Anda di halaman 1dari 11

PATIENT SAFETY

MONITORING DAN EVALUASI PATIENT SAFETY

MAKALAH

Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Patient Safety dengan dosen
pembimbing Sr.Sofia Gusnia S., BSN., M.Kep.

Disusun oleh :

Roberto Boca Giovani

Gerarda Oktriana

Juliwanti br.ginting

Mesy Natalia

Meta Pusdiawati

Krisnayanti

Sarah Janet Hakim

Norbetus Leonando

Rio Mario

Natalia R. Endah

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TINGKAT 2

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS

PADALARANG

2015-2016
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia negeri yang memiliki kepadatan penduduk sangat banyak namun
memiliki akses unit kesehatan yang tidak mampu mencapai kepelosok negeri tercinta ini.
Banyaknya masalah kesehatan yang terjadi hingga banyaknya angka kematian di
indonesia merupakan salah satu kacamata yang memperihatinkan negeri ini. Tingginya
angka kematian disebabkan oleh berbagai faktor seperti jauhnya akses unit kesehatan,
terbatasnya sarana prasarana kondisis ekonomi melihat tingginya biaya kesehatan, dan
kesalahan petugas unit kesehatan terkait. Maraknya malpraktik yang disenagaj maupun
yang disengaja baik dari profesi kesehatan apapun membuat pemerintah mengambil
kebijakan bahwa perlunya setiap unit kesehatan kecil ataupun besar mencanangkan
program kesehatan pasien atau yang disebut pasient safety. Melihat tingginya angka
kematian dan juga perlunya kesadaran bahwa setiap profesi bertujuan untuk keselamatan
pasien.
Khususnya perawat harus mampu melakukan pasien safety. Meskipun belum
semua rumah sakit melakukan hal tersebut. Oleh karena itu penyusun mengambil judul
Monitoring dan Evaluasi Pasien Safety yang bertujuan agar mampu menambah
wawasan pembaca bahwasannya sangantlah penting mengutamakan keselamatan
individu.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan monitoring ?
2. Apa yang dimaksud dengan evaluasi ?
3. Apa perbedaan monitoring dan evaluasi ?
4. Bagaimana alur sistem pelaporan insiden di rumah sakit ?

C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian monitoring.
2. Mengetahui pengertian evaluasi.
3. Mengetahui perbedaan monitoring dan evaluasi.
4. Mengetahui alur system pelaporan insiden di rumah sakit.
BAB II

PEMBAHASAN
A. MONITORING
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006, disebutkan bahwa monitoring
merupakan suatu kegiatan mengamati secara seksama suatu keadaan atau kondisi,
termasuk juga perilaku atau kegiatan tertentu, dengan tujuan agar semua data masukan
atau informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan tersebut dapat menjadi landasan
dalam mengambil keputusan tindakan selanjutnya yang diperlukan. Tindakan tersebut
diperlukan seandainya hasil pengamatan menunjukkan adanya hal atau kondisi yang tidak
sesuai dengan yang direncanakan semula.

Tujuan Monitoring untuk mengamati atau mengetahui perkembangan dan kemajuan,


identifikasi dan permasalahan serta antisipasinya upaya pemecahannya.

Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atas
objektif program, memantau perubahan, yang fokus pada proses dan keluaran.

Monitoring melibatkan perhitungan atas apa yang kita lakukan


Monitoring melibatkan pengamatan atas kualitas dari layanan yang kita berikan

Pengendalian adalah serangkaian kegiatan manajemen yang dimaksudkan untuk


menjamin agar suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana
yang ditetapkan. Pemantauan adalah kegiatan mengamati perkembangan pelaksanaan
rencana pembangunan, mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan yang timbul
dan atau akan timbul untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin. Pemantauan
bertujuan untuk mengamati mengetahui perkembangan kemajuan, identifikasi dan
permasalahan serta antisipasi upaya pemecahannya. Sedangkan maksudnya, adalah:

1. Mendapatkan informasi perkembangan pelaksanaan rencana pembangunan secara


kontinue (terus menerus) mengenai pencapaian indikator kinerja dan permasalahan
yang dihadapi dalam pelaksanaan.
2. Melakukan identifikasi masalah agar tindakan korektif dapat dilakukan sedini
mungkin, dan
3. Mendukung upaya penyempurnaan perencanaan berikutnya melalui hasil
pemantauan.
B. EVALUASI

Evaluasi menurut OECD, disebutkan bahwa Evaluasi merupakan proses


menentukan nilai atau pentingnya suatu kegiatan, kebijakan, atau program. Evaluasi
merupakan sebuah penilaian yang subyektif dan sesistematik mungkin terhadap sebuah
intervensi yang direncanakan, sedang berlangsung atau pun yang telah diselesaikan. Hal-
hal yang harus dievaluasi yaitu proyek, program, kebijakan, organisasi, sektor, tematik,
dan bantuan negara.

Kegunaan Evaluasi adalah untuk:

Memberikan informasi yang valid tentang kinerja kebijakan, program & kegiatan
yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai & kesempatan telah dapat dicapai
Memberikan sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang
mendasari pemilihan tujuan dan target
Melihat peluang adanya alternatif kebijakan, program, kegiatan yang lebih tepat,
layak, efektif, efisien
Memberikan umpan balik terhadap kebijakan, program dan proyek
Menjadikan kebijakan, program dan proyek mampu mempertanggungjawabkan
penggunaan dana publik
Mambantu pemangku kepentingan belajar lebih banyak mengenai kebijakan, program
dan proyek
Dilaksanakan berdasarkan kebutuhan pengguna utama yang dituju oleh evaluasi
Negosiasi antara evaluator and pengguna utama yang dituju oleh evaluasi

Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan (input),


keluaran (output), dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar. Evaluasi merupakan
merupakan kegiatan yang menilai hasil yang diperoleh selama kegiatan pemantauan
berlangsung.Lebih dari itu, evaluasi juga menilai hasil atau produk yang telah dihasilkan
dari suatu rangkaian program sebagai dasar mengambil keputusan tentang tingkat
keberhasilan yang telah dicapai dan tindakan selanjutnya yang diperlukan.

Evaluasi bertujuan untuk melihat tingkat keberhasilan pengelolaan kegiatan,


melalui kajian terhadap manajemen dan output pelaksanaannya serta permasalahan yang
dihadapi, untuk selanjutnya menjadi bahan evaluasi kinerja program dan kegiatan
selanjutnya. Bentuk evaluasi berupa pengkajian terhadap manajemen dan output
pelaksanaannya serta permasalahan yang dihadapi, dimaksudkan:
1. Memberikan kesimpulan dalam bentuk umpan balik sehingga dapat terus
mengarahkan pencapain visi, misi, sasaran yang telah ditetapkan.
2. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan antara yang terjadi dengan yang
direncanakan, serta mengaitkannya dengan kondisi lingkungan yang ada.
3. Arah evaluasi bukan pada apakah informasi yang disediakan benar atau salah, tetapi
lebih diarahkan pada perbaikan yang diperlukan atas implementasi kebijakan,
program, kegiatan.

Evaluasi memberikan informasi mengenai:

Benar atau tidaknya strategi yang diapakai


Ketepan cara operasi yang dipilih
Pemilihan cara pembelajaran yang lebih baik
Pelaksanaan pengawasan terhadap kegiatan rutin sedang berjalan dan internal, serta
pengawasan dipergunakan untuk mengumpulkan informasi terhadap keluaran hasil
dan indikator yang dipergunakan untuk mengukur kinerja program
Pelaksanaan evaluasi dilaksanakan secara periodik dan berkala, dapat bersifat internal
dan eksternal atau partisipatif, sebagai umpan balik periodik kepada pemangku
kepentingan utama.

Evaluasi adalah penggunaan metode penelitian social untuk secara sistematis


menginvestigasi efektifitas program. Menilai kontribusi program terhadap perubahan
(Goal objektif) dan menilai kebutuhan perbaikan, kelanjutan atau perluasan program
(rekomendasi)

Evaluasi memerlukan desain studi penelitian.


Evaluasi terkadang membutuhkan kelompok kontrol atau kelompok pembanding
Evaluasi melibatkan pengukuran seiring dengan berjalannya waktu
Evaluasi melibatkan studi atau penelitian khusus
C. PERBEDAAN DAN PERSAMAAN MONITORING DAN EVALUASI

NO PERBEDAAN
MONITORING EVALUASI
1. Sifatnya hanya memotret saja, mencatat Sifatnya menilai dengan membandingkan
apa adanya tentang apa yang dilihat, apa antara apa yang mestinya dilakukan
yang didengar, apa yang diamati atau dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi
saksikan, dan apa yang dilakukan
2. Waktunya bisa kapan saja sejak awal Waktunya ditentukan setelah kegiatan
sampai akhir diperkirakan telah menghasilkan sesuai
target yang telah ditentukan

3. Kriteria tenaga tidak memerlukan syarat Perlu syarat tertentu, yaitu menguasai
khusus, namun tetap harus mengikuti kompetensi sesuai dengan apa yang akan
coaching pemahaman di supervise

4. Petugas tidak perlu memberi komentar Petugas bisa memberi komentar sepanjang
yang sifatnya membenarkan atau dia yakin bahwa apa yang disampaikan
menyalahkan sesuai ketentuan ( UNTUK MONEV
INDEPENDEN DILARANG)

5. Fungsinya untuk menjamin bahwa Fungsinya untuk menilai keberhasilan


kegiatan akan sesuai ketentuan kegiatan dengan membandingkan antara
(preventif) atau untuk masukan guna tujuan dengan hasil yang dicapai atau
pembinaan oleh yang berwenang antara program dengan pelaksanaannya.
Kaitan antara Monitoring dan Evaluasi adalah evaluasi memerlukan hasil dari
monitoring dan digunakan untuk kontribusi program

Monitoring bersifat spesifik program.Sedangkan Evaluasi tidak hanya


dipengaruhi oleh program itu sendiri, melainkan varibel-varibel dari luar. Tujuan dari
Evaluasi adalah evalausi efektifitas dan cost effectiveness.

Ilustrasi Input, Output, Outcome dan Impact

Inputs, Process dan output merupakan suatu monitoring. Dalam menentukan Input,
process dan Output sangat tergantung dari program, sehingga dapat berpindah-pindah.
Outcomes dan Impact merupakan suatu evaluasi.
Contoh Pertanyaan Penelitian Monitoring dan Evaluasi

1. Berapa persentase populasi target yang menggunakan kondom dengan mitra non-
reguler? (Outcome)
2. Apakah pengetahuan yang teapat mengenai transmisi HIV/IMS meningkat di
populasi target? (Output)
3. Berapa banyak kondom yang telah didistribusikan selama 6 bulan terakhir? (Output)
4. Apakah populasi target semakin sering mengunjungi klinik IMS di area target?
(Output)
5. Apakah struktur social semakin kuat untuk mendukung ODHA? (Impact)
6. Apakah tingkat IMS menurun di populasi target? (Outcome)
7. Apakah rujukan ke tempat-tempat VCT meningkat? (Output)
8. Seberapa besar dukungan lingkungankebijakan institusi terkait usaha pencegahan
HIV? (Input)
9. Seberapa terlatih dan siapkah para pendidik sebaya? (Output)
10. Seberapa tinggikah tingkat kesesuaian media kampanye untuk populasi target terkait?
(Output)
11. Apakah prevalensi HIV menurun? (Dampak)
12. Seberapa banyak anggota staf yang tersedia untuk melakukanpekerjaan ini?
(Masukan

D. SISTEM PELAPORAN

Banyak metode yang digunakan untuk mengidentifikasi risiko, salah satu caranya
adalah dengan mengembangkan system pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP) dan
system analisa. Dapat dipastikan bahwa sistem pelaporan insiden akan mengajak semua
orang dalam organisasi untuk peduli akan bahaya atau potensi bahaya yang dapat terjadi
kepada pasien. Pelaporan juga penting digunakan untuk memonitor upaya pencegahan
terjadinya error sehingga dapat mendorong dilakukannya investigasi lebih lanjut.
Pelporan insiden penting dilakukan karena sebagai awal proses pembelajaran untuk
mencegah kejadian yang sama terulang kembali.
Bagaimana memulainya?
Dibuat suatu system pelaporan insiden di rumah sakit meliputi kebijakan, alur
pelaporan, formulir pelaporan dan prosedur pelaporan yang harus disosialisasikan pada
seluruh karyawan.
Apa yang harus dilaporkan?
Insiden yang dilaporkan adalah kejadian yang sudah tejadi, potensial ataupun nyaris
terjadi.
Siapa yang membuat laporan?
Siapa saja atau semua staff RS yang pertama menemukan kejadian
Siapa saja atau semua staff yang terlibat dalam kejadian
Masalah yang dihadapai Dalam laporan insiden?
Masalah dipersepsikan sebagai pekerja Perawat
Laporan sering disembunyikan atau underreport, karena takut disalahkan
Laporan sering terlambat
Bentuk laporan miskin data karena adanya budaya blame culture
Bagaimana cara membuat laporan insiden (inciden report)
Karyawan diberikan diberikan pelatihan mengenai system pelaporan insiden mulai dari
maksud, tujuan dan manfaat laporan, alur pelaporan, bagaimana cara mengisi formulir
laporan insiden, kapan harus melaporkan, pengertian pengertian yang digunakan
dalam system pelaporan dan cara menganalisa laporan.

1. Alur Pelaporan Insiden ke TIM KP di RS (internal)


a) Apabila terjadi suatu insiden (KNC/KTD) di rumah sakit, wajib segera ditindak
lanjuti (dicegah atau ditangani) untuk mengurangi dampak atau akibat yang
tidak diharapkan.
b) Setelah ditundaklanjuti, segera dibuat laporan insidennya dengan mengisi
formullir laporan insiden pada akhir jam kerja/shift kepada atasan langsung.
(paling lambat 2 x 24 jam);jangan menunda laporan.
c) Setelah mengisi laporan, segera serahkan kepada atasan langsung pelapor.
(atasan langsung disepakati sesuai keputusan Manajemen : supervisor, kepala
bagian, Instalasi, Departemen unit, ketua komite medis, ketau K. SMF).
d) Atasan langsung akan memeriksa laporan dan melakukan grading risiko
terhadap insiden yang dilaporkan
e) Hasil grading akan menentukan bentuk investigasi dan analisa yang akan
dilakukan sebagai berikut :
a. Grade biru : investigasi sederhana oleh atasan langsung waktu
maksimal 1 minggu
b. Grade hijau : investigasi sederhana oleh atasan langsung waktu
maksimal 2 minggu
c. Grade kuning: investigasi komprehensif/ analisa akar masalah/RCA oleh
Tim KPRS, waktu maksimal 45 hari
d. Grade merah : investigasi komprehensif/analisa akar masalah/RCA oleh
tim KPRS waktu maksimal 45 hari
f) Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, laporan hasil investigasi dan
laporan insiden dilaporkan ke TIM KP di RS
g) Tim KP di RS akan menganalisa kembali hasil investigasi dan laporan insiden
untuk menentukan apakah perlu dilakukan investigasi lanjutan (RCA) dengan
melakukan regarding
h) Untuk grade kuning atau merah, Tim KPRS akan melakukan Analisa Akar
Masalah atau Root cause Analysis /RCA
i) Setelah melakukan RCA,Tim KPRS akan membuat laporan dan rekomendasi
untuk perbaikan serta pembelajaran berupa : petunjuk Safety alert untuk
mencegah kejadian yang sama terulang kembali
j) Hasil RCA, rekomendasi dan rencana kerja dilaporkan kepada Direksi
k) Rekomendasi untuk perbaikan dan pembelajaran diberikan umpan balik
kepada unit kerja terkait
l) Unit kerja membuat analisa dan trend kejadian di satuan kerjanya masing
masing
m) Monitoring dan evaluasi perbaikan oleh tim KP RS
2. Alur Pelaporan Insiden Keselamatan pasien ke TIM KKP RS (eksternal)
a) Laporan hasil investigasi sederhana analisa akar masalah atau RCA yang terjadi
pada pasien dilaporkan oleh Tim KPRS (internal), pimpinan RS ke KKP-RS
dengan mengisi formulir laporan Insiden Keselamatan Pasien
b) Laporan dikirim ke KKP-RS

Anda mungkin juga menyukai