Pengertian
a. Menurut WHO
Rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung, dimana
lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya
baik untuk kesehatan keluarga dan individu.
b. Menurut Sanropie dkk, 1991
Rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat berlindung, bernaung dan tempat
untuk beristirahat, sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik,
rohani, maupun sosial.
Jadi, rumah sehat adalah bangunan tempat berlindung dan beristirahat serta
sebagai sarana pembinaan keluarga yang menumbuhkan kehidupan sehat secara
fisik, mental dan sosial, sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara
produktif.
B. Syarat-Syarat
Menurut Budiman Chandra (2007), persyaratan rumah sehat yang tercantum dalam
Residential Environment dari WHO (1974) antara lain :
a. Harus dapat berlindung dari hujan, panas, dingin, dan berfungsi sebagai tempat
istrahat.
b. Mempunyai tempat-tempat untuk tidur, memasak, mandi, mencuci, kakus dan kamar
mandi.
c. Dapat melindungi bahaya kebisingan dan bebas dari pencemaran.
d. Bebas dari bahan bangunan berbahaya.
e. Terbuat dari bahan bangunan yang kokoh dan dapat melindungi penghuninya dari
gempa, keruntuhan, dan penyakit menular.
f. Memberi rasa aman dan lingkungan tetangga yang serasi.
Persyaratan rumah sehat berdasarkan pedoman teknis penilaian rumah sehat
(Depkes RI, 2007).
Menurut Soedjajadi (2006), persyaratan rumah sehat harus dapat mencegah atau
mengurangi resiko kecelakaan seperti jatuh, keracunan dan kebakaran. Persyaratan
tersebut meliputi:
a. Lokasi
Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran
lahar, tanah longsor, gelombang tsunami, daerah gempa, dan sebagainya;
Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah atau
bekas tambang;
Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti alur
pendaratan penerbangan.
b. Kualitas udara
Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas
beracun dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan sebagai berikut :
- Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi g/m3 ;g maksimum 150
Debu dengan diameter kurang dari 10
- Gas SO2 maksimum 0,10 ppm;
- Debu maksimum 350 mm3 /m2 per hari.
c. Kebisingan dan getaran
Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A;
Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik.
d. Kualitas tanah di daerah perumahan dan pemukiman
Kandungan Timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg
Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg
Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg
Kandungan Benzopyrene maksimum 1 mg/kg
e. Prasarana dan sarana lingkungan
Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan konstruksi
yang aman dari kecelakaan;
Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit;
Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak
mengganggu kesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki dan
penyandang cacat, jembatan harus memiliki pagar pengaman, lampu penerangan,
jalan tidak menyilaukan mata;
Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang memenuhi
persyaratan kesehatan;
Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi
persyaratan kesehatan;
Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat
kesehatan;
Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat kerja,
tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian, dan lain sebagainya;
Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya;
Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi kontaminasi
makanan yang dapat menimbulkan keracunan.
f. Vektor penyakit
Indeks lalat harus memenuhi syarat.
Indeks jentik nyamuk dibawah 5%.
g. Penghijauan
Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan pelindung dan juga
berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian alam.
Adapun ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal menurut Kepmenkes No.
829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut :
1) Bahan bangunan
Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang dapat
membahayakan kesehatan, antara lain : debu total kurang dari 150 mg/m2 ,
asbestos kurang dari 0,5 serat/m3 per 24 jam, plumbum (Pb) kurang dari 300
mg/kg bahan;
Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya
mikroorganisme patogen.
2) Komponen dan penataan ruangan
Lantai kedap air dan mudah dibersihkan;
Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci kedap air dan
mudah dibersihkan;
Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan;
Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir;
Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya;
Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap.
3) Pencahayaan
Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi
seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan tidak menyilaukan
mata.
4) Kualitas udara
Suhu udara nyaman antara 18 30 o C;
Kelembaban udara 40 70 %;
Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jam;
Pertukaran udara 5 kaki 3 /menit/penghuni;
Gas CO kurang dari 100 ppm/8 jam;
Gas formaldehid kurang dari 120 mg/m3
5) Ventilasi : Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas lantai.
6) Vektor penyakit : Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam
rumah.
7) Penyediaan air
Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/ orang/hari;
Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau air minum
menurut Permenkes 416 tahun 1990 dan Kepmenkes 907 tahun 2002.
8) Pembuangan Limbah
Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber air, tidak
menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah;
Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau, tidak
mencemari permukaan tanah dan air tanah.
9) Sarana Penyimpanan Makanan
Tersedia sarana penyimpanan makanan yang aman.
10) Kepadatan hunian Luas kamar tidur minimal 8 m2 dan dianjurkan tidak untuk lebih dari
2 orang tidur.
C. Komponen
1. Langit-langit
Di bawah kerangka atap atau kuda-kuda biasanya dipasang penutup yang disebut
langit-langit yang tujuannya antara lain
a. untuk menutup seluruh konstruksi atap dan kuda-kuda penyangga, agar tidak
terlihat dari bawah, sehingga ruangan terlihat rapi dan bersih
b. untuk menahan debu yang jatuh dan kotoran yang lain juga menahan tetesan air
hujan yang menembus melalui celah-celah atap
c. untuk membuat ruangan antara yang berguna sebagai penyekat sehingga panas
atas tidak mudah menjalar kedalam ruangan dibawahnya.
2. Dinding
Adapun syarat-syarat untuk dinding antara lain :
a. Dinding harus tegak lurus agar dapat memikul berat sendiri, beban tekanan angin
dan bila sebagai dinding pemikul harus pula dapat memikul beban diatasnya,
b. Dinding harus terpisah dari pondasi oleh suatu lapisan air rapat air sekurang-
kurangnya 15 cm dibawah permukaan tanah sampai 20 cm di atas lantai
bangunan, agar air tanah tidak dapat meresap naik keatas, sehingga dinding
tembok terhindar dari basah dan lembab dan tampak bersih tidak berlumut, dan
c. Lubang jendela dan pintu pada dinding, bila lebarnya kurang dari 1 m dapat
diberi susunan batu tersusun tegak di atas batu, batu tersusun tegak di atas
lubang harus di pasang balok lantai dari beton bertulang atau kayu awet.
d. Untuk memperkuat berdirinya tembok bata digunakan rangka pengkaku yang
terdiri dari plester-plester atau balok beton bertulang setiap luas 12 meter.
3. Lantai
Lantai harus cukup kuat untuk menahan beban diatasnya. Bahan untuk lantai
biasanya digunakan ubin, kayu plesteran, atau bambu dengan syarat-syarat tidak
licin, stabil tidak lentur waktu diinjak, tidak mudah aus, permukaan lantai harus rata
dan mudah dibersihkan. Macam-macam lantai :
a. Lantai tanah stabilitas.
b. Lantai tanah stabilitas terdiri dari tanah, pasir, semen, dan kapur. Contoh : tanah
tercampur kapur dan semen. Untuk mencegah masuknya air kedalam rumah
sebaiknya lantai dinaikkan 20 cm dari permukaan tanah
c. Lantai papan
Pada umumnya lantai papan dipakai di daerah basah/rawa. Yang perlu
diperhatikan dalam pemasangan lantai adalah :
Sekurang-kurangnya 60 cm di atas tanah dan ruang bawah tanah harus ada
aliran tanah yang baik.
Lantai harus disusun dengan rapid an rapat satu sama lain, sehingga tidak
ada lubang-lubang ataupun lekukan dimana debu bisa bertepuk. Lebih baik
jika lantai seperti ini dilapisi dengan perlak atau kampal plastik ini juga
berfungsi sebagai penahan kelembaban yang naik dari di kolong rumah.
Untuk kayu-kayu yang tertanam dalam air harus yang tahan air dan rayap
serta untuk konstruksi di atasnya agar lantai kayu yang telah dikeringkan dan
diawetkan.
Lantai ubin
Lantai ubin adalah lantai yang terbanyak digunakan pada bangunan
perumahan karena lantai ubin murah/tahan lama, dapat mudah dibersihkan
dan tidak dapat mudah dirusak rayap.
Dengan adanya ventilasi silang ( cross ventilation ) akan terjamin adanya gerak
udara yang lancar dalam ruang kediaman. Caranya ialah dengan memasukkan
kedalam ruangan udara yang bersih dan segar melalui jendela atau lubang angin di
dinding, sedangkan udara kotor dikeluarkan melalui jendela/lubang angin di dinding
yang berhadapan. Tetapi gerak udara ini harus dijaga jangan sampai terlalu besar dan
keras karena gerak angina atau udara angin yang berlebihan meniup badan
seseorang, akan mengakibatkan penurunan suhu badan secara mendadak dan
menyebabkan jaringan selaput lendir kan berkurang sehingga mengurangi daya
tahan pada jaringan dan memberikan kesempatan kepada bakteri-bakteri penyakit
berkembang biak, dan selanjutnya menyebabkan gangguan kesehatan, yang antara
lain : masuk angin, pilek atau kompilasi radang saluran pernafasan. Gejala ini
terutama terjadi pada orang yang peka terhadap udara dingin. Untuk menghindari
akibat buruk ini, maka jendela atau lubang ventilasi jangan terlalu besar/banyak,
tetapi jangan pula terlalu sedikit.
Jika ventilasi alamiah untuk pertukaran udara dalam ruangan kurang memenuhi
syarat, sehingga udara dalam ruangankyrang memenuhi syarat, sehingga udara
dalam ruangan akan berbau pengap, maka diperlukan suatu sistem pembaharuan
mekanis. Untuk memperbaiki keadaan ruang dalam ruangan, system mekanis ini
harus bekerja terus menerus selama ruangan yang dimaksud digunakan. Alat
mekanis yang biasa digunakan/dipakai untuk sistem pembaharuan udara mekanis
adalah kipas angin ( ventilating, fan atau exhauster ), atau air conditioning.
6. Pencahayaan
Sanropie ( 1989 ) menyatakan bahwa cahaya yang cukup kuat untuk penerangan di
dalam rumah merupakan kebutuhan manusia. Penerangan ini dapat diperoleh
dengan pengaturan cahay buatan dan cahaya alam.
a. Pencahayaan alamiah
Pencahayaan alamiah diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam
ruanagn melalui jendela celah-celah atau bagian ruangan yang terbuka. Sinar
sebaiknya tidak terhalang oleh bangunan, pohon-pohon maupun tembok pagar
yang tinggi. Kebutuhan standar cahaya lami yang memenuhi syarat kesehatan
untuk kamar keluarga dan kamar tidur menurut WHO 60-120 Lux. Suatu cara
untuk menilai baik tau tidaknya penerangan alam yang terdapat dalam rumah,
adalah sebagai berikut :
baik, bila jelas membaca koran dengan huruf kecil;
cukup, bila samar-samar bila membac huruf kecil ;
buruk, bila sukar membaca huruf besar.
b. Pencahayaan buatan
Untuk penerangan pada rumah tinggal dapat diatur dengan memilih
sistem penerangan dengan suatu pertimbangan hendaknya penerangan tersebut
dapat menumbuhkan suasana rumah yang lebih menyenangkan. Lampu
Flouresen ( neon ) sebagai sumber cahaya dapat memenuhi kebutuhan
penerangan karena pada kuat penerangan yang relative rendah mampu
menghasilkan cahaya yang bila dibandingkan dengan penggunaan lampu pijar.
Bila ingin menggunakan lampu pijar sebaiknya dipilih yang warna putih dengan
dikombinasikan beberapa lampu neon.
Untuk penerangan malam hari dala ruangan terutama untuk ruang baca
dan ruang kerja, penerangan minimum adalah 150 Lux sama dengan 10 wat
lampu TL, atau 40 wat dengan lampu pijar.
D. Sarana Sanitasi
Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat dapat
menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan. Diare merupakan
penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat mengakibatkan produktifitas
kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak sekolah, disamping itu masih tingginya
penyakit yang dibawa vektor seperti DBD, malaria, pes, dan filariasis .
a. Sarana Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum
adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum.
Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut :
Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna
Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan
(maks 500 mg/l)
Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air)
Pembuangan tinja yang buruk sekali berhubungan dengan kurangnya penyediaan air
bersih dan fasilitas kesehatan lainnya. Kondisi-kondisi demikian ini akan berakibat
terhadap serta mempersukar penilaian peranan masing-masing komponen dalam
transmisi penyakit namun sudah diketahui bahwa terhadap hubungan antara tinja
dengan status kesehatan. Hubungan keduanya dapat bersifat langsung ataupun tak
langsung. Efek langsung misalnya dapat mengurangi insiden penyakit tertentu yang
dapat ditularkan karena kontaminasi dengan tinja, misalnya thypus abdominalis,
kolera dan lain-lain, sedanngkan hubungan tak langsung dari pembuangan tinja ini
bermacam-macam, tetapi umumnya berkaitan dengan komponen-komponen lain
dalam sanitasi lingkungan.
Irigasi
Air limbah dialirkan ke parit-parit terbuka yang digali, dan air akan merembes masuk
kedalam tanah melalui dasar dan dindindg parit tersebut. Dalam keadaan tertentu
air buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang pertanian atau perkebunan
dan sekaligus berfungsi untuk pemupukan. Hal ini terutama dapat dilakukan untuk
air limbah dari rumah tangga, perusahaan susu sapi, rumah potong hewan, dan lain-
lainya dimana kandungan zat-zat organik dan protein cukup tinggi yang diperlukan
oleh tanam-tanaman.