Pengertian organisasi
1. Organisasi adalah kumpulan orang.
2. organisasi adalah proses pembagian kerja.
3. organisasi adalah system kerja sama, system
hubungan atau system social
Asas-asas organisasi
a.Perumusan tujuan dengan jelas
b.Departemenisasi
c.Pembagian kerja
d.Koordinasi
e.Pelimpahan wewenang
f.Rentang control
g.Jenjang organisasi
h.Persatuan perintah
i.Fleksibelitas
j.Berkelangsungan
k.Keseimbangan
KEPEMIMPINAN
Teori-teori Kepemimpinan
Ada 2 macam pendapat atau konsepsi tentang
timbulnya kemampuan seseorang untuk
menggerakkan orang lain dalam bekerja sama
untuk mencapai tujuan.
- Teori Genetik (pembawaan sejak lahir)
Di masa lalu banyak orang percaya bahwa
seseorang dapat menjadi pemimpin karena darah
atau keturunan. Teori ini biasanya hidup di
kalangan bangsawan. Lihat misalnya dalam
ceritera pewayangan: Mahabarata, Ramayana,
Panji, dan sejarah kerajaan kerajaan hindu dan
Islam di Indonesia.
Dalam hal ini, hanyalah keturunan raja saja yang
dapat menggantikan kedudukan ayah atau orang
tuanya untuk memerintah sebagai seorang
pimpinan. Sebaliknya jika orang tuanya bukan
atau tidak pernah menjadi pemimpin, anak-
anaknya dipandang tidak akan mampu menjadi
pemimpin.
Dalam alam demokrasi sekarang ini, teori ini
banyak ditentang.
- Teori Sosial
Teori sosial mengatakan bahwa kepemimpinan
bukannya diperoleh berdasarkan keturunan,
tetapi karena pengaruh situasi dan kondisi
masyarakat. Dengan perkataan lain teori ini
menyatakan bahwa semua orang dapat saja
menjadi pemimpin asal memiliki bakat-bakat
yang cukup dapat dikembangkan melalui
pendidikan, pengalaman, dan latihan, tergantung
pula akan ada tidaknya kesempatan serta iklim
yang memungkinkannya menjadi pemimpin.
Teori sosial ini sekarang lebih banyak dipakai
karena lebih sesuai dengan alam demokrasi dan
tuntutan hak-hak asasi manusia.
Jalan Menjadi Pemimpin
Ada beberapa jalan bagi seseorang untuk menjadi
pemimpin, di antaranya adalah:
- Dengan jalan membentuk diri sendiri
Orang-orang yang memiliki kemampuan
mencipta atau orang-orang yang kreatif dan
memiliki prakarsa (inisiatif) yang tinggi dapat
memupuk dan mengembangkan kemampuannya
sehingga akhirnya akan dapat menciptakan suatu
usaha yang dipimpinnya sendiri secara baik.
- Melalui pemilihan orang banyak
Biasanya hal ini terjadi di dalam organisasi politik,
mahasiswa, serikat pekerja, organisasi kesenian,
olahraga, dan sebagainya. Lazimnya pemimpin
yang dipilih orang banyak ini bertugas dalam
jangka waktu yang terbatas : dua tahun, tiga
tahun, dan seterusnya.
- Melalui penunjukan
Pada kantor-kantor pemerintah dan banyak
kantor swasta, seseorang dapat menjadi
pemimpin karena ditunjuk oleh orang lain yang
lebih tinggi kedudukannya dalam instansi yang
bersangkutan.
- Melalui kombinasi pemilihan dan penunjukan
Dalam hal ini ada dua macam cara yang dapat
ditempuh :
Dari atasan ditunjuk beberapa calon pemimpin,
dan kemudian para anggota memilih salah
seorang dari calon-calon tersebut.
Para anggota memilih beberapa calon pemimpin,
dan kemudian atasan memilih salah satu
diantaranya.
4. Tipe dan Aspek Kepemimpinan
Tipe-tipe kepemimpinan :
Berdasarkan sikap-sikap pemimpin dan dari cara
mereka menjalankan kepemimpinan, dikenal
adanya beberapa tipe kepemimpinan:
-Kepemimpinan Pribadi
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin secara
langsung mengadakan kontak dengan bawahan,
sehingga hasil kerja langsung diketahui oleh
pimpinan tingkat atas yang juga menginginkan
dan mengetahui segala hal sampai detail. Dalam
hal ini mudah timbul kepemimpinan yang
sentralistis yang kurang memperhatikan hirarki
atau pendelegasian wewenang dan tanggung
jawab, akibatnya jika ada pekerjaan yang gagal,
banyak pihak tidak mau ikut bertanggung jawab.
-Kepemimpinan Non-Pribadi
Tipe kepemimpinan di mana pimpinan tidak
mengadakan kontak langsung dengan bawahan,
melainkan melalui saluran jenjang hirarki yang
sudah ada. Dengan demikian masing-masing
bagian lebih merasa bertanggung jawab.
Kelemahannya, ada kemungkinan pekerjaan dan
keputusan berjalan lambat, karena segala
sesuatu harus diputuskan melalui tingkatan-
tingkatan hirarki yang panjang.
- Kepemimpinan Otoriter
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin
menganggap bahwa kepemimpinan adalah hak
pribadinya sehingga ia tidak perlu berkonsultasi
dengan orang lain dan tidak boleh ada orang lain
yang turut campur. Kepemimpinan semacam ini
sering dianggap berbahaya dan banyak
mengandung resiko.
-Kepemimpinan Demokratis
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin selalu
bersedia menerima dan menghargai saran-saran,
pendapat, dan nasehat dari staf dan bawahan,
melalui forum musyawarah untuk mencapai kata
sepakat
-Kepemimpinan Kebapakan
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin bertindak
sebagai ayah kepada anak-anaknya: mendidik,
mengasuh, mengajar, membimbing, dan
menasehati. Pada dasarnya kepemimpinan
semacam ini baik, tetapi kelemahannya tidak
memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
tumbuh menjadi dewasa dan lebih bertanggung
jawab.
-Kepemimpinan Kharismatik
Tipe kepemimpinan di mana pemimpin memiliki
daya tarik yang amat kuat. Seolah-olah dalam diri
pemimpin tersebut terdapat kekuatan yang luar
biasa, sehingga dalam waktu singkat dapat
menggerakkan banyak pengikut. Termasuk
pemimpin semacam ini misalnya: Gandhi dan
J.F.Kennedy. Kepemimpinan tipe ini adalah baik
selama pemimpin berpegang teguh kepada moral
yang tinggi dan hukum-hukum yang berlaku.
Aspek-aspek kepemimpinan
Pada umumnya dikenal 2 aspek kepemimpinan,
yaitu aspek internal dan aspek eksternal yang
sekaligus harus dimiliki oleh seorang pemimpin.
- Aspek internal, adalah pandangan seorang
pemimpin ke arah masalah masalah ketata-
lembagaan yang meliputi: keadaan, gerak
tuntutan, dan tujuan organisasi yang dipimpinnya.
Dalam aspek ini harus diperhatikan bahwa :
- Pandangan pemimpin terhadap organisasi harus
menyeluruh.
- Pengambilan keputusan harus dilakukan
dengan cepat, tepat, dan tegas.
- Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab
kepada bawahan dilaksanakan dengan baik.
- Hubungan dengan bawahan harus terbina baik
sehingga mudah mendapatkan dukungan dan
menggerakan mereka.
- Aspek eksternal atau aspek politik, adalah
pandangan seorang pemimpin yang diarahkan ke
luar organisasi untuk melihat perkembangan
situasi masyarakat
Sifat dan Syarat-syarat kepemimpinan
Karena seorang pemimpin bertugas
menggerakkan orang-orang yang dipimpinnya,
maka ia harus memiliki sifat-sifat yang lebih dari
orang-orang yang dipimpinnya. Banyaknya sifat-
sifat ideal yang dituntut bagi seorang pemimpin
berbeda-beda menurut bidang kegiatan, jenis atau
tipe kepemimpinan, tingkatan dan bahkan juga
latar belakang budaya dan kebangsaan. Seorang
pemimpin harus memiliki kelebihan dalam 3 hal
dari orang-orang yang dipimpinnya :
-Kelebihan dalam bidang ratio.
Artinya seseorang pemimpin harus memiliki
pengetahuan tentang tujuan dan asas organisasi
yang dipimpinnya. Memiliki pengetahuan tentang
cara-cara untuk menjalankan organisasi secara
efisien. Dan dapat memberikan keyakinan kepada
orang-orang yang dipimpin ke arah berhasilnya
tujuan.
-Kelebihan dalam bidang rohaniah.
Artinya seorang pemimpin harus memiliki sifat-
sifat yang memancarkan keluhuran budi,
ketinggian moral, dan kesederhanaan watak.
-Kelebihan dalam bidang lahiriah/jasmaniah.
Artinya dengan kelebihan ketahanan jasmaniah
ini seorang pemimpin akan mampu memberikan
contoh semangat dan prestasi kerja sehari hari
yang baik terutama ditujukan kepada orang
orang yang dipimpinnya.
Ada 3 syarat yang harus dipenuhi oleh seorang
pemimpin yang baik, yaitu memiliki:
-Kekuatan atau energi
Seorang pemimpin harus memiliki kekuatan
lahiriah dan rokhaniah sehingga mampu bekerja
keras dan banyak berfikir untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi.
-Penguasaan emosional
Seorang pemimpin harus dapat menguasai
perasaannya dan tidak mudah marah dan putus
asa.
-Pengetahuan mengenai hubungan
kemanusiaan
Seorang pemimpin harus dapat mengadakan
hubungan yang manusiawi dengan bawahannya
dan orang-orang lain, sehingga mudah
mendapatkan bantuan dalam setiap kesulitan
yang dihadapinya. Adapun beberapa
kecakapan/kemampuan yang harus dimiliki oleh
seorang pemimpin antara lain :
-Motivasi dan dorongan pribadi, yang akan
mampu menimbulkan semangat, gairah, dan
ketekunan dalam bekerja.
- Kecakapan berkomunikasi: kemampuan
menyampaikan ide, pendapat serta keinginan
dengan baik kepada orang lain, serta dapat
dengan mudah mengambil intisari pembicaraan.
- Kecakapan mengajar pemimpin yang baik
adalah guru yang mampu mengajar dan
memberikan teladan dan petunjuk-petunjuk,
menerangkan yang belum dengan gambaran
jelas serta memperbaiki yang salah.
- Kecakapan bergaul: dapat mengetahui sifat dan
watak orang lain melalui pergaulan agar dengan
mudah dapat memperoleh kesetiaan dan
kepercayaan. Sebaiknya bawahan juga bersedia
bekerja dengan senang hati dan sukarela untuk
mencapai tujuan.
- Kemampuan teknis kepemimpinan: mengetahui
dengan jelas azas dan tujuan dari organisasi
tersebut. Mampu merencanakan,
mengorganisasi, mendelegasikan wewenang,
mengambil keputusan, mengawasi, dan lain-lain
untuk tercapainya tujuan. Seorang pemimpin
harus menguasai baik kemampuan managerial
maupun kemampuan teknis dalam bidang usaha
yang dipimpinnya.
Selain itu, Sifat yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin,
religius, yaitu kesadaran beragama dan beriman
teguh
Hing ngarsa sung tulada, yaitu memberi suri-
tauladan yang baik di hadapan anak buah.
Hing madya mangun karsa, yaitu bergiat dan
menggugah semangat di tengah-tengah
masyarakat (anak buah).
Tut Wuri handayani, yaitu memberi pengaruh baik
dan mendorong dari belakang kepada anak buah.
Waspada purba wisesa, yaitu mengawasi dan
berani mengoreksi anak buah.
Ambeg parama arta, yaitu memilih dengan tepat
mana yang harus didahulukan.
Prasaja, yaitu bertingkah laku yang sederhana
dan tidak berlebih-lebihan
Satya, yaitu sikap loyal timbal balik dari atasan
terhadap bawahan, dari bawahan terhadap atasan
dan juga ke samping.
Hemat, yaitu kesadaran dan kemampuan
membatasi penggunaan dan pengeluaran segala
sesuatu untuk keperluan yang benar-benar
penting.
Sifat terbuka, yaitu kemauan, kerelaan,
keikhlasan, dan keberanian untuk
mempertanggung jawabkan tindakan-tindakannya.
Penerusan, yaitu kemauan, kerelaan, dan
keikhlasan untuk pada saatnya menyerahkan
tugas dan tanggung jawab serta kedudukan
kepada generasi muda guna diteruskannya.
Organisasi dan kepemimpinan adalah ibarat 2 mata
uang yang tidak bisa dipisahkan, keduanya
mempunyai hubungan erat yang saling melengkapi.
Organisasi tanpa pemimpin tidak akan bisa berjalan,
begitu juga sebaliknya, untuk menjadi seorang
pemimpin yang baik dibutuhkan usaha dan
kemauan keras untuk belajar dan mengasah diri
dalam organisasi.