Anda di halaman 1dari 19

BAB V

Tinjauan Islam Tentang Hubungan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan


Terhadap Perilaku Kesehatan Pada Lansia di Puskesmas Kalibaru

5.1 Pemanfaatan pelayanan kesehatan dalam islam

Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang dilaksanakan


secara sendiri atau kelompok untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit (Azwar, 2012). Setiap manusia dalam
kehidupan terasa lebih sempurna jika kesehatan tubuhnya secara lahir dan batin
dalam keadaan sehat. Untuk meperoleh tubuh yang sehat diperlukan memelihara
kesehatan dengan cara memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada, karena
kesehatan bagi setiap manusia sangatlah penting. Dalam memelihara kesehatan
dengan cara memanfaatkan pelayanan kesehatan ada dua cara yaitu dengan mencegah
dan mengobati.
1. Mencegah
Mencegah agar tidak terkena penyakit lebih baik daripada mengobati, untuk itu
sejak dini diupayakan agar seseorang tetap sehat (Zuhroni dkk, 2003). Dalam
kaidah ushuliyyat dinyatakan:

Artinya:
Menolak lebih mudah daripada menghilangkan

Kesehatan adalah rahmat Allah yang besar, Karena itu agama Islam sangat
menekankan agar manusia menjaga kesehatannya, dan juga menjaga setiap
penyebab yang dapat menjadikannya menderita sakit. Datangnya penyakit, pada
umumnya disebabkan oleh salah atur dalam masalah makan, minum, muamalat,
atau yang berhubungan dengan fisik, tidak menjaga kebersihan, tidak hati-hati
terhadap sarana medis. Dalam hal ini, islam sangat mengedepankan pola hidup
sehat, seperti anjuran tentang menjaga kesehatan, kebersihan, pola makan,

1
menjaga kehormatan dari perbuatan keji, menjauhkan diri dari khamr dan
berbagai zat adiktif (Zuhroni dkk, 2003)

Ajaran Islam menuntun penganutnya untuk memelihara kesehatan yang terkait


kepada tiga komponen sehat yaitu kesehatan jasmani, rohani dan social
(Zulmaizarna,2009).

1) Kesehatan jasmani
Kesehatan jasmani atau tubuh, perlu diperhatikan, Karena tubuh mempunyai
hak untuk diperhatikan sebagaiman sabda Rasullah Saw Berikut :

Artinya:
Sesungguhnya badanmu mempunyai
hak atas dirimu (HR. Bukhari)

Hadits tersebut merupakan suatu teguran Rasullah Saw kepada


beberapa sahabat yang bermaksud melampaui batas beribadah, sehingga
kebutuhan jasmaninya terabaikan dan kesehatannya terganggu. Kesehatan
jasmani merupakan keadaan yang sangat penting dalam mendukung seluruh
kegiatan dalam bidang lainnya. Termasuk dalam bidang pelaksanaaan ibadah.

2) Kesehatan Rohani
Nata (2004) dalam buku Prespektif Islam tentang Pendidikan Kedokteran
menjelaskan bahwa kesehatan rohani memiliki hubungan yang erat dengan
kesehatan fisik atau jasmani. Orang yang terganggu perasaanya disebabkan
oleh berbagai permasalahan akan mengganggu kesehatan jasmani. Begitu
sebaliknya jika kesehatan jasmani terganggu akan berakaibat terganggunya
kesehatan rohani.
Dalam Al-Quran terdapat ayat-ayat yang membicarakan tentang
penyakit jiwa, mereka yang lemah imannya dinilai sebagai orang yang
memiliki penyakit di dalam dadanya. Secara otomatis orang yang sehat
imannya akan sehat juga jiwanya.

2
Upaya mewujudkan jiwa yang sehat dengan cara senantiasa mengigat
Allah, mengerjakan segala perinth-Nya sebagaimana dinyatakan dalam ayat
yang berbunyi:



Artinya:
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram. (QS. Al-raad (13) ayat 28)

3) Kesehatan Sosial
Hidup bermasyarakat merupakan salah satu naluri manusia. Manusia tidak
mampu untuk hidup sendiri. Hal ini didasarkan pada kenyataan untuk
memenuhi kebutuha hidup seperti makan, minum, pakaian, tempat tinggal,
transportasi, komunikasi, kesehatan, pendidikan, keturunan, semua dapat
dicapai dengan berinteraksi dan bekerjasama dengan orang lain. didasarkan
pada isyarat yang terdapat pada ayat yang berbunyi:

Artinya :
Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
(Q.S. al-Hujurat (49) ayat 13)

Ada dua tipe masyarakat yang dilihat dari segi sifatnya. Yang pertama
masyarakat homogony, masyarakat yang terdiri dari kumpulan orang-orang
yang memiliki latar belakang suku, etnis, bahasa, budaya dan agama yang
pada umumnya sama. Masyarakat heterogen adalah masyarakat yang

3
memiliki keanekaragaman dalam suku, etnis, bahasa, agama, dan budaya,
tingkat ekonimi.
Ayat-ayat tersebut menjelaskan bahwa manusia sebagai mahluk yang
dimuliakan Allah, sehingga tidak ada alasan untuk saling menghina satu sama
lain. Perbuatan yang sehrusnya dilakukan manusia sebagai mahluk yang
bermasyarakat adalah saling tlong-menolong, salinng menasihati tentang
kebenaran, serta saling menjaga keamaan dan memberikan perlindungan.
Untuk mencapai kehidupan yang baik secara rohani dan jasmani maka
seseorang harus mengutamakan kesehatan jiwa dan hatinya. Muslim yang
sehat menurut Islam adalah sehat jasmaninya, iman, jiwa dan sosialnya.
Sebagaiaman yang sudah dijelaskan, masyarakat yang sehat adalah masyrakat
yang berdiri diatas landasan iman, konsekwen dan komit dengan akidah
Islam, mengembangkan sikap tolrenasi, saling menghormati dan menghargai
paham agama masing-masing. Melalui penegakan nila-nilai inilah kesehatan
sosial masyarakat dapat diwujudkan

2. Pengobatan
Pengobatan merupakan suatu upaya penyembuhan suatu penyakit. Ajaran
islam mewajibkan setiap muslim yang sakit untuk berobat dengan benar, tidak
hanya mengandalkan kesembuhan dengan bertawakal saja secara pasif tanpa
ikhtiar sama sekali. Karena Allah menurunkan penyakit dan juga menyediakan
obatnya. Sebagaiman Rasulullah Saw bersabda:

Artinya:
Aku pernah berada di samping Rasulullah b. Lalu datanglah serombongan Arab
dusun. Mereka bertanya, Wahai Rasulullah, bolehkah kami berobat? Beliau

4
menjawab: Iya, wahai para hamba Allah, berobatlah. Sebab Allah tidaklah
meletakkan sebuah penyakit melainkan meletakkan pula obatnya, kecuali satu
penyakit. Mereka bertanya: Penyakit apa itu? Beliau menjawab: Penyakit
tua. (HR. Ahmad)
Pada hadists lain Rasullulah bersabda:

Artinya:
Tidaklah Allah turunkan penyakit kecuali Allah turunkan pula obatnya(HR.
Bukhori)



Artinya:
Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan
penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa
Taala. (HR. Muslim)

Secara global pengobatan nabi terdiri atas 3 cara, yaitu menggunakan obat alami,
obat Ilahi, dan dengan keduanya (Zuhroni,2003)

Terapi pengobatan itu ada tiga cara, yaitu; sayatan bekam, minum madu dan
kay (menempelkan besi panas pada daerah yang terluka), sedangkan aku
melarang ummatku berobat dengan kay. (HR Bukhari).
Dan pada hadits lain:

Gunakanlah dua penyembu ; Al-quran dan madu. (HR. ath-Thabrani dari Abu
Hurairah)
Prinsip utama dalam kesehatan adalah mengupayakan secara teratur dan optimal
agar orang menjadi kuat, sejalan dengan penyataan Nabi:

5
Artinya:
Dari Abu Huraira, ia berkata, Rasullulah saw bersabda: seseorang mukmin yang
kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada mukmin yang lemah (HR.
Muslim)
ketika penyakit menimpa seorang muslim, maka dia mempunyai kewajiban untuk
berikhtiar mencari obatnya dengan berusaha semaksimal mungkin. Dalam usaha
mengobati penyakit yang dideritanya, dengan cara meyakini bahwa obat dan
dokter hanya sebagai sarana kesembuhan penyakit saja, sedangkan yang benar-
benar menyembuhkan penyakit hanyalah Allah SWT. Sebagaimana firman Allah :

Artinya:
Dan apabila aku sakit, Dia-lah yang
menyembuhkanku. (QS Asy Syuara: 80)

Berobat adalah mencari kesembuhan dari penyakit dengan obat-obatan. Berobat


dilakukan ketika dalam keadaan sakit atau semisalnya, ulama kontemporer
merinci hukum berobat itu menjadi beberapa bagian, yaitu:
1) Menjadi wajib dalam beberapa kondisi:

a. Jika penyakit tersebut diduga kuat mengakibatkan kematian, maka


menyelamatkan jiwa adalah wajib.
b. Jika penyakit itu menjadikan penderitanya meninggalkan perkara wajib
padahal dia mampu berobat, dan diduga kuat penyakitnya bisa sembuh,
berobat semacam ini adalah untuk perkara wajib, sehingga dihukumi
wajib.
c. Jika penyakit itu menular kepada yang lain, mengobati penyakit
menular adalah wajib untuk mewujudkan kemaslahatan bersama.
d. Jika penyakit diduga kuat mengakibatkan kelumpuhan total,
atau memperburuk penderitanya, dan tidak akan sembuh jika dibiarkan,
lalu mudhorot yang timbul lebih banyak daripada maslahatnya seperti
berakibat tidak bisa mencari nafkah untuk diri dan keluarga, atau

6
membebani orang lain dalam perawatan dan biayanya, maka dia wajib
berobat untuk kemaslahatan diri dan orang lain.
2) Berobat menjadi sunnah/ mustahab

Jika tidak berobat berakibat lemahnya badan tetapi tidak sampai


membahayakan diri dan orang lain, tidak membebani orang lain, tidak
mematikan, dan tidak menular, maka berobat menjadi sunnah baginya.

3) Berobat menjadi mubah/ boleh

Jika sakitnya tergolong ringan, tidak melemahkan badan dan tidak berakibat
seperti kondisi hukum wajib dan sunnah untuk berobat, maka boleh baginya
berobat atau tidak berobat.

4) Berobat menjadi makruh dalam beberapa kondisi

a. Jika penyakitnya termasuk yang sulit disembuhkan, sedangkan obat


yang digunakan diduga kuat tidak bermanfaat, maka lebih baik tidak
berobat karena hal itu diduga kuat akan berbuat sis- sia dan membuang
harta.

b. Jika seorang bersabar dengan penyakit yang diderita, mengharap


balasan surga dari ujian ini, maka lebih utama tidak berobat, dan para
ulama membawa hadits Ibnu Abbas dalam kisah seorang wanita yang
bersabar atas penyakitnya kepada masalah ini.

c. Jika seorang fajir/rusak, dan selalu dholim menjadi sadar dengan


penyakit yang diderita, tetapi jika sembuh ia akan kembali menjadi
rusak, maka saat itu lebih baik tidak berobat.

d. Seorang yang telah jatuh kepada perbuatan maksiyat, lalu ditimpa suatu
penyakit, dan dengan penyakit itu dia berharap kepada Alloh
mengampuni dosanya dengan sebab kesabarannya.

7
Dan semua kondisi ini disyaratlkan jika penyakitnya tidak
mengantarkan kepada kebinasaan, jika mengantarkan kepada
kebinasaan dan dia mampu berobat, maka berobat menjadi wajib.
5) Berobat menjadi haram

Jika berobat dengan sesuatu yang haram atau cara yang haram maka
hukumnya haram, seperti berobat dengan khomer/minuman keras, atau
sesuatu yang haram lainnya. Sesuai dengan hadist nabi :

Artinya:

Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit beserta obatnya, dan Dia


jadikan setiap penyakit ada obatnya, maka berobatlah kalian, tetapi jangan
berobat dengan yang haram. (HR.Abu Dawud)


Artinya:

Khomr itu bukanlah obat, namun ia adalah penyakit. (HR. Muslim)

ajaran Islam mewajibkan umatnya untuk berobat dengan benar, dan


rasulullah saw melarang umatnya untuk berobat dengan yang haram. ada
beberapa hukum yang mengatur tentang anjuran berobat dari mulai wajib,
Sunnah, mubah, makruh dan haram.

5.2 Perilaku Kesehatan

8
Menurut Islam Perilaku kesehatan adalah suatu respon seorang yang berkaitan
dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang mempengaruhi sehat-sakit
(kesehatan) seperti lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan yang
berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan hidup sehat sangat
tergantung pada pemeliharaan kesehatan. Kesehatan adalah hal mutlak yang harus
diperhatikan. Derajat kesehatan masyarakat sangat ditentukan oleh berbagai faktor
yang saling mendukung satu sama lain mulai dari lingkungan, perilaku masyarakat,
pelayanan kesehatan hingga genetika yang ada di masyarakat (Sunarwo & Amrin,
2010).

Kesehatan merupakan rahmat dan nikmat Allah SWT yang sangat besar
nilainya dan perlu disyukuri, karena itu agama Islam sangat menekankan agar
manusia menjaga kesehatan diri, kesehatan lingkungan, dan menjaga setiap penyebab
yang dapat menjadikannya menderita sakit. Datangnya penyakit pada umumnya
disebabkan oleh masalah makan, minum, muamalat, atau yang berhubungan dengan
fisik, tidak menjaga kebersihan. Dalam hal ini Islam sangat mengedepankan pola
hidup sehat, seperti anjuran tentang menjaga kesehatan, kebersihan, pola makan,
menjaga kehormatan dari perbuatan keji, menjauhakan diri dari mengkonsumsi
khamar adan berbagai zat adiktif lainnya. Seseorang yang sehat jasmani dan rohani
dapat bekerja, beribadah maksimal untuk mendapat ridho Allah SWT, demi mencapai
kebahagiaan dunia maupun akhirat. (Zuhroni, et al., 2003).

Berbagai pendapat para ahli menyatakan tentang pengertian sehat, yang di antaranya
adalah :

1) Sehat menurut WHO adalah sehat jiwa, raga dan lingkungan sosialnya, yang
tidak hanya terbatas pada bebas penyakit atau kelemahan saja. Sejak tahun 1984
WHO telah menyempurnakan definisi di atas dengan menambah satu elemen
spiritual (agama) sehingga sekarang ini yang dimaksud sehat adalah tidak hanya

9
sehat dalam arti fisik, psikologik dan sosial, tetapi juga sehat dalam arti
spiritual/agama.
2) Sehat menurut Akbar adalah bersifat holistik, meliputi bidang fisik, mental,
sosial, dan iman, bahkan meliputi lingkup duniawi hingga ukhrawi, mencakup
pengalaman akidah, syariah dan akhlak, baik dalam hubungan antara manusia
dengan dirinya, orang lain, lingkungan, dan dengan Allah.
3) Sehat menurut pakar Islam, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Musyawarah
Nasional Ulama tahun 1983 merumuskan kesehatan sebagai ketahanan
jasmani, rohani, dan sosial yang dimiliki manusia, sebagai karunia Allah SWT
yang wajib disyukuri dengan mengamalkan (tuntutanNya) dan memelihara serta
mengembangkannya

Seseorang yang dikatakan sehat adalah apabila seseorang itu memiliki (Zulmaizarna,
2009) :

a. Ketahanan atau kekuatan fisik, yaitu berfungsinya seluruh organ tubuh sesuai
dengan fungsinya.
b. Ketahanan atau kekuatan rohani yang meliputi ketahanan mental dan iman.
Seseorang yang sehat rohaninya adalah seseorang yang bermental sehat dan
yang beriman baik. Dalam arti kuat mental, orang tersebut dapat bertahan
apabila tertimpa musibah, tidak mudah berputus asa dan lainnya. Iman yang
kuat yaitu orang yang menjalankan perintah Allah SWT dan meninggalkan
larangan-Nya.
c. Ketahanan dan kekuatan sosial yaitu seseorang yang sehat sosialnya, orang
yang dapat berintegrasi dan berkomunikasi serta bekerjasama dengan orang
lain atau lingkungannya. Beberapa hadist menjelaskan bahwa pentingnya
kedudukan kesehatan menurut pandangan Islam, Rasullulah SAW bersabda :



Artinya:

10
Yang pertama sekali ditanyakan kepada seorang hamba pada hari kiamat
adalah mengenai nikmat (yang diperolehnya). Dikatakan kepadanya, tidaklah
telah kami sehatkan badanmu dan telah kami berikan bekal kepadamu dari air
yang sejuk? (HR. Turmudzi).

Memiliki tubuh yang sehat adalah dambaan setiap orang dan merupakan
rahmat Allah SWT yang sangat besar. Karena dengan tubuh yang sehat manusia dapat
melakukan pekerjaan sehari-hari dan melaksanakan ibadah dengan baik. Oleh sebab
itu ajaran Islam sangat menekankan agar manusia menjaga kesehatannya dari setiap
penyebab yang dapat menyebabkan penyakit. Begitu pentingnya suatu nilai kesehatan
yang merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia, dengan kondisi yang
sehat manusia dapat beraktivitas dan beribadah dengan baik. Ajaran Islam sangat
menekankan kesehatan jasmani.

Agar tetap sehat, hal yang perlu diperhatikan dan dijaga, menurut sementara ulama,
disebutkan ada sepuluh hal, yaitu: dalam hal makan, minum, gerak, diam, tidur,
terjaga, nafsu, keadaan jiwa, dan mengatur angota badan. Berbagai upaya yang harus
dilakukan agar manusia tetap sehat, dalam ajaran Islam, bersumber dari hadist-hadist
maupun ayat Al-Quran, antara lain;

1. Mengatur Pola Makan dan Minum Makanan adalah unsur terpenting untuk
menjaga kesehatan. Sebagai seorang muslim hendaklah memperhatikan makanan
untuk dikonsumsi baik segi kehalalan maupun manfaatnya, sebagaimana firman
Allah:



Artinya:
Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya (QS Abasa [80]:24).

Pada ayat lain dijelaskan makanan makanan yang baik dan halal sebagaimana
FirmanNya:

Artinya:
Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah
rezekikan kepadamu(QS Al-Maidah [5]:88)

11
Berdasarkan ayat-ayat tersebut diatas menyatakan bahwa ajaran Islam
mengajarkan tentang pola makan yang baik. Persyaratan utama makanan adalah
halal dan baik, juga tidak berlebihan karena makan yang berlebihan dapat
menimbulkan penyakit.

2. Keseimbangan Beraktivitas dan Istirahat Islam menekankan keteraturan mengatur


ritme hidup dengan cara tidur cukup, istirahat cukup, disamping hak-haknya
kepada Tuhan melalui ibadah. Islam memberi tuntutan agar mengatur waktu
untuk istirahat bagi jasmani. Keteraturan tidur dan berjaga diatur secara
proporsional, masing-masing anggota tubuh memiliki hak yang harus dipenuhi.
Di sisi lain, Islam melarang membebani badan melebihi batas kemampuannya,
seperti melakukan begadang sepanjang malam, melaparkan perut berkepanjangan
sekaligus maksudnya untuk beribadah. Ajaran Islam juga memberikan perhatian
khusus terhadap hak-hak anggota tubuh. Misalnya, makan jika lapar, minum jika
haus, beristirahat jika letih, membersihkannya jika kotor, mengobatinya jika sakit.
Terhadap kebutuhan jasmani manusia, Islam memberikan tuntunan agar mengatur
waktu untuk beristirahat seperti ditegaskan dalam ayat Al-Quran:

Artinya:
Dan, karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu
beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-
Nya pada siang hari dan agar kamu bersyukur kepada-Nya (QS AlQashash
[28]:73) .
Juga dalam surat Yunus dinyatakan:

Artinya:
Dialah yang menjadikan malam bagi kamu supaya kamu beristirahat padanya
dan (menjadikan) siang terang benderang (supaya kamu mencari karunia Allah).
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah)
bagi orang-orang yang mendengar (QS Yunus [10]:67)

12
Islam juga sangat menekankan untuk bekerja, rajin, selalu beraktivitas, bekerja
pagi-pagi, sebaliknya, melarang bersikap lamban, malas-malasan dan suka
menunda-nunda pekerjaan.
3. Olahraga dan Ibadah Salah satu upaya untuk mencapai derajat kesehatan yang
baik, salah satunya adalah berolahraga. Tujuan utama olahraga adalah untuk
mempertinggi kesehatan yang positif, daya tahan, tenaga otot, keseimbangan
emosional, efisiensi dari fungsi-fungsi alat tubuh, dan daya ekspresif serta daya
kreatif. Rasulullah SAW telah menganjurkan berolahraga yang bermanfaat bagi
tubuh dan hati manusia. Dengan melakukan olahraga secara bertahap, teratur, dan
cukup akan meningkatkan dan memperbaiki kesegaran jasmani, menguatkan dan
menyehatkan tubuh.
Olahraga merupakan kegiatan fisik untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh.
Gerakan tubuh dalam shalat dapat dipandang sebagai kegiatan olahraga. Shalat
mengandung aktivitas fisik dan psikis karena di dalamnya terdapat gerakan
anggota tubuh yang dapat mengobati penyakit jasmani dan dzikir pengobatan
psikis, seperti hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah di bawah ini :


Artinya:
Maka sesungguhnya dalam shalat itu terdapat penyembuhan (HR. Ibnu
Majah).
4. Menciptakan Jiwa yang Tenang Kesehatan rohani atau jiwa ialah terwujudnya
keharmonisan fungsi jiwa serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi
masalah-masalah yang biasa terjadi dan menyatakan secara positif kebahagiaan
dan kemampuan diri. Keharmonisan diantara fungsi jiwa dapat dicapai antara lain
dengan keyakinan akan ajaran agama, keteguhan dalam mengindahkan norma-
norma sosial, hukum, moral dan sebagainya. Islam sangat memperhatikan
kesehatan jiwa dengan perhatian yang tinggi, sebagai contoh, jika larut dalam
kesedihan akan berakibat menurunnya stamina fisik yang akhirnya akan sakit,
sebagaimana dinyatakan dalam hadits Nabi :

13
Artinya:
Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin
supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah
ada) .Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi adalah Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana (Q.S Al-Fath [48]:4)

Berdasarkan uraian di atas, hidup sehat sangat tergantung pada pemeliharaan


kesehatan. Islam memandang kesehatan itu sendiri dari sehat fisik, mental, sosial,
ditambah kesehatan spiritual dan iman. Kesehatan merupakan rahmat dan nikmat
Allah SWT yang sangat besar nilainya dan perlu disyukuri, karena itu agama
Islam sangat menekankan agar manusia menjaga kesehatan diri, kesehatan
lingkungan, dan menjaga setiap penyebab yang dapat menjadikannya menderita
sakit. Berbagai upaya yang harus dilakukan agar manusia tetap sehat adalah salah
satunya dengan mengatur pola makan dan minum, keseimbangan beraktivitas dan
istirahat, olahraga dan ibadah, dan terakhir dengan menciptakan jiwa yang tenang.
Makan dan minum dari zat yang halal dan thayyib dan pola makan yang teratur
dan tidak berlebihan supaya tidak menimbulkan penyakit. Beraktivitas, istirahat,
dan tidur cukup juga merupakan upaya agar kesehatan jasmani menjadi lebih
baik. Olahraga juga merupakan upaya kegiatan fisik untuk menguatkan dan
menyehatkan tubuh yang bertujuan untuk mempertinggi kesehatan yang positif,
daya tahan, tenaga otot, keseimbangan emosional, efisiensi dari fungsi-fungsi alat
tubuh, dan daya ekspresif serta daya kreatif. Ketenangan jiwa dapat diperoleh
dengan mengingat Allah dalam arti berdzikir kepada Allah SWT.

5.3 Lansia menurut Islam

Lanjut usia merupakan suatu tahapan dalam proses kehidupan semua makhluk
hidup yang disebut proses menua. Proses kehidupan setiap makhluk dimulai dari

14
tiada, ada, tumbuh kembang, menyusut dan akhirnya musnah. Dari tiap-tiap makhluk
hidup mempunyai masa eksitensi sendiri. Bagi makhluk hewan dan manusia masa
eksitasi ini dimulai dari saat pembuahan yang kemudian tumbuh dan berkembang
menjadi embrio, menjadi janin yang kemudian lahir sebagai bayi. Bayi ini akan
tumbuh dan berkembang menjadi kanak-kanak, kemudian mencapai dewasa yang
mantap dan selanjutnya berangsur-angsur menjadi tua dan akhirnya meninggal dunia.
(Kosim, 1982).

Usia merupakan tanda suatu proses kehidupan seorang manusia ketika berada di
dunia, mulai dari seorang bayi masuk ke dalam kandungan hingga mencapai usia
lanjut (Thaha, 1982). Pada ayat lain menyatakan sebagai firman Allah.:



Artinya :
..Kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi kemudian (dengan berangsur-
angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan diantara kamu ada yang
diwafatkan, dan (ada pula) diantara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai
pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah
diketahuinya (QS. Al-Hajj (22) : 5)
Hal yang tidak dapat dipungkiri ialah bahwa sel-sel tubuh selalu dalam
keadaan pembaharuan (renovasi). Pada fase-fase permulaan dari kehidupan manusia,
regenerasi berlangsung lebih cepat daripada dengan erosi (Thaha, 1982). Pada lansia,
hal yang terjadi adalah sebaliknya. Maha benar Allah dengan segala firman-Nya :


Artinya :
Dan barangsiapa kami panjangkan umurnya (regenerasi), niscaya kami kembalikan
dia kepada kejadiannya (Degenerasi, menjadi lemah dan kurang akal). Maka apakah
mereka tidak memikirkan? (QS. Yasin (36) : 68).

Perlakuan terhadap orang tua yang berusia lanjut dibebankan kepada anak-
anak mereka, bukan kepada badan atau panti asuhan, termasuk panti jompo.
Perlakuan terhadap orang tua menurut tuntunan Islam berawal dari rumah tangga.
Allah menyebutkan pemeliharaan secara khusus orang tua yang sudah lanjut usia

15
dengan memerintahkan kepada anak-anak mereka untuk memperlakukan kedua orang
tua mereka dengan kasih sayang.
Sebagai pedoman dalam memberi perlakuan yang baik kepada kedua orang tua, Allah
berfirman :







Artinya:
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika
salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada
mereka perkataan yang mulia. (QS. Al-Israa (17): 23)
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manusia terlahir dari bayi, balita,
anak-anak, remaja, dewasa sampai menjadi tua, sebagian diantaranya diwafatkan dan
sebagian lainnya dipanjangkan umurnya sampai pikun. Jadi jelaslah bahwa Islam
memandang penuan itu adalah suatu hal yang alami dan merupakan kodrat manusia
yang tidak dapat dirubah. Allah memerintahkan kepada anak-anak mereka untuk
memperlakukan kedua orang tua mereka dengan kasih sayang.

5.4 Tinjauan Islam Tentang Pengaruh Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan


Terhadap Perilaku Kesehatan pada Lansia

Pemanfaatan pelayanan kesehatan dalam Islam berkaitan dengan mencegah


dan mengobati. Untuk mencapai kehidupan yang baik secara rohani dan jasmani
maka seseorang harus mengutamakan kesehatan jiwa dan hatinya. Menjaga pola
hidup sehat diiringi dengan mengatur pola makan dan minum, keseimbangan
berkativitas, olahraga dan ibadah yang teratur. Muslim yang sehat menurut islam

16
adalah sehat jasmaninya, sehat iman, sehat jiwa dan sosialnya. Sebagaiamana yang
sudah dijelaskan, masyarakat yang sehat adalah masyrakat yang berdiri diatas
landasan iman, konsekwen dan komit dengan akidah Islam, mengembangkan sikap
tolrenasi, saling menghiormati dan menghargai paham agama masing-masing.
Melalui penegakan nila-nilai inilah kesehatan social masyarakat dapat diwujudkan.
Disamping menjaga kesehatan Ajaran Islam mewajibkan umatnya untuk berobat
dengan benar, dan rasulullah melarang umatnya untuk berobat dengan yang haram.
Sebagaimana bersabdah: Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit beserta
obatnya, dan Dia jadikan setiap penyakit ada obatnya, maka berobatlah kalian,
tetapi jangan berobat dengan yang haram. (HR.Abu Dawud). Terdapat hukum
berobat menuurut beberapa ulama ada 4: wajib, sunnah, mubbah, dan haram.

Perilaku kesehatan adalah suatu respon seorang terhadap stimulus atau objek
yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang mempengaruhi
sehat-sakit (kesehatan) seperti lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan
kesehatan yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Berbagai
upaya yang harus dilakukan agar manusia tetap sehat adalah salah satunya dengan
mengatur pola makan dan minum, keseimbangan beraktivitas dan istirahat, olahraga
dan ibadah, dan terakhir dengan menciptakan jiwa yang tenang. Makan dan minum
dari zat yang halal dan thayyib dan pola makan yang teratur dan tidak berlebihan
supaya tidak menimbulkan penyakit. Beraktivitas, istirahat, dan tidur cukup juga
merupakan upaya agar kesehatan jasmani menjadi lebih baik. Olahraga juga
merupakan upaya kegiatan fisik untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh yang
bertujuan untuk mempertinggi kesehatan yang positif, daya tahan, tenaga otot,
keseimbangan emosional, efisiensi dari fungsi-fungsi alat tubuh, dan daya ekspresif
serta daya kreatif. Ketenangan jiwa dapat diperoleh dengan mengingat Allah dalam
arti berdzikir kepada Allah SWT.

Lanjut usia merupakan suatu tahapan dalam proses kehidupan semua


makhluk hidup yang disebut proses menua. Proses kehidupan setiap makhluk dimulai

17
dari tiada, ada, tumbuh kembang, menyusut dan akhirnya musnah, kondisi fisik yang
semula lemah kemudian menjadi kuat kemudian lemah kembali sesuai dengan firman
Allah : ..Kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi kemudian (dengan
berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan diantara kamu ada
yang diwafatkan, dan (ada pula) diantara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai
pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah
diketahuinya (QS. Al-Hajj (22) : 5)

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan pemanfaatan pelayanan


esehatan terhadap perilaku kesehata pada lansia, bahwa diperoleh data tidak terdapat
hubungan antara pemanfaatan pelayanan kesehatan terahdap perilaku kesehatan
lansia.

Tinjauan Islam tentang pemanfaatan pelayanan kesahetan terhadap perilaku


kesehatan lansia, bahwa hidup sehat sangat tergantung pada pemeliharaan kesehatan.
Muslim yang sehat adalah sehat jasmaninya, iman, jiwa dan sehat sosialnya. Menurut
Islam setiap muslim hedaklah menjaga pola hidup sehat diiringi dengan mengatur
pola makan dan minum, keseimbangan berkativitas, olahraga dan ibadah yang teratur.
Muslim yang menaati ajaran Islam dalam pemeliharaan kesehatan baik jasmani
maupun rohani, kesehatannya akan terjaga. Apabila sakit mereka memanfaatkan
pelayanan kesehatan untuk pengobatan, setiap muslim meyakini bahwa setiap
penyakit akan sembuh atas izin Allah dan dengan obat yang tepat. Sebagaimana sabda
Rasullulah: Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan
penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Taala. (HR.
Muslim).

18
19

Anda mungkin juga menyukai