Anda di halaman 1dari 3

Akreditasi Puskesmas dan Klinik .12/13 Pedoman Dokumen.

Penanganan TB dengan Strategi


DOTS
No. Kode : Ditetapkan Oleh Kepala
UPTD Puskesmas
Terbitan : Panarukan
SPO No. Revisi :
Puskesmas Tgl. Mulai Berlaku :
Panarukan
Halaman : dr. SUDHARMONO
NIP: 19820820 200903 1 010

1. Pengertian DOTS (Directly Observed Trearment Short-course)


adalah strategi penanggulangan Tuberkulosis melalui
pengobatan jangka pendek dengan pengawasan
langsung.
Fokus utama DOTS adalah penemuan dan
penyembuhan pasien, prioritas diberikan pada pasien
TB tipe menular.
Setiap pengelola program TB diharuskan direct
attention dalam usaha menemukan penderita dengan
kata lain mendeteksi penderita dengan pemeriksaan
mikroskop.
Setiap penderita harus di observed dalam memakan
obatnya, setiap obat yang ditelan penderita harus di depan
seorang pengawas, dan tentunya penderita harus menerima
treatment yang tertata dalam sistem pengelolaan, distribusi
dengan penyediaan obat yang cukup, kemudian setiap
penderita harus mendapat obat yang baik, artinya
pengobatan short course standard yang telah terbukti
ampuh secara klinis.
Harus ada dukungan dari pemerintah yang membuat
program penanggulangan tuberkulosis mendapat prioritas
yang tinggi dalam pelayanan kesehatan.
2. Tujuan Prosedur ini bertujuan untuk menjamin kesembuhan bagi
penderita, mencegah penularan, mencegah resistensi obat,
mencegah putus berobat dan segera mengatasi efek samping
obat jika timbul, yang pada akhirnya dapat menurunkan angka
kesakitan dan kematian akibat tuberkulosis di dunia

3. Kebijakan Langkah- langkah di dalam melaksanakan DOTS dengan


melaksanakan langkah- langkah/ prosedur DOTS.

4. Referensi Kepmenkes No. 364 th. 2009


5. Prosedur A. Penemuan tersangka TB :
1. Pasien dengan gejala utama pasien TB paru : batuk
berdahak selama 2 3 minggu atau lebih dianggap
sebagai seorang tersangka pasien TB, dan perlu

80
Akreditasi Puskesmas dan Klinik .12/13 Pedoman Dokumen.

dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis


langsung.
2. Pemeriksaan terhadap kontak pasien TB, terutama
mereka yang BTA positif dan pada keluarga anak
yang menderita TB menunjukkan gejala sama, harus
diperiksa dahaknya.

B. Diagnosis TB
1. Semua suspek TB diperiksa 3 spesimen dahak
dalam waktu 2 hari, yaitu sewaktu-pagi-sewaktu
(SPS).
2. Diagnosis TB paru pada orang dewasa ditegakkan
dengan ditemukannya dahak : BTA, pemeriksaan
lain seperti foto thoraks, biarkan dan uji kepekaan
dapat juga sebagai penunjang diagnosis.

C. Pengobatan TB
1. Tahap Awal
Pada tahap awal pasien mendapatkan obat setiap
hari dan perlu diawasi secara langsung untuk
mencegah terjadinya resistensi obat, bila
pengobatan tahap awal ini diberikan secara tepat
biasanya pasien TB BTA positif menjadi BTA
negatif dalam 2 bulan.
2. Tahap Lanjutan
Pasien mendapat obat lebih sedikit, namun dalam
jangka waktu yang lebih lama (kurang lebih 4 6
bulan), tahap lanjutan ini penting untuk membunuh
kuman persister sehingga mencegah kekambuhan.

D. Rujukan
1. Melakukan rujukan ke unit pelayanan kesehatan
yang lain bagi pasien yang ingin pindah dengan
menggunakan formulir rujukan yang ada.
6. Unit Pelaksana Program TB Puskesmas,
Terkait Dokter,
Analis Laborat,
Paramedis,
Kepala Puskesmas,
7. Distribusi Pelaksana Program TB Puskesmas,
Dokter,
Analis Laborat,
Paramedis,
Kepala Puskesmas,

81
Akreditasi Puskesmas dan Klinik .12/13 Pedoman Dokumen.

8. Rekaman Historis

No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan


Tgl.

82

Anda mungkin juga menyukai