Bold dan Wynne, 1978 dalam Farid
(2013).

Klasifikasi Gracilaria verucosa menurut Anggadiredja et al., (2006) dalam


Farid (2013) adalah sebagai berikut:

Divisio : Rhodophyta

Kelas : Rhodophyceae

Ordo : Gigartinelas

Famili : Gracilariaceae

Genus : Gracilaria
Jenis : Gracilaria verrucosa

Gracillaria verrucosa hidup sebagai fitobentos, melekat pada substrat dengan


holdfast. Substrat yang baik untuk pertumbuhannya adalah batu-batuan, karang mati,
kayu, kulit kerang atau hidup menempel dengan alga lainnya. Gracilaria verrucosa
merupakan alga bentik yaitu alga yang tumbuh menancap atau melekat pada subtrat.
Bentuk thallus menyerupai silinder, licin, berwarna coklat atau kuning hijau,
percabangan tidak beraturan, memusat di bagian pangkal, cabang-cabang lateral
memanjang menyerupai rambut dengan ukuran panjang berkisar 15-30 cm. Beberapa
jenis Gracilaria juga dapat hidup di perairan keruh, dekat muara sungai. Tumbuhan
ini dapat tumbuh pada perairan estuarin dengan kedalaman antara 1-5 m pada saat
pasang tinggi dan ditemukan juga pada dataran terumbu karang (Bold & Wynne,
1978 dalam Farid (2013). Habitat utama tumbuhan laut ini di perairan laut yang agak
tenang. Suhu optimum pertumbuhannya antara 20 oC 28 oC. Rumput laut ini
mengandung sejumlah protein, vitamin, beberapa mineral yang esensial yang di
butuhkan manusia. Kandungan asam amino dalam protein bervariasi bergantung
pada faktor iklim, habitat, umur, bagian thallus, serta kondisi pertumbuhan seperti
cahaya, nutrien, dan salinitas (Insan & Widyartini, 2001).

DAPUS

Insan, A. L. dan D. S. Widyartini. 2001. Makroalgae. Fakultas Biologi.


Purwokerto: Universitas Jenderal Soedirman
II. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum fikologi acara pasca panen rumput
laut adalah plastik, ember, dan nampan plastik.

Bahan-bahan yang digunakan adalah akuades, Gracilaria verrucosa dan air


tawar.

B. Metode

Penjemuran Gracilaria verrucosa di fermentasi:

Penjemuran dengan direndam dengan kapur tohor:


1. Rumput laut dibersihkan
2. Dicuci dengan air untuk melarutkan garam yang menempel.
3. Direndam dengan kapur tohor 1-2 jam.
4. Dijemur 1-2 hari sampai putih/kekuningan.
5. Disimpan, biasanya kadar air mencapai 15-20%.
Penjemuran Gracilaria verrucosa dengan metode pencucian air tawar :
1. Rumput laut dibersihkan.
2. Rumput laut dijemur 1-2 hari.
3. Rimput laut dicuci dengan air untuk melarutkan garam yang menempel.
4. Rimput laut dijemur 1-2 hari sampai putih. Apabila belum putih, cuci
kembali dengan air tawar.
5. Rimput laut dijemur 1-2 hari sampai putih/kekuningan.
6. Rimput laut yang telah kering disimpan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil

Gambar 3.1 Perendaman dengan kapur Gambar 3.2 Sebelum dicuci


tohor

Gambar 3.3 Setelah dicuci Gambar 3.4 Saat penjemuran


B. Pembahasan

Rumput laut yang digunakan dalam praktukum ini adalah Gracilaria


verrucosa, karena mudah didapat dan mudah tumbuh, serta mempunyai kisaran
salinitas yang cukup luas (18-32 ppm). Proses pengeringan hasil panen rumput laut
dilakukan dengan berbagai cara yaitu penjemuran langsung dikeringkan, penjemuran
dengan pencucian air tawar, penjemuran dengan direndam dengan kapur tohor,
penjemuran dengan difermentasi atau didepigmentasi. Pengeringan yang dilakukan
pada kelompok 5 rombongan I adalah pengeringan menggunakan air tohor. Pertama-
tama cuci dengan bersih Gracilaria verrucosa, lalu masukkan Gracilaria verrucosa
ke dalam ember yang telah berisi air tohor. Rendam Gracilaria verrucosa selama 1-2
jam. Kemudian, jemur selama 1-2 hari sampai menunjukkan warna
putih/kekuningan. Setelah dilihat kering maka rumput laut Gracilaria verrucosa
disimpan di tempat yang kering tidak basah.

Anda mungkin juga menyukai