Anda di halaman 1dari 28

PENGEROLLAN (Rolling)

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Proses Produksi II


Dosen Pengampu Ir. Joko Waluyo, MT

Ali Fikri Manfalathy (091031064)

Bayu Dwi Iryanto (091031059)

Muhamad Nur Cahyo (091031031)

Galih Sigit Yuwana (091031041)

Panji Haryono Aziz (091031074)

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI
AKPRIND
Kata Pengantar

Ungkapan Puji Syukur Alhamdulillah senantiasa terbersit dalam seluruh raga kami yang tak
henti-hentinya kami panjatkan kepada Sang Kholiq Allah SWT pemberi segala nikmat sehingga
dengan segala kehendak dan kekuasaanNya kami dapat menyelesaikan makalah yang menurut
kami jauh dari sempurna karena segala kesempurnaan milik Allah semata dan secara tidak
langsung kami dapat merefleksikan kebahagiaan atas selesainya makalah ini.
Seolah-olah tak nikmat manakala sebuah ungkapan puji syukur tidak disertai ungkapan
sholawat dan salam kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW sang tokoh shufi, figur
pembawa misi islami yang telah merubah zaman jahiliyyah menjadi zaman serba modern
ini.Dialah Rosululloh yang Mashum tak sedikitpun ada kemaksiatan dalam jiwa raga baginda Nabi
Akhirul Zaman.
Dewasa ini, pertumbuhan teknologi yang signifikan, terutama dalam industri-indutsri di
dunia semakin bersaing untuk memunculkan teknolgi canggih yang instan, ramah lingkungan,
hemat, dll. Dalam mata kuliah proses produksi II dipelajari lebih lanjut tentang pembentukan
(deformasi) pada benda kerja baik setengah pengerjaan maupun langsung finishing. Dalam dunia
industry sudah barang tentu taka asing dengan rolling, forging, press tool, dll.
Dalam makalah ini, kelompok kami akan memaparkan sedikit tentang pengerollan yang
merupakan salah satu materi dalam mata kuliah proses produksi II. Rolling adalah sebuah proses
Fabrikasi di mana logam, plastik, kertas, gelas, dan lain-lain adalah melewati sepasang (atau
pasangan) dari roti. Ada dua jenis proses bergulir, datar dan profil bergulir. Dan pembahasan lebih
lanjut akan dijelaskan dalam makalah ini.
Oleh karena itu, dalam makalah ini dengan tersipu malu kami akan mencoba memaparkan
sedikit tentang pengerollan baik yang dikerjakan dengan pengerjaan panas (hot working) maupun
pengerjaan dingin (cold working).untuk itu kami menyadari dengan sepenuh hati bahwasanya
selesainya makalah ini tak lepas dari bantuan dan motivasi baik spiritual maupun finansial dari
berbagai pihak sehingga tak lupa kami mengucapkan thanks very much yang tak terhingga
kepada:

1. Seluruh dosen dari segala jajaran di kampus tercinta Institut Sains dan Teknologi AKPRIND
Yogyakarta khususnya dosen pengampu proses produksi II semester 2 Teknik Mesin S-1
tahun ajaran 2009/2010 Beliau Ir. Joko Waluyo, MT
2. Kedua orang tua kami yang selalu memberikan motivasi spiritual serta yang tak kalah
penting yaitu bantuan finansialnya sehingga kami dapat menempuh pendidikan yang lebih
tinggi serta akan selalu kami nantikan doa-doa mujarab beliau orang tua kami tercinta.
3. Seluruh teman-teman senasib dan seperjuangan teknik mesin Institut Sains dan Teknologi
AKPRIND Yogyakarta dengan semboyan masyhurnya M Solidarity Forever khususnya
teman-teman Teknik Mesin S-1 angkatan 2009 yang telah berpartisipasi dalam pembuatan
makalah ini hingga presentasi kami.

Akhirnya kiranya cukup apa yang telah kami goreskan dalam kata pengantar ini, semoga
makalah ini berguna bagi kita semua dan memohon maaf yang sedalam-dalamnya manakala ada
kekeliruan dan kesalahan dalam makalah ini baik yang disengaja maupun tidak.Apabila ada kata-
kata yang benar datangnya dari Allah SWT dan apabila ada kata-kata yang salah datangnya dari
kami, selamat membaca.The last we say Aligato gozaimitsu.

Yogyakarta, 02 April 2010

Penulis(kelompok 2)
BAB I

PENDAHULUAN

I.a Latar Belakang Masalah

Animo industri untuk bersaing di dunia global menuntut para pelajar untuk

bersikap kritis bukan dalam menyikapi glabalisasi dalam kancah industri tetapi

juga mengetahui tentang seluk buluk permesinan untuk pembentukan benda

kerja. Masalah demi masalah dalam dunia indutri datang silih berganti, yang

tujuannya agar dapat memuaskan manusia di sektor industri.

Bentuk benda kerja yang persegi, bujur sangkar, persegi panjang,

trapesium, dll kiranya terlalu monoton untuk dipandang dan tidak efisien ketika

dipergunakan sebagai tempat menampung zat cair dan gas atau yang lainnya,

seperti air, minyak, gas elpigi, dll.Sudah barang tentu ini menjadi problem

manusia yang akhirnya menuntut sektor industri untuk bisa mengatasi masalah

tersebut.

Oleh karena itu, Pengerollan merupakan salah satu cara untuk

pembentukan benda kerja yang ujung-ujungnya benda kerja akan mengalami

bentuk dari lembaran menjadi gulungan yang kemudian dapat dibentuk menjadi

benda kerja yang mirip dengan tabung. Maka dari itu perkenankanlah kami untuk

memaparkan sedikit ilmu tentang pengerollan yang merupakan salah satu materi

dalam proses produksi

I.b Rumusan Masalah


1. bagaimana tahap dan fungsi pengerollan beserta gambar skema lairan

produksi?

2. apa bahan dasar dan produk roll serta bagaimana proses rolling dasar?

4. apa saja cara pengerjaan dalam pengerollan?

5. bagaimana keterangan tentang pengerollan dari pengerjaan panas?

6. bagaimana keterangan tentang pengerollan dari pengerjaan dingin?

7. bagaimana formulasi rumus dari pengerollan?

I.c Tujuan

1. mengetahui fungsi dari pengerollan?

2. kita dapat mengetahui bahan dasar dan produk dari pengerollan

3. untuk memperkenalkan kepada mahasiswa tentang cara kerja dari

pengerollan

4. mengetahui pengerollan pada tahap diatas temperatur rekristalisasi dan

dibawah rekristalisasi

5. mengetahui proses rolling dasar dan formulasi penghitungan dalam

pengerollan
BAB II

PEMBAHASAN

II.a Tahap dan Fungsi Pengerollan

Batang baja yang tidak dilebur kembali dan dituang dalam cetakan diubah

bentuknya dalam dua tahap :

1. Pengerolan baja menjadi barang setengah jadi: bloom, bilet, slab.

2. Pemrosesan selanjutnya dari bloom, bilet, slab menjadi pelat, lembaran,

batangan, bentuk profil atau lembaran tiffs (foil).

Adapun fungsi pengerollan sebagai berikut :

Rolling biasanya proses pertama yang digunakan untuk mengubah material

menjadi produk kasar. Material yang tebal diroll menjadi blooms, billets,

atau slab atau bentuk-bentuk ini bisa dibuat langsung dari continuous

casting.
rolling merupakan proses yang dominan dalam manufaktur dan peralatan

hot roll dan pelatihannya cukup canggih yakni terstandarisasi.


Produk dengan kualitas seragam dapat diproduksi dengan biaya yang relatif

rendah.
Karena roll bentuk berat dan mahal, produk hot roll normalnya bisa

diperoleh hanya dalam bentuk dan ukuran standar, atau bentuk dan ukuran

khusus namun dengan jumlah perminataan yang ekonomis.

Adapun gambar kema aliran produksi baja jadi menjadi setengah jadi dapat dilihat

di bawah ini:
II. b Bahan Dasar dan Produk dalam Pengerollan
Bloom : mempunyai penampang melintang segi empat atau bujur
sangkar dengan ketebalan lebih besar dari 6 inchi dan lebarnya 2x tebal.
Billet : biasanya lebih kecil dari bloom, penampang lintang bujur sangkar
atau lingkaran. Dibuat dengan beberapa kali forming seperti rolling atau
extrusi.
Slab : segiempat utuh dengan lebar penampang 2x tebal. Slab dapat
diproses lebih lanjut menjadi plate, sheet, atau strip
Proses rolling dasar sebagai berikut :
1. Logam yang telah dipanaskan dilewatkan antar dua roll yang berputar
berlawanan arah, dengan celah antara kurang dari ketebalan masuk
material.
2. Karena roll berputar dengan kecepatan permukaan melebihi kecepatan
logam yang masuk, gesekan sepanjang kontak antarmuka beraksi
memajukan logam.
3. Logam dijepit dan perpanjangan adalah sebagai kompensasi penurunan
luas penampang lintang.
4. Jumlah deformasi yang bisa dicapai pada sekali pengerolan tergantung pada
kondisi friksi (gesek) sepanjang permukaan.
5. Bila terlalu banyak yang diinginkan roll tak dapat memproses material dan
slip di atas permukaan.
6. Terlau sedikit deformasi sekali lewat mengakibatkan biaya produksi mahal.

Gambar proses rolling dasar

Gambar diameter dan penampang

roll dengan diameter lebih kecil menghasilkan panjang kontak yang lebih
pendek untuk pereduksian yang sama.
Panjang kontak yang lebih pendek gaya yang lebih kecil dan energi yang
lebih sedikit untuk memporduksi satu perubahan bentuk.
Namun penampang yang lebih kecil mengurangi kekakuan, dan roll
cenderung melengkung karena disangga pada ujung-ujungnya dan
mengeroll pada bagian tengahnya.

II. c Cara Pengerjaan dalam Pengerollan


Dalam proses pengerollan dapat dikerjakan dua tahap pengerjaan yaitu :
1. Pengerjaan panas (hot working)
Pengerjaan panas (hot working) pengerjaan dalam pengerollan pada temperature
diatas rekristalisasi yaitu kurang lebih suhu diatas 727 C.
2. Pengerjaan dingin (cold working)
Pengerjaan dingin (cold working) pengerjaan dalam pengerollan pada
temperature diatas rekristalisasi yaitu kurang lebih suhu dibawah 727 C.
II. d Pengerjaan Panas

Dua jenis pengerjaan mekanik dimana logam mengalami deformasi plastik

dan perubahan bentuk adalah pengerjaan panas dan pengerjaan dingin. Pada

pengerjaan panas, gaya deformasi yang diperlukan adalah lebih rendah dan

perubahan sifat mekanik tidak seberapa. Pada pengerjaan dingin, diperlukan gaya

yang lebih besar, akan tetapi kekuatan logam tersebut akan meningkat dengan

cukup berarti .

Suhu rekristalisasi logam menentukan batas antara pengerjaan panas dan

dingin .Pengerjaan panas logam dilakukan di atas suhu rekristalisasi atau di atas

daerah pengerasan kerja. Pengerjaan dingin dilakukan di bawah suhu rekristalisasi

dan kadang-kadang berlangsung pada suhu ruang. Suhu rekristalisasi baja

berkisar antara 500 C dan 700 C. Tidak ada gejala pengerasan kerja diatas suhu
rekristalisasi. Pengerasan kerja baru mulai terjadi ketika limit bawah daerah

rekristalisasi dicapai.

Selama operasi pengerjaan panas, logam berada dalam keadaan plastik dan

mudah dibentuk oleh tekanan. Selama operasi pengerjaan panas, logam berada

dalam keadaan plastic dan mudah dibentuk oleh tekanan pengerjaan panas

mempunyai keuntungan-keuntungan sebagai berikut:

1. Porositas dalam logam dapat dikurangi. Batangan (ingot) setelah dicor

umumnya mengandung banyak lubang-lubang tersebut tertekan dan dapat hilang

oleh karena pengaruh tekanan kerja yang tinggi

2. Ketidakmurnianan dalam bentuk inklusi terpecah-pecah dan tersebar dalam

logam.

3. Butir yang kasar dan butir berbentuk kolum diperhalus. Hal ini berlangsung di

daerah rekristalisasi.

4. Sifat-sifat fisik meningkat, disebabkan oleh karena penghalusan butir. Keuletan

dalam logam meningkat.

5. Jumlah energi yang dibutuhkan untuk mengubah bentuk baja dalam

keadaan panas jauh lebih rendah dibandingkan dengan energi yang dibutuhkan

untuk pengerjaan dingin. Segi negatif proses pengerjaan panas tidak dapat

diabaikan. Pada suhu yang tinggi terjadi oksidasi dan pembentukan kerak pada

permukaan logam sehingga penyelesaian permukaan tidak bagus. Alat peralatan

pengerjaan panas dan biaya pemeliharaannya tinggi, namun prosesnya masih

jauh lebih ekonomis dibandingkan denganpengerjaan logam pada suhu rendah.

Segi negatif proses pengerjaan panas tidak dapat diabaikan. Pada suhu yang tinggi

terjadi oksidasi dan pembentukan kerak pada permukaan logam sehingga


penyelesaian permukaan tidak bagus. Alat peralatan pengerjaan panas dan biaya

pemeliharaannya tinggi, namun prosesnya masih jauh lebih ekonomis dibandingkan

dengan pengerjaan logam pada suhu rendah. Batang baja yang tidak dilebur

kembali dan dituang dalam cetakan diubah bentuknya dalam dua tahap :

1. Pengerolan baja menjadi barang setengah jadi: bloom, bilet, slab.

2. Pemrosesan selanjutnya dari bloom, bilet, slab menjadi pelat, lembaran,

batangan, bentuk profil atau lembaran tiffs [foil].

Baja didiamkan dalam cetakan ingot hingga proses solidipikasi lengkap,

kemudian dikeluarkan dari cetakan. Selagi panas, ingot dimasukan dalam dapur

gas yang disebut pit rendam dan dibiarkan sampai mencapai suhu kerja merata

sekitar 1200 C. Ingot kemudian dibawa ke mesin pengerolan dimana ingot

dibentuk menjadi bentuk setengah jadi seperti bloom, bilet, slab. Bloom

mempunyai ukuran minimal 150x150 mm. Bilet lebih kecil daripada bolm dan

mempunyai ukuran persegi, ukuran mulai dari 40x40mm sampai 150x150 mm.

Bloom atau bilet dapat digiling menjadi slab yang mempunyai lebar minimal 250

mm dan tebal minimal 40 mm. Lebar selalu tiga (atau lebih) kali tebal, dengan

ukuran maksimal 1500 mm. Pelat, skelp dan setrip tipis digiling dari slab. Salah

satu efek dari operasi pengerjaan panas pengerolan ialah penghalusan butir yang

disebabkan rekristalisasi. Hal ini dapat dilihat pada gamar 1 Struktur yang kasar,

kembali menjadi struktur memanjang akibat pengaruh penggilingan. Karena suhu

yang tinggi, rekristalisasi terjadi dan butir halus mulai terbentuk. Butir-butir

tersebut tumbuh dengan cepat sampai limit bawah suhu rekristalisasi tercapai.
Gambar 1. Pengaruh pengerolan panas pada bentuk dan besar butir.

Busur AB dan AB merupakan daerah kontak dengan rol. Aksi jepit pada

benda kerja diatasi oleh gaya gesek pada daerah kontak dan logam tertarik

diantara rol. Logam keluar dari rol dengan kecepatan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan kecepatan masuk.

Pada titik antara A dan B kecepatan logam sama dengan kecepatan keliling

rol. Ketebalan mengalami deformasi terbanyak sedangkan lebar hanya bertambah

sedikit. Keseragaman suhu sangan penting pada semua operasi pengerolan

karena hal tersebut berpengaruh atas aliran logam dan plastisitas.

Pengerolan primer dilakukan dalam mesin rol bolak-balik bertingkat dua

atau mesin rol kontinyu bertingkat tiga. Pada mesin bolak-balik bertingkat dua

seperti gambar 2A lembaran logam bergerak diantara rol, yang kemudian

dihentikan dan dibalik arahnya dan operasi tersebut diulang lagi. Pada interval
tertentu logam diputar 90 derjat agar penampang uniform dan butir-butir merata

dalam logam tersebut. Diperlukan sekitar 30 pas untuk mengurangi penampang

ingot yang besar menjadi bloom (150 X 150 mm minimal). Pada rol atas maupun

bawah terdapat alur sehingga memungkinkan reduksi luas penampang dalam

berbagai ukuran. Mesin rol bertingkat dua adalah mesin serbaguna karena dapat

diatur kemampuannya sesuai dengan ukuran batangan dan laju reduksi. Hanya

ukuran panjang batangan yang dapat dirol tebatas dan pada setiap siklus

pembalikan gaya kelembaman harus diatasi. Kerugian ini diatasi pada mesin rol

bertingkat tiga, gambar 2.C, namun disini diperlukan adanya mekanisme elevasi.

Selain ini terdapat sedikit kesulitan dalam mengatur kecepatan nol, mesin rol

bertingkat tiga lebih murah dan mempunyai keluaran lebih tinggi dibandingkan

dengan mesin bolak-balik.


Konfigurasi mesin roll

Reduksi mula-mula (sering disebut pengasaran primer) melibatkan roll

tingkat dua atau tiga dengan diameter roll 24 55 in (600 1400 mm).
Susunan roll tingkat dua tak mampu balik merupakan bentuk paling

sederhana, namun material hanya mampu lewat sekali saja.


Susunan roll tingkat dua dapat balik memungkinkan material maju atau

mundur namun diperlukan penghentian mesin dan membalik putaran dan

mengatur kecepatan putaran anatar tiap lewat.


Roll tingkat tiga mengeliminasi kelemahan tersebut namun diperlukan

perangkat tambahan untuk menaikkan/menurunkan material; digunakan

manipulator mekanis untuk memutar atau menggeser material.

Susunan tingkat empat dan cluster (kelompok / tandan) memback-up roll

untuk memperoleh tenaga pengerollan yang kecil.


Continuous Rolling Mills
Billet, bloom atau slab dipanaskan dan dimakankan melewati serangakain roll

terintegrasi.

Continuous mill untuk merolling panas strip baja terdiri dari sebuah kereta

pengasaran terdiri dari 4 roll tingkat empat dan untuk peneyelesaian akhir

ditambahkan serangkaian 6 atau 7 roll tingkat empat. Pada tipe continyu ini

roll pada setiap pasangan berisi hanya satu set bentuk groove. Pada roll tipe

kontinyu sejumlah material yang sama harus melewati setiap pasangan pada

waktu yang diberikan. Bila penampang direduksi, kecepatan harus ditambah

secara proporsional. Jadi setiap pasangan roll yang berikutnya semakin cepat

dibanding pendahulunya sebanding dengan reduksi penampang. Bila

sinkronisasi tak bisa dilakukan maka material akan tekumpul diantara roll, atau

sebaliknya kebutuhan akan pemasukan material akan menjadikan material

mengalami tarik berlebihan dan menyebabkan robek atau retak.

Ring Rolling (Pengerollan cincin)

Pada proses pengerolan cincin, satu roll ditempatkan melalui lubang dari cincin

yang tebal dan roll kedua menekan dari luar.

Sejalan dengan penjepitan roll dan berputar ketebalan dinding cincin direduksi

dan diameter ring bertamabh besar. Roll yang dibentuk dapat dipakai untuk

memproduksi berbagai profil penampang yang berbeda. Hasilnya cincin tanpa

sambungan untuk roket, turbin, pesawat terbang, jalur perpipaan, dan ketel

tekanan.
Gambar Skema operasi pengerollan cincin. Bila ketebalan direduksi,

diameter menjadi semakin besar.


Karakteristik, Mutu, dan Ketelitian Produk Hot Roll

produk hasi hot roll (di atas suhu rekristalisasi) sedikit perubahan dalam

sifatnya dan relatif bebas dari deformasi yang diakibatkan residual stress. Sifat

ini bervariasi tergantung ketebalan produk dan keberadaan seksi yang

kompleks. Inklusi (penyisipan) dari non metal tidak mengalami rekristalisasi

sehingga mungkin mengalami beberapa derajat perubahan. Residual stress

yang substansial dapat diberikan selama pendinginan non uniform dari suhu

hot working. Sheet yang tipis menunjukkan perubahan sifat yang tertentu

sementara plate yang lebih tebal (0.8 in atau 20 mm) biasanya mengalami

perubahan sangat kecil.

Karena tingginya residual stress pada ujung-ujung yang didinginkan dengan

cepat, bentuk-bentuk kompleks, seperti I atau H, mungkin memerangkap

sejumlah residual stress bila bagian flens ini dipotong. Sebagai akibat dari

pengerollan panas dan pengontrolan yang bagus selama proses, produk hot

roll biasanya seragam dan mutu yang dapat diandalkan serta jaminan mutu

dapat diberikan.
permukaan produk hot roll sedikit kasar dan diliputi oleh oksida suhu tinggi

yang dikenal dengan lapisan penggiling. Lapisan oksida ini dapat dihapus

dengan operasi pickling dengan menghasilkan permukaan yang sangat bagus

Toleransi dimensi produk hot roll bervariasi tergantung jenis logam dan ukuran

produk. Untuk produk yang dibuat dengan tonase besar, toleransi antara 2 5

% untuk dimensi yang diberikan (baik tinggi maupun lebar).

II. e Pengerjaan Dingin

Logam pada umumnya mengalami pengerjaan dingin pada suhu ruang,

meskipun perlakuan tersebut mengakibatkan kenaikan suhu. Pengerjaan dingin

mengakibatkan timbulnya distorsi pada butir. Pengerjaan dingin dapat

meningkatkan kekuatan, memperbaiki kemampuan permesinan, meningkatkan

ketelitian dimensi, dan menghaluskan permukaan logam. Secara umum, proses

pengerjaan dingin berakibat :

1) Terjadinya tegangan dalam logam, tegangan tersebut dapat dihilangkan

dengan suatu perlakuan panas.

2) Struktur butir mengalami distorsi atau perpecahan.

3) Kekerasan dan kekuatan meningkat, hal ini seiring dengan

kemunduran dalam keuletan.

4) Suhu rekristalisasi baja meningkat.

5) Penyelesaian permukaan lebih baik.

6) Dapat diperoleh toleransi dimensi yang lebih ketat.

PROSES PENGERJAAN DINGIN


Secara umum, yang dimaksudkan dengan proses pengerjaan dingin adalah

:pengerjaan pada dapur ruang dengan suhu dapur tidak lebih dari 725 C

contohnya penggilingan, penarikan, dan ekstruksi.

Operasi pengerjaan dingin secara menyeluruh, yaitu:

1) Penarikan

a) bahan tebuk (blanks)

b) tabung

c) cetak-timbul

d) kawat

e) putar-tekan

f) putar-tekan-gunting

g) pembentukan-tarik

h) pembentukan-tarik-tekan

2) Penekanan

a) koin

b) pengerolan dingin

c) membuat ukuran dengan tepat

d) pemukulan atau tempa dingin

e) pembentukan intra

f) pembuatan ulir dan alur

g) pengelingan

h) staking

3) Pelengkungan

a) pelengkungan sudut
b) pengerolan

c) pelengkungan pelat

d) curling

e) kampuh

4) Pengguntingan

a) bahan tebuk

b) pons

c) pemotongan

d) pemangkasan

e) perlubangan

f) takik

g) belah

h) tusuk

i) serut

5) Berenergi tinggi

a) ledakan

b) hidroelektrik

c) magnetic

Penyelesaian Tabung

Penyelasaian tabung yang memerlukan ketelitian dimensi, permukaan mulus, dan

sifat fisik yang baik dilakukan dengan penarikan dingin atau dengan mereduksi

tabung. Tabung yang dibentuk dengan penggilingan panas dibersihkan dengan

asam lalu dicuci sampai bebas dari kerak. Sebelum penyelesaian, tabung diberi
pelumas untuk mengurang gesekan dan untuk meningkatkan kehalusan

permukaan, kemudian dilakukan penarikan dingin yang dilakukan pada bangku

tarik (Gambar 1). Pada salah satu sisi tabung terjadi reduksi diameter akibat

pemukulan sehingga dapat masuk ke dalam die, kemudian dijepit dengan penjepit

yang dihubungkan dengan rantai penarik. Lubang cetakan lebih kecil dari

diameter luar tabung. Permukaan dalam dan diameter ditentukan oleh mandril

yang terdapat di dalam tabung. Daya tarik berkisar antara 200 hingga 1300 kN,

sedangkan panjangnya dapat mencapai 30 meter.

Dengan penarikan dingin dapat dihasilkan tabung dengan diameter kecil atau

tabung yang tipis.

Reduksi tabung dilengkapi dengan die semi lingkaran beralur tirus. (gambar 2).

Tabung hasil pengerjaan panas ditarik sambil diputarkan melalui die ini. Die

bergoyang maju mundur ketika tabung melaluinya. Mandril tirus yang ada di

dalam tabung menentukan reduksi dan ukuran akhir tabung.


Gambar Proses penarikan dingin tabung

Gambar Skema suatu pereduksi tabung.

Tabung hasil penarikan dingin atau tabung hasil mesin pereduksi tabung, memiliki

segala kelebihan produk pengerjaan dingin, dan tabung lebih panjang dan lebih

tipis dibandingkan dengan pengerjaan panas.

Penarikan Kawat

Batang kawat, dengan diameter 6 mm, berasal dari billet yang digiling kemudian

dibersihkan dalam larutan asam untuk menghilangkan kerak dan karat. Batang
kawat diberi lapisan pelindung untuk mencegah terjadinya oksidasi, menetralkan

sisa-sisa asam dan sekaligus merupakan pelumas atau lapisan tempat

melekatnya lapisan berikutnya. Proses penarikan dapat bersifat bertahap atau

kontinyu.

Proses penarikan bertahap, yakni :

Suatu gulungan kawat dipasangkan di mesin dan salah satu ujungnya dimasukkan

ke lubang penarik. Bila ril penarik berputar, kawat ditarik melalui lubang die

sambil digulung. Langkah ini diulang beberapa kali, setiap kali digunakan die yang

lebih kecil,sampai diperoleh ukuran kawat yang diinginkan.

Proses penarikan kontinu, yakni :

Kawat yang ditarik melalui beberapa die dan ril penarik disusun secara seri.

Sehingga kawat dapat mengalami deformasi maksimal sebelum memerlukan anil.

Jumlah die tergantung pada jenis logam atau paduan yang sedang ditarik. Die

umumnya terbuat dari karbida tungsten, kadang-kadang digunakan die intan.

Gambar Penampang die yang digunakan untuk penarik kawat.


Gambar Mesin penarik kawat kontinyu.

Pembuatan Lembaran Tipis

Lembaran tipis, kadang-kadang 0.02 cm dibuat dengan cara pengerolan dingin.

Bahan baku berupa logam murni atau paduan, memerlukan pengendalian yang

sangat ketat. Logam murni atau campuran logam murni dimasukkan secara

kontinu ke dalam tanur peleburan, didinginkan lalu dirol langsung secara kontinu

menjadi lembaran tipis. Ketebalan lembaran diatur oleh tekanan rol dan tegangan

tarik dalam bahan. Permukaan mungkin halus dan mengkilap keduanya atau

salah satunya kusam. Efek kusam diperoleh dengan mengerol sepasang lembaran

sekaligus. Permukaan yang bersentuhan dengan rol akan mengkilap dan yang

bersinggungan satu sama lainnya akan kusam.

Pembentukan Roll
Mesin pembentukan rol dingin terdiri dari pasangan rol yang secara progresif

memberi bentuk pada lembaran logam yang diumpankan secara kontinu dengan

kecepatan 18 sampai 90 m/menit.

Gambar Keling dan tagan, dua proses yang berbeda


Gambar Cetak timbul rotasi

Pelengkungsan Pelat

Pada gambar 14 tampak mesin pelengkungan pelat untuk memberikan bentuk

silindris. Mesin ini terdiri dari tiga rol yang berdiameter sama. Dua buah

diantaranya tetap dan yang satu lagi dapat diatur letaknya. Pelat logam masuk

diantaranya dan terjadilah pelengkungan. Diameter akhir dapat diatur dengan

mengatur letak rol ketiga, makin dekat dengan rol tetap, makin kecil diameter

akhir. Alat ini sederhana, dan terdapat dalam berbagai ukuran dari yang tipis

sampai yang berukuran 30 mm.


Pada gambar diatas tampak berbagai jenis profil logam yang dapat di hasilkan

dengan proses pembentukan rol. Dan mesin standar, untuk pembentukan baja

lunak, umumnya mampu mengerakan lembar setebal 4 mm dengan lebar 400

mm. Untuk lembaran yang lebih tebal dan lebar di gunakan mesin khusus. Proses

ini cepat dan mampu mengasilkan produk dengan tebal yang sama.
Gambar Pelengkungan pelat

II. f Rumus Formulasi dalam Pengerollan

Gaya Pengerollan (F)= L X W X Vayg

L= R X H
Keterangan

L= panjang kontak rol dan pelat


W = Lebar awal
Vayg = tegangan rata-rata saat pelat berada dalam celah
R = Jari-jari Roll
H = t1-t2 (perbedaan ketebalan)
n = putaran tiap menit

Tenaga Pengerollan

2 F Ln
Tenaga =

Adapun untuk satuan-satuan dalam tenaga pengerollan sebagai berikut :

F = (Newton) L= (Meter) satuan Kw dibagi 60.000


F = (Kg) L= (Meter) satuan Pk dibagi 4.500
F = (Lb) L= (Feet) satuan Hp dibagi 33.000

BAB III
Penutup

III. a Kesimpulan
Pengerollan merupakan pengurangan ketebalan sebuah lembaran benda

kerja dengan menekan pada benda kerja tersebut.

Batang baja yang tidak dilebur kembali dan dituang dalam cetakan diubah

bentuknya dalam dua tahap :

1. Pengerolan baja menjadi barang setengah jadi: bloom, bilet, slab.

2. Pemrosesan selanjutnya dari bloom, bilet, slab menjadi pelat, lembaran,

batangan, bentuk profil atau lembaran tiffs (foil).

Dalam proses pengerollan dapat dikerjakan dua tahap pengerjaan yaitu :


3. Pengerjaan panas (hot working)
Pengerjaan panas (hot working) pengerjaan dalam pengerollan pada temperature
diatas rekristalisasi yaitu kurang lebih suhu diatas 727 C.
4. Pengerjaan dingin (cold working)
Pengerjaan dingin (cold working) pengerjaan dalam pengerollan pada
temperature diatas rekristalisasi yaitu kurang lebih suhu dibawah 727 C.

III. b Kritik dan Saran

Diatas langit masih ada langitdan tiada gading yang tak retak.Akhirnya

kami menyadari bahwa rangkuman ini masih jauh dari sempurna.Namun

sebelumnya kami berharap agar makalh ini dapat dipergunakan dengan

semestinya dan bermanfaat bagi kita semua.Sehingga tidak menutup

kemungkinan setelah selesainya makalah ini terdapat penemuan-penemuan

IPTEK dan penyempurna dari Pengerollan agar lebih bagus lagi dalam segi

apapun.

Untuk itu kami minta maaf jika ada kesalahan baik yang disengaja maupun
yang tidak disengaja.Besar harapan saya kritik dan saran yang membangun
demi sempurnanya makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai