Anda di halaman 1dari 17

RESPIRASI MANUSIA

Oleh:
Nama : Mega Lestari
NIM : B1A015059
Rombongan : VI
Kelompok :2
Asisten : Annisa Fitri

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN I

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2016
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Respirasi merupakan salah satu ciri utama makhluk hidup. Respirasi pada
mahluk hidup dimaksudkan untuk mendapatkan oksigen dari hasil pernafasannya.
Oksigen dalam respirasi aerob berguna sebagai penerima elektron terakhir ketika
sebuah sel menjalankan fungsi respirasinya. Oksigen merupakan gas yang sangat
penting bagi makhluk hidup. Sel-sel tubuh kita memerlukan oksigen untuk
melakukan pembakaran. Makanan dibakar di dalam tubuh agar menghasilkan energi.
Energi tersebut diperlukan sel untuk menjalankan fungsinya. Karbondioksida yang
dihasilkan pada proses pembakaran ini bila terakumulasi dapat membahayakan
tubuh, karenanya harus segera dikeluarkan dari tubuh. Proses dalam uraian di atas
disebut respirasi sel (Damanto, 2007).
Pernapasan ialah mengambil oksigen dari udara dan mengantarkannya ke
jaringan. Oksigen itu dipakai untuk oksidasi glukosa, sehingga keluar energi dalam
ikatan fosfat (ATP). Ada makhluk yang tak membutuhkan oksigen dari udara sebagai
oksidator, disebut bernapas secara anaerobis (tanpa udara). Sedangkan makhluk yang
membutuhkan oksigen sebagai oksidator zat makanan untuk memnghasilkan energi
disebut bernapas secara aerobis (dengan udara). Sesungguhnya kedua cara bernapas
itu bisa terjadi dalam satu individu, seperti terdapat pada hewan tinggi (mamalia).
Jika oksigen kurang atau tak ada, jaringan dapat bernapas secara anaerobis. Reaksi
kimia yang terjadi pada saat makanan itu itu disebut reaksi Embden-Myerhorf
Parnas, dan ATP yang terjadi jauh lebih sedikit dibandingkan dengan yang terjadi
kalau bernapas secara aerobis (Yatim, 1987).
Oksigen yang dibutuhkan tubuh tersebut didapatkan dari proses respirasi,
begitu pula CO2 yang dikeluarkan oleh tubuh dilakukan oleh sistem respirasi.
Respirasi adalah proses pertukaran gas O 2 (oksigen) dari udara oleh organisme hidup
yang digunakan untuk serangkaian metabolisme yang akan menghasilkan CO 2
(karbon dioksida) yang akan dikeluarkan oleh tubuh (Sloane,1995). Menurut
Guyton et al (2007), organ-organ pernapasan yang dimilki oleh manusia meliputi
semua struktur yang menghubungkan udara dari dan ke paru-paru. Organ tersebut
antara lain: hidung, faring, laring trakea, bronkus, bronkiolus, alveolus dan paru-
paru.

I.2 Tujuan

Tujuan praktikum kali ini adalah untuk mengukur volume inspirasi dan
respirasi (volume tidal), mengukur berapa besar kapasitas paru-paru yang dapat
dimasuki udara respirasi (kapasitas vital), dan mengukur jumlah volume paru-paru
yang dapat menampung udara respirasi normal selama 1 menit (volume total).
II. MATERI DAN CARA KERJA

2.1 Materi

Bahan yang digunakan adalah probandus (praktikan) dan air.


Alat yang digunakan adalah stopwatch, baskom plastik, selang plastik 1
meter, akuarium, gelas kimia ukuran 2 L, gelas ukur 500 mLdan label.
II.2 Cara Kerja

Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah :


a. Mengukur Volume Tidal
1. Masukkan gelas kimia secara terbalik ke dalam akuarium yang telah berisi
air. Pastikan tidak ada gelembung udara yang masuk ke dalam gelas kimia.
2. Siapkan selang, lalu masukkan ujung selang ke dalam gelas mulut gelas
kimia sehingga selang dapat masuk ke dalam gelas kimia.
3. Tarik nafas secara normal, kemudian segera hembuskan ke dalam gelas kimia
melalui ujung selang.
4. Lihat skala pada gelas kimia, dan amati volume udara yang timbul. Kemudian
diberi tanda menggunakan label.
5. Ambil gelas kimia dari akuarium secara hati-hati. Ambil air dari akuarium
menggunakan gelas kimia. Sesuaikan volume air dengan batas yang sudah
diberi label.
6. Ukur volume air yang tertampung dalam gelas kimia ke dalam gelas ukur
sehingga didapatkan volume tidal yang lebih akurat.
7. Catat hasilnya dan lakukan percobaan tersebut pada praktikan dengan jenis
kelamin yang berbeda dan juga aktivitas yang berbeda (misalnya, lari).
b. Mengukur Kapasitas Vital
1. Masukkan gelas kimia secara terbalik ke dalam akuarium yang telah berisi
air. Pastikan tidak ada gelembung udara yang masuk ke dalam gelas kimia.
2. Siapkan selang, lalu masukkan ujung selang ke dalam gelas mulut gelas
kimia sehingga selang dapat masuk ke dalam gelas kimia.
3. Tarik nafas secara maksimal, kemudian segera hembuskan ke dalam gelas
kimia melalui ujung selang dengan sekuat tenaga.
4. Lihat skala pada gelas kimia, dan amati volume udara yang timbul. Kemudian
diberi tanda menggunakan label.
5. Ambil gelas kimia dari akuarium secara hati-hati. Ambil air dari akuarium
menggunakan gelas kimia. Sesuaikan volume air dengan batas yang sudah
diberi label.
6. Ukur volume air yang tertampung dalam gelas kimia ke dalam gelas ukur
sehingga didapatkan volume tidal yang lebih akurat.
7. Catat hasilnya dan lakukan percobaan tersebut pada praktikan dengan jenis
kelamin yang berbeda.
c. Mengukur Volume Total
1. Siapkan stopwatch.
2. Tarik nafas secara normal, kemudian hembuskan.
3. Satu kali bernafas adalah satu kali inspirasi dan satu kali ekspirasi.
4. Hitung berapa kali bernafas selama satu menit.
5. Hasil yang didapat dikalikan dengan nilai volume tidal. Hasil dicatat dan
lakukan percobaan pada praktikan dengan jenis kelamin berbeda.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Respirasi Manusia

Kel Volume Tidal Volume Total K. Vital


.
L P LL PL L P LL PL L P
1 2210 1158 >2000 1375 95030 34740 >76000 78378 >2000 2000
2 1915 730 650 1165 77690 16790 30550 46600 >2000 1850
3 590 510 1270 1500 5900 8160 54000 38100 610 1985
4 1870 1130 >2000 1025 54230 44070 >34000 60475 >2000 1620

Keterangan:
L : Laki-laki
P : Perempuan
LL : Laki-laki lari
PL : Perempuan Lari
K. vital : Kapasitas Vital

Perhitungan (Kelompok 2):


Volume Total Paru-Paru = Volume Respirasi X Jumlah Nafas /menit
Pada Laki-laki
Volume Total Paru-Paru = Volume Respirasi X Jumlah Nafas /menit
= 1915 x 40
= 76600 mL
Pada Perempuan
Volume Total Paru-Paru = Volume Respirasi X Jumlah Nafas /menit
= 730 x 23
= 16790 mL
Pada Laki-laki lari
Volume Total Paru-Paru = Volume Respirasi X Jumlah Nafas /menit
= 650 x 47
= 30550 mL
Pada Perempuan lari
Volume Total Paru-Paru = Volume Respirasi X Jumlah Nafas /menit
= 1165 x 40
= 46600 mL

II.3
II.4 Pembahasan

Respirasi adalah suatu proses pertukaran gas oksigen (O 2) dari udara oleh
organisme hidup yang digunakan untuk serangkaian metabolisme yang akan
menghasilkan karbondioksida (CO2) yang harus dikeluarkan karena tidak dibutuhkan
oleh tubuh. Setiap makhluk hidup melakukan pernapasan untuk memperoleh oksigen
O2 yang digunakan untuk pembakaran zat makanan di dalam sel-sel tubuh. Alat
pernapasan setiap makhluk hidup tidaklah sama, pada hewan invertebrata memilki
alat pernapasan dan mekanisme pernapasan yang berbeda dengan hewan vertebrata.
(Waluyo, 2010).
Paru merupakan organ yang mempunyai fungsi vital dalam tubuh manusia.
Paru berfungsi sebagai alat pernafasan manusia. Pernafasan secara harafiah berarti
pergerakan oksigen O2 dari atmosfer menuju ke sel dan keluarnya karbondioksida
(CO) dari sel ke udara bebas. Pemakaian O2 dan pengeluaran CO2 di perlukan untuk
menjalankan fungsi normal sel dalam tubuh. Renang merupakan salah satu olahraga
aerobik yang paling berdaya guna karena melibatkan seluruh otot utama tubuh dan
sebagai hasilnya memberikan hasil keseluruhan yang lebih dibanding dengan
olahraga-olahraga lain. Kapasitas pernafasan meningkat dua kali lipat pada saat
berolahraga maksimal dibanding saat istirahat (Situmorang et al, 2014).
Volume paru adalah volume pergerakan udara yang masuk dan keluar dari
paru-paru. Volume paru dapat diukur dengan menggunakan spirometer tertutup.
Menurut Syaifudin (2009) volume paru dibagi menjadi empat macam, yaitu :
1. Volume Tidal (TV)
TV merupakan volume udara yang diinspirasikan dan diekspirasikan disetiap
pernafasan normal dan jumlahnya kira-kira 500 ml.
2. Volume Cadangan Inspirasi (IRV)
IRV merupakan volume tambahan udara yang dapat diinspirasikan diatas
volume tidal normal dan jumlahnya kira-kira 3000 ml.
3. Volume Cadangan Ekspirasi (ERV)
ERV merupakan jumlah udara yang masih dapat dikeluarkan dengan ekspirasi
kuat setelah akhir suatu ekspirasi tidal yang normal. Jumlahnya kira-kira
1100 ml.
4. Volume Sisa atau volume residu (RV)
RV merupakan volume udara yang masih tersisa dalam paru-paru setelah
melakuakan ekspirasi sekuat-kuatnya. Jumlahnya kira-kira 1200 ml.
Sedangakan menurut Moh. Fatak (2012) Macam-macam pengukuran
volume paru-paru adalah sebagai berikut:
1. Tidal volume (TV) yaitu volume udara hisap dan hembus dari sekali napas
(normal 500 ml, saat olah raga lebih dari 3 liter).
2. Inspiratory reserve volume (IRV) yaitu volume udara saat hisap napas maksimal
sampai akhir TV (normal/santai mencapai 3.300 ml pada usia muda laki-laki dan
1.900 ml pada usia muda perempuan).
3. Expiratory reserve volume yaitu volume udara saat hembus napas maksimal
sampai akhir TV (normal/santai mencapai 1.000 ml pada usia muda laki-laki dan
700 ml pada usia muda perempuan).
4. Residual volume (RV) yaitu volume dari sisa gas dalam paru-paru saat hembus
maksimal (expiratory). RV tidak akan berubah saat santai atau setelah olah raga
(rata-rata RV 1.200 ml untuk orang laki-laki dan 1.100 ml untuk orang
perempuan).
Kapasitas paru merupakan gabungan dari beberapa volume paru. Menurut
Martini (2006) kapasitas paru dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
1. Kapasitas Inspirasi
Kapasitas inspirasi adalah volume tidal ditambah volume cadangan inspirasi.
Besarnya 3500 ml, dan merupakan jumlah udara yang dapat dihirup seseorang
mulai pada tingkat ekspirasi normal dan mengembangkan paru sampai jumlah
maksimum.
2. Kapasitas Residu Fungsional
Kapasitas residu fungsional adalah volume cadangan inspirasi ditambah
volume residu. Besarnya 2300 ml, dan merupakan udara yang tersisa dalam paru
pada akhir eskpirasi normal.
3. Kapasitas Vital
Kapasitas vital adalah volume cadangan inspirasi ditambah volume tidal dan
volume cadangan ekspirasi. Besarnya 4600 ml dan merupakan jumlah udara
maksimal yang dapat dikeluarkan dari paru-paru setelah terlebih dahulu mengisi
paru-paru secara maksimal dan kemudian mengeluarkannya sebanyak-banyaknya.
4. Kapasitas Paru Total
Kapasitas paru total adalah kapasitas vital ditambah volume residu. Besarnya
5800ml, yang merupakan volume maksimal dimana paru-paru dikembangkan sebesar
mungkin dengan inspirasi paksa. Volume dan kapasitas seluruh paru-paru pada
wanita 20 25% lebih kecil daripada pria dan lebih besar pada atlet dan orang
yang bertubuh besar daripada orang yang bertubuh kecil dan astenis.
Dari hasil pengamatan diperoleh kapasitas vital paru-paru perwakilan tiap
kelompok berbeda-beda. Hal ini terjadi karena ada faktor yang mempengaruhi.
Menurut Waluyo (2010), Faktor yang mempengaruhi respirasi pada manusia adalah :
1. Jenis kelamin. Berdasarkan data pengamatan, jenis kelaminternyata
mempengaruhi kapasitas vital, kapasitas vital paru-paru laki-laki lebih besar
daripada perempuan. Sehingga laki-laki bernapas lebih lambat daripada
perempuan. Hal ini terjadi karena volume paru-paru laki-laki lebih besar
daripada perempuan. Namun kadar oksigen yang dibutuhkan oleh laki-laki lebih
besar daripada perempuan. Oleh karena itu, kebanyakan laki-laki lebih banyak
bergerak dari perempuan.
2. Umur juga mempengaruhi kemampuan paru-paru. Berdasarkan teori, semakin
bertambah usia seseorang maka semakin rendah frekuensi pernapasannya karena
semakin bertambah usia aktivitasnya semakin sedikit. Sehingga kapasitas vital
paru-paru seseorang semakin rendah jika semakin bertambahnya umur pada
orang tersebut.
3. Tinggi badan dan berat badan. Semakin ideal berat badan seseorang maka
kapasitas vitalnya semakin besar karena orang yang ideal akan dapat lebih aktif
bergerak daripada orang yang kurang ideal. Faktor lainnya yaitu lingkar dada
Semakin besar lingkar dada berarti volume paru-parunya semakin besar
sehingga kapasitas vitalnya juga semakin besar.
4. Orang yang banyak melakukan aktivitas, frekuensi pernapasannya akan semakin
meningkat karena akan lebih banyak memerlukan energi. Dibandingkan dengan
orang yang melakukan sedikit aktivitas memiliki frekuensi pernapasan lebih
rendah karena lebih sedikit memerlukan energi. Sehingga aktivitas tubuh juga
mempengaruhi kapasitas vital paru-paru. Semakin aktif tubuh seseorang maka
kapasitas vitalnya semakin besar pula.
5. Suhu tubuh. Pengaruh suhu tubuh berhubungan dengan proses metabolisme
tubuh. Semakin tinggi suhu tubuhnya semakin tinggi pula frekuensi
pernapasannya. Contohnya pada orang-orang yang ada di dataran tinggi akan
bernapas lebih cepat karena pada dataran tinggi oksigennya sedikit sedangkan
paru-parunya besar sehingga kapasitas vital paru-paru orang di dataran tinggi
lebih besar dibandingkan dengan orang yang berada di dataran rendah (Foss,
1998).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas vital menurut Darmanto (2007)
adalah:
1. Posisi orang tersebut selama pengukuran kapasitas vital.
2. Kekuatan otot pernafasan.
3. Distensibilitas dan sangkar dada.
Menurut Waluyo (2010), pernapasan pada manusia dapat digolongankan
menjadi dua macam, yaitu:
1. Pernapasan dada
Pada pernapasan dada otot yang berperan penting adalah otot antar tulang
rusuk. Otot tulang rusuk dapat dibedakan menjadi dua yaitu otot tulang rusuk luar
yang berfungsi menurunkan atau mengembalikan tulang rususk ke posisi semula.
Bila otot tulang antar rusuk luar berkontraksi maka tulang rusuk akan terangkat
sehingga volume dada bertambah besar. Bertambah besarnya akan menyebabkan
tekanan dalam rongga dada lebih kecil daripada tekanan luar rongga dada. Karena
tekanan udara kecil pada rongga dada menyebabkan aliran udara mengalir dari luar
tubuh dan masuk ke dalam tubuh, prosesini disebut proses inspirasi. Sedangkan
pada proses ekspirasi terjadi apabila kontraksi dari otot dalam, tulang rusuk kembali
ke posisi semula dan menyebabkan tekanan udara di dalam tubuh meningkat.
Sehingga udara dalam paru-paru tertekan dalam rongga dada dan aliran udara
terdorong ke luar tubuh, proses ini disebut ekspirasi.
2. Pernapasan perut
Pada pernapasan ini otot yang berperan aktif adalah otot diafragma dan otot
dinding rongga perut. Bila otot diafragma berkontraksi, posisi diafragma akan
mendatar. Hal ini menyebabkan volume rongga dada bertambah besar sehingga
tekanan udaranya semakin kecil. Penurunan tekanan udara menyebabkan
mengembangnya paru-paru, sehingga udara mengalir masuk ke paru-paru (inspirasi).
Bila otot diafragma bereaksi dan otot dinding perut berkontraksi, isi rongga perut
akan mendesak ke diafragma sehingga diafragma cekung ke arah rongga dada.
Sehingga volume rongg dada mengecil dan tekanannya meningkat. Meningkatnya
tekanan rongga dada menyebabkan isi rongga paru-paru terdesak ke luar dan
terjadilah proses ekspresi.
Mekanisme dasar ekspirasi dan kontraksi paru dapat mengembang dan
mengempis dengan dua cara menurut Saminan (2012) yaitu ;
1. Naik turunya diafragma untuk memanjangkan atau untuk memendekkan rongga
dada.
2. Pengangkatan dan penurunan tulang dada serta tulang-tulang iga untuk
rnenambah atau mengurangi diameter anteroposterior rongga dada.
Secara normal bernapas disebabkan oleh naik turunnya diafragma. Saat
berkontraksi diafragma akan lebih datar dan akan menarik bagian bawah paru ke
bawah sehingga volume rongga dada bertambah besar, tekanannya berkurang, maka
terjadilah inspirasi. Sebaliknya jika diafragma berelaksasi, diafragma akan kembali
cembung ke arah atas, karena desakan isi perut di tambah dengan sifat kenyal serabut
elastis jaringan paru, dengan demikian volume rongga dada bertambah kecil,
tekanannya bertambah besar, maka terjadilah ekspirasi, bila pernapasan bertambah
berat kontraksi diafragma dan tenaga elastis serabut-serabut jaringan paru tidak
cukup, sehingga harus di bantu dengan kontraksi otot-otot perut yang menekan isi
perut ke atas pada dasar diafragma (Saminan, 2012).
Praktikum kali ini dilakukan percobaan untuk mengetahui kapasitas vital
paru-paru manusia yang dilakukan dengan cara merangkai alat spirometer sederhana
yang tersusun dari gelas beker dan dihubungkan dengan selang kemudian dibalik lalu
dimasukkan dalam bak akuarium besar yang berisi air pula. Perwakilan tiap
kelompok melakukan tiga percobaan yaitu pengukuran volume tidal, kapasitas vital
dan volume total. Percobaan pengukuran volume tidal dilakukan dengan
menghembuskan nafas secara normal. Pengkuran kapasitas vital dilakukan dengan
menghembuskan nafas sekuat-kuatnya melalui selang yang dihubungkan ke botol
besar dan akan terlihat volume air yang dikeluarkan itu menunjukkan volume
kapasitas vital paru-paru dari perwakilan kelompok tersebut. Pengukuran volume
total respirasi dihitung dengan mengalikan nilai jumlah bernafas selama 1 menit
dengan nilai volume tidal (Nagel et al, 1980).
Alat dan bahan yang digunakan memiliki fungsi tersendiri. Probandus
(praktikan) digunakan sebagai objek percobaan yang mewakili kelompok masing-
masing. Air digunakan sebagai media yang membantu untuk mengukur volume
pernapasan. Bak akuarium digunakan sebagai penampung air utama. Gelas kimia
digunakan untuk mengukur volume udara yang dihasilkan. Selang digunakan untuk
mengantarkan udara ke dalam gelas kimia.Stopwatch digunakan untuk menghitung
waktu yang digunakan selama bernapas. Handcounter digunakan untuk menghitung
frekuensi bernafas selama 1 menit (Valita, 1996). Fungsional kapasitas residual
(FRC) tergantung pada keseimbangan kekuatan antara kemunduran paru dan
ekspansi keluar dari penampung dada. Tidak seperti kapasitas vital, tidak ada
perubahan dalam FRC sebagai fungsi dari waktu yang dihabiskan (Kim Prisk, 2014).

Gambar 1. Volume dan Kapasitas Kuantitas Statik


Spirometri (Gajda, 2009)
Keterangan : TV = Volume Tidal, IRV = Volume Cadangan Inspirasi, ERV = Volume
Cadangan Ekspirasi, RV = Volume Residu, TLC = Kapasitas Total Paru-paru, VC =
Kapasitas Vital, IC = Kapasitas Inspirasi, FRC = Kapasitas Residu Fungsional.
(Gajda, 2009).
Berdasarkan hasil pengamatan, volume tidal laki-laki kondisi normal adalah
1915 ml. Volume tidal laki-laki kondisi setelah lari adalah 650 ml. Volume tidal
perempuan kondisi normal adalah 730 ml. Volume tidal perempuan setelah lari
adalah 1165 ml. Jika dibandingkan dengan teori, volume tidal manusia umumnya
sebesar 500 ml. Hasil percobaan yang telah dilakukan tidak sesuai dengan pustaka.
Volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita kira-kira 20-25 % lebih kecil
daripada pria dan lebih besar lagi pada orang yang atletis dan bertubuh besar
daripada orang yang bertubuh kecil (Guyton et al, 2007). Volume tidal dapat
pengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah aktivitas, tinggi badan dan luas
permukaan tubuh. Meningkatkan kapasistas vital dapat dilakukan dengan jalan rutin,
lari, dan aktivitas olahraga lain seperti renang (Douwes, 2011).
Kapasitas vital laki-laki adalah >2000 ml dan kapasitas vital perempuan
adalah 1850 ml. Hasil percobaan yang telah dilakukan kapasitas vital perempuan
tidak sesuai dengan teori. Menurut Otis et al (1956), kapasitas vital paru-paru
manusia diketahui besarnya + 3500 ml yang diperoleh dari jumlah volume tidal,
volume cadangan inspirasi dan volume cadangan ekspirasi.
Volume total laki-laki kondisi normal adalah 77690 ml. Volume total laki-laki
kondisi setelah lari adalah >30550 ml. Volume total perempuan kondisi normal
adalah 16790 ml. Volume total perempuan kondisi setelah lari adalah 46600 ml.
Berdasarkan teori, volume total paru-paru manusia dewasa + 4500 ml yang
merupakan hasil jumlah dari kapasitas vital dan volume residu (Nagel et al, 1980).
Kapasitas vital merupakan volume udara yang dapat dikeluarkan semaksimal
mungkin setelah melakukan inspirasi semaksimal mungkin juga, sebesar + 3500 ml.
Kapasitas vital merupakan jumlah dari volume tidal yaitu volume udara pernapasan
biasa yang + 500 ml, volume cadangan inspirasi yang merupakan volume udara yang
masih dapat dimasukkan secara maksimal setelah bernapas biasa yang
besarnya + 1500 ml dan volume cadangan ekspirasi yang merupakan volume udara
yang masih dapat dikeluarkan secara maksimal setelah mengeluarkan napas biasa
sebesar + 1500 ml. Dan untuk volume residu atau sisa adalah volume udara yang
masih tersisa dalam paru-paru setelah mengeluarkan napas maksimal yang
besarnya + 1000 ml. Sehingga apabila ditambahkan, volume total paru-paru akan
diperoleh sebesar + 4500 ml. Maka paru-paru manusia mampu menampung + 4500
ml udara (Parjatmo, 1987).
IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:


1. Volume tidal laki-laki kondisi normal adalah 1915 ml. Volume tidal laki-laki
kondisi setelah lari adalah 650 ml. Volume tidal perempuan kondisi normal
adalah 730 ml. Volume tidal perempuan setelah lari adalah 1165 ml.
2. Kapasitas vital laki-laki adalah >2000 ml dan kapasitas vital perempuan
adalah1850 ml.
3. Volume total laki-laki kondisi normal adalah 77690 ml. Volume total laki-laki
kondisi setelah lari adalah >30550 ml. Volume total perempuan kondisi normal
adalah 16790 ml. Volume total perempuan kondisi setelah lari adalah 46600 ml.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya kapasitas vital paru-paru
adalah faktor umur, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan, suhu tubuh, lingkar
dada dan aktivitas tubuh.
DAFTAR REFERENSI

Darmanto. R. 2007. Respirologi Manusia. Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC.


Douwes, M, Kiyatno, Suradi. 2011. Kontribusi Sistem Respirasi terhadap
VO2 Maks. J Respir Indo. 31(1), pp 10-13.

Foss, L.M. 1998. Physiological Basis of Exercise and Sport. New York; Mc Graw
Hill Book.
Gadja, J., Piwowar, P. 2009. Identification of The Human Respiratory System
During Experiment with Negatif Pressure Impulse Exitation.Metrololgy
and Measurement Syste.,4: 569-582.

Guyton, Arthur C dan John. E. Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi11.
Jakarta; EGC.

Haq, M. F. D., Kemalasari, Ardik W. 2012. Pengolahan Sinyal Respirasi Dengan Fir
Untuk Analisa Volume Dan Kapasitas Pulmonary. Surabaya; Jurusan Teknik
Elektronika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (Pens) Institut Teknologi
Sepuluh Nopember.
Kim ,P. G. 2014. Microgravity and the respiratory system. Eur Respir J. 43: 1459
1471

Martini, Federic H. 2006. Fundamentals of Anatomy & Physiology, 7th Edition.


Pearson Education : San Fransisco. Inc. p.837-854
Nagel, J., Landser, F., Van, L., Clement, J., Van, K.P. 1980. Mechanical properties
of Lungs and Chest Wall during Spontaneus Breathing. Journalof applied
Physiology. 49, pp.171-177.

Otis, A.B., McKenow, C.B., Barlett, R.A., Mead, J., Mcllroy, M.B, Selverstone,
N.J., Radford, E.P. 1956. Mechanical factor in distribution of pulmonary
ventilation. Journal of Applied Physiology,No. 8: 427-443.

Parjatmo, Widjojo. 1987. Panduan Biologi Umum 1. Bandung; Angkasa.


Saminan. 2012. Pertukaran Udara O2 Dan Co2 Dalam Pernapasan. Jurnal
Kedokteran Syiah Kuala. Volume 12 Nomor 2.
Sitomorang B.A ,Lintong F, Supit W. 2014. Perbandingan Forced Vital Capacity Paru
Pada Atlet Renang Manado dan Bukan Atlet Renang di Sulawesi Utara.
Jurnal e-Biomedik. 2, pp. 485.
Sloane, E. 1995. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta; Penerbit Buku
Kedokteran EGC .
Syaifuddin. 2009. Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan Ed. 2.
Jakarta; Salemba Medika.
Waluyo, Joko. 2010. Biologi Umum. Jember; UNEJ.
Yatim, Wildan. 1987. Biologi. Bandung; Tarsito.

Anda mungkin juga menyukai