Biasanya air dan minyak tidak akan bercampur dalam beberapa jenis emulsi ini kecuali
ada agen pengemulsi atau sering disebut dengan emulsifier yang dapat mencegah minyak
dan air tersebut terpisah. Beberapa jenis emulsifier yang digunakan itu dapat digunakan
sebagai stabilisator atau agen penstabil pada produk makanan atau minuman. Jadi secara
singkat, definisi emulsifier adalah zat yang berfungsi menjaga kestabilan emulsi minyak
dan air.
Emulsifier banyak digunakan pada biskuit, roti, makanan ekstrusi, cereal sarapan, cake,
soft drink, permen karet, makanan beku, es krim, kentang kering, pelapis coklat,
margarin, topping powder, karamel, dan makanan lainnya.
Jenis-jenis emulsifier
Secara umum Emulsifier dibedakan menjadi dua, yaitu 1) Emulsifier Alami dan 2)
Emulsifier Buatan.
1. Emulsifier Alami
Pengemulsi alami dibuat dari bahan-bahan yang berasal dari alam, misalnya :
Telur (Kuning Telur dan Putih Telur)
Gelatin
Kedelai
Tepung Kanji
Susu Bubuk
2. Emulsifier Buatan
Di samping Emulsifier alami, telah dibuat emulsifier buatan yang terdiri dari
monogliserida, misalnya gliseril monostearat. Radikal asam stearat merupakan gugus
nonpolar, sedangkan bagian sisa dari molekul, terutama dua gugus hidroksil dan gliserol,
merupakan gugus yang polar.
Contoh lain emulsifier buatan yaitu ester dari asam lemak sorbitan yang dikenal sebagai
SPANS yang dapat membentuk emulsi air dalam minyak, dan ester dari polioksietilena
sorbitan dengan asam lemak yang di kenal sebagai TWEEN yang dapat membentuk
emulsi minyak dari air.
Pada kue yang kita kenal, penggunaan SPANS membentuk serta memperbaiki tekstur
dan volume, sedang TWEEN membantu mengurangi atau mencegah kekeringan,
sehingga kue tetap lunak. Jenis emulsifier lain seperti gliseril laktopalmitat, merupakan
emulsifier yang banyak di gunakan dalam pembuatan cakes mixes: CMC (carboxyl
methyl cellulose) banyak digunakan sebagai stabilizer dalam pembuatan salad dressing.