Gegeran itu bermuara pada pernyataan penguasa paling muda (37 tahun)
di enam negara Teluk itu Arab Saudi, Oman, Bahrain, Kuwait, Uni
Emirat Arab, dan Qatar sendiri. Pada upacara lulusan kedelapan wajib
militer di lapangan militer di utara Qatar, Sheikh Tamim mengatakan,
Qatar sedang menghadapi kampanye hitam (negatif) berbarengan dengan
kunjungan Presiden AS ke Riyadh. Kampanye itu, katanya, bertujuan
untuk menghubungkan negaranya dengan jaringan teroris.
Sebagai gambaran, pendapatan per kapita Saudi 24.116 dolar, Uni Emirat
39.058 dolar, Kuwait 51.497 dolar, Oman 23.133 dolar, dan Bahrain
22.467 dolar. Sementara itu pendapatan per kapita Indonesia hanya 3.605
dolar (Rp50.470.000,00).
Dengan posisi seperti itu, negara pengekspor minyak dan gas ini mungkin
secara ekonomi tidak akan terpengaruh dengan gegeran sekarang
ini. Namun secara politik, negara kecil yang kaya ini akan semakin
terkucilkan di kawasan Teluk. Bila kemudian Qatar beraliansi dengan
negara-negara lain di luar Teluk, bisa dipastikan kawasan Timur Tengah
akan tambah bergejolak, yang dampaknya bisa mendunia.