LAPORAN MAGANG
M NURRIDWAN
0706290493
FAKULTAS EKONOMI
DEPOK
JULI 2013
LAPORAN MAGANG
M NURRIDWAN
0706290493
FAKULTAS EKONOMI
DEPOK
JULI 2013
NPM : 0706290493
: METERAI ~
Tanda Tangan : 2;?iM~;L ~
~~~BF022733195
/~~@jb=~ -
"'''''-----':'''.-...:,-..r_ -_~_-.""-'"\.,;'"'_'"'_'"'_ -_-~~
II
Bismillahirrahmanirrahim.
Segala puji dan syukur Penulis haturkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat
dan karunia-Nya dapat menyelesaikan Laporan Magang dengan judul
Rekonsiliasi Fiskal Pajak Penghasilan Badan PT Energy Management Indonesia
(Persero). Laporan Magang ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi Program Studi Strata I di Program Studi Akuntansi, Fakultas
Ekonomi, Universitas Indonesia.
Pada kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih yang setulusnya
kepada Ayahanda Ir. H. Indra Prasetyo MBA dan Ibunda Ir. Hj. Henny Soewasti
tersayang yang telah membimbing dengan penuh cinta dan kasih sayang,
memelihara dan memerhatikan Penulis sejak kecil serta selalu mencukupi segala
keperluan baik secara moril maupun materil. Penulis juga mengucapkan terima
kasih pada kakak-kakak dan adik-adik tersayang Kartika Nirmala S.Psi, M.Psi.
Msi, Aryo Wibowo S.T., M.T., dr. Paramita Fitrianingrum, Annisa Galuh
Rahmawati, dan Alya Rizkina atas semangatnya sehingga laporan ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan magang ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu Penulis dengan rendah hati bersedia menerima saran dan
kritik yang sifatnya menambah kesempurnaan laporan magang ini sehingga
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan kepada semua pihak.
Dalam menyusun laporan ini Penulis banyak memperoleh bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Debby Fitriasari, SE., MSM. selaku Dosen Pembimbing,
2. Ibu Netty Supriya Darsani S.E. selaku Pembimbing di PT EMI
3. Manajemen dan seluruh staf PT EMI yang bersedia meluangkan waktu
kepada Penulis dalam memberikan data yang Penulis butuhkan.
iv
Muhammad Nurridwan
Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 22 Juli 2013
Yang menyatakan
(Muhammad Nurridwan)
vi
Laporan magang ini membahas mengenai analisis rekonsiliasi fiskal PPh Badan PT
Energy Management Indonesia untuk tahun pajak 2010. Hasil analisis menemukan
beberapa koreksi fiskal yang kurang tepat diterapkan oleh perusahaan untuk akun-
akun Biaya Welfare, Biaya Meals & Drink, Biaya Komunikasi, Biaya Operasional
Kendaraan, Biaya Pemeliharaan Kendaraan, dan Biaya Penyusutan.
Kata kunci:
This internship report discusses the analysis of corporate income tax reconciliation
PT Energy Management Indonesia for fiscal year 2010. The result of the internship
program is that there was some lack of proper fiscal correction applied by the
company to the accounts of Welfare Expenses, Meals & Drink, Communication
Expenses, Vehicle Operating Expenses, Vehicle Maintenance Expenses, and
Depreciation Expenses.
Keywords:
Fiscal correction, fiscal reconciliation, income tax.
HALAMAN JUDUL. i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.. ii
LEMBAR PENGESAHAN... iii
KATA PENGANTAR iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR
UNTUK KEPENTUNGAN AKADEMIS vi
ABSTRAK vii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR TABEL. xii
DAFTAR LAMPIRAN xiii
1. PENDAHULUAN.. 1
1.1 Latar Belakang Program Magang... 1
1.2 Tujuan dan Manfaat Program Magang 1
1.3 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang... 3
1.4 Kegiatan Magang 3
1.5 Ruang Lingkup Laporan Magang... 3
1.6 Sistematika Penulisan.. 4
2. LANDASAN TEORI. 5
2.1 Pengertian & Ciri-Ciri Pajak... 5
2.2 Fungsi Pajak 6
2.3 Sistem Pemungutan Pajak... 7
2.4 Pajak Penghasilan 7
2.4.1 Pengertian Pajak Penghasilan 8
2.4.2 Subjek Pajak Penghasilan.. 8
2.4.3 Objek Pajak Penghasilan... 9
2.4.4 Pengeluaran yang Dapat & Tidak Dapat Dibebankan Sebagai
Biaya.. 11
2.5 Rekonsiliasi Fiskal.. 12
2.5.1 Koreksi Fiskal 13
ix Universitas Indonesia
x Universitas Indonesia
xi Universitas Indonesia
1 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
5 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
1. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima
atau diperoleh.
2. Hadiah dari undian, pekerjaan, kegiatan, dan penghargaan.
3. Laba usaha.
4. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta.
5. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya
dan pembayaran tambahan pengembalian pajak.
6. Bunga termasuk premium, diskonto, imbalan karena jaminan pengembalian
utang.
7. Deviden dengan nama dan dalam bentuk apapun.
8. Royalti atau imbalan atas penggunaan hak.
9. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta.
10. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala.
11. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu
yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
12. Keuntungan selisih kurs mata uang asing.
13. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva.
14. Premi asuransi.
15. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri
dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas.
16. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan
pajak.
17. Penghasilan dari usaha berbasis syariah.
18. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur
mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan.
19. Surplus Bank Indonesia.
Menurut Pasal 4 Ayat (2) UU No. 36 Tahun 2008, objek pajak penghasilan yang
dapat dikenai pajak bersifat final adalah:
Universitas Indonesia
1. Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan
surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada
anggota koperasi orang pribadi.
2. Penghasilan berupa hadiah undian.
3. Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang
diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan
penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh
perusahaan modal ventura.
4. Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan,
usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah dan/atau
bangunan.
5. Penghasilan tertentu lainnya, yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Pemerintah.
Menurut Pasal 4 Ayat (3) UU No. 36 Tahun 2008, yang dikecualikan dari objek
pajak penghasilan adalah:
1. Bantuan atau sumbangan.
2. Zakat.
3. Harta hibah.
4. Warisan.
5. Setoran tunai sebagai pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan
modal.
6. Pemberian natura atau kenikmatan.
7. Klaim asuransi.
8. Dividen tertentu.
9. Iuran dana pensiun.
10. Penghasilan dana pensiun.
11. Pembagian laba peseroan komanditer yang tidak terbagi atas saham.
12. Penghasilan modal ventura.
13. Beasiswa.
14. Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial kepada Wajib Pajak tertentu.
Universitas Indonesia
2.4.4 Pengeluaran yang Dapat & Tidak Dapat Dibebankan Sebagai Biaya
Biaya adalah pengeluaran yang mempunyai hubungan langsung dengan usaha
atau kegiatan usaha dalam rangka untuk memperoleh, mendapatkan, menagih dan
memelihara penghasilan. Di bawah ini adalah klasifikasi pengeluaran yang dapat
atau tidak dapat dibebankan sebagai biaya:
1. Deductible Expenses
Menurut Pasal 6 UU No. 36 Tahun 2008, besarnya Penghasilan Kena Pajak
bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap, ditentukan berdasarkan
penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan, termasuk:
a. Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan
usaha.
b. Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan
amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain
yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
c. Iuran kepada dana pensiun.
d. Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan
digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan.
e. Kerugian selisih kurs mata uang asing.
f. Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di
Indonesia.
g. Biaya beasiswa, magang, dan pelatihan.
h. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih.
i. Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional.
j. Sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang dilakukan
di Indonesia.
k. Biaya pembangunan infrastruktur sosial.
l. Sumbangan fasilitas pendidikan.
m. Sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
15 Universitas Indonesia
Direktur
Satuan
Sekretariat
Pengawasan
Perusahaan
Internal
Legal
Sekretasis
Divisi
Divisi Divisi Divisi
Divisi Operasi Personalia &
Pemasaran Keuangan Akuntansi
Umum
Perencanaan &
Hubungan Dukungan Verifikasi &
Pengendalian Personalia
Pelanggan Teknis 1 Penerimaan
Anggaran
Administrasi Kasir
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
a. Audit Energi
Audit energi dilakukan untuk memotret tingkat efisiensi dari peralatan-
peralatan yang menggunakan energi. Dari hasil audit energi, perusahaan
dapat merencanakan sistem energi yang lebih efisien. Audit energi telah
dilakukan di beberapa instansi pemerintah dan perusahaan swasta, antara
lain Kantor ESDM, Kantor Pertamina Pusat, Conoco Phillips, PGN, dan
Angkasa Pura.
b. Survey Energi
Survey penggunaan energi diperlukan oleh pengambil keputusan untuk
membuat perencanaan energi baik jangka panjang, jangka menengah
maupun jangka pendek.
4. Pelatihan
Menyadari akan kebutuhan SDM untuk Konservasi Energi dan Efisiensi
Energi yang sangat diperlukan Industri, PT EMI menyediakan jasa pelatihan
baik untuk publik maupun inhouse. Topik pelatihan terkait dengan
Konservasi dan Efisiensi Energi, baik yang bersertifikat maupun tidak.
Secara umum, topik pelatihan yang disediakan meliputi:
a. Awareness tentang pentingnya Konservasi dan Efisiensi Energi di suatu
industri dalam rangka meningkatkan daya saingnya.
b. Sistem Manajemen Energi yang dapat diterapkan di suatu
Perusahaan/Industri dalam rangka penggunaan energi yang optimum.
c. Audit Energi, yang perlu dilakukan oleh internal perusahaan sehingga
energi yang digunakan sesuai dengan perencanaan yang dibuat.
d. Benchmarking penggunaan energi yang bisa digunakan oleh
perusahaan/industri sebagai referensi dalam merencanakan penggunaan
energinya.
5. Perekayasaan & Konstruksi dan Diversifikasi
Penerapan teknologi yang tepat, guna mencapi target maksimal efisiensi
energi dibutuhkan dalam implementasi penghematan energy. PT EMI juga
bekerja sama dengan berbagai perusahaan yang paling kompeten di bidang
manufaktur peralatan hemat energi dan diversifikasi energi agar dapat
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
21 Universitas Indonesia
3. Biaya Welfare
PT EMI melakukan koreksi positif terhadap Biaya Welfare (3.a) sebesar
Rp29.000.000,- dan Biaya Welfare (3.b) sebesar Rp40.030.000,-.
Penulis memeriksa Biaya Welfare dalam general ledger perusahaan dan
menemukan bahwa biaya ini terdiri dari pembebanan pemberian pakaian
olahraga kepada pegawai dan pembebanan biaya olahraga senam rutin.
Pembebanan biaya-biaya fasilitas yang diberikan perusahaan tersebut bersifat
pemberian dalam bentuk natura/kenikmatan. Menurut Pasal 9 ayat (1) huruf e
UU No. 36 tahun 2008, biaya ini tidak dapat dikurangkan dari penghasilan
perusahaan (non-deductible) dan menurut Pasal 4 ayat (3) huruf d UU No. 36
tahun 2008 bukan merupakan objek pajak (non-taxable).
Koreksi fiskal terhadap Biaya Welfare yang dilakukan PT EMI belum
dilakukan dengan benar. Pembebanan biaya olahraga senam rutin sebesar
Rp8.550.000,- tidak dikoreksi, padahal biaya ini juga merupakan pemberian
dalam bentuk natura.
4. Meals & Drink
PT EMI melakukan koreksi positif terhadap Biaya Meals & Drink sebesar
Rp42.200.713,-. Koreksi positif tersebut terdiri dari:
a. Pembebanan pembelian aqua galon untuk kantor sebesar Rp6.174.900,-
b. Pembebanan biaya makan siang ulang tahun direksi sebesar Rp4.350.200,-
c. Pembebanan biaya catering acara penyambutan komisaris utama yang baru
sebesar Rp3.943.274,-
d. Pembebanan biaya acara tahlilan orang tua direksi sebesar Rp4.000.000,-
e. Pembebanan biaya konsumsi pembukaan acara porseni sebesar
Rp184.400,-
f. Pembebanan biaya buka bersama sebesar Rp5.757.759,-
PT EMI melakukan koreksi tersebut dengan alasan bahwa dalam biaya-biaya
ini merupakan pemberian makanan atau minuman oleh perusahaan kepada
pegawai dalam bentuk natura.
Menurut Pasal 9 ayat (1) huruf c UU No. 36 tahun 2008, biaya yang bukan
merupakan pengurang penghasilan kena pajak (non-deductible) termasuk
penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang
8. Biaya Komunikasi
PT EMI melakukan koreksi positif terhadap Biaya Komunikasi sebesar
Rp85.304.728,-. Biaya Komunikasi terdiri dari:
a. Pembebanan biaya internet dan telepon perusahaan sebesar
Rp140.394.150,-
b. Pembebanan biaya telepon seluler dan pulsa pegawai sebesar
Rp29.015.305,-
Sesuai dengan Keputusan Dirjen Pajak Nomer KEP-220/PJ/2002, biaya
pemeliharaan dan perbaikan kendaraan termasuk sedan dan pulsa handphone
milik perusahaan yang dipergunakan pegawai karena jabatannya dapat
mengurangi penghasilan (deductible) sebesar 50%. PT EMI mengikuti
peraturan Keputusan Dirjen Pajak Nomer KEP-220/PJ/2002 dengan
melakukan koreksi sebesar 50% atas seluruh Biaya Komunikasi.
Dalam memeriksa akun biaya ini, penulis membandingkan Biaya Komunikasi
dalam general ledger perusahaan dengan peraturan Keputusan Dirjen Pajak
No. KEP-220/PJ/2002. Sesuai peraturan tersebut, biaya yang dapat mengurangi
penghasilan perusahaan sebesar 50% terkait dengan Biaya Komunikasi hanya
biaya telepon seluler dan pulsa pegawai. Setelah melakukan pemeriksaan ini,
menurut penulis, koreksi fiskal terhadap Biaya Komunikasi yang dilakukan PT
EMI belum dilakukan dengan benar. Pembebanan biaya internet dan telepon
perusahaan dan pembebanan biaya telepon seluler dan pulsa pegawai memiliki
perlakuan perpajakan yang berbeda. Pembebanan biaya internet dan telepon
perusahaan dapat mengurangi penghasilan perusahaan karena merupakan biaya
yang berkaitan dengan usaha yang dijalankan perusahaan. Atas pertimbangan
ini, perusahaan tidak seharusnya melakukan koreksi sebesar 50% atas seluruh
Biaya Komunikasi, melainkan hanya melakukan koreksi sebesar 50% atas
biaya telepon seluler dan pulsa pegawai.
9. Biaya Operasional Kendaraan
PT EMI melakukan koreksi positif terhadap Biaya Operasional Kendaraan
sebesar Rp183.205.627,-. Biaya Operasional Kendaraan terdiri dari:
a. Pembebanan biaya BBM, tol, parkir dan biaya operasional kendaraan
sebesar Rp73.140.754,-
dalam penerbitan umum atau khusus; atau adanya pengakuan dari debitur
bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah utang tertentu
Berdasarkan pemeriksaan penulis, tidak terdapat dokumen-dokumen
pendukung terkait dengan piutang tak tertagih yang dapat dibebankan sebagai
pengurang penghasilan perusahaan menurut Pasal 6 ayat (1) huruf h Undang-
Undang No. 36 Tahun 2008. Koreksi fiskal terhadap Penyisihan Piutang Tak
Tertagih yang dilakukan PT EMI sudah dilakukan dengan benar.
15. Biaya Penyusutan
PT EMI melakukan koreksi positif terhadap Biaya Penyusutan sebesar
Rp239.861.656,-. Koreksi untuk Biaya Penyusutan ditemukan karena ada
perbedaan masa manfaat penyusutan yang digunakan oleh PT EMI dengan
peraturan perpajakan. Sedangkan metode penyusutan yang digunakan oleh PT.
EMI adalah straight line method dan saat dimulainya penghitungan penyusutan
adalah pada bulan diperolehnya harta berwujud sudah sesuai dengan aturan
perpajakan. Perbandingan masa manfaat harta berwujud PT EMI dengan
peraturan perpajakan dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2
Masa Penyusutan Harta Berwuujd PT EMI
Masa Manfaat Masa Manfaat
Harta Berwujud
Menurut Perusahaan Menurut Fiskal
Perlengkapan Kantor 5 Tahun 4 Tahun
Peralatan Kantor 5 Tahun 8 Tahun
Bangunan
Gedung Kantor 10 Tahun 20 Tahun
Sumber: PT. Energy Management Indonesia dan PMK-96/PMK.03/2009
5.1 Kesimpulan
Dari pelaksanaan magang yang dilakukan penulis selama 3 bulan ini dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan antara laba berdasarkan laporan keuangan komersial
dengan laporan keuangan fiskal PT Energy Management Indonesia, yaitu
sebesar Rp1.501.145.646,-. Perbedaan ini terdiri dari perbedaan tetap sebesar
Rp925.919.604,- dan perbedaan waktu sebesar Rp578.226.042,-.
2. Hasil analisis rekonsiliasi fiskal yang dilakukan oleh penulis menunjukkan
bahwa masih terdapat pemahaman yang kurang tepat oleh PT EMI dalam
membuat rekonsiliasi fiskal. Koreksi fiskal yang belum dilakukan dengan tepat
terkait dengan:
Biaya Welfare
Biaya Meals & Drink
Biaya Komunikasi
Biaya Operasional Kendaraan
Biaya Pemeliharaan Kendaraan
Biaya Penyusutan
5.2. Saran
Saran yang dapat penulis berikan kepada PT. Energy Management Indonesia adalah
sebagai berikut:
1. Terkait dengan kurang tepatnya perusahaan dalam melakukan koreksi fiskal,
maka perusahaan seharusnya memberikan pelatihan secara berkelanjutan
kepada pegawai pada divisi keuangan terkait dengan perkembangan peraturan
perpajakan.
2. Terkait dengan Biaya Komunikasi, PT EMI perlu mengidentifikasi biaya-biaya
yang dapat seluruhnya menjadi pengurang penghasilan, biaya yang tidak dapat
33 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
DAFTAR REFERENSI
B. Ilyas, Wirawan, dan Richard Burton (2007). Hukum Pajak. Jakarta: Salemba
Empat.
Universitas Indonesia
LAMPIRAN
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia