Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

PEMBAHASAN

Dari hasil studi kasus pada Ny. S yang dilaksanakan mulai tanggal 12

Januari 2017 sampai dengan tanggal 30 Maret 2017, sejak usia kehamilan 34

Minggu sampai 6 minggu masa nifas, penulis membuat pembahasan yang

menghubungkan teori dengan kasus yang dialami oleh Ny. S.

4.1 Antenatal

Pada hari Rabu 12 Januari 2017 jam 12.30 WIB dilakukan kunjungan ANC

yang pertama. Dari hasil anamnesa terhadap Ny. S dan didapat hasil anamnesa

HPHT tanggal 17 Mei 2016 , TP tanggal 24 Februari 2017, dinyatakan umur

kehamilan ibu 34 minggu. Hal ini sesuai dengan teori Wiknjosastro (2010 : 279)

Untuk mengetahui usia kehamilan dapat menggunakan rumus Neagele yaitu dari

HPHT, tanggal ditambah 7, bulan dikurang 3, tahun ditambah 1.

Riwayat kehamilan saat ini ANC pertama pada umur kehamilan 5 minggu di

Puskesmas C Frekuensi di trimester I satu kali, trimester II satu kali, Trimester

III belum diperiksa lagi. Hal ini sesuai dengan teori saifuddin (2013; N-2) bahwa

Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan

yaitu satu kali pada triwulan pertama (sebelum 14 minggu), satu kali pada

triwulan kedua (antara minggu ke 14-28 minggu), dua kali pada trimester 3

(antara minggu 28-36 dan sesudah minggu 36).


Ny S telah melahirkan sebanyak 1 kali dan belum pernah keguguran, saat ini

hamil anak kedua, Pada ANC pertama ibu mengeluh buang air kecil lebih dari

10x/hari. Keluhan ini merupakan perubahan fisiologis pada ibu hamil sesuai teori

Helen Varney (2007; 538) Frekuensi berkemih selama trimester ketiga karena

bagian presentasi akan menurun masuk ke dalam panggul dan menimbulkan

tekanan langsung pada kandung kemih, sehingga merangsang keinginan untuk

berkemih.

Pada pemeriksaan abdomen Leopold I: pada fundus teraba bulat, lunak, tidak

melenting. Sesuai dengan teori Manuaba (2010, 117) yaitu Bagian apa yang

terletak di fundus uteri. Pada letak membujur sungsang, kepala bulat keras dan

melenting pada digoyangkan; pada letak kepala akan teraba bokong pada fundus:

tidak keras tak melenting dan tidak bulat; pada letak lintang, fundus uteri tidak

diisi oleh bagian-bagian janin. Pada Leopold III: teraba bulat, keras, melenting.

Hal ini sesuai dengan teori Manuaba (2010, 117) yaitu Kepala akan teraba bulat

dan keras sedangkan bokong teraba tidak keras dan tidak bulat. Pada letak lintang

simfisis pubis akan kosong. Leopold VI: Divergen karena kepala janin telah

masuk pintu atas panggul sesuai dengan teori Manuaba (2010, 117) Bila bagian

terendah masuk PAP telah melampaui lingkaran terbesarnya, maka tangan yang

melakukan pemeriksa divergen, sedangkan bila lingkaran terbesarnya belum

masuk PAP maka tangan pemeriksa konvergen. DJJ: (+) teratur, frekuensi

132x/menit, punctum maksimum sebelah kanan bawah pusat hal ini sesuai dengan
Wirakusumah (2009, 95) Frekuensi jantung janin normal lebih cepat dari orang

dewasa, yaitu sekitar 120-160 kali/ menit dan dari adanya bunyi jantung janin

dapat diketahui adanya Tanda pasti kehamilan dan keadaan Janin hidup. TBBJ:

28 12 x 155= 2480 gram. hal ini sesuai teori Siswosudarmo, (2008:75)

Menentukan taksiran berat janin ditentukan berdasarkan rumus Johnson Toshack

yang menyatakan bahwa untuk menghitung taksiran berat janin digunakan Rumus

Johnson - Tausak. TBBJ = (TFU N) x 155, dimana N = 13 bila kepala belum

melewati pintu atas panggul, N = 12 bila kepala masih berada diatas spina

ischiadika, dan N = 11 bila kepala masih berada dibawah spina ischiadika.

Pemeriksaan laboratorium, didapatkan hasil Hb 10 gram%, Hal ini

menunjukan bahwa ibu mengalami anemia pada kehamilan. Menurut Margaret A

Cooper (2009; 185) Anemia adalah penurunan kapasitas darah dalam membawa

oksigen atau penurunan hemoglobin (Hb) dalam darah. Anemia didefinisikan

sebagai penurunan kadar Hb dalam darah sampai dibawah rentang normal 13,5

gr/dl pria, 11,5 gr/dl wanita, dan 11,0 gr/dl anak-anak. Selama kehamilan , terjadi

pembelahan sel yang cepat dan kebutuhan yang lebih besar untuk sintesis

hemoglobin. Teori ini diperkuat oleh Manuaba (2010; 238) yaitu Pada

kehamilan relatif terjadi anemia karena ibu hamil mengalami hemodilusi

(pengenceran) dengan peningkatan volume 30% sampai 40% yang puncaknya

pada kehamilan 32 sampai 34 minggu. Pada kasus Ny S potensial yang

mungkin terjadi adalah partus prematurus sesuai dengan teori Manuaba (2010;
240) Bahaya selama kehamilan: persalinan prematuritas. Hal ini terjadi karena

kurangnya pasokan oksigen ke plasenta sehingga mengganggu fungsi plasenta dan

menurunkan hormon progesteron sehingga naiknya hormon oksitosin yang

merangsang dinding rahim untuk berkontraksi lalu terjadi persalinan preterm.

Penatalaksanaan yang diberikan pada Ny. S untuk mengatasi anemia dan

pengaruh anemia pada kehamilan yaitu memberikan penyuluhan tentang

pengertian anemia, tanda dan gejala, pengaruh anemia pada kehamilan, persalinan

dan masa nifas dan tentang cara mengatasinya dengan mengkonsumsi gizi

seimbang dan pola makan yang baik untuk ibu selama hamil yaitu banyak makan-

makanan yang bergizi dan lengkap, makan buah-buahan dan sayur-sayuran serta

pentingnya zat besi untuk mencegah anemia. Selain penyuluhan, penatalaksanaan

yang lain yaitu memberikan tablet Fe 60 mg 2x1 dan kalsium 500 mg 1x1/hari.

Sesuai dengan teori Prawirohardjo (2012, 186) Kalsium, kebutuhan kalsium ibu

hamil adalah 1500 mg sehari. Kalsium dibutuhkan untuk pertumbuhan janin,

terutama bagi pengembangan otot dan rangka. Serta jelaskan cara meminumnya

dengan menggunakan air putih jangan diminum dengan air teh, kopi atau susu.

Hal ini sesuai dengan teori Tarwoto (2007) Rata-rata dari makanan yang masuk

mengandung 10-15 mg zat besi tetapi hanya 5-10% yang dapat diabsorbsi.

Penyerapan zat besi ini dipengaruhi oleh factor adanya protein hewani dan

vitamin C. sedangkan yang menghambat penyerapan adalah kopi, teh, garam

kalsium dan magnesium, karena bersifat mengikat zat besi.


Pada kunjungan antenatal yang kedua yaitu pada hari Rabu tanggal 25 Januari

2017 ibu mengeluh pegal pada daerah punggung. Keluhan ini merupakan salah

satu perubahan fisiologis pada trimester tiga. Menurut teori Varney (2007, 542)

yaitu Nyeri punggung biasanya akan meningkat intensitasnya seiring dengan

pertambahan usia kehamilan karena nyeri ini akibat pergeseran pusat gravitasi

wanita tersebut dan postur tubuhnya. Perubahan perubahan ini disebabkan oleh

berat uterus yang membesar. Pada pemeriksaan abdomen Leopold I: teraba bulat,

lunak tidak melenting. Leopold II: Kanan : teraba tahanan memanjang seperti

papan Kiri: teraba bagian kecil janin. Leopold III: teraba bulat, keras, melenting.

Leopold IV: Divergen TFU: 30 cm DJJ: (+) teratur, frekuensi 140x/menit,

punctum maksimum sebelah kanan bawah pusat TBBJ: 30-11x155= 2945 gram.

Hal ini sesuai teori Siswosudarmo, (2008:75) Menentukan taksiran berat janin

ditentukan berdasarkan rumus Johnson Toshack yang menyatakan bahwa untuk

menghitung taksiran berat janin digunakan Rumus Johnson - Tausak. TBBJ =

(TFU N) x 155, dimana N = 13 bila kepala belum melewati pintu atas panggul,

N = 12 bila kepala masih berada diatas spina ischiadika, dan N = 11 bila kepala

berada dibawah spina ischiadika.

Pada kunjungan ini juga didapatkan adanya peningkatan pada Hb Ny S

sebesar 1 gr % menjadi 11 gr % ....

Pada kunjungan antenatal ketiga yaitu pada hari rabu tanggal 08 Februari

2017 ibu mengeluh sakit perut bagian bawah dan kemaluan. Hal ini terjadi karena

adanya perubahan pada bagian serviks, menurut Manuaba (2010, 149) Nyeri
perut bagian bawah dan kemaluan pada kehamilan terjadi karena perubahan pada

serviks. Perubahan serviks pada saat hamil tua, serviks mengalami pelunakan

akibat perubaan kimia yang dapat mengandung lebih banyak cairan yang disebut

pematangan serviks uteri yang bervariasi sejak kehamilan berusia 34 minggu.

Ada kemungkinan telah terjadi dilatasi pada minggu ke 34.

Penatalaksanaan yang diberikan adalah memberikan tablet Fe 1x60 mg serta

menjelaskan cara meminumnya. Pemberian tablet Fe sesuai dengan teori

Saifuddin (2012, 286) yang menyatakan bahwa suplemen zat besi sebanyak 60

mg/hari kiranya cukup mencegah anemia.

Hal ini sesuai dengan teori Manuaba (2010, 173) Terjadinya His persalinan. His

persalinan mempunyai ciri khas pinggang terasa nyeri yang menjalar ke depan,

sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar, mempunyai

pengarug terhadap perubahan serviks, makin beraktivitas (jalan)kekuatan makin

bertambah. Pengeluaran lendir dan darah (pembawa tanda). Dengan his persalinan

terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan pendataran dan pembukaan.

Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis lepas.

Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah. Pengeluaran cairan.

Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran

cairan. Sebagian besar ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap.

Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24

jam.
4.2. Intranatal

4.2.1 Kala I

Pada hari Rabu tanggal 16 Februari 2017 jam 10.30 WIB ibu datang ke bidan

di antar suaminya. Ibu mengatakan sudah tidak mengalami nyeri pinggang. Ibu

datang bersama suaminya pada pukul 10.30 mengatakan mulai mulas dan sudah

keluar lendir campur darah pukul 23.30. Hal ini sesuai dengan teori Manuaba

(2010, 173) Terjadinya His persalinan. His persalinan mempunyai ciri khas

pinggang terasa nyeri yang menjalar ke depan, sifatnya teratur, interval makin

pendek, dan kekuatannya makin besar, mempunyai pengarug terhadap perubahan

serviks, makin beraktivitas (jalan)kekuatan makin bertambah. Pengeluaran lendir

dan darah (pembawa tanda). Dengan his persalinan terjadi perubahan pada serviks

yang menimbulkan pendataran dan pembukaan. Pembukaan menyebabkan lendir

yang terdapat pada kanalis servikalis lepas. Terjadi perdarahan karena kapiler

pembuluh darah pecah. Pengeluaran cairan. Pada beberapa kasus terjadi ketuban

pecah yang menimbulkan pengeluaran cairan. Sebagian besar ketuban baru pecah

menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan

berlangsung dalam waktu 24 jam. Pada hasil observasi (DJJ): (+) teratur,

frekuensi 143x/ menit, puntum maksimum sebelah kanan bawah pusat, His: 3 kali

dalam 10 menit dalam waktu 40 detik. Hal ini sesuai dengan teori JNPK-KR

(2008, 38) Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap
(kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu

10 menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih.

Kemudian dilakukan pemeriksaan dalam tidak ada tumor jalan lahir, portio

tipis lunak, pembukaan 5 cm, ketuban (+), presentasi kepala, uuk kanan depan,

penurunan kepala HIII molase (-). Hal ini sesuai dengan teori JNPK-KR (2008, 38)

Pada fase aktif kala I persalinan dimulai dari pembukaan 4 cm hingga mencapai

pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm/jam

(nullipara atau primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara).

Anda mungkin juga menyukai