Anda di halaman 1dari 39

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN BAYI BARU LAHIR


3.1 Kasus
Tn.K 28 tahun dan Ny.R 26 tahun adalah pasangan suami istri. Usia pernikahan

mereka 1,5 tahun. Mereka memiliki satu anak perempuan bernama Bayi A yang berusia 3

bulan. Persalinan terakhir adalah 3 bulan yang lalu pada tanggal 17 Maret 2022. Ia

melahirkan normal di puskesmas ditolong bidan. Berat lahir bayi 2800 gram. Ny.R

menyatakan persalinan Ny.R lancar dan cepat. Tn.K tinggal satu rumah dengan istri, anak,

dan ibu mertua. Tn.K bertempat tinggal di Bandung. Tn.K dan Ny.R pendidikan terakhirnya

adalah SMP. Tn.K bekerja sebagai buruh dan Ny.R adalah seorang karyawan. Pada keluarga

Tn.B terdapat beberapa masalah kesehatan yang terjadi, yaitu menurut Ny.R, Bayi A baru

diberi imunisasi satu kali saat ia lahir. Setelahnya bayi belum dibawa ke puskesmas untuk

imunisasi. Menurut catatan imunisasi bayi A baru diberi imunisasi satu kali. Status gizi bayi

kurang. Berat badan bayi saat ini 4700 gram, bayi dalam keadaan sehat, gerak aktif. Bayi A

belum diberi tambahan vitamin A. Bayi hanya diberikan susu SGM, karena ASI Ny.R

keluar hanya sedikit. Ny.R tidak rutin membawa bayi nya ke posyandu karena

menyesuaikan waktu kerjanya.

3.2 Pengkajian

3.1.1 Struktur dan Sifat Keluarga

a. Identitas Kepala Keluarga

Nama : Tn. K

Umur : 28 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki


Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Buruh

Alamat : Bandung

Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia

Jumlah anggota keluarga : 2

b. Daftar Anggota Keluarga

N Nama L/P Umur Agama Hub. Dg Pendidikan Pekerjaan

O KK

1 Ny. R P 26thn Islam Istri SMP Karyawan Laudry

2 By. A P 3bln Islam Anak Blm sekolah -

3 Ny. M P 60thn Islam Mertua SD -

Ny. M (60 thn)


c. Genogram

Tn. K (28THN)
Ny. R (26 thn)

By. A (3bln)
Keterangan :

: Laki – laki : Sakit

: Perempuan : Tinggal satu rumah


d. Struktur Keluarga

Keluarga Tn.K menganut struktur keluarga matrilokal. Tipe keluarga Tn.K termasuk

keluarga ekstended family, merupakan beberapa keluarga yang tinggal bersama, karena

keluarga Tn.K tinggal dengan mertua.

e. Tahapan Perkembangan Keluarga

Keluarga Tn.K berada pada tahap II yakni keluarga Child Bearing, karena memiliki anak

pertama usia 3 bulan.

f. Tugas Perkembangan Yang Belum Terpenuhi

Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi yaitu belum mengimunisasikan

bayinya dan tidak memberikan ASI serta berat badan bayi kurang.

g. Hobby Masing-masing Anggota Keluarga

Ny.R menyatakan ia dan keluarga tidak memiliki hobi tertentu. Tetapi kalau ada waktu

senggang ia menyempatkan untuk jalan-jalan.

h. Hubungan Antar Anggota Keluarga

1) Hubungan suami-istri

Suami menyatakan hubungan dengan istri harmonis. Bila ada masalah

diselesaikan bersama. Suami menyatakan sering menghabiskan waktu bersama

istri dan anaknya. Saat kunjungan dilakukan, suami tampak sering membimbing

istrinya menjawab pertanyaan perawat.

2) Hubungan orang tua-anak

Saat kunjungan rumah dilakukan, suami sedang istirahat siang. Ia bermain-main

dengan anaknya dan membuatkan susu untuk anaknya. Tn.K menyatakan bila

istirahat siang, ia selalu pulang untuk menemui anaknya.


3) Hubungan antar anggota, baik dengan anggota keluarga dan keluarga lain

Tn.K menyatakan hubungan dengan anggota keluarga dan dengan tetangga baik,

tidak pernah ada masalah berarti. Tn.K mengatakan jika ada masalah dengan

tetangga akan diselesaikan bersama. Tn.K jarang ikut kegiatan di masyarakat

seperti kerja bakti dan pengajian. Hubungan anggota keluarga dengan keluarga

yang lain juga baik. Adik-adik Ny.R tinggal di dekat rumah Ny.R sehingga bisa

saling membatu jika ada kesulitan. Anggota keluarga Tn.K selalu berinteraksi

dengan tetangga dan saling membantu apabila ada kesulitan. Adik Ny.R

menyatakan tetangga dan saudara sering mengingatkan Ny.R untuk

mengimunisasikan bayinya, tetapi Ny.R menolak.

i. Anggota keluarga yang berpengaruh dalam mengambil keputusan

Tn.K menyatakan, ia yang mengambil keputusan dalam keluarga karena ia adalah kepala

keluarga. Segala sesuatu yang berkaitan dengan keluarga harus dengan persetujuannya.

j. Kebiasaan anggota keluarga sehari – hari

1) Frekuensi makan

Tn.K menyatakan makan tidak teratur, karena ia bekerja di pabrik. Sedangkan istri

dan mertua makan 3x sehari. By.A minum tidak tentu, rata-rata 6-7 x sehari,

tergantung kebutuhan bayi. Jika menangis, diberikan susu. sekali memberikan 100 cc.

2) Porsi makan

Tn.K menyatakan ia makan satu piring penuh, sedangkan istri dan mertua satu piring

rata dan kadang sedikit. By.A minum susu banyaknya tergantung tangisan. Tn.R

menyatakan bayinya habis satu kotak susu sehari (satu kotak susu=150 gr).
3) Jenis makanan

Makanan pokok : nasi

Porsi : cukup

Lauk pauk : tahu tempe

Sayuran : berbagai macam sayuran

Porsi sayuran : cukup

Buah-buahan : jarang

Makanan selingan : mie instan

4) Cara pengolahan dan penyajian makanan

Ny.R menyatakan ia memasak menu yang bervariasi tiap harinya. Setiap hari menu

ganti. Apabila makanan bersisa akan dibuang. Makanan akan disajikan langsung

setelah memasak. Keluarga makan sendiri-sendiri, jarang bersama, karena jadwal

kerja yang berbeda antar anggota keluarga. Alat makan menggunakan piring dan

sendok.

5) Makanan pantang keluarga

Tn.K menyatakan ia memiliki makanan pantangan ikan laut, karena akan

menyebabkan alergi gatal-gatal. Tetapi Ny.R dan mertuanya tidak memiliki makanan

pantangan

6) Makanan kesukaan keluarga

Ny.R menyatakan tidak ada makanan tertentu yang menjadi kesukaan keluarga,

keluarga makan apa adanya.

k. Kebiasaan minum keluarga


Tn.k menyatakan ia minum 6 gelas/hari. Ia lebih sering minum kopi. Sedangkan, Ny.R

minum 3 gelas/hari. Ny.M minum 4 gelas/hari, lebih sering minum teh manis.

l. Pola istirahat

Tn.K menyatakan keluarga jarang istirahat siang. Tn.K menyatakan sering

mengkonsumsi kopi dan sering begadang. Ia sering susah tidur. Ny.R tidur di malam hari

setelah Bayi A tidur. Dan bangun di pagi hari jam 05.00. Ny.R menyatakan tidurnya

cukup. Ny.R menyatakan bayinya jarang rewel, kalau siang jarang tidur, tapi kalau

malam dapat tidur nyenyak. Di malam hari bayi rewel kalau mau tidur saja. Bayi A hanya

sesekali saja rewel. Ny.M tidur jam 22.00 dan bangun pukul 03.00.

m. Rekreasi

Ny.R mengatakan keluarga jarang berekreasi, karena ia dan suami sibuk kerja, tetapi jika

ada waktu luang, ia menyempatkan untuk jalan-jalan. Adanya waktu senggang tidak

tentu, tetapi jarang. Setiap hari keluarga Tn.K memenuhi kebutuhan rekreasi dengan

menonton TV, berkumpul keluarga, melepas lelah dan bermain-main bersama bayi A

n. Pemanfaatan waktu senggang

Ny.R dan Tn.K menyatakan kesibukannya selain bekerja adalah mengasuh anaknya.

Tn.K tidak pernah berolah raga. Keluarga Tn.K juga sering menonton TV bila waktu

senggang..

o. Pola eliminasi

1) Miksi

Tn.K menyatakan keluarganya buang air kecil teratur dengan frekuensi 5 kali sehari.

Tetapi saat keadaan dingin frekuensi meningkat hingga 6-7 kali sehari. Mereka Buang
air kecil di kamar mandi yang berada di samping rumah. Ny.R menyatakan tidak tahu

frekuensi buang air kecil By.A.

2) Defekasi

Tn.B menyatakan keluarganya buang air besar sehari sekali saat pagi hari di WC

samping rumah. Ny.R menyatakan frekuensi buang air besar anaknya tidak tentu.

Kadang sekali, kadang dua kali sehari.

p. Hygiene perorangan

Keluarga Tn.K mandi 2 kali sehari menggunakan sabun. Keluarga Tn.K menggosok gigi

2 kali sehari ketika mandi pagi dan sore. Keluarga Tn.K keramas 2 kali seminggu

menggunakan shampoo. Keluarga Tn.K ganti baju dua kali sehari. Terkadang baju

dipakai dua kali, sehingga digantung di kamar masing- masing. Kebiasaan memotong

kuku jika kuku sudah panjang. Keluarga Tn.K jarang mencuci tangan sebelum makan dan

mencuci kaki sebelum tidur. Keluarga Tn.K menggunakan WC samping rumah untuk

keperluan eliminasi. Ny.R menyatakan By.A mandi dua kali sehari menggunakan air

hangat. Yang memandikan Ny.R, tetapi jika Ny.R tidak dirumah, bayi A dimandikan

neneknya. Setelah mandi bayi ganti baju dan diberi bedak.

q. Kebiasaan keluarga yang merugikan

Tn.K menyatakan memiliki kebiasaan merokok habis 1 bungkus perhari dan menyatakan

lebih baik tidak makan daripada tidak merokok. Ny.R menyatakan suaminya selalu
merokok dan tidak bisa menghentikan suaminya merokok. Tn.k kadang merokok

disamping bayi A.

3.1.2 Faktor Sosial, Ekonomi dan Budaya

a. Penghasilan

1. Pekerjaan dan penghasilan utama

Tn.K menyatakan kerja di pabrik sebagai buruh dengan penghasilan sekitar

600.000 sebulan atau 20.000 perhari. Sedangkan Ny.R mengatakan bekerja sebagai

keryawan laundry dengan penghasilan 500.000 perbulan. Tn.K bekerja dari pagi

sampai sore dan istirahat saat jam 12 siang, sedangkan Ny.R bekerja dengan 2 shift

yaitu kadang pagi ( jam 09.00-16.00 WIB) kadang siang (13.00-21.00 WIB).

2. Penghasilan sampingan/tambahan

Tidak ada

b. Penggunaan dan pemanfaatan dana keluarga per bulan

Selain untuk biaya kebutuhan pokok dan makan sehari-hari , penghasilan Tn.K

dihabiskan untuk membeli rokok serta susu untuk bayinya. Tn.K tidak ada

pengeluaran untuk pendidikan anak namun kadang pengeluaran untuk biaya perbaikan

rumah. Pengeluaran untuk biaya kesehatan jarang, karena jarang berobat. Keluarga

Tn.K jarang menabung. Dilihat dari penghasilan masing-masing anggota keluarga, dan
harta benda yang dimiliki, keluarga masuk dalam status sosial ekonomi menengah ke

bawah.

c. Pengelolaan keuangan dikelola oleh

istri

d. Hubungan anggota keluarga dalam masyarakat

Ny.R menyatakan mengikuti arisan ibu-ibu yang diadakan di kampungnya. Namun

sering tidak hadir karena bartabrakan dengan jadwal kerjanya sedangkan Tn.K

menyatakan tidak pernah mengikuti kegiatan yang diadakan di kampungnya. Ny.R

menyatakan sering ngobrol dengan tetangganya dan sering saling membantu. Ny.M

menyatakan juga jarang ikut PKK dan arisan. Ny M juga jarang ke pengajian.

e. Fasilitas untuk pertemuan masyarakat

Pertemuan biasa dilakukan di masjid (untuk pengajian). Kumpulan PKK dilakukan di

rumah kepala dusun. Arisan dilakukan di rumah salah seorang warga secara bergilir.

3.1.3 Faktor Rumah dan Lingkungan

1. Rumah

a) Denah Rumah

HALAMAN

TERAS
R. TAMU
K. TIDUR

R. KELURGA
K. TIDUR

DAPUR K. TIDUR
KM

b) Status Kepemilikan : Milik sendiri

c) Dinding rumah : Permanen

d) Lantai : semen

e) Langit-langit : tanpa eternit

f) Atap rumah : genting

g) Ventilasi ruangan : kurang dari 10% kali luas tanah

h) Jenis ventilasi : melalui jendela, pintu

i) Pemanfaatan jendela : kadang kadang dibuka

j) Penerangan : malam hari dengan listrik, pada siang hari masih bisa

membaca meskipun tidak ada lampu.

k) Ukuran rumah : 68m2

l) Pembagian ruangan : ada 1 ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 ruang keluarga, 1

ruang dapur, tidak ada ruang makan, dan 1 kamar mandi. Rumah tersebut dihuni

oleh 4 orang .

m) Kebersihan rumah : disapu tiap hari sekali

2. Sarana memasak
a. Bahan bakar untuk memasak menggunakan kayu bakar karena karburator bocor dan

belum membeli yang baru. Ny.R memasak di luar rumah yaitu berada di samping

rumah.

b. Tempat menyimpan peralatan dapur berada di rak piring

c. Kebersihan dapur : tidak ada sampah berserakan di dapur

3. Sumber air

a. Sumber air minum : sumur gali

b. Jarak sumber air dengan WC : kurang dari 10 meter

c. Pencemaran air : tidak ada

d. Kualitas air

- Warna : tidak berwarna

- Bau : tidak berbau

- Rasa : tidak berasa

- Kebersihan sumber air : cukup bersih, area sekitar sumur semen

e. Pembuangan air limbah

- Jenis limbah : rumah tangga

- Bak limbah : tidak ada

- Saluran limbah : dibuang ke samping rumah

- Jarak limbah dengan sumur : kurang dari 10 m

- Letak : samping rumah

- Vektor : tikus, nyamuk

- Bau limbah : tidak tercium bau limbah

- Kebersihan : cukup
f. Jamban keluarga

- Pemilikan jamban : punya

- Jenis jamban : jongkok

- Letak jamban : luar rumah

- Jarak jamban-sumur: kurang dari 10 m

- Vektor : adanya tikus dan nyamuk

- Kebersihan jamban : baik

g. Kandang ternak

Tidak ada

h. Halaman

- Pemilikan : punya, luas 10 m2

- Pemanfaatan : tidak dimanfaatkan

- Letak : depan rumah

- Kebersihan :tidak banyak daun dan sampah berserakan

i. Kamar Mandi

- Pemilikan : ada

- Letak : luar rumah

- Bak mandi : Ada

- Kebersihan : lantai kamar mandi disikat seminggu sekali, bak mandi tidak ada

jentik.

j. Lingkungan

- Geografi rumah : desa

- Jarak dengan tetangga : berdekatan


- Suasana : ramai

- Lokasi : dekat rumah

k. Fasilitas perdagangan

Warung ± 200 m, toko ± 300 m

l. Fasilitas peribadatan

Masjid 500 m

m. Fasilitas kesehatan

Puskesmas Mlati 2 ± 1 km, Puskesmas Gamping

n. Sarana hiburan

Ada, berupa TV, radio

o. Fasilitas transportasi

Ada, 1 buah sepeda motor

3.1.4 Riwayat Kesehatan Keluarga

1. Riwayat Kesehatan Anggota Keluarga

Dalam keluarga, tidak ada riwayat penyakit menular, menahun, menurun. Riwayat

kesehatan masing-masing anggota keluarga: Tn. K menyatakan ia tak pernah

menderita sakit serius, selama ini ia merasa sehatsehat saja, demikian pula dg Ny.R.

Ny.M juga menyatakan Ia tak memiliki keluhan kesehatan. Ia juga tidak memiliki

penyakit serius meskipun sudah tua. Ny.R menyatakan ayahnya meninggal karena

penyakit tua. Ayahnya meninggal 11 bulan yang lalu. Ny.M menyatakan suaminya

meninggal karena penyakut yang parah, dan ia tak tahu penyakit apa. Ia menyatakan

sudah memeriksakan suaminya ke berbagai tempat tetapi tak kunjung membaik dan
akhirnya meninggal. Ny.R juga menyatakan bayinya jarang sakit. Selama ini sehat-

sehat saja. Ny. M menyatakan bayi C pernah sekali pilek.

2. Kebiasaan memeriksakan diri

a. Waktu : bila sakit dan ada waktu

b. Tempat : Puskesmas Melati 2. Tn.K menyatakan rumahnya merupakan wilayah

puskesmas Gamping 2, tetapi karena jauh, ia memilih ke puskesmas Melati 2 saja

3. Kebiasaan minum obat

- Waktu : bila sakit

- Asal obat yang diminum : dokter puskesmas, warung

4. Kesehatan ibu dan anak

- Riwayat kehamilan yang lalu : Ny.R menyatakan ia baru hamil sekali. Ia

melahirkan pada usia 9 bulan di puskesmas Melati 2. Ny.R menyatakan tidak ada

keluhan selama hamil. Ny.R menyatakan lebih sering tidur dan malas ketika

hamil. Ny.R menyatakan tidak pernah periksa selama hamil. Buku KIA Ny.R

menunjukkan ia pernah ANC 1x. Selama hamil ia merasa biasa-biasa saja. Ny.R

menyatakan walaupun selama hamil tidak kontol, ia tetap sehat. Pola makan dan

kegiatan sama saja ketika hamil dan tidak hamil. Tidak ada makanan pantangan

ketika hamil.

- Ibu hamil : tidak ada

- Persalinan

Persalinan terakhir adalah 3 bulan yang lalu pada tanggal 17 Maret 2022. Ia

melahirkan normal di puskesmas ditolong bidan. Berat lahir bayi 2800 gram. Ny.

M menyatakan persalinan Ny.R lancar dan cepat.


- Masa nifas

Ny.R menyatakan ia nifas normal, tetapi lamanya ia sudah lupa. Tidak ada

keluhan pada masa nifas. Nafsu makan tidak berubah selama nifas. Ny.R

menyatakan ASI hanya keluar sedikit di awal kelahiran bayi. Ia memberikan ASI

hanya 2 hari saja, selanjutnya ASI masih keluar sedikit-sedikit tetapi bayi tidak

mau menyusu, bayi sering rewel sehingga ia memberikan susu formula SGM pada

bayinya. hingga sekarang, ASI sudah tidak keluar. Saat pengkajian, ibu memberi

susu formula dengan botol pada bayi. Selama ini bayi A diirawat oleh Tn.K dan

Ny.R sendiri, tetapi ketika Tn.K dan Ny.R bekerja, bayi A dirawat oleh neneknya.

Ny.R menyatakan anaknya selama ini sehat dan tidak pernah sakit

- Keluarga Berencana

Pasangan usia subur : ada

Umur pasangan usia subur : 28 dan 36 tahun

Pernah mendengar KB : pernah

Kalau pernah mendengarkan dari : bidan, tetangga, TV

Telah ikut KB : belum

Ny. R menyatakan saat ini belum mengikuti KB. Saat ditanya apakah ingin

KB, Ny.R menjawab ingin KB, tetapi ia tak tahu kapan akan mulai KB dan

belum memilih KB yang akan digunakan.

- Pemeriksaan bayi

Keluarga Tn.K mempunyai seorang bayi. Bayi A diikutkan di posyandu,

akan tetapi Ny.R tidak rutin membawa bayi ke posyandu karena

menyesuaikan waktu kerjanya. Kalau ibu kerjanya masuk pagi, anak tidak
diantar ke posyandu. KMS diisi oleh kader posyandu. Pertumbuhan dan

perkembangan bayi saat ini ia dapat bergerak aktif, dapat mengoceh dan

sudah berusaha miring untuk tengkurap. Ny.R menyatakan bayi baru diberi

imunisasi saat ia lahir. Setelahnya, bayi belum dibawa ke puskesmas untuk

imunisasi. Catatan imunisasi bayi A menunjukkan ia baru diimunisasi saat

lahir. Status gizi bayi kurang. Berat badan bayi saat ini 4,7 kg. Bayi A dalam

keadaan sehat, gerak aktif. Bayi belum diberi tambahan vitamin A. Bayi

belum diberikan makanan tambahan. Ia hanya diberikan susu SGM

5. Riwayat Kesehatan-Mental-Psikososial-Spiritual

a. Memenuhi kebutuhan jiwa

- Pemenuhan rasa aman : Tn.K mengatakan keluarganya merasa aman tinggal

di lingkungan rumahnya.

- Perasaan bangga atau senang : keluarga Tn.K merasa senang bila bisa

berkumpul bersama dan tidak ada masalah

- Semangat untuk maju : Tn K mengatakan selama ini ia biasa saja. Tidak

terlalu bersemangat.

b. Pemenuhan status sosial

- Perasaan dilayani : Tn.K mengatakan selalu mendapatkan pelayanan yang

baik jika sedang membutuhkan untuk mengurus surat-surat, dll baik dari

lingkungan tempat tinggal seperti : RT, RW, Dukuh, Kelurahan, dan instansi

pemerintahan lainya.
- Perasaan dibenci : Tn.K mengatakan selalu akrab dengan tetangga sekitar,

hubungan dengan keluarga yang lain baik, tidak merasa dibenci dan tidak ada

permasalahan dengan orang lain.

- Perasaan diasingkan : Tn.K mengatakan walaupun hidupnya pas-pasan

tetangga sekitar menghargai keluarganya dan tidak mengucilkanya.

c. Riwayat kesehatan mental keluarga

Keluarga klien menyatakan tidak ada yang pernah dirawat di RS Jiwa. Ny.M

menyatakan dulu suaminya sering mengamuk di rumah sehingga diperiksakan ke

RS Grhasia, tetapi tidak sampai dirawat disana, hanya kontol rutin tiap kali obat

habis. Ny.M menyatakan kata dokter disana, Tn.K tidak ada gangguan jiwa,

sehingga tidak perlu dirawat di RS.

d. Gangguan mental pada anggota keluarga

Tn.K mengatakan tidak ada anggota keluarga yang merasa bersalah, gagal,

kecewa, tertekan dan dalam keluarga tidak sering bertengkar.

e. Penampilan tingkah laku anggota keluarga yang menonjol

Tn.K menyatakan dirinya tegas, Bayi A ceria, Ny.R taat kepadanya. Sedangkan

Ny.M terbuka untuk membantu permasalahan keluarganya.

6. Riwayat Spiritual Anggota Keluarga.

Tn.K dan Ny.R menyatakan solat tetapi tidak 5 waktu. Ny.M solat rutin 5 waktu.

Keluarga jarang mengikuti pengajian rutin di masjid. Tn.K rutin solat jumat.

Keluarga rutin solat di hari raya.

7. Tanggapan keluarga terhadap pelayanan kesehatan


Tn K menyatakan tidak pernah periksa ke puskesmas. Ny.R juga jarang periksa ke

puskesmas. Keluarga menyatakan jika ada sedikit keluhan dibiarkan akan sembuh

sendiri. Mertua yang sudah lansia juga tidak pernah datang ke posyandu lansia. Ia

tidak pernah diukur tekanan darahnya. Tn.K menyatakan tidak pernah diukur

tekanan darahnya juga sehat-sehat saja. Tn.K menyatakan khawatir akan kesehatan

anaknya , karena berat badannya yang rendah. Ny.R menyatakan perlu untuk

membawa anaknya ditimbang rutin di posyandu, tetapi ia sering sibuk bekerja. Ny.R

menyatakan kadang takut pergi ke puskesmas karena takut dimarahi bidan, karena ia

pernah mengalaminya.

8. Keadaan kesehatan keluarga saat kunjungan

No Nama Umur L/P Kesehatan

1 Tn.K 28 L N : 80 x/menit, RR : 20x/menit, TD :

120/90 mmHg BB : 65 Kg, TB : 160 cm ,

IMT: 20,32 Keluhan: Tn.K mengeluh nyeri

pada pinggang kanan belakang sejak

beberapa bulan yang lalu, tetapi ia tidak

pernah memeriksakan kesehatannya.

2 Ny.R 26 P BB : 47 Kg, TB : 163 cm, IMT: 17,7 N :

80x/menit, RR : 17x/menit, TD : 120/80

mmHg Keluhan: tidak ada keluhan

3 Ny.M 60 P N : 88x/menit RR : 21x/menit TD : 140/90

mmHg BB : 56 kg TB : 159 cm IMT: 22,22


Keluhan: tidak ada keluhan APGAR lansia:

9 Index katz: 6 Skor short portable mental

questioner: 7

3.1.5 Persepsi Dan Tanggapan Keluarga Terhadap Masalah

1. Persepsi keluarga terhadap masalah yang dihadapi

Tn.K menyatakan khawatir karena berat badan anaknya kurang. Saat pengkajian,

Tn.K beberapa kali menanyakan berapa berat badan anaknya tadi saat di posyandu.

Saat dilakukan pengkajian, keluarga tampak heran dan khawatir, ada apa dengan

anaknya kok sampai didatangi dan dilakukan pendataan

2. Tanggapan/mekanisme koping keluarga terhadap masalah

Jika ada masalah keluarga Tn.K selalu mencari solusi bersama, keputusan ada di

Tn.K

3. Tugas kesehatan keluarga

1) Keluarga mampu mengenal masalah

Keluarga Tn.K mengetahui mengenai berat badan anaknya yang kurang, karena

kader posyandu selalu memberitahukannya. Tn.K menyatakan khawatir karena

berat badan anaknya kurang. Saat pengkajian, Tn.K beberapa kali menanyakan

berapa berat badan anaknya tadi saat di posyandu. Keluarga Tn.K menyatakan

tidak mengetahui takaran susu formula yang benar. Keluarga Tn.K menyatakan

tidak tahu kalau penyebab berat badan kurang pada bayi adalah asupan susu yang

kurang. Ny.M menyatakan dulu Ny.R juga tidak mau minum ASI, tetapi ia

biarkan saja. Ia menyatakan Ny.R tetap sehat walau tidak minum ASI. Tn.K
menjawab dengan santai saat ditanya tentang imunisasi anaknya. Ia menyatakan

belum diimunisasikan karena tidak sempat. Ny.R menyatakan ia tahu kalau anak

tidak diimunisasi akan beresiko terkena penyakit.. Tn.K menyatakan ia, istri dan

mertua mengetahui jika ada rasa tidak nyaman di tubuh adalah masalah kesehatan.

2) Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat

Ny.R menyatakan ia tidak memberikan ASI sejak anaknya usia 2 hari. Ia

menyatakan tidak memberikan ASI karena ASI hanya keluar sedikit, tetapi pada

hari ke-2 anak tidak mau menyusu sehingga ia menghentikan pemberian ASI.

Hingga sekarang ASI tidak keluar lagi. Sejak usia 2 hari itu, Ny.R memberi bayi

susu formula. Tn.K menyatakan pernah mencampuri susu formula dengan sedikit

bubur susu, tetapi Bayi A diam dan tidak menangis. keluarga ingin menghemat

susu, karena susu mahal. Keluarga Tn.K jarang periksa jika sakit, jika ada sedikit

keluhan, Tn.K menyatakan dibiarkan saja akan sembuh sendiri. Ny.R menyatakan

belum membawa anaknya ke puskesmas karena sibuk kerja. Ny.R menyadari

sebenarnya penting untuk mengimunisasikan anaknya. Ia sudah diberikan

penjelasan oleh bidan bahwa ia harus membawa anaknya datang ke puskesmas

saat usia bayinya 40 hari, namun hingga kini belum mengimunisasikan bayinya.

Ny.R juga mengetahui jadwal imunisasi puskesmas yaitu hari selasa. Ny.R

menyatakan malas membawa anak imunisasi karena takut dimarahi bidan dan

malas antri di puskesmas. Selain itu, ia tidak tega melihat anaknya kesakitan kalau

disuntik.

3) Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit


Tn.K menyatakan ia ada keluhan di pinggang tetapi ia biarkan saja. Ny.R tidak

memberikan ASI bagi bayinya. Ny.R memberi susu formula dengan botol buat

bayinya. Ny.R tidak menyendawakan anak setelah diberi susu. Ny.R membawa

anak ke posyandu untuk ditimbang tetapi tidak rutin. Ny.R belum membawa

anaknya untuk imunisasi. Catatan imunisasi Bayi A menunjukkan ia baru

diimunisasi saat lahir. Nenek dan saudara yang sering membuatkan By.A susu

menyatakan memberikan susu 1 sendok takar dalam 100 cc. Ny.M menyatakan

dalam memberikan susu, botol kadang direbus. Ny.M menyatakan jika susu tidak

habis,bisa didiamkan lebih dari 2 jam, lalu diberikan lagi

4) Keluarga mampu memodifikasi lingkungan

Anggota keluarga mengerti potensi yang ada pada setiap anggota keluarga dan

mengerti tentang sumber keluarga yang dimiliki. Keluarga menyadari bahwa

dengan menciptakan lingkungan yang bersih dapat mencegah penyebaran

penyakit. Anggota keluarga Tn.K yang lain membiarkan Ny.R tidak menyusui

bayinya. Adik Ny.R menyatakan keluarga dan tetangga berulang kali menasehati

agar Ny.R KB dan membawa anaknya imunisasi tetapi Ny.R ngeyel.

5) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia di

lingkungan

Keluarga mengetahui dengan jelas tentang segala fasilitas kesehatan yang ada di

sekitar Keluarga memahami dan mengerti keuntungan yang diperoleh jika

memanfaatkan fasilitas kesehatan Keluarga percaya terhadap fasilitas kesehatan,

terbukti Ny.R membawa bayi ke posyandu, meskipun tidak rutin Fasilitas

kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga Keluarga memiliki jaminan


kesehatan jamkesmas dan dapat memanfaatkan jamkesmas tersebut. Keluarga

Tn.K jarang periksa ke puskesmas jika sakit. Ny.M tidak pernah memeriksakan

kesehatan ke posyandu lansia Ny.R dulu tidak mengkonsultasikan mengenai ASI

untuk bayinya. Ny.R tidak kontrol selama nifas. Buku KIA Ny.R menunjukkan ia

tak pernah kontrol selama nifas.

3.1.6 Analisa Data

Data Masalah Etiologi

DS: Menyusui tidak efektif pada

Ny.R menyatakan ASI hanya Ny. R di keluarga Tn. K

keluar sedikit di awal

kelahiran bayi.

DO:

a. Saat pengkajian, ibu

memberi susu formula

dengan botol pada bayi.

b. Status gizi bayi kurang

DS: Ketidakmampuan Keluarga

a. Ny.M menyatakan dulu Tn.K mengenal masalah

Ny.R juga tidak mau minum pemberian ASI pada bayi A

ASI, tetapi ia biarkan saja. Ia

menyatakan Ny.R tetap sehat


walau tidak minum ASI

b. Keluarga Tn.K menyatakan

tidak mengetahui takaran

susu formula yang benar

c. Keluarga Tn.K menyatakan

tidak tahu kalau penyebab

berat badan kurang pada bayi

adalah asupan susu yang

kurang.

DO: -

DS: Ketidakmampuan keluarga

a. Ny.R menyatakan ia tidak Tn.K mengambil keputusan

memberikan ASI sejak dengan tepat untuk

anaknya usia 2 hari. Ia memberikan ASI bagi bayi A

menyatakan tidak

memberikan ASI karena ASI

hanya keluar sedikit, tetapi

pada hari ke-2 anak tidak mau

menyusu sehingga ia

menghentikan pemberian

ASI. Hingga sekarang ASI

tidak keluar lagi. Sejak usia 2

hari itu, Ny.R memberi bayi


susu formula.

b. Tn.K menyatakan pernah

mencampuri susu formula

dengan sedikit bubur susu,

tetapi bayi A diam dan tidak

menangis. Tn.K ingin

menghemat susu karena susu

mahal

DO: -

DS: Ketidakmampuan keluarga

a. Ny.R menyatakan Tn.K merawat bayi A

membawa anak ke posyandu

untuk ditimbang tetapi tidak

rutin.

b. Bayi A minum tidak tentu,

ratarata 6-7 x sehari,

tergantung kebutuhan bayi.

Jika menangis, diberikan

susu. sekali memberikan 100

cc.

c. Nenek dan saudara yang

sering membuatkan By.A

susu menyatakan
memberikan susu 1 sendok

takar dalam 100 cc.

d. Ny.M menyatakan jika

susu tidak habis,bisa

didiamkan lebih dari 2 jam,

lalu diberikan lagi.

DO:

a. Ny.R tidak memberikan

ASI bagi bayinya

b. Ny.R tidak

menyendawakan anak setelah

diberi susu.

c. Berat badan bayi saat ini

4,7 kg

DS: Anggota keluarga Tn.K Ketidakmampuan keluarga

yang lain membiarkan Ny.R Tn.K memelihara lingkungan

tidak menyusui bayinya. yang mendukung kesehatan

DO: - bayi A

DS: Ketidakmampuan keluarga

a. Ny.R dulu tidak Tn.K memanfaatkan

mengkonsultasikan mengenai pelayanan kesehatan bagi

ASI untuk bayinya. pemberian nutrisi bayi A.

b. Ny.R tidak kontrol selama


nifas

DO:

Buku KIA Ny.R

menunjukkan ia tak pernah

kontrol selama nifas

3.1.7 Skoring Diagnosa Keperawatan Keluarga Prioritas

No Kriteria Skala Bobo Skoring Pembenaran

1 Sifat Masalah: 3 1 3/3 x 1= 1 Sifat masalah ini termasuk masalah

Ancaman kesehatan aktual, karena status gizi

Kesehatan (Resiko) pada bayi A yang kurang yaitu

berat badan bayi saat ini 4,7 kg dan

ASI Ny.R hanya keluar sedikit

pada awal kelahiran bayi

2 Kemungkinan 1 2 1/2 x 2 = 1 Sarana yankes terjangkau,


masalah dapat di perhatian keluarga terhadap bayi

ubah : Sebagian ada tetapi ASI sudah tidak lagi

keluar dan keluarga tidak

menyadari pentingnya pemberian

ASI serta status ekonomi keluarga

tergolong rendah yang

menyebabkan pemberian takaran

susu formula rendah

3 Potensi masalah 3 1 3/3 x 1 = 1 Bayi masih berusia 3 bulan,

untuk dicegah: keluarga sudah berusaha

Tinggi memberikan nutrisi bagi bayi tetapi

kurang tepat. Jika keluarga

memberikan susu formula dengan

takaran yang pas dapat

meningkatkan berat badan bayi.

4 Menonjolnya 2 1 2/2 x 1 = 1 Tn.K menyadari kalau berat badan

masalah: Masalah anaknya yang kurang harus segera

berat, harus segera diatasi. Tn.K khawatir dengan berat

ditangani badan anaknya

Total 4

3.3 Diagnosa Keperawatan Keluarga

1. Menyusui Tidak Efektif (D.0029)


3.4 Intervensi Keperawatan Keluarga

NO Diagnosis Tujuan dan Kriteria Intervensi

Keperawatan Hasil

1 Menyusui Tidak Efektif Setelah diberi asuhan 1. Beri pendidikan kesehatan

(D.0029) keperawatan keluarga kepada keluarga tentang nutrisi

mampu mengenal yang baik bagi bayi

masalah pemberian 2. Anjurkan keluarga untuk

nutrisi pada bayi A, membuang sisa susu formula dan

dengan kriteria hasil: membersihkan botol setiap selesai

a. Keluarga mampu memberikan makan

menyebutkan kembali 3. Jelaskan kepada keluarga

nutrisi yang tepat bagi kemungkinan penyebab berat

bayi badan bayi kurang

b. Keluarga dapat 4. Evaluasi pemahaman keluarga

menyebutkan kembali

kemungkinan penyebab

BB kurang pada bayi

Setelah diberi asuhan 1. Berikan pendidikan kesehatan

keperawatan keluarga tentang cara menyiapkan susu

mampu mengambil formula, yaitu takaran yang benar

keputusan yang tepat dalam memberikan susu dan

untuk memberikan pentingnya takaran susu bayi

nutrisi bagi bayi A, yang benar terhadap kebutuhan


dengan kriteria hasil: nutrisi bayi

a. Keluarga menyatakan 2. Jelaskan kepada keluarga untuk

akan memberikan susu tidak mencampur makanan

sesuai takaran yang seperti bubur, sereal kedalam

benar botol, yaitu hanya susu

b. Keluarga menyatakan formula/ASI saja

akan memberikan 3. Dampingi keluarga sampai

mengambil keputusan dengan

susu saja sampai bayi usia 6

bulan tepat

Setelah diberi asuhan 1. Ajarkan cara memberikan

keperawatan keluarga takaran susu yang tepat

mampu merawat bayi A, 2. Jelaskan mengenai pentingnya

dengan kriteria hasil: menimbang anak rutin ke

a. Ny.R rutin membawa posyandu

bayi ke posyandu 3. Anjurkan menyendawakan

b. Takaran susu untuk bayi setelah minum susu

bayi A 1/3 takar sendok 4. Demonstrasikan cara

makan/100 cc air c. menyendawakan bayi

Keluarga 5. Observasi cara pembuatan susu

menyendawakan bayi bayi

setelah diberi susu

Setelah diberi asuhan 1. Berikan pengertian bagi


keperawatan keluarga keluarga tentang masalah yang

mampu memelihara dialami bayi A 2. Berikan

lingkungan yang pengertian kepada Ny.M dan adik

mendukung kesehatan Ny.R pentingnya dukungan

bayi A, dengan kriteria keluarga bagi Ny.R

hasil: 3. Anjurkan keluarga membantu

a. Keluarga mendukung pemberian nutrisi yang tepat bagi

Ny.R memberikan bayi.

nutrisi yang tepat bagi

bayi

b. Keluarga memotivasi

Ny.R untuk merawat

bayi dengan baik 1.

Berikan pengertian bagi

keluarga tentang

masalah yang dialami

bayi A

2. Berikan pengertian

kepada Ny.M dan adik

Ny.R pentingnya

dukungan keluarga bagi

Ny.R.

3. Anjurkan keluarga
membantu pemberian

nutrisi yang tepat bagi

bayi.

Setelah diberi asuhan 1. Beri pengertian pada Ny.R

keperawatan keluarga tentang peran pelayanan

mampu memanfaatkan kesehatan bagi pemenuhan

pelayanan kesehatan kenbutuhan nutrisi bayi

bagi pemberian nutrisi 2. Motivasi Ny.R mendeteksi dini

bayi A ,dengan kriteria masalah kesehatan bayi dan

hasil: segera mengkoinsultasikan

a. Ny.R menyebutkan kepada petugas kesehatan

kembali peran

pelayanan kesehatan

untuk pemenuhan nutrisi

bayi

b. Ny.R

mengkonsultasikan

kesehatan bayi secara

rutin (1 bulan sekali ke

posyandu)
BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan Hasil Temua

Pada pembahasan ini akan membahas tentang adanya kesesuaian maupun kesenjangan

antara teori dengan hasil asuhan keperawatan pada keluarga Tn. K dengan bayi baru lahir.

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan suatu proses menilai informasi yang dihasilkan dari

pengkajian skrining untuk menentukan normal atau tidak normal yang nantinya akan

dipertimbangkan untuk menentukan diagnosis masalah atau resiko (Wilkinson, 2016).


Berdasarkan hasil pengkajian pada keluarga Tn. K terdapat data data yang tidak normal

sehingga mendapatkan satu masalah yang ditemukan dan dapat diangkat menjadi satu

diagnosa keperawatan.

Pengkajian terhadap keluarga Tn. K dengan tahap perkembangan keluarga bayi

baru lahir di wilayah Kota Bandung menggunakan metode Autoanamnesa dan

Alloanamnesa. Metode Autoanamnesa yaitu pengkajian yang dilakukan secara langsung

kepada pasien. Alloanamnesa yaitu pengkajian yang melihat didasarkan data dalam status

pasien dan dari keluarga. Dimulai dari identitas keluarga, riwayat dan tahap

perkembangan keluarga, lingkungan, struktur komunikasi keluarga, fungsi keluarga,

stress dan koping keluarga, harapan keluarga, pemeriksaan fisik yang dilakukan pada

semua anggota keluarga. Periode bayi baru lahir adalah waktu transisi fisik dan

psikologis bagi ibu dan seluruh keluarga. Orang tua harus beradaptasi terhadap perubahan

struktur karena adanya anggota baru dalam keluarga, yaitu bayi. Dengan kehadiran bayi

maka system dalam keluarga akan berubah dan pola interaksi dalam keluarga harus

dikembangkan. Interaksi yang baik antara anak dan orang tua merupakan hal penting

dalam masa perkembangan anak. Interaksi yang baik ditentukan oleh kualitas

pemahaman dari anak dan orang tua untuk mencapai kebutuhan keluarga (Soetjiningsih,

2012).

Menyusui merupakan proses fisiologis untuk memberikan nutrisi kepada bayi

secara optimal. Tidak ada hal yang lebih bernilai dalam kehidupan seorang anak selain

memperoleh nutrisi yang berkualitas sejak awal kehidupannya. Air Susu Ibu merupakan

nutrisi ideal untuk menunjang kesehatan, pertumbuhan, dan perkembangan bayi secara

optimal (Ikatan Dokter Anak Indonesia, IDAI. 2010).


Hasil dari pengkajian keluarga Tn. K merupakan tipe keluarga ekstended family.

Keluarga luas (extended family) merupakan satuan keluarga yang meliputi lebih dari satu

generasi dan suatu loingkungan kaum keluarga dimana lebih luas daripada keluarga inti

yang ditambah dengan kakek, nenek, paman, bibi, dan saudara lainnya. Keluarga Tn. K

mempunyai seorang bayi perempuan berusia 3 bulan. Status sosial ekonomi pendapatan

keluarga Tn. K per bulan kurang lebih sekitar Rp. 1.000.000,00 sebagai buruh. Istrinya

sebagai karwayan laudry. Pengeluaran keluarga cukup untuk makan, pakaian, serta

kebutuhan lainnya. Menurut (Yohanes & Yasinta, 2013) status sosial ekonomi keluarga

ditentukan oleh pendapatan keluarga (baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga

lainnya) dan kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang

yang dimiliki oleh keluarga.

Dari riwayat kesehatan keluarga Tn. K tidak memiliki riwayat penyakit keturunan

dan menular. Dari istrinya Ny. R juga tidak ada penyakit keturunan ataupun menular.

Dari lingkungan keluarga Tn. K status rumah merupakan kepemilikan sendiri jenis

bagunan permanen dengan luas rumah 68 x 68 m 2 yang terdiri dari ruang tamu, 3 kamar

tidur, dapur dan kamar mandi. Didalam rumah terdapat perabotan seperti televisi, rice

cooker, dll.

Fungsi keluarga dalam mengenal masalah keluarga Tn. K keluarga belum terlalu

mengerti tentang penurunan berat badan bayi bisa disebabkan oleh asupan yang tidak

adekuat. Istrinya Ny. R memeberikan asupan kepada By. A dengan susu formula dan

ketika ditanya untuk takarannya Ny. R menjawab kurang mengerti untuk takaran susu

formula biasanya Ny. R membuatkan susu dengan takaran 1 sendok untuk 20 ml air.

Untuk pemeberian susu juga hanya pada saat bayi A menangis dan memberikan kurang
lebih hanya 100cc. Fungsi keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat keluarga Tn.

K masih belum paham mengenai ASI Ekslusif, istrinya tidak lagi memberikan asi kepada

bayinya. Saat dilakukan pengkajian Ny. R mengeluh asi nya tidak keluar lagi setelah hari

kedua bayinya lahir dan Ny. R juga tidak melakukan imunisasi lengkap unytuk bayinya.

Fungsi keluarga dalam melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang

sakit Tn.K mengeluh sakit pinggang tetapi ia hanya membiarkannya dan tidak dibawa ke

pelayanan kesehatan. By. A dilakukan penimbangan berat badan tetapi tidak rutin dan

pada saat memberikan susu formula botol yang digunakan tidak di rebus terlebih dahulu.

Jika susunya masih ada Ny. R tidak langsung membuang susunya tetapi ia

menyimpannya selama 2 jam untuk diberikan kembali ke By. A. Fungsi keluarga dalam

memodifikasi lingkungan Keluarga Tn. K menyadari bahwa dengan menciptakan

lingkungan yang bersih dapat mencegah penyebaran penyakit. Anggota keluarga Tn.K

yang lain membiarkan Ny.R tidak menyusui bayinya. Adik Ny.R menyatakan keluarga

dan tetangga berulang kali menasehati agar Ny.R KB dan membawa anaknya imunisasi

tetapi Ny.R ngeyel. Fungsi keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan

yang tersedia di lingkungan, Keluarga mengetahui dengan jelas tentang segala fasilitas

kesehatan yang ada di sekitar Keluarga memahami dan mengerti keuntungan yang

diperoleh jika memanfaatkan fasilitas kesehatan Keluarga percaya terhadap fasilitas

kesehatan, terbukti Ny.R membawa bayi ke posyandu, meskipun tidak rutin Fasilitas

kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga Keluarga memiliki jaminan kesehatan

jamkesmas dan dapat memanfaatkan jamkesmas tersebut. Keluarga Tn.K jarang periksa

ke puskesmas jika sakit. Ny.M tidak pernah memeriksakan kesehatan ke posyandu lansia
Ny.R dulu tidak mengkonsultasikan mengenai ASI untuk bayinya. Ny.R tidak kontrol

selama nifas. Buku KIA Ny.R menunjukkan ia tak pernah kontrol selama nifas.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon manusia terhadap

gangguan kesehatan atau proses kehidupan atau kerentanan respon dari seorang individu,

keluarga, kelompok, atau komunitas. Diagnosa Keperawatan yang bisa diambil

berdasarkan masalah menurut (Herman, T. Heather 2015). Berdasarkan data yang

didapatkan dari pengkajian pada keluarga Tn. K bahwa keluarga mempunyai masalah

menyusui tidak efektif. Pada keluarga Tn. K data subjektif Ny.R mengatakan ASI hanya

keluar sedikit di awal kelahiran bayi. Data objektifnya Saat pengkajian, ibu memberi susu

formula dengan botol pada bayi. Status gizi bayi kurang.

3. Intervensi Keperawatan

Rencana keperawatan keluarga merupakan kumpulsn tindakan yang direncanakan oleh

perawat untuk dilaksanakan dalam menyekesaikan atau mengatasi masalah kesehatan

masalah/ masalah keperawatan yang telah diidentifiksi, rencana keperawatan yang

berkualitas akan meminjam keberhasilan dalam mencapai tujuan serta penyelesaian

masalah (Yohanes & Yasinta, 2013). Dalam kasus ini penulis melakukan intervensi

sesuai dengan rumusan masalah diatas selama 3 kali kunjungan keluarga dengan tujuan

untuk mengetahui keefektifan tindakan secara maksimal. Tujuan dari intervensi adalah

suatu sasaran atau maksud yang menggambarkan perubahan yang diinginkan pada setiap

kondisi atau perilaku klien dengan kriteria hasil yang diharapkan perawat. Kriteria hasil

merupakan sasaran spesifik, langkah demi langkah pada pencapaian tujuan dan

menghilangkan penyebab untuk diagnosa keperawatan. Suatu hasil merupakan perubahan


status klien yang dapat ukur dalam berespon terhadap asuhan keperawatan. Hasil adalah

respon yang diinginkan dari respon kondisi klien dalam dimensi fisiologis, sosial,

emosional, perkembangan atau spiritual. Pedoman penulisaan kriteria hasil berdasarkan

SMART (Specific, Measurable, Achievable, Reasoanable, dan Time). Specific adalah

berfokus pada klien.Measurable adalah dapat diukur. Achievable adalah tujuan yang

harus dicapai. Reasonable adalah tujuan yang harus dapat dipertanggungjawabkan secara

ilmiah. Time adalah batas pencapaian dalam rentang waktu tertentu, harus jelas batasan

waktunya (Dermawan, 2012). Berdasarkan diagnosa menyusui tidak efektif penulis

menyusun rencana keperawatan dengan tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama beberapa hari di keluarga Tn. K diharapkan Keluarga mampu menyebutkan

kembali nutrisi yang tepat bagi bayi , Keluarga dapat menyebutkan kembali kemungkinan

penyebab BB kurang pada bayi.

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pada bab ini penulis akan menyimpulkan proses keperawatan dari pengkajian, penentuan

diagnosa dan perencanaan pada keluarga Tn. K pada masalah menyusui tidak efektif di Kota

Bandung dengan memeberikan tindakan keperawatan yang memberikan edukasi pendidikan


kesehatan tentang asupan nutrisi untuk meningkatkan produksi ASI dan mengajarkan teknik

menyusui yang benar.

5.2 Saran

Diharapakan dapat sebagai referensi dalam memberikan pilihan terhadap persiapan dengan

masalah menyusui tidak efektif pada keluarga bayi baru lahir dengan memberikan pendidikan

kesehatan tentang diet makanan yang mampu meningkatkan ASI .

DAFTAR PUSTAKA

Soetjiningsih, 2012. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga. Jakarta : Salemba Medika

Notoatmodjo. S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta

Slamet, 2010. Teori Persepsi Keperawatan Keluarga. Yogjakarta: Media Pressindo


Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 2010. Mengenal Keterlambatan Perkembangan Umum

Pada Anak.

Anda mungkin juga menyukai