Anda di halaman 1dari 18

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 DATA DAN IDENTITAS

A. BIODATA

Nama KK : Tn. Asep Supriana

Umur : 32 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Supir

Suku Bangsa : Sunda / Indonesia

Alamat : Kp. Rancasema RT/RW 03/01 Desa Kadu Agung Timur Kecamatan
Cibadak Kabupaten Lebak – Rangkasbitung

B. NAMA ANGGOTA KELUARGA

1
Hubungan
Pendidikan Keadaan
No. Nama Umur JK Agama Pekerjaan Penghasilan Dalam
Terakhir umum
Keluarga

1. Rp.30.000/
Tn. Asep 32 Th L Islam SD Sehat Supir Suami
Hari

2. Tidak
Ny. Ika 47 Th P Islam SD Sehat ART Istri
Menentu

3.
An. Rahma 26 Th P Islam SLTA Sehat IRT - Anak Ke 1

4.
An. Nurul 14 Th P Islam SLTP Sehat - - Anak Ke 2

5.
An. Dewi 6,8 Th P Islam - Sehat - - Anak Ke 1

6.
By. Moh. H 17 Hr L Islam - Sehat - - Cucu

3.2 KEADAAN UMUM KELUARGA

Pada tanggal 9 Juni 2015 jam 10.00 wib dilakukan pengumpulan data di Kp.
Rancasema RT/RW 03/01 Ds. Kadu Agung Timur Kec. Cibadak Kab. Lebak ini adalah
kunjungan rumah pertama pada keluraga Tn. “A”. Didalam rumah terdapat 2 kepala
keluarga , karena anak Ny. “I” yang sudah berkeluarga menempati tempat tinggal bersama
kedua orang tuanya, dikarenakan ada masalah keluarga yang mengakibatkan Ny. “R” harus
menetap dirumah kedua orang tuanya. Keluarga Tn. “A” dipilih untuk menjadi keluarga
binaan, terdiri dari 3 orang anak dan satu orang istri serta seorang cucu.

2
Kesehatan keluarga pada saat ini umumnya baik, aktifitas sehari – hari suami bekerja
sebagai supir dan istri sebagai asisten rumah tangga dan anaknya menjadi seorang ibu
rumah tangga.

3
DENAH RUMAH :

Kamar Mandi

Kamar An. Nurul Kamar Ny. “R”

Ruang Tamu dan Keluarga

Teras Depan

Dapur

Kamar Tn. “A” dengan Ny. “I”

3.3 KEGIATAN SEHARI – HARI

3.3.1 Kebiasaan Tidur

Tn. Asep Supriana tidak tidur siang untuk bekerja, tidur malam +- 8 jam/hari. Ny. Ika
selaku asisten rumah tangga disuatu daerah yang mengharuskan ia berangkat bekrja
pada dini hari dengan berjalan kaki dan kembali pada pukul 3 sore sehingga tidak
menyempatkan untuk tidur siang, tidur malem +-8 jam/hari. Sedangkan Ny.Rahma ia
tidak bekerja sebagai ibu rumah tangga yang menjadi single parrent ia melakukan
aktivitas sehari – hari dirumah dan menjaga bayinya, sehingga tidur siang +-2 jam,
sedangkan untuk tidur malam +-7 jam/hari. By. Moh.Hafidz tidur siang +-2 jam dan

4
tidur malam +- 7jam/hari. Dan untuk anggota yang lain tidur siang +-1 jam dan tidur
malam +- 8 jam/hari.

3.1.3

3.2.3

5
1.1.1 Kebiasaan Makan

Semua anggota kelurga makan 3x/hari sampai kadang kadang 2x/hari dengan
makanan pokok nasi, lauk – pauk, sesuai kemampuan keluarga (tahu, tempe, dan telur
kadang – kadang). Namun dalam keluarga tidakpernah makan makanan secara bersama
– sama, karena kesibukan masing – masing . Tn.Asep Supriana jarang ada dirumah
sedangkan Ny. Ika juga tidak ada dirumah ketika siang hari, namun berbeda bagi
N.Rahma yang sering berada dirumah makan hanya 2x/hari selanjutnya mengemil dan
dengan tidak nafsu makan.

1.1.2 Pola Eliminasi

Seluruh anggotakeluaraga mengatakan BAB +- 1x/hari dan BAK +- 6 x/hari dan


tidak ada keluhan.

1.1.3 Pola Kebiasaan Kesehatan

∙ Anggota keluarga yang merokok Tn.”A”


∙ Tidak ada waktu khusus untuk olahraga
∙ Anggota keluarga mandi 2x/hari ,menggunakan sabun dan mengganti pakaian
2x/hari dan sering menyikat gigi setiap kali mandi tetapi tidak menyikat gigi
sebelum tidur

3.4 KEADAAN SOSIAL EKONOMI

6
Keluarga Tn.”A” terdiri dari 6 anggota keluarga, keluarga Tn.”A” tinggal tinggal
disebuah rumah semi – permanen berukuran 10 x 15 m2 berlantaikan semen, terdiri dari 2
kamar tidur utama dan 1 kamar tidur tambahan berukuran +- 3x4 m2 , terdapat dapur yang
juga berlantaikan semen. Ny. “I” dan anaknya Ny. “R” memasak dengan menggunakan
kompor gas dan kadang – kadang kompor minyak, lingkungan rumah bersih tetapi agak
berdebu, karena lantai yang beralaskan semen sudah banyak yang retak dan bolong bolong
sehingga menimbun debu. Ventilasi dan penerangan juga kurang baik. Keluarga ini
mempunyai kamar mandi yang sumber airnya dari air sumur dan terdapat jamban keluarga.
Tn. “A” yang bekerja sebagai supir berpendapatan tidak menentu +- Rp30.000/hari.

3.5 KEADAAN SOSIAL BUDAYA

Keluarga sudah tidak menganut budaya setempat yang merugikan kesehatan seperti
melakukan praktek – praktek tradisional yang merugikan bagi ibu hamil dan ibu nifas
tetapi terkadang ibu masih menjaga – jaga tradisi yang dilakukan oleh keluarganya seperti
memberikan koin dipusar bayinya setelah puput tali pusat dikarenakan takut pusar bayinya
bodong tetapi koin tersebut dibungkus dengan kain kasa yang kering dan karena masih
dianggap belum berpengalaman. Dan untuk pengambilan keputusan keluarga didominasi
oleh Ny.”I” selaku orang tua dari Ny.”R” seperti penggunaan alat kontrasepsi dibandingkan
Ny.”R” senagai akseptor Kb-nya. Dan keluarga belumbisa mengerti bagaiamnana menjaga
kesehatan keluarga dan cara memenuhi kebutuhan gizi seimbang yang baik.

3.6 KEADAAN KESEHATAN KELUARGA

3.6.1 Riwayat Nikah

Tn.”A” mengatakan ini pernikahan keduanya dan Tn.”A” mengatakan menikah pada
usia 32 tahun, dan Ny. “I” mengatakan ini pernikahan keduanya dan Ny. “I” mengaku
menikah pada usia 36 tahun. Serta Ny. “R” mengatakan ini pernikahan pertamanya
dengan Tn.”O” menikah pada usia 19 tahun dengan lamanya 5 tahun dan berakhir
dengan perceraian.

7
3.6.2 Riwayat KB

Tn.”A” mengatakan tidak ber-Kb, dan Ny.”I” mengatakan pernah menggunakan Kb


Suntik 3 Bulanan, dan Ny.”R” juga mengatakan bahwa ia menggunakan KB Suntik 3
Bulanan.

3.6.3 Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga Tn.”A” mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan, namun Tn.”A”


memiliki kebiasaan merokok dan Ny.”R” pernah menderita penyakit paru – paru sekitar
2 tahun yang lalu dan sudah diobati dan sudah melakukan therapy.

3.7 HASIL PENGKAJIAN DAN ANAMNESA

3.7.1 Kunjungan Keluarga Binaan Pertama

Kunjungan Keluarga Binaan (KELBIN) Pertama dilakukan pada Hari Selasa Tanggal 23
Juni 2015 pada pukul 10.00 WIB.

Pada kunjungan pertama ini dilakukan pengkajian data pada Ny. Rahma Kurnia
Solaika usia 26 tahun dan mempunyai tiga anak diperoleh data bahwa ibu kurang
mengetahui menu seimbang pada ibu nifas dalam masa laktasi.

Hasil pemeriksaan fisik Keadaan Umum ibu baik, Kesadaran : Compos mentis, TTV :
TD 110/80 mmhg, R 22x/m , N 78x/m, S 363 oC, BB 49 Kg, TB 160 cm, Mata : sklera tidak
ikterik, konjungtiva pucat, palpebra tidak oedema, Leher : tidak ada pembengkakkan KGB
dan Tyroid, Payudara : simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa, puting susu
menonjol, aerola hiperpigmentasi, Abdomen : tidak ada bekas luka operasi, tidak ada nyeri
tekan, Ekstermitas : tidak ada odema dan varises pada ekstermitas atas dan bawah, reflek
patella (+), Genetalia : Vulva/Vagina bersih, tidak ada varises, tidak ada oedema.

8
Ibu makan hanya 2x/hari yaitu makan pagi dan makan sore. Ibu mengatakan sering
mengemil diwaktu jam sebelum makan tersebut, dengan berbagai cemilan yang tidak
seharusnya seperti mengkonsumsi minuman dingin dan manis, serta makanan pedas dan
berminyak (seblak), dan juga mie instan. Pola makan ibu sehari hari dengan tempe, ikan
dan terkadang dengan sayur, ibu juga terkadang mengkonsumsi buah buahan.

Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa ibu kurang mengkonsumsi sayur – sayuran
dan ibu kurang mengetahui tentang pentingnya mengkonsumsi makanan dengan gizi
seimbang pada ibu nifas dalam masa menyusui (laktasi).

Pada kunjungan pertama ini, ibu diberikan penyuluhan tentang gizi seimbang pada ibu
menyusui dan memberikan contoh – contoh makanan dengan gizi seimbang, sehingga ibu
sudah dapat memahami tentang gizi seimbang pada ibu nifas dalam masa laktasi
(menyuusi).

3.7.2 Kunjungan Keluarga Binaan Kedua

Kunjungan Keluarga Binaan (KELBIN) Kedua dilakukan pada Hari Kamis Tanggal 30
Juni 2015 pada pukul 10.00 WIB.

Pada Kunjungan Kedua ini, dilakukan pengkajian data pada Ny. Rahma Kurnia
Solaika usia 26 tahun dan memliki tiga orang anak diperoleh bahwa ibu kurang
mengethaui metoda atau alat kontrasepsi jangka panjang.

Didapatkan data dari hasil pemeriksaan fisik bahwa Keadaan Umum Ny.”R” baik,
Kesadaran : compos mentis, TD 110/70 mmHg, Respirasi 22x/m , Nadi 80x/m, Suhu 360 oC,
BB 52 Kg. Muka tidak oedema, konjungtiva tidak pucat, sklera : Tidak Ikterik. Leher tidak
ada pembengkakkan Kelenjar Getah Bening dan Tyroid. Payudara simetris, tidak ada
massa, tidak ada benjolan, aerola hiperpigmentasi, putting susu bersih dan menonjol,
pengeluaran ASI (+/+). Abdomen : TFU tidak teraba, diastasis rekti (-). Ekstermitas
oedema (-/-), varises (-/-). Genetalia : tidak lakukan karena ibu tidak bersedia.

9
Ibu menggunakan alat kontrasepsi Kb suntik 3 bulan dan ibu mengeluhkan berat
badannya menjadi turun sebelum kehamilannya yang ketiga. Dan ibu sekarang sedang
tidak menggunakan kontrasepsi karena ibu sudah tidak bersuami. Tetapi ibu juga
mengatakan bahwa ibu berencana untuk menikah kembali setelah melalui masa nifasnya
40 hari. Ibu tetap ingin menikah tetapi juga ingin membesarkan anaknya terlebih dahulu.
Selain itu ibu mengatakan kurang memahami metoda atau alat kontrasepsi jangka panjang
yang dapat digunakan ibu.

Maka pada kunjungan kedua ini penyuluh memberikan penyuluhan kepada ibu dan
keluarga tentang metoda kontrasepsi jangka panjang yang ibu dapat gunakan untuk
menjarangkan usia kehamilannya.

3.7.3 Kunjungan Keluarga Binaan Ketiga

Kunjungan Keluarga binaan (KELBN) Ketiga dilakukan pada Hari Selasa Tanggal 07 Juli
2015 pada pukul 10.00 WIB

Pada kunjungan ketiga dilakukan pengkajian data pada Ny. Rahma Kurnia Solaika usia
26 tahun, ibu mengaku menyusui anak ketiganya dan belum pernah keguguran. Didapakan
hasil pengkajian Bayi Moh. Hafidz Nugraha umur 17 hari diberikan ASI oleh ibunya saat
bayinya menangis saja dan tidak 2 jam sekali, Ny. “R” belum mengetahui tentang gizi bayi
usia 0 – 6 bulan yaitu ASI Eksklusif. Pada pemeriksaan fisik didapatkan hasil keadaan
umum bayi Moh. Hafidz Nugraha dalam keadaan baik, TTV : S : 36,70C, R : 50x/m, HR :
120x/m. Antropometri BB : 3200 gr, PB : 49 cm, Kepala normal, tidak ada kelainan. Mata :
Sklera : tidak ikterik, dan Konjungtiva tidak pucat, telinga bersih dan sejajar dengan mata.
Hidung bersih, spuctum nasalis ada ditengah. Mulut tidak ada kelainan. Leher : tidak ada
pembengkakkan KGB dan Tyroid. Dada : simetris, bunyi pernafasan normal, puting susu
menonjol. Abdomen tidak ada kelainan, tali pusat sudah puput. Ekstermitas : simetris ,
tidak ada kelainan. Genetalia : terdapat testis dan skrotum. Reflek : Moro (+), Rooting (+),

10
Sucking (+), Swallowing (+), Grasping (-) . Dari hasil data diatas bahwa analisa Bayi Moh.
Hafidz Nugraha umur 36 hari dengan masalah Ny. “R” kurang mengetahui pentingnya
pemberian ASI Eksklusif.

Menurut Silka Oktari (2013) menyusui sejak dini mempunyai dampak yang positif
baik bagi ibu dan bayinya. Jadi sudah seharusnya ibu menyusui bayinya selama enam
bulan tanpa makanan tambahan apapun. Seperti yang dinyatakan WHO, ASI Eksklusif
adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan atau
makan tambahan lain. Asi dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Pemberian ASI
Eksklusif selama 6 bulan dianjurkan oleh pedoman Internasional yang didasarkan pada
bukti ilmiah tentang manfaat ASI baik bagi ibu dan bayi, keluarga maupun negara. Jika
bayi sudah diberikan makanan tambahan selain ASI ketika bayi berumur kurang dari 6
bulan, maka akibatnya bayi akan kehilangan sebagian besar dari manfaat ASI Eksklusif
dan adanya gangguan dari sistem metobolisme tubuh bayi.

Menutut Bahiyatun, S.Pd, S.SiT, dalam bukunya yang berjudul buku Ajar Asuhan
Kebidanan Nifas Normal 2009 : EGC menyatakan bahwa “Penting sekali untuk segera
memberi ASI pada bayi dalam jam pertama sesudah bayi lahir dan kemudian setiap 2 atau
3 jam“.

Dari pernyataan diatas dapat dibandingkan kenyataannya dengan Ny. “R” yang baru
melahirkan untuk yang ketiga kalinya dan hanya memberikan ASI ketika bayi menangis
saja dan tidak setiap 2 atau 3 jam sekali serta Ny.”R” belum mengetahui mengenai
pentingnya pemberian ASI selama 6 bulan oleh karena itu, diberikan penyuluhan mengenai
pentingnya ASI Eksklusif. Tidak hanya Ny.”R” yang harus mengetahui tentang
pentinganya ASI Eksklusif , tetapi orang orang disekitar yang berpengaruh besar terhadap
kehidupannya perlu diberikan penjelasan juga agar semua pihak mendukung Ny.”R” untuk
memberikan ASI saja selama 6 bulan.

11
BAB IV

PEMBAHASAN

Dari hasil pengumpulan data, anamnesa, dan pengkajian data pada Keluarga Binaan
yang dilakukan pada Ny. “Rahma Kurnia Solaika” umur 26 tahun dan By.”M.H” 17 hari
dengan rentang waktu selama 3 minggu (bulan juni – juli 2015), dengan tiga kali
kunjungan KELBIN, mulai kunjungan kelbin pertama tanggal 23 juni 2015, kunjungan
kelbin kedua tanggal 30 juni 2015 dan kunjungan kelbin ketiga tanggal 07 juli 2015,
penulis membuat pembahasan sebagai berikut.

Pada kunjungan pertama dilakukan pengkajian dan pemeriksaan fisik Ny. Rahma
usia 26 tahun. Ibu mengatakan melahirkan anak ketiganya 22 hari yang lalu dan belum
pernah keguguran. Melahirkan secara spontan tanggal 01 juni 2015 di tempat klinik bidan
oleh bidan dengan usia gestasi 39 minggu dan tidak ada komplikasi pada ibu maupun bayi
saat bersalin. BB saat lahir 3000 gram dan PB 49 cm. ibu diberikan Vit. A 200.000 iu, Fe
1x 60 mg, As.Mefemanat 3x 500 mg, Amoxilin 3 x 500 mg oleh Bidan. Hasil pemeriksaan
didapatkan keadaan umum Ny.”R” baik, kesadaran : compos mentis, TD 110/80 mmHg,
Respirasi 22x/m , Nadi 78x/m, Suhu 363 oC, BB 49 Kg. Muka tidak oedema, Konjungtiva
merah muda, Sklera : Tidak Ikterik. Leher tidak ada pembengkakkan Kelenjar Getah
Bening dan Tyroid. Payudara simetris, tidak ada massa, tidak ada benjolan, aerola
hiperpigmentasi, putting susu bersih dan menonjol, pengeluaran ASI (+/+). Abdomen :
TFU tidak teraba, diastasis rekti (-). Ekstermitas oedema (-/-), varises (-/-). Genetalia tidak
terdaoat jahitan luka perineum, lochea alba. Pola makan 2x/hari denagn nasi, lauk dan
terkadang dengan sayur. Ibu mengatakan jarang mengkonsumsi buah – buahan dan tidak
ada pantangan. Ibu tidak menyanda. Pengeluaran ASI lancar . Pola eliminasi ibu normal
tidak ada keluhan, BAB 1x/hari dan BAK 4-5x/hari. Personal hygiene ibu mandi 2x sehari
dan mengganti pembalut 2-3x sehari.

12
Sehingga analisa masalah yang didapat dari hasil pengkajian adalah Ny.”R” usia 26
tahun P3A0 22 hari dengan masalah kurangnya pengetahuan Ibu mengenai menu seimbang
pada ibu nifas dalam masa lakatasi (menyusui).

Menurut bahiyatun, S.Pd, S.SiT, dalam bukunya yang berjudul Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Nifas Normal, 2009 : EGC menyatakan bahwa “diet dalam masa nifas harus
bergizi, bervariasi dan seimbang. Diet ini sebaiknya mengandung tinggi kalori
(karbohidrat, lemak dan protein) mengandung zat besi, seperti sayuran hijau, daging, telur,
hati dan banyak minum. Jika ibumenyusui, anjurkan untuk makan 4 – 5 kali perhari dan
minum segelas cairan setelah selesai menyusui”. Berdasarkan pernyataan diatas dapat
diketahui bahwa kebutuhan gizi ibu nifas harus seimbang sehingga Ny. Rahma perlu
diberikan penyuluhan mengenai gizi seimbang pada ibu nifas dalam masa laktasi
(menyusui) karena pola makannya kurang teratur dan menu makanan seadanya tanpa
memperhatikan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh ibu nifas.

Pada kunjungan kedua didapatkan hasil pengkajian anamnesa dan pemeriksaan fisik
pada Ny.Rahma. ibu mengatakan melahirkan anak ketiganya pada tanggal 01 Juni 2015
atau 29 hari yang lalu. Hasil pemeriksaan didapatkan keadaan umum Ny.”R” baik,
kesadaran : compos mentis, TD 110/70 mmHg, Respirasi 22x/m , Nadi 80x/m, Suhu 360 oC,
BB 52 Kg. Muka tidak oedema, konjungtiva tidak pucat, sklera : Tidak Ikterik. Leher tidak
ada pembengkakkan Kelenjar Getah Bening dan Tyroid. Payudara simetris, tidak ada
massa, tidak ada benjolan, aerola hiperpigmentasi, putting susu bersih dan menonjol,
pengeluaran ASI (+/+). Abdomen : TFU tidak teraba, diastasis rekti (-). Ekstermitas
oedema (-/-), varises (-/-). Genetalia : tidak lakukan karena ibu tidak bersedia. Pada
kunjungan kedua ini ibu mengatakan bahwa ibu sedang tidak menggunakan alat
kontrasepsi semenjak ibu dinyatakan hamil. Riwayat pemakaian kontrasepsi yang lalu ibu
mengunakan alat kontrasepsi Kb suntik 3 bulan. Dan ibu tidak memiliki riwayat penyakit
hipertensi, jantung dan riwayat penyakit menahun lainnya.

13
Ibu mengatakan bahwa ibu seorang janda yang memiliki anak tiga dari pernikahnnya
yang pertama. Lalu ibu juga mengatakan saat selesai melalui masa nifasnya ibu ingin
kembali melangsungkan pernikannya yang kedua, karena riwayat pemakaian alat
kontrasepsi yang lalu yaitu Kb suntik berat badan ibu menjadi turun dan ibu tidak
mengetahui alat atau metoda kontrasepsi jangka panjang untuk menjarangkan
kehamilannya karena ibu ingin melangsungkan pernikahan yang keduanya, Sedangkan
anak terakhirnya By. Moh. Hafidz baru berusia 30 hari. Dan ibu juga mengatakan dan ibu
ingin menunda kehamilannya samapai anak terakhirya tersebut By. Moh. Hafidz berusia
lebih dari 3 atau 5 tahun dan ibu sudah membicarakanya terlebih dahulu dengan calon
pasangnya yang baru. Dari hasil data diatas dapat dianalisa bahwa Ny. Rahma usia 26
tahun masih termasuk Wanita Usia Subur dengan masalah ibu kurang mengetahui metoda
kontrasepsi yang dapat dipakai ibu untuk menjarangkan kehamilannya dengan jangka
waktu yang cukup panjang.

Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Emi Nurjasmi mengatakan, upaya untuk
menekan angka kelahiran di indonesia memang belum menunjukkan hasil yang
menggembirakan. Apalagi dalam lima tahun terakhir pelaksanaan program keluarga
berencana (KB), contraceptive prevalence rate (CPR) hanya meningkat 0,5 persen. Artinya
dalam setahun, cakupan kb hanya meningkat 0,1 persen saja. Lantaran minimnya
pengetahuan yang dimiliki, banyak masyarakat yang enggan menggunakan metode
kontrasepsi jangka panjang (MKJP) melalui iud (Spiral) atau implan. Mereka lebih
memilih penggunaan pil kb atau suntik, karena dianggap lebih praktis.

Pada kunjungan ketiga dilakukan pengkajian dan pemeriksaan fisik, didapatkan hasil
bahwa By. Moh. Hafidz umur 20 hari diberikan ASI oleh ibunya saat bayinya menangis
saja dan tidak 2 jam sekali dan lamanya kurang dari 5 menit karena ibu mengeluh sering
merasa pegal jika terlalu lama. Ny. Rahma masih kurang memahami tentang gizi untuk
bayi usia 0 – 6 bulan yaitu ASI Ekslusif. Pada pemeriksaan fisik diperoleh hasil keadaan
umum Bayi Moh. Hafidz baik. TTV : HR 120x/menit, Suhu 367 0C, Respirasi 45x/menit.
Antropometri : BB 3200 gram, TB 49 cm. Kepala: normal, tidak ada kelainan. Leher :
tidak ada pembengkakkan KGB dan Tyroid. Dada : simetris, bunyi pernafasan normal,

14
puting susu menonjol. Abdomen : tidak ada kelainan, tali pusat sudah puput. Ekstermitas :
simetris dan tidak ada kelainan. Genetalia : terdapat testis dan lubang ditengah dan 2
skrotum. Refleks : Moro (+), rooting (+), sucking (+), swallowing (+), grasping (+). Dari
hasil data diatas dapat dianalisa bahwa By. Moh. Hafidz umur 37 hari dengan masalah Ny.
“R” masih kurang mengetahui tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia
0 – 6 bulan.

Menurut WHO, UNICEF dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui


SK Menkes No. 450 / Men.Kes / SK / IV / 2004 tanggal 7 April 2004 telah menetapkan
rekomendasi pemberian Asi Eksklusif selama 6 bulan. Dalam rekomendasi tersebut
dijelaskan bahwa “untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan optimal
bayi harus diberi ASI Eksklusif selama 6 bulan pertama. Selanjutnya demi tercukupinya
nutrisi bayi, maka ibu mulai memberikan makanan pendamping ASI hingga bayi berusia 2
tahun atau lebih”.

15
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil kunjungan Keluarga Binaan sebanyak tiga kali di kediaman


Ny.”R” di RT/RW 03/01 Kampung Rancasema Desa Kadu Agung Kecamatan Cibadak
Kabupaten Rangkasbitung dapat disimpulkan Bahwa Keluarga Tn.”A” sudah mendapatkan
Informasi mengenai anaknya yang sudah berumah tangga tetapi tinggal dirumah orang
tuanya yakni Ny.”R” mengenai Masalah Gizi seimbang yang sebaiknya dikonsumsi oleh
ibu post partum sesuai kebutuhan ibu ketika menyusui. Agar Kondisi dan Stamina ibu
kembali seperti sebelum melahirkan (Sehat dan Bugar) serta meningkatkan produksi ASI
bagi bayinya.

Ny. “R” memahami bagaimana mekanisme kerja dari alat atau Metoda Kontrasepsi
Jangka Panjang seperti AKDR ( Alat Kontrasepsi Dalam Rahim ) atau Kb – IUD dan
AKBK ( Alat Kontrasepsi Bawah Kulit ) atau Kb – Implant dan ibu sudah
menginformasikan kembali kepada keluarganya dan mendiskusikan masalah KB.

By.”H” mendapatkan kecukupan ASI yang diberikan oleh ibunya yakni Ny.”R”
secara eksklusif yang diharapkan sampai usia minimal mendapatkan ASI Eksklusif yaiutu
sampai bayi berumur 6 bulan pertama.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa keluarga Tn.”A” dan anaknya Ny.”R” telah
mengalami perubahan mengalami perubahan perilaku yang membawanya kearah kesehatan
yang lebih baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Selain itu, setelah penulis
melaksanakan Praktik Kebidanan Komunitas di Kampung Rancasema tersebut selama 1
bulan, maka penulis menyimpulkan bahwa Pelayanan Komunitas yang bermutu harus
didasari dengan bekal ilmu pengetahuan yang memadai disertai dengan pencatatan dan
pelaporan yang lengkap akan memungkinkan pelayanan yang diberikan sesuai kebutuhan.

16
5.2 SARAN

5.2.1 Keluarga Tn. “A”

A. Agar keluarga bersedia menerapkan pola makan dengan gizi seimbang pada anggota
kelurga, khususnya ibu post partum yang menyusui.
B. Agar keluarga bersedia menjaga asupan makanannya dan lingkungan setempat
C. Agar keluarga bersedia menggunakan alat kontrasepsi
D. Agar keluarga bersedia memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya.

5.2.2 Pendidikan

Agar pihak pendidikan dapat meneruskan Program Pendidikan Kebidanan


Komunitas dalam lahan praktik yang lebih terjangkau dan kooperatif.

5.2.3 Penulis

A. Mahasiswa mampu memberikan Pelayanan Kebidanan Komunitas secara tepat dan


komprehensif
B. Mahasiwa lebih meningktkan pengetahuan dan keterampilan agar Pelayanan yang
diberikan sesuai dengan masalah yang ada di Komunitas.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Dewi, Viviyan Nanny Lia, Tri Sunarsih. 2011. “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas”.
Jakarta Selatan : Salemba Medika
2. Rukiyah, Aiyeyeh S.SiT, Lia Yulianti Amd.Ke, Meida Liana S.Sit. 2010. “Asuhan
Kebidanan Nifas ASKEB IIi”. Jakarta : Trans Info Media
3. Saleha, Siti. 2009. “Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas”. Makasar : Salemba Medika
4. Sujiyatini M.Keb, dkk. 2010. “Catatan Kuliah Asuhan Ibu Nifas ASKEB II”I. Yogyakarta
: Cyrillus Publisher
5. Http://www.lusa.web.id/Gizi-Simbang-Bagi-Ibu- Menyusui/ Minggu, 20 Juni 2015 14.30
WIB
6. Hanafi, Hartono. 2010. “KELUARGABERENCANA DAN KONTRASEPSI”. Jakarta :
Pustaka Sinar Harapan
7. Affandi, Abdul Bari, dkk. 2010. “Buku Panduan Prkatik Pelayanan Kontrasepsi Hal
M-53”. Jakarta : Pt Bina Pustaka Sarwono Prawirarohardjo
8. Http://Ilmugreen.Blogspot.Com/2012/07/Definisi-Kontrasepsi-Jangka-Panjang.Html
Posted By Dunia Ilmu At 14:38 diunduh pada tanggal 02 Juni 2015 11.30 Wib
9. Http://Repository.Usu.Ac.Id/Bitstream/123456789/31402/4/Chapter%20ii.Pdf/ diunduh
pada tanggal 02 juni 2015 11.45 Wib
10. Michael J., Gibney. 2009. “Gizi Kesehatan Masyarakat”. Jakarta: EGC
11. Yuliarti, Nuhaeni. 2010. “Keajaiban ASI”. Yogyakarta : Andi Offset

18

Anda mungkin juga menyukai