Anda di halaman 1dari 44

HIGIENE PERUSAHAAN

FAKTOR FISIKA
KEBISINGAN, PENGUKURAN DAN EVALUASINYA

Waluyo, PG Dip Sc (OHS), MSi


DEFINISI BISING

Suara yang tidak dikehendaki yang bersifat mengganggu


pendengaran & bahkan dapat menurunkan daya dengar
seseorang yang terpapar. (WHS,1993).

Semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat


produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dpt
menimbulkan gangguan pendengaran.
( Kepmenaker,1999)

Bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat
dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan kesehatan manusia
dan kenyamanan lingkungan.
( Kep Men.Negara LH No: Kep-48/MenLH/11/1996)
Bising, apakah itu ?
Suara yang tidak
menyenangkan atau tidak
dikehendaki
Jika bising yang tidak
dikehendaki menjadi cukup
keras
Tidak nyaman
Menjengkelkan
Melelahkan dan membuat stress
Tingakt yang lebih tinggi
menyebabkan kehilangan daya
dengar permanen
SUMBER BISING
Generator, mesin diesel pembangkit listrik
Mesin-mesin produksi
Ketel uap atau boiler pemanas air
Alat-alat lain di bengkel atau gudang
Kendaraan bermotor di dalam dan di luar
pabrik
Bahaya Bising

Noise Induced Hearing Loss


Disebabkan paparan bising
Dipengaruhi oleh lama paparan
dan intensitas suara
Frekeunsi tinggi lebih berbahaya
dibanding yang rendah
Bising kontinyu lebih berbahaya
dibandingkan dengan bising
intermiten
Individu bereaksi berbeda-beda
Temporary Threshold Shift
Salah satu jenis NIHL
TTS meningkat setelah paparan
terhadap bising dengan
intensitas tinggi
Sifatnya sementara dan dapat
segera pulih setelah tidak
terpapar pada bising
Permanent Threshold Shift
Terpapar pada bising yang
menyebabkan TTS secara
terus menerus dapat
menyebabkan PTS
Sensitivitas pendengaran
tidak dapat pulih
Acoustic Trauma
Disebabkan oleh suara yang
sangat keras atau ledakan
Merusak gendang telinga
atau merusak struktur telnga
bagian tengah dan dalam
Kerusakan conductive
Dimungkinkan untuk bisa
pulih
Non Auditory
Gangguan Komunikasi
Bising dapat mengganggu
suara yang dimaksudkan
untuk mengingatkan akan
bahaya tertentu
Bising dapat menyebabkan
salah persepsi terhadap pesan
yang disampaikan
Gangguan belajar
Menghambat perkembangan
kemampuan berbahasa
Respon terhambat
Tekanan darah meningkat
Dilatasi bola mata dan terjadi
kontraksi otot
Reaksi Psikologi
Problem sirkulasi darah, jantung
Vertigo dan rasa mual
Gangguan tidur
Gangguan tidur pada akhirnya mempengaruhi
kemampuan dalam melakukan aktivitas harian
Dampak sosial
Marah,rasa lelah, jengkel dan mungkin tingkah laku
yang sangat ekstrim
Nilai Ambang Batas
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No Kep 51 Tahun 1999

Lama Paparan Intensitas


8 85
4 88
2 91
1 94
0,5 97
Pengukuran Kebisingan
Tujuan
Mengidentifikasi tenaga kerja yang terpapar
bising
Menyediakan informasi untuk menentukan
tindakan perbaikan, program konservasi
pendengaran dan pengendalian kebisingan
Strategi Sampling
Skala yang lazim dipakai adalah pada Skala A
Penyesuaian terhadap frekuensi seperti terlihat
pada tabel berikut :

Frekuensi Hz Koreksi
31,5 -39
63 -26
125 -16
250 -9
..
4000 1
PERALATAN
Sound Level Meter
Skala A, B dan C
A ; meniru respon telinga pada intensitas
rendah
B ; meniru respon telinga pada intensitas
sedang, dan
C ; meniru respon telinga pada intensitas
tinggi
dB(A)
Tingkat suara yang hampir sama dengan RESPON
TELINGA
Kurang sensitive untuk frekuensi rendah dan
frekuensi tinggi
Untuk prakiraan hilang daya dengar
dB(B) and dB(C)
Cocok untuk pengukuran tingkat kebisingan yang
sangat tinggi
Digunakjan untuk evaluasi efektivitas HPD
Comparing dB(A), dB(B) and
dB(C)

Frequency (Hz)
Relative
Response
(dB)
31.5 63 125 250 500 1000 2000 4000 8000

dB(A) -39.4 -26.2 -16.1 -8.6 -3.2 0 1.2 1 -1.1

dB(B) -17 -9 -4 -1 0 0 0 -1 -3

dB(C) -3 -0.8 -0.2 0 0 0 -0.2 -0.8 -3


Octave 1 2 3 4 5 6 7 8
Measured
Sound
Pressure 54 60 64 53 48 43 39 32
Level
(dB)

db(A) filter
26 16 9 4 0 -1 -1 1
(dB)

Resulting
Sound
Pressure 28 44 55 49 48 44 40 31
Level
(dB)
Impulse meter
Mengukur kebisingan yang impulsif
Pengukuran puncak dari bising yang impulsif
Frequency Analyser
Mengukur distribusi frekuensi dari sumber bising
untuk menentukan tindakan koreksi terhadap bising
Dosimeter
Merekam tingkat kebisingan terus menerus selama 8
jam dan dengan melihat hasil pembacaan di akhir
shift dengan mudah dapat ditentukan apakah
seseorang telah terpapar bising melebihi NAB
Pemilihan Alat Ukur
Alat Ukur Penggunaan yang paling Keterbatasan
tepat

Sound Level Intensitas bising yang Intensitas bising yang


Meter tetap dan variasi tidak tidak tetap, atau terdapat
lebih dari 6 dB bising impulsif

Integrating SLM Semua jenis bising Tidak dapat mengikuti


semua aktivitas tenaga
kerja atau jika diperlukan
sampling jangka panjang

Dosimeter Semua jenis bising,


ketika aktivitas tenaga
kerja sulit diikuti atau
pola kerja sulit
diprediksikan
Pengujian Kebisingan
Strategi sampling
Monitoring Paparan
Static area monitor
Evaluasi Kebisingan
(Monitoring Paparan)
Kriteria kebisingan
Continuous 100 % allowable exposure
Indonesia
85 dBA untuk waktu kerja 8 jam sehari
Doubling exchange rate 3 dBA
Waktu yang diperkenankan

T= 480 menit/2 (La-85)/3


Dosis Paparan
D % = (C1/T1+C2/T2++Cn/Tn)X 100
Dimana :
D% = dosis paparan yang diterima tenaga kerja
C1 = lama paparan pada lokasi 1
C2 = lama paparan pada lokasi 2
Cn = lama paparan pada lokasi n
T1 = waktu yang diperkenankan menurut standar
dari lokasi 1
T2 = waktu yang diperkenankan menurut standar
dari lokasi 2
Tn = waktu yang diperkenankan menurut standar
dari lokasi n
Contoh:
Pekerja terpapar 83 dB selama 3,75 jam; 85
dB selama 2 jam; 95 dB selama 2 jam dan
100 dB selama 15 menit, berapa dosis
paparannnya ?
D% = 3,75/~+2/8+2/2+0,4/1X100 %
= 95 %
Jika D % melebihi 100 % atau melebihi 1
maka dikatakan

PAPARAN BISING TERHADAP TENAGA


KERJA TELAH MELAMPAUI NAB
Leq Selama 8 Jam
Digunakan rumus
Leq = 85 + 16,61 log D%/100

Dari contoh sebelumnya :


Leq = 85 + 16,61 log 95%/100%
= 86 dB
Leq kurang dari 8 jam
Digunakan rumus
Leq = 85 + 16,61 log D%/12,5 T
Contoh
Tenaga kerja terpapar bising 85 dB
selama 2 jam; 95 dB selama 2 jam dan
100 dB selama 15 menit
Leq = 85 + 16,61 log 95%/11
= 82 dB
Pengujian Area
Increase in Sound Increase in Sound
Number of
Power Level Pressure Level
Sources
(dB) (dB)
2 3 6
3 4.8 9.6
4 6 12
5 7 14
10 10 20
15 11.8 23.6
20 13 26
Sound Power Level Difference
Added Decibel to the Highest Sound
between
Power Level
two Sound Sources
(dB)
(dB)
0 3
1 2.5
2 2
3 2
4 1.5
5 1
6 1
7 1
8 0.5
9 0.5
10 0.5
> 10 0
PENGENDALIAN
Hindari Adanya Sumber Bising
Analisis proses dan peralatan
pada perencanaan dan
rancangan
Tutup aktivitas, proses dan
peralatan yang menjadi sumber
bising agar tidak menyebar ke
tempat lain yang tidak bising
Ganti Sumber Bising
Substitusi peralatan, proses atau aktivitas yang bising dengan
peralatan, proses atau aktivitas yang lebih tidak bising
Modifikasi Sumber Bising
Kendalikan arah bising
Keluaran exhaust di arahkan ke tempat dimana tidak banyak
tenaga kerja akan berada
Kurangi laju aliran
Kurangi tenaga penggerak
Kendalikan permukaan yang bergetar
Modifikasi jalur hantaran bising
Enclosure (menutup) jalur bising dengan bahan
bahan penyerap bising
Misal :

Bahan Kehilangan
Intensitas (dB)
Pintu kayu keras 36
Pintu kayu biasa -
Gelas in 42
Lembaran baja in 48
Modifikasi jalur hantaran bising
Memasang material yang mengabsorbsi bising
Misal :

Bahan Koefisien
penyerapan
bata 0,07
Lantai beton 0,02
Lantai kayu 0,07
Serat gelas 1 in 0,85
Serat gelas 3 in 0,93
Modifikasi jalur hantaran bising
Memasang bahan penghalang pada jalur transmisi
Memasang bahan absorbsi sepanjang jalur
tarnsmisi
Memasang cerobong / knalpot
Pengendalian pada penerima

PPE (ear plug, ear muff)


Efektivitas sangat tergantung pada jenis,
pembuat, dan kesesuaian pemakaian.
Kebanyakan mereduksi bising antara 15
20 dBA (NRR)
NRR 20 TO 25
EAR PROTECTION NRR 25
TO 33

Anda mungkin juga menyukai