Anda di halaman 1dari 5

RESUME KEBIJAKAN RAPBN 2018

Nama Kelompok 1:
1. Deddy Andrianto
2. Dewi Lestuti Ambarwati
3. Imanishi Dwi Alfiansyah
4. Pradina Anis Herginingtyas
5. Ridhan Lukmanul Hakim
6. Umi Nadhirotul Ayni

Dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Merdeka Jakarta, Presiden Joko Widodo
bersama dengan menteri kabinet kerja membahas kapasitas fiskal dan pagu indikatif RAPBN
2018, dan peningkatan peringkat Easy od Doing Business (EODB) Tahun 2018. Kebijakan
RAPBN 2018 akan difokuskan pada pemerataan ekonomi. Selain itu juga akan membahas hal-
hal yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi 2017 dan 2018, hambatan dan tantangan.

Sebelum masuk pemaparan Menteri Keuangan dan Menteri Bappenas mengenai rancangan
kapasitas fiskal dan pagu indikatif RAPBN tahun 2018, Joko Widodo mengatakan bahwa
penyusunan RAPBN 2018 disusun dengan semangat optimisme tapi realistis dan kredibel.
Maka semua kementerian diharapkan harus kerja keras dan melakukan langkah-langkah
konkret, tidak bekerja rutininas, tidak bekerja monoton, bekerja linier, bekerja business as usual,
hal ini harus ditekankan pada yang ada di bawah kita agar betul-betul langkah-langkah konkret
itu ada tambahnya.

Presiden Joko Widodo menjelaskan setidaknya terdapat sepuluh fokus pemerintah dalam
rancangan belanja yang dicakup dalam Pagu Indikatif RAPBN 2018, salah satunya adalah
penuntasan program infrastruktur prioritas nasional. Pemerintah memiliki target bahwa seluruh
program infrastruktur prioritas nasional harus dapat diselesaikan di 2018 sehingga negara
memiliki pondasi yang kuat dalam ekonomi, bukan saja meningkatkan daya saing, tapi juga bisa
meningkatkan dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Menurut Jokowi, dengan tercapainya
program infrastruktur prioritas nasional juga dapat memeratakan kondisi ekonomi yang
berkeadilan hingga ke pelosok daerah.

Hal kedua yang menjadi fokus yaitu belanja untuk pendidikan dan kesehatan yang terus
dijaga kualitasnya dengan memanfaatkan alokasi 20% dari APBN. Jokowi meminta untuk
dibentuknya Dana Abadi Pendidikan yang bertujuan mengelola dana investasi pendidikan secara
jangka panjang. Diperkirakan bahwa pada tahun 2030 negara akan mempunyai Dana Abadi
Pendidikan kurang lebih Rp400 triliun.

Fokus ketiga yaitu pemerintah kementerian dan lembaga diminta untuk membatasi belanja
barang maksimum sebesar realisasi belanja tahun 2016. Jokowi menegaskan agar pemerintah
mengurangi belanja yang tidak efisien maupun yang tidak mendukung program prioritas
nasional.

Keempat yang menjadi perhatian yaitu alokasi subsidi harus tepat sasaran dan digunakan
secara efisien. Subsidi untuk sejumlah produk seperti BBM, elpiji, pupuk, ataupun benih diminta
untuk lebih tepat sasaran. Presiden Joko Widodo mengharapkan keefisienan dan tepat sasaran
tersebut harus sampai pada 40% lapisan masyarakat ekonomi terbawah.

Jokowi juga mengatakan Program Keluarga Harapan (PKH), sebagai fokus kelima,
merupakan salah satu program yang efektif dalam mengurangi angka kemiskinan. Ia meminta
agar sasaran PKH ditingkatkan dari 6 juta keluarga menjadi 10 juta keluarga dengan peningkatan
anggaran.

Kemudian untuk fokus keenam yaitu Menteri Pertanian Amran Sulaiman diminta agar
belanja pertanian diarahkan untuk mengembangkan tanaman hortikultura. Jokowi mengatakan
program peningkatan produtivitas padi sudah berhasil dan selanjutnya diarahkan pada
pengembangan hortikultura. Selain belanja pertanian, Jokowi juga menekankan belanja
infrastruktur irigasi harus sesuai dengan pengadaan sawah ataupun sumber pengairan.

Selain itu, fokus ketujuh yaitu Dana Alokasi Umum (DAU) akan menggunakan formula
dinamis mengikuti keadaan keuangan pemerintah pusat. Jumlah dana untuk tiap daerah nantinya
akan dinamis tergantung pendapatan dari pemerintah pusat.

Kemudian, Jokowi menyebutkan fokus kedelapan dalam Pagu Indikatif RAPBN 2018
yaitu pemanfaatan Dana Alokasi Khusus kepada daerah tertentu untuk mengatasi kesenjangan
ketersediaan layanan publik secara selaras dengan program antardaerah dan sumber pendanaan.

Untuk fokus kesembilan, Jokowi juga meminta kementerian memperhatikan pemanfaatan


dana desa yang jumlahnya akan semakin besar. Dan memantau terus efektivitas pelaksanannya
terutama diprioritaskan untuk peningkatan produktivitas dalam rangka mengurangi kemiskinan,
memperbaiki infrastruktur, dan penciptaan lapangan pekerjaan di desa.

Dalam fokus yang kesepuluh, ia juga meminta agar menteri memeriksa langsung
penyelesaian program-program pemerintah sesuai Nawacita secara lebih teliti dan rinci sesuai
prioritas. Presiden juga berharap agar seluruh APBN bebas dari korupsi dan tidak adanya
keraguan untuk bertindak keras, tegas terhadap uang yang berada di APBN. Dan menteri maupun
kepala lembaga negara harus meningkatkan pengawasan dan efisien dalam menggunakan dana
yang telah diberikan.

Selain itu,diharapkan adanya peningkatan target pertumbuhan ekonomi pada 2018 menjadi
kira-kira 5,4 6,1% sejalan dengan perbaikan ekonomi dunia. Selanjutnya, Jokowi juga
menginginkan adanya peningkatan tax rasio terhadap PDB, lalu berkaitan dengan tahun anggaran
2018 mengenai penajaman program prioritas. Sehingga, program yang dicanangkan betul-betul
mendorong produktivitas dan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan investasi di
Indonesia. Dalam investasi, kapasitas fiskal Indonesia masih terbatas, maka investasi tidak bisa
bergantung hanya pada pemerintah, melainkan harus berasal pada swasta,dimana, 70-80% harus
berasal dari BUMN dan swasta.

No. Fokus Belanja Pemerintah dalam Pagu Indikatif RAPBN 2018


1. Penuntasan program infrastruktur prioritas nasional.

2. Belanja untuk pendidikan dan kesehatan.

Kementerian dan lembaga diminta untuk membatasi belanja barang maksimum sebesar
3.
realisasi belanja tahun 2016.

4. Alokasi subsidi harus tepat sasaran dan digunakan secara efisien.

5. Program Keluarga Harapan (PKH).

6. Belanja pertanian diarahkan untuk mengembangkan tanaman hortikultura.

Dana Alokasi Umum (DAU) akan menggunakan formula dinamis mengikuti keadaan
7.
keuangan pemerintah pusat.

pemanfaatan Dana Alokasi Khusus kepada daerah tertentu untuk mengatasi kesenjangan
8.
ketersediaan layanan publik.

9. Pemanfaatan dana desa yang jumlahnya akan semakin besar.

10. Pemeriksaan langsung penyelesaian program-program pemerintah sesuai Nawacita.

Akselerator
Terpisah, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo mengatakan pemerintah mulai menjalankan peran
sebagai akselerator yang mempercepat penerapan kebijakan-kebijakan. "Pemerintah mulai
menjalankan peran sebagai akselerator, bukan regulator. Sekarang saatnya mengakselerasi
regulasi agar diimplementasikan dan langsung ada hasilnya," katanya dalam sebuah diskusi di
Jakarta.

Dia mengatakan kunci bagi pemerintah dalam menjalankan peran sebagai akselerator adalah
menyinergikan kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah. Peningkatan jumlah transfer
daerah perlu diimbangi dengan upaya menyinergikan kebijakan penganggaran di pusat dan
daerah.

"Perlu inline antara APBN dan APBD. Dibutuhkan pula sinergi di bidang fiskal, moneter, jasa
keuangan, dan pelaku usaha," kata Mardiasmo.
Selain itu, iajuga menjelaskan bahwa salah satu perhatian pemerintah saat ini adalah mengatasi
ketimpangam atau kesenjangan yang belum membaik meskipun APBN meningkat. Kebijakan
yang diambil pemerintah untuk mengatasi kesenjangan adalah melalui reforma agraria, perluasan
akses informasi pasar keuangan dan permodalan, serta pengembangan sumber daya manusia.

"Penganggaran SDM akan dioptimalkan untuk vokasi agar mempunyai sertifikasi keterampilan
sehingga bisa menjadi cikal bakal produktivitas dan daya saing," ujar Mardiasmo.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Haris,Munandar


membenarkan bahwa akselerasi kebijakan pendidikan vokasi akan mampu mendorong
produktivitas dan daya saing. "Vokasi penting karena pengangguran masih banyak dari SMK,"
kata dia.

http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt58e35db26cb5d/10-fokus-belanja-pagu-indikator-
rapbn-2018
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3447692/jokowi-kumpulkan-menteri-bahas-
rapbn-2018

Anda mungkin juga menyukai