Anda di halaman 1dari 6

FAKTOR PREDISPOSISI TERJADINYA RINOSINUSITIS KRONIK

DI POLIKLINIK THT-KL RSUD Dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

Teuku Husni dan Amallia Pradista


Abstrak. Rinosinusitis didefinisikan sebagai inflamasi mukosa sinus paranasal. Rinosinusitis ini
dipermudah oleh adanya faktor-faktor predisposisi baik lokal maupun sistemik. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui distribusi faktor predisposisi terjadinya rinosinusitis kronik. Jenis
penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan metode cross sectional. Subjek penelitian
terdiri atas 33 orang pasien poliklinik THT-KL RSUD dr. Zainoel Abidin yang telah didiagnosis
menderita rinosinusitis kronik dan dilakukan pemeriksaan oleh dokter ahli selanjutnya dilihat
faktor predisposisi yang diderita pasien. Data dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan hasil
analisa data didapatkan dari 33 orang sampel, penderita perempuan sebanyak 19 orang (57,6%)
dan laki-laki 14 orang (42,4%) dengan rentang usia 15-74 tahun. Dari 33 kasus rinosinusitis
kronik didapatkan 21 orang menderita konka hipertrofi (61,76%), 5 orang menderita polip nasi
(14,7%), 7 orang menderita deviasi septum (23,5%), 19 orang menderita rinitis alergi (57,6%).
Jadi, dapat disimpulkan, pada penelitian ini, konka hipertrofi merupakan faktor predisposisi
terbanyak pada penderita rinosinusitis kronik. (JKS 2012; 3: 132-137)
Kata kunci : Rinosinusitis kronik, sinusitis, faktor predisposisi

Abstract. Rhinosinusitis defined as mucosal inflammation of paranasal sinus. Predisposing


factors either local or systemic can make easier to head for rhinosinusitis. Objective in this
research was to know distribution of predisposing factor in chronic rhinosinusitis. This research
employed a descriptive design with cross sectional methode. 33 patients in Ear Nose Throat
(ENT) clinic in dr. Zainoel Abidin General Hospital were the subjects in this research. All
subjects had the chronic rhinosinusitis diagnosis from specialist. To all subjects, were performed
anamnesis and anterior rhinoscopy to see the predisposing factors in subject. The result were
recorded and data were analyzed. Based on the result of descriptive analysis, we recorded that
from 33 cases, 19 cases were woman (57,6%) and 14 cases were man (42,4%) with age between
15-74 years old. There were 21 cases hypertrophy turbinates (61,76%), 5 cases nasal polyp
(14,7%), 7 cases septum deviation (23,5%), 19 cases alergic rhinitis (57,6%). It can be
concluded that on this research, hypertrophy turbinates was the most predisposing factor in
chronic rhinosinusitis. (JKS 2012; 3: 132-137)
Key words : Chronic rhinosinusitis, sinusitis, predisposing factor

Pendahuluan dari 50 juta dolar Amerika menjadi 200 juta


Sinusitis merupakan penyakit yang sering dolar Amerika dari tahun 1989 hingga
ditemukan dalam praktek dokter sehari- 1992.3
hari bahkan dianggap sebagai salah satu Data dari sub bagian Rinologi THT FKUI
penyebab gangguan kesehatan tersering di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
seluruh dunia.1 menunjukkan angka kejadian sinusitis
Rinosinusitis kronik diderita sekitar 15% tinggi yaitu 248 pasien (50%) dari 496
dari seluruh populasi. Sebanyak 36 juta pasien rawat jalan yang datang pada tahun
penduduk Amerika setiap tahunnya 1996.5 Di Rumah Sakit Umum Pusat dr.
dilaporkan menderita rinosinusitis kronik.2 Kariadi Semarang, selama 1 tahun (Januari
Jumlah kunjungan ke dokter dan biaya yang 2000 Desember 2000) didapatkan 20.500
dihabiskan tiap tahunnya untuk kunjungan.5 Berdasarkan data yang
1
rinosinusitis kronik juga terus meningkat diperoleh dari ruang rekam medis Rumah
Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin
Banda Aceh pada tahun 2008, jumlah
Teuku Husni adalah Dosen Bagian THT-KL sinusitis kronik dengan jumlah kasus baru
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah
Kuala/RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh,
55 orang, dan jumlah kunjungan 69 kali.
Amallia Pradistha adalah Mahasiswa Fakultas Sedangkan penyakit hidung dan sinus
Kedokteran Univerisitas Syiah Kuala Banda Aceh lainnya dengan jumlah kasus baru 608

132
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 12 Nomor 3 Desember 2012

orang dan jumlah kunjungan 775 kali. Data dilepaskannya suatu mediator kimia ketika
pada Tahun 2009, jumlah sinusitis kronik terjadi pajanan ulangan dengan alergen
kasus baru sebanyak 74 orang dengan spesifik tersebut.11 Mukosa hidung
jumlah kunjungan 112 kali. Penyakit merupakan lanjutan dari mukosa sinus
hidung dan sinus lainnya jumlah kasus baru paranasal sehingga kongesti pada ostium
606 orang dengan jumlah kunjungan 1.020 sinus dapat menyebabkan sinusitis yang
kali.1
tidak dapat terjadi tanpa rinitis, oleh karena
Beberapa faktor etiologi dan predisposisi
itu, terminologi sinusitis lebih tepat
dalam rinosinusitis antara lain ISPA akibat
digantikan dengan rinosinusitis.12
virus, bermacam rinitis, terutama rinitis
Berdasarkan hal di atas, maka penelitian
alergi, rinitis hormonal pada wanita hamil,
polip nasi, kelainan anatomi seperti septum untuk mengetahui distribusi faktor
deviasi atau konka hipertrofi, sumbatan predisposisi rinosinusitis kronik di
kompleks ostio-meatal (KOM), infeksi poliklinik THT-KL RSUD dr. Zainoel
tonsil, infeksi gigi, kelainan imunologik, Abidin Banda Aceh perlu dilakukan.
diskinesia silia seperti pada sindrom
Kartagener, keadaaan ini lama-kelamaan Metode Penelitian
menyebabkan perubahan mukosa dan
merusak silia.1 Rancangan Penelitian
Konka hipertrofi atau rinitis hipertrofi Jenis penelitian ini adalah penelitian
dapat menyebabkan sumbatan hidung, deskriptif dengan rancangan cross
terutama konka hipertrofi dengan grade II sectional.13 Tujuan dari penggunaan
dan III dapat menyebabkan obstruksi nasal penelitian deskriptif cross sectional ini
yang berat.7 Hal ini merupakan faktor adalah untuk mengetahui untuk mengetahui
predisposisi terjadinya rinosinusitis kronik.1 distribusi faktor predisposisi rinosinusitis
Polip nasi ialah massa lunak yang kronik di poliklinik THT-KL RSUD
mengandung banyak cairan di dalam dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
rongga hidung, berwarna putih keabu-abuan
yang terjadi akibat inflamasi mukosa.7 Sel Populasi dan Sampel Penelitian
eosinofilik yang terdapat pada kebanyakan Populasi dalam penelitian ini adalah semua
polip hidung merupakan toksik untuk pasien yang didiagnosis menderita
membran silia pada mukosa hidung, rinosinusitis kronik di poliklinik THT-KL
sehingga menyebabkan penurunan aliran RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh,
mukus dan keadaan yang stasis dapat dengan kriteria berusia 15 tahun, tidak
berkembang menjadi rinosinusitis.8,9 menderita tumor maupun kelainan
Septum deviasi ialah septum nasi tidak sinonasal lainnya, dan bersedia menjadi
lurus sempurna di tengah. Hal ini dapat sampel. Pengambilan data dilakukan dalam
menyumbat ostium sinus sehingga rentang waktu Oktober 2010 sampai dengan
merupakan faktor predisposisi terjadinya Desember 2010 dengan teknik pengambilan
sinusitis.10 Gangguan aliran udara pada data accidental sampling yaitu pengambilan
area posterior (septum deviasi tipe III-VI) sampel yang dilakukan dengan mengambil
lebih berpengaruh terhadap terjadinya kasus yang tersedia.13
penyakit sino-nasal dibandingkan obstruksi
pada area nasal valve (tipe I dan II).10 Alat/Instrumen Penelitian
Rinitis alergi adalah penyakit inflamasi Instrumen yang digunakan dalam penelitian
yang disebabkan oleh reaksi alergi pada ini adalah alat untuk memeriksa pasien,
pasien atopi yang sebelumnya sudah yaitu lampu kepala, spekulum hidung,
tersensitasi dengan alergen yang sama serta spatel lidah. Bahan yang dibutuhkan yaitu

133
Teuku Husni dan Amallia Pradistha, Faktor Predisposisi
Terjadinya Rinosinusitis Kronik

kapas, alkohol 70% dan bahan Tabel 1 Distribusi umur pada penderita
vasokonstriktor (kapas Efedrin). Instrumen rinosinusitis kronik
lainnya berupa alat tulis dan format Kelompok umur
Frekuensi Persentase
pengumpulan data untuk mendata hasil (tahun)
15-24 11 33,3%
anamnesis dan pemeriksaan rinoskopi 25-34 7 21,21%
anterior oleh dokter ahli 35-44 5 15,2%
45-54 8 24,24%
Analisis Data 55-64 1 3%
Analisis statistik yang dipilih adalah 65-74 1 3%
analisis univariat untuk melihat distribusi Jumlah 33 100%
konka hipertrofi, septum deviasi, polip nasi,
rinitis alergi pada pasien rinosinusitis Tabel 2 Distribusi jenis kelamin penderita
kronik.13 Data yang diperoleh diolah dan rinosinusitis kronik
disajikan dalam bentuk tabel distribusi Jenis Persentase
Frekuensi
frekuensi dan persentase. Kelamin (%)
Perempuan 19 57,6%
Laki-laki 14 42,4%
Hasil Penelitian
Jumlah 33 100%
Deskripsi Pasien
Berdasarkan data pada tabel 1 dapat Distribusi faktor predisposisi pada
diketahui bahwa ditinjau dari umur pasien penderita rinosinusitis kronik
dalam penelitian ini distribusi pasien Pada penelitian ini, didapatkan 33 orang
rinosinusitis kronik pada kelompok umur responden. Pada responden yang diperiksa,
15-24 tahun yaitu berjumlah 11 orang masing-masing responden dapat memiliki
(33,3%), pasien umur antara 25-34 tahun lebih dari satu faktor predisposisi yang
berjumlah 7 orang (21,21%), kelompok menyertai, sehingga didapatkan distribusi
umur 35-44 tahun berjumlah 5 orang faktor predisposisi pada pasien rinosinusitis
(15,2%), kelompok umur 45-54 tahun kronik seperti yang dapat dilihat pada tabel 3.
berjumlah 8 orang (24,24%), kelompok Pada penelitian ini, dari 33 orang penderita
umur 55-64 tahun berjumlah 1 orang (3%) rinosinusitis kronik yang diteliti 21 orang
dan kelompok umur 65-74 tahun berjumlah
(61,8%) menderita konka hipertrofi, 5 orang
1 orang (3%). Bila ditinjau dari jenis
kelamin pasien (tabel 2) diketahui bahwa (14,7%) menderita polip nasi, 7 orang
jumlah pasien laki-laki sebanyak 14 orang (23,5%) menderita deviasi septum, 18 orang
(42,4%) dan jumlah pasien yang berjenis (57,6%) menderita rinitis alergi (tabel 3).
kelamin perempuan sebanyak 19 orang
(57,6%).

Tabel 3 Tabel distribusi faktor predisposisi pada penderita rinosinusitis kronik


Faktor predisposisi Frekuensi Persentase
Konka hipertrofi 21 61,8%
Polip nasi 5 14,7%
Septum deviasi 7 23,5%
Rinitis alergi 19 57,6%

Pembahasan didapatkan 33 pasien rinosinusitis kronik


Penelitian ini dilakukan Oktober 2010 yang terdiri dari 14 pasien laki-laki dan 19
sampai dengan Desember 2010 di poliklinik pasien perempuan, dengan rentang umur
THT-KL RSUD dr. Zainoel Abidin dan pasien 15-74 tahun. Peneliti memilih

134
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 12 Nomor 3 Desember 2012

kriteria umur diatas atau sama dengan 15 keadaan yang dapat diakibatkan oleh banyak
tahun, karena diharapkan sinus paranasal faktor antara lain adalah infeksi hidung
telah mencapai besar maksimal sesuai berulang, iritasi kronis mukosa hidung
dengan fisiologi perkembangan sinus karena rokok dan bahan-bahan iritan
paranasal. industri.17 Penggunaan tetes hidung yang
Pada penelitian ini didapatkan rinosinusitis berkepanjangan, rinitis alergi, dan rinitis
kronik lebih banyak terjadi pada rentang vasomotor juga dapat menyebabkan
umur 15-24 tahun (33,3%) dan paling penyakit ini.16
jarang terjadi pada umur lebih dari 55 Pada penelitian ini didapatkan dari 33 orang
tahun (3%). Hasil ini sedikit berbeda penderita rinosinusitis kronik yang diteliti,
dengan hasil penelitian Nasution, yang didapatkan 5 orang (14,7%) menderita
mendapatkan penderita terbanyak polip nasi. Hasil ini tidak jauh berbeda
rinosinusitis kronik adalah kelompok dengan hasil penelitian oleh Yasa, bahwa
umur 37-46 tahun (33,3%).14 Cora polip nasi terdapat pada 4 orang (16,7%)
mendapatkan kelompok umur terbanyak dari 24 orang sampel penelitiannya.18
penderita sinusitis maksila kronis pada Berdasarkan kepustakaan, inflamasi
yaitu pada kelompok umur 25-34 tahun, sinonasal dapat menyebabkan peningkatan
sebanyak 14 orang (34,15%).15 ukuran dan jumlah polip nasi, sehingga
Berdasarkan beberapa data di atas terlihat terjadi sumbatan hidung dan penyempitan
bahwa rinosinusitis kronik lebih banyak ostium sinus yang memicu terjadinya
mengenai dewasa muda. Perbedaan umur sinusitis.19
Pada penelitian ini didapatkan dari 33 orang
oleh masing-masing peneliti lebih didasari
penderita rinosinusitis kronik yang diteliti,
oleh pengelompokan umur yang berbeda-
7 orang (23,5%) menderita septum deviasi.
beda pada masing-masing peneliti.14
Hasil ini tidak jauh berbeda dengan hasil
Pada penelitian ini didapatkan bahwa
penelitian oleh Yasa yang mendapatkan
rinosinusitis kronik lebih banyak terjadi
bahwa septum deviasi terdapat pada 5
pada perempuan (57,6%) dibandingkan pada
orang (20,8%) dari 24 orang sampel
laki-laki (42,4%). Hasil penelitian ini sesuai
penelitiannya.18 Munir dalam penelitiannya
dengan penelitian yang dilakukan oleh
melaporkan dari sebanyak 35 sampel yang
Nasution mendapatkan penderita perempuan
diteliti, didapatkan 24,3% (17 orang)
sebanyak 18 penderita (60%) dan laki-laki
diantaranya mengalami septum deviasi. 17
sebanyak 12 penderita (40%).14 Munir
Hal ini sesuai dengan kepustakaan bahwa
mendapatkan hasil yang serupa, dari 35
septum deviasi dapat menimbulkan bowing
sampel rinosinusitis kronik yang diambil,
asimetri yang menekan konka media ke
didapatkan bahwa rinosinusitis kronik lebih
lateral menyebabkan penyempitan meatus
banyak terjadi pada perempuan (57%)
media.20
dibandingkan pada laki-laki (43%).16
Pada penelitian ini didapatkan dari 33 orang
Pada penelitian ini didapatkan dari 33 orang
penderita rinosinusitis kronik yang diteliti,
penderita rinosinusitis kronik yang diteliti,
18 orang (57,6%) menderita rinitis alergi.
21 orang (61,8%) menderita konka
hipertrofi. Primartono mendapatkan dari 31 Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
orang penderita sinusitis maksilaris kronik, yang dilakukan oleh Gutman dkk21 pada
5 orang menderita konka hipertrofi (16%), tahun 2001 yang diperoleh hasil dari 48
walaupun penderita konka hipertrofi orang pasien rinosinusitis kronik dan akut
mempunyai resiko 3,56 kali lebih sering rekuren, didapatkan 57,4% memiliki tes
untuk menderita sinusitis maksilaris kronik.5 alergi yang positif. Primartono
Munir melaporkan dalam penelitiannya, dari mendapatkan dari 31 orang penderita
sebanyak 35 sampel yang diteliti, 8,6% sinusitis maksilaris kronik, 16 orang
persen diantaranya mengalami konka menderita rinitis alergi (51,6%).5 Hasil
hipertrofi.17 Berdasarkan teori, disebutkan penelitian ini sesuai dengan teori yang
bahwa konka hipertrofi merupakan suatu mengatakan bahwa pada penderita rinitis

135
Teuku Husni dan Amallia Pradistha, Faktor Predisposisi
Terjadinya Rinosinusitis Kronik

alergi akan terjadi reaksi inflamasi fase Daftar Pustaka


lambat yang menyebabkan sumbatan 1. Soetjipto D, Mangunkusumo E. Sinusitis,
hidung berlangsung lama. Inflamasi yang Dalam : Soepardi E, Iskandar N, eds. Buku
terjadi juga akan menyebabkan mukosa Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
infundibulum etmoid dan resesus frontal Tenggorok Kepala Leher. Edisi ke-6.
yang berhadapan akan saling berdekatan Jakarta : BP FK UI. 2007a. 150-153.
2. Pynnonen MA, Mukerji SS, Kim HM,
sehingga ventilasi terganggu. Retensi
Adams ME, Terrel JE. Nasal Saline for
mukus yang terjadi merupakan kondisi Chronic Sinonasal Symptoms. Arch
yang ideal untuk tumbuhnya kuman-kuman Otolaryngol Head Neck Surg. 2007. 133 :
patogen yang dapat menyebabkan 1115-1120.
rinosinusitis.15 3. Momeni AK. Roberts CC. Chew FS.
Imaging of Chronic and Exotic Sinonasal
Kesimpulan Disease : Review. AJR. 2007. 189 : 35-45.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan 4. Farhat. Peran Infeksi Gigi Rahang Atas
pada pasien rinosinusitis kronik yang dirawat Pada Kejadian Sinusitis Maksila di RSUP
di poliklinik THT-KL RSUD dr. Zainoel H. Adam Malik Medan. Majalah
Abidin Banda Aceh dan pembahasannya, Kedokteran Nusantara. 2006. 40 (1) : 21-28.
5. Primartono. Hubungan Faktor-Faktor
dapat disimpulkan bahwa :
Predisposisi Dengan Sinusitis Maksilaris
1. Pada penelitian ini didapatkan dari 33 Kronik. Tesis. Fakultas Kedokteran
orang penderita rinosinusitis kronik yang UNDIP, SMF Kesehatan THT-KL RS. Dr.
diteliti, 21 orang (61,8%) menderita Kariadi Semarang. 2003.
konka hipertrofi. 6. Zilliotto KN, Santos MFCD, Monteiro
2. Pada penelitian ini didapatkan dari 33 VG, Pradella-Hallinan M, Moreira GA,
orang penderita rinosinusitis kronik yang Pereira LD, Weckx LLM, Fujita RR,
diteliti, 7 orang (23,5%) menderita Pizzaro GU. Auditory Processing
septum deviasi. Assessment in Children With Obstructive
3. Pada penelitian ini didapatkan dari 33 Sleep Apnea Syndrome. Brazillian Journal
orang penderita rinosinusitis kronik yang Of Otorhinolaryngology. 2006. 72 (3) :
diteliti, 5 orang (14,7%) menderita polip 321-327.
nasi. 7. Mangunkusumo E, Wardani SR. Polip
4. Pada penelitian ini didapatkan dari 33 Hidung, Dalam : Soepardi E, Iskandar N,
eds. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga
orang penderita rinosinusitis kronik yang
Hidung Tenggorok Kepala dan Leher.
diteliti, 19 orang (57,6%) menderita Edisi ke-6. Jakarta : BP FK UI. 2007 :
rinitis alergi. 123-125.
8. Naclerio RM, Gungor A. Etiologi Factor in
Saran Inflammatory Sinus Disease. Dalam :
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat Kennedy DW, Bolger WE, Zinreich SJ.
disampaikan saran-saran sebagai berikut : Diseases of The Sinuses Diagnosis and
1. Diperlukan penelitian lebih lanjut Management. London : B.C. Decker Inc.
dengan jumlah sampel lebih banyak dan Hamilton. 2001: 47-55.
dikombinasikan dengan pemeriksaan 9. Nizar NW, Mangunkusumo E. Kelainan
radiologi dan pemeriksaan alergi. Septum. Dalam : Soepardi E, Iskandar N,
2. Pada penatalaksanaan kasus rinosinusitis eds. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga
kronik perlu dilakukan penatalaksanaan Hidung Tenggorok Kepala Leher. Edisi
ke-6. Jakarta : BP FK UI. 2007 : 126.
ataupun koreksi terhadap faktor 10. Rao JJ, Vinay-Kumar EC, Babu KR,
predisposisi yang terdapat pada pasien Chowdary VS, Singh J, Rangamani SV.
untuk menghindari terjadinya Classification of Nasal Septal Deviations
rinosinusitis yang berulang. Relation to Sinonasal Pathology. Indian
Journal of Otolaryngology and Head and
Neck Surgery. 2005. 57 : 199-201.

136
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 12 Nomor 3 Desember 2012

11. Irawati N, Kasakeyen E, Rusmono N. Maxillary Sinusitis by Nasoendoscopic


Rinitis Alergi. Dalam : Soepardi E, Examination. Majalah Kedokteran
Iskandar N, eds. Buku Ajar Ilmu Nusantara. 2006b. 39 (1) : 12-15.
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok 17. Munir D. Variasi Anatomi pada
Kepala Leher. Edisi ke-6. Jakarta : BP FK Rinosinusitis Kronis di RS H. Adam Malik
UI. 2007 : 128. Medan. Majalah Kedokteran Nusantara.
12. Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma 2006c. 39 (3) : 225-229.
(ARIA) 2008 Update. Executive Summary 18. Yasa YF. Perbedaan Waktu Transportasi
of The Workshop Report. Allergy. 2008. Mukosilisar Hidung Pada Penderita
63 : 8-160. Rinosinusitis Maksila Kronis Dengan
13. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kavum Nasi Normal. Tesis. Fakultas
Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. 2005. Kedokteran USU, Program Pendidikan
138-144. Dokter Spesialis Bidang THT-KL. 2008.
14. Nasution MTA. Frekuensi Penderita 19. Bailey BJ, Johnson JT, Newlands SD.
Rinosinusitis Kronis Yang Disebabkan Head And Neck Surgery Otolaryngology
Infeksi Jamur di Departemen Ilmu 4th Ed. Philadelphia : Lippincott Wiliams
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok & Wilkins. 2006 : 312-408.
Kepala Leher Fakultas Kedokteran 20. Zinreich J, Imaging of Inflammatory Sinus
USU/RSUP H. Adam Malik Medan. Tesis. Disease. Dalam : The Otolaryngologic
Fakultas Kedokteran USU, Program Clinics of North America : Inflammatory
Pendidikan Dokter Spesialis Bidang THT- Diseases of The Sinuses. Ed. Philadelphia :
KL. 2007. Rice DH, Saunder. 1993.
15. Cora Z. Korelasi Tes Cungkit Kulit Dengan 21. Gutman M, Torres A, Keen KJ, Houser
Kejadian Sinusitis Maksila Kronis di SM. 2004. Prevalence of Allergy in
Bagian THT FK USU/RSUP H. Adam Patients With Chronic Rhinosinusitis.
Malik Medan Tahun 2001. 2003. Otolaryngol Head and Neck Surg. 2004 :
16. Munir D. The Clinical Features 130 : 545.
of Ostiomeatal Complex in Chronic

137

Anda mungkin juga menyukai