Anda di halaman 1dari 3

Disfungsi Seksual Pada Pria

By
Bagus Rahmat Prabowo
01/11/2012

Disfungsi seksual adalah istilah yang dikenal sebagai gangguan seksual. Disfungsi seksual pada
pria adalah semua gangguan yang bisa menyebabkan penurunan fungsi seksual pada pria.
Gangguan fungsi seksual ini bisa terjadi pada satu atau lebih siklus respon seksual. Pada pria,
menurut Master and Johnson, respon seksual lebih bersifat linier, yaitu exitasi, plateu, orgasme
dan resolusi. Salah satu saja dari keempat respon seksual tersebut mengalami hambatan akan
dapat menimbulkan disfungsi seksual pada pria. Walaupun masalah atau disfungsi seksual pada
perempuan lebih sering terjadi, namun tidak sedikit pria yang mengalaminya dan kebanyakan
tidak terungkap. Padahal sebagian besar disfungsi seksual pada pria sangat mudah disembuhkan
apabila dilakukan konsultasi kepada ahlinya. Adanya mitor-mitos tentang keperkasaan pria
menyebabkan para pria yang mengalami disfungsi seksual kemudian mengambil jalan pintas
tanpa terlebih dahulu mengetahui apa penyebab masalahnya.

Penyebab disfungsi seksual pada pria

Hampir sama dengan perempuan, penyebab disfungsi seksual pada pria bisa disebabkan oleh
gangguan fisiologis atau psikologis. Penyebab fisiologis misalnya dikarenakan adanya masalah
kesehatan secara umum yang juga bisa menyebabkan gangguan fungsi seksual. Misalnya
diabetes, gangguan jantung dan pembuluh darah, gangguan neurologis, ketidakseimbangan
hormon, dan berbagai macam penyakit kronis lain misalnya gagal ginjal, penyakit hati,
alkohlisme dan penyalahgunaan napza jangka panjang. Penyebab psikologis termasuk
diantaranya adalah depresi, stress, kecemasan, kegalauan terhadap vitalitas seksual,
permasalahan rumah tangga, masalah relasi, perasaan bersalah, dan juga karena masalah trauma
seksual di masa lampau.

Baik pria maupun perempuan dapat mengalami disfungsi seksual. Gangguan ini juga bisa terjadi
pada usia berapapun setelah akil baliq. Umumnya mereka yang sering terkena gangguan ini
adalah pada usia-usia tua (geriatri), dan dihubungkan dengan menurunnya fungsi fisiologis tubuh
dikarenakan pengarug penuaan. Pada pria berbeda dengan pada perempuan. Perempuan akan
mengalami menopause, dimana terjadi penurunan fungsi reproduksi namun tidak terjadi
penurunan fungsi seksual. Sedangkan pada pria dapat terjadi andropause, dimana terjadi
penurunan fungsi seksual namun tidak terjadi penurunan fungsi reproduksi. Penurunan fungsi
seksual yang paling sering terjadi pada pria adalah gangguan ejakulasi, disfungsi ereksi dan
gangguan libido.

Gangguan ejakulasi

Ada beberapa jenis gangguan ejakulasi, yaitu :

Ejakulasi dini atau disebut dengan premature ejaculation. Gangguan ini dikenal secara
umum untuk semua keluhan ejakulasi yang terjadi sebelum atau segera setelah penetrasi.
Ini merupakan bentuk paling umum dari disfungsi seksual pada pria. Umumnya
disebabkan karena faktor psikologis atau kurangnya pengalaman seksual seseorang.
Ejakulasi terhambat atau disebut retarded ejaculation. Ini merupakan kebalikan dari
ejakulasi dini, dimana ejakulasi terjadi untuk waktu yang sangat lama atau tidak terjadi
sama sekali. Ini bentuk yang kurang umum terjadi. Beberapa obat-obatan anti depresan
dapat menyebabkan gangguan ini. Trauma pada tulang belakang juga menyebabkan
berkurang atau hilangnya respon rangsangan pada daerah seksual pria sehingga
menyebabkan ejakulasi yang terhambat.
Ejakulasi retrogade adalah kelainan ejakulasi dimana sperma yang seharusnya terpancar
keluar melalui urethra namun malah berbalik menuju ke kandung kemih. Sehingga pada
pria yang mengalami keluhan ini biasanya disertai dengan gangguan infertilitas.
Gangguan ini sangat umum terjadi pada pria-pria dengan diabetes yang mengalami
neuropati diabetik. Gangguan persarafan ini menyebabkan ketidakmampuan saraf-saraf
pada kandung kemih untuk berespon terhadap siklus seksual. Selain diabetes, gangguan
ini juga bisa disebabkan karena penggunaan obat-obatan anti depresan tertentu.

Pada sebagian besar kasus, ejakulasi dini atau ejakulasi terhambat umumnya disebabkan oleh
faktor psikologis, misalnya pandangan tentang seks yang kaku, kurangnya daya tarik terhadap
pasangan dan pasca traumatik. Sedangkan retrogade ejaculation umumnya disebabkan karena
gangguan fisik.

Disfungsi Ereksi

Gangguan ini kemudian dikenal sebagai impotensi. Disfungsi ereksi didefinisikan sebagai
ketidakmampuan untuk bisa atau mempertahankan ereksinya sehingga dengan
ketidakmampuannya tersebut menjadi tidak dapat melakukan penetrasi secara terus menerus
dalam jangka waktu minimal tiga bulan. Penyebab disfungsi ereksi berbagai macam, termasuk
diantaranya menurunnya aliran darah ke pembuluh darah penis (misalnya atherosclerosis),
gangguan persarafan, gangguan psikologis, stress, depresi, kecemasan, kegalauan seksual dan
trauma pada penis. Berbagai macam penyakit kronis juga bisa menimbulkan gangguan ini,
termasuk juga penggunaan atau penyalahgunaan napza jangka panjang. Disfungsi ereksi
merupakan indikator kesehatan secara umum karena umumnya disfungsi ereksi berhubungan
dengan endethelial dysfunction atau gangguan dinding kapiler pembuluh darah. Ada beberapa
penelitian yang mengkaitkan hubungan antara mumculnya nyeri dada dan disfungsi ereksi.
Seseorang dengan nyeri dada yang berhubungan dengan gangguan jantung umumnya akan
berlanjut dengan disfungsi ereksi.

Gangguan Libido

Gangguan ini didefinisikan sebagai penurunnya hasrat atau keinginan untuk berhubungan
seksual dan terlibat dalam setiap aktifitas seksual apapun. Gangguan ini bisa disebabkan oleh
karena gangguan fisik dan psikis. Secara fisik, penurunan libido bisa disebabkan karena
rendahnya hormon testosteron. Sedangkan penyebab psikis biasanya dikarenakan kecemasan dan
depresi. Beberapa penyakit kronis juiga mampu menurunkan libido, misalnya diabetes dan
tekanan darah tinggi. Hubungan pernikahan dan relasi pasangan yang buruk juga dapat
meningkatkan risiko gangguan libido pada pria.
Untuk mendiagnosa disfungsi seksual pada pria, biasanya akan dilakukan anamnesa untuk
mengetahui latar belakang, gejala dan kemudian akan dilakukan pemeriksaan fisik. Sangat
penting untuk mencari penyebab utamanya, misalnya apakah ada penyakit kronis atau kondisi
depresi dan kecemasan yang dapat menyebabkan disfungsi seksual tersebut. Seperti sebuah
lingkaran, biasanya penyebabnya tidaklah tunggal. Penyebab fisik akan dapat menyebabkan
gangguan psikologis, demikian pula sebaliknya. Bergantung kepada gangguan fisiknya, mungkin
perlu dirujuk kepada urolog atau ahli penyakit dalam. Jika ditemukan gangguan yang sifatnya
psikologis mungkin perlu dilakukan konseling dan terapi pasangan.

Disfungsi seksual dapat disembuhkan

Prinsip dari penanganan disfungsi seksual adalah mencari penyebabnya. Kemudian melakukan
modifikasi gaya hidup, misalnya bagi yang merokok sebaiknya mengurangi rokok atau bagai
yang tidak pernah berolahraga mulai melakukan aktifitas olahraga rutin. Setelah diketahui
penyebabnya, mungkin perlu dilakukan bantuan medikasi misalnya dengan PDE-5 inhibitor
(sildenafil, tadalafil atau vardenafil). Jika gangguan terkait dengan ereksi, langkah terakhir yang
bisa dilakukan seandainya semua usaha diatas tidak memberikan hasil adalah dengan tindakan
intervensi fisik, misalnya dengan vakum, injeksi intravena, medicated uretheral system for
erection (MUS), penanaman prosthesis dan operasi revaskularisasi penis.

Tindakan penyembuhan yang paling penting lagi adalah edukasi. Sebagian besar pasien dengan
disfungsi seksual mengalami keluhan berulang dan merasa tidak sembuh-sembuh dikarenakan
kurangnya edukasi oleh tenaga kesehatan. Adanya faktor bahwa obat-obatan ini mudah didapat
juga meningkatkan risiko terjadinya berbagai gangguan disfungsi seksual.

Konseling dengan pasangan juga merupakan salah satu kunci penyembuhan disfungsi seksual,
karena terapis yang paling utama adalah pasangan seks nya.

Mencegah disfungsi seksual

Pencegahan disfungsi seksual sanbat berhubungan dengan pencegahan penyebabnya. Penyebab


psikologis sangat sulit untuk dihindari, namun dengan manajemen stres yang baik dapat
mengurangi risiko disfungsi seksual. Untuk berbagai penyebab fisik umumnya lebih mudah
dilakukan tindakan pencegahan. Prinsipnya adalah mengikuti Tria Pencegahan, yaitu :

Hindari rokok dan alkohol


Tingkatkan kualitas makanan (turunkan lemak dan naikkan serat)

Perbanyak aktifitas olahraga

Anda mungkin juga menyukai