Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI ALKOHOL DAN KOPI DENGAN KEJADIAN

HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI DI DESA ONGKAW DUA KECAMATAN SINONSAYANG


KABUPATEN MINAHASA SELATAN
Monica Ruus*, Billy J. Kepel*, Jootje M.L. Umboh*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK
Hipertensi atau Tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyebab kematian dini diseluruh dunia sehingga
disebut sebagai silent killer, karena seringkali penderita Hipertensi tidak merasakan gejala apapun. Diseluruh
dunia, Hampir satu miliar orang meninggal setiap tahunnya, dua pertiga dari penderita Hipertensi terdapat di
Negara berkembang dan diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,56 miliar orang dewasa yang mengalami
hipertensi. Hipertensi dapat membunuh hampir 8 juta orang setiap tahun dan di Asia Tenggara hampir 1,5 juta
orang dan atau sepertiga penduduk mengalami Hipertensi.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara konsumsi alkohol dan kopi dengan kejadian
hipertensi pada Laki-laki di Desa Ongkaw Dua Kecamatan Sinonsayang Kabupaten Minahasa Selatan. Jenis
penelitian ini adalah survey analitik dengan rancangan cross sectional. Responden berjumlah 90 laki-laki yang
berusia diatas 18 tahun. Pengumpulan data yaitu dengan melakukan pengukuran tekanan darah mengg unakan
Sphygmomanometer dan stetoskop serta menggunakan kuesioner. Uji statistik yang digunakan untuk
menganalisis hubungan antar variabel menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat
hubungan antara konsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi (p=0,006) dan tidak ada hubungan yang
bermakna antara konsumsi kopi dengan kejadian hipertensi (p=0,942). Saran bagi puskesmas Ongkaw untuk
meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat mengenai faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya hipertensi
serta bagi masyarakat yang ada agar melakukan pencegahan terhadap hipertensi dengan membatasi konsumsi
minuman yang mengandung alkohol.

Kata Kunci : Alkohol, Kopi, Hipertensi

ABSTRACT
Hypertension or High Blood Pressure is one cause of premature death worldwide so called the silent killer
because often people with hypertension do not feel any symptoms. Worldwide, nearly one billion people die each
year, two thirds of people with hypertension are in developing countries and it is estimated by 2025 there will be
1,56 billion adults who have hypertension. Hypertension can kill 8 million people each year, and in South-east
Asia nearly 1,5 million people, or one third of the population experiencing hypertension.
This study was conducted to determine the relationship between consumption of alcohol and coffee with
hypertension in men in the village Ongkaw Two Sinonsayang District of South Minahasa District. This type of
research is analytic survey with cross sectional design. Respondent numbered 90 men aged over 18 years.
Collecting data by measuring blood pressure using a sphygmomanometer and stethoscope as well as using a
questionnaire. Statictical tests were used to analyze the relationship between variables using chi-square test. The
results showed an association between alcohol consumption with hypertension (p=0,006) and there was no
significant association between coffee consumption and the incidence of hypertension (p=0,942). Ongkaw advice
for health centers to improve outreach to the community about the factors that can trigger the occurrence of
hypertension and for the people who exist for prevention of hypertension by limiting the consumption of
beverages containing alcohol.

Keywords : Alcohol, Coffee, Hypertension

65
PENDAHULUAN dalam setiap denyut jantung yaitu fase sistolik
Hipertensi atau Tekanan darah tinggi 140 yang menunjukkan fase darah yang sedang
merupakan salah satu penyebab kematian dini dipompa oleh jantung dan fase diastolik 90
diseluruh dunia sehingga disebut sebagai menunjukkan fase darah yang kembali ke
silent killer, karena seringkali penderita jantung, hal tersebut dapat terjadi karena
Hipertensi tidak merasakan gejala apapun. jantung bekerja lebih keras memompa darah
Diseluruh dunia, Hampir satu miliar orang untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi
meninggal setiap tahunnya, dua pertiga dari tubuh. Jika dibiarkan, penyakit ini dapat
penderita Hipertensi terdapat di Negara mengganggu fungsi organ-organ lain terutama
berkembang dan diperkirakan pada tahun 2025 organ-organ vital seperti jantung dan ginjal
akan ada 1,56 miliar orang dewasa yang (Riskesdas, 2013). Menurut World Health
mengalami hipertensi. Hipertensi dapat Organization (WHO), batas tekanan darah
membunuh hampir 8 juta orang setiap tahun yang masih dianggap normal adalah 120/80
dan di Asia Tenggara hampir 1,5 juta orang mmHg, sedangkan bila lebih dari dan atau
dan atau sepertiga penduduk mengalami sama dengan 140/90 mmHg dinyatakan
Hipertensi (WHO, 2011). sebagai hipertensi dan diantara nilai tersebut
Hipertensi dapat memberikan termasuk dalam pre-hipertensi.
kontribusi bagi kejadian penyakit jantung, Hipertensi dapat menyerang hampir
gagal ginjal, stroke, kematian prematur dan semua golongan masyarakat diseluruh dunia,
cacat. Prevalensi Hipertensi pada populasi jumlah masyarakat yang terserang hipertensi
yang berpengahasilan rendah dan menengah terus bertambah dari tahun ke tahun. Di
serta di Negara-Negara yang memiliki Sistem Amerika, menurut National Health and
Kesehatan yang tergolong lemah. Karena Nutrition Examination Survey III (NHNES III)
sering tidak memiliki gejala awal, maka paling sedikit 30% pasien hipertensi tidak
penderita Hipertensi secara umum tidak menyadari kondisi mereka, dan hanya 31%
mengetahui bahwa mereka mengalami pasien yang diobati mencapai target tekanan
Hipertensi dan bagi mereka yang telah darah yang dinginkan dibawah 140/90 mmHg.
didiagnosis mungkin tidak memiliki akses Berdasarkan penelitian dari American
terhadap pengobatan dan tidak dapat Hypertension Association (2006) hanya 68%
mengontrol penyakit secara jangka panjang penderita hipertensi tahu bahwa mereka
(WHO, 2013). menderita hipertensi dan sisanya sama sekali
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tidak tahu bahwa mereka menderita hipertensi.
tekanan darah di pembuluh darah meningkat Diperkirakan 30 % penduduk Amerika (50
secara kronis yang didasarkan pada dua fase juta jiwa) menderita tekanan darah tinggi.
66
National Health and Nutrition Examination hipertensi ditemukan pula di Wilayah Kerja
Survey (NHNES) menyatakan bahwa insiden Puskesmas Ongkaw Kecamatan Sinonsayang
kasus penderita Hipertensi pada tahun 2010- Kabupaten Minahasa Selatan sebanyak 771
2012 di Amerika adalah sekitar 39-51%, yang kasus pada tahun 2013 dan ketambahan 301
berarti bahwa terdapat 58-65 juta orang kasus baru pada tahun 2014.
menderita hipertensi dan itu menunjukkan Faktor pemicu/risiko penyakit
terjadi peningkatan 15 juta penderita dari data hipertensi dapat dibedakan menjadi faktor yang
NHNES III (Triyanto, 2014). tidak dapat diubah/dikontrol dan faktor yang
Penderita hipertensi juga menyerang dapat diubah. Umur, jenis kelamin, riwayat
Thailand sebesar 17% dari total penduduk, keluarga (genetik) merupakan faktor risiko
Vietnam 34,6%, Singapura 24,9%, Malaysia yang tidak dapat diubah/dikontrol dan
29,9%. Kasus Hipertensi terus bertambah kebiasaan merokok, konsumsi garam,
terutama di Negara-Negara berkembang dan konsumsi lemak jenuh, penggunaan jelantah,
persentasenya sekitar 80% (Susilo, Y dan kebiasaan minuman beralkohol, obesitas,
Wulandari, A, 2011). Tahun 2013, kejadian kurang aktifitas fisik, stres, penggunaan
hipertensi pada usia 18 tahun ke atas di estrogen merupakan faktor yang dapat
Indonesia yang didapat melalui jawaban pernah diubah/dikontrol (Kemenkes RI, 2014).
didagnosis oleh tenaga kesehatan 9,4 %, Berbagai penelitian menunjukkan adanya
sedang minum obat 9,5 %, terdapat 0,1 % hubungan mortalitas dan konsumsi alkohol
penduduk yang minum obat sendiri meskipun berbentuk seperti huruf U atau J, kebiasaan
tidak pernah didiagnosis hipertensi oleh tenaga konsumsi alkohol dalam jumlah ringan dan
kesehatan. Prevalensi penderita hipertensi usia sedang menurunkan mortalitas jika
18 tahun keatas sebesar 25,8 %, cakupan dibandingkan dengan mereka yang tidak
tenaga kesehatan hanya 36,8 %, dan 63,2 % mengkonsumsi alkohol, sementara peminum
kasus hipertensi dimasyarakat tidak berat mengalami peningkatan angka mortalitas.
terdiagnosis. Data profil kesehatan Indonesia Pada penelitian sebelumnya, konsumsi alkohol
tahun 2013 menunjukkan bahwa Sulawesi setiap hari dapat meningkatkan tekanan darah
utara memiliki prevalensi kasus hipertensi untuk sistolik sebesar 1,21 mmHg dan untuk
tertinggi yaitu 15,2 % pada usia 18 tahun diastolik sebesar 0,55 mmHg.
keatas (Riskesdas, 2013). Pada tahun 2012, Penderita hipertensi yang
penderita hipertensi di Sulawesi Utara mengkonsumsi alkohol harus membatasi
mencapai 33.968 kasus (Dinkes Provinsi Sulut, konsumsinya agar tidak lebih dari 20-30 g
2013), di Minahasa Selatan pada tahun 2013 etanol per hari bagi laki-laki, dan tidak lebih
mencapai 13.453 penderita dan kasus dari 10-20 g per hari bagi perempuan.
67
Konsumsi kafein dosis tunggal sebesar 200- yaitu pengambilan sampel secara acak (simple
250 mg setara dengan 2-3 cangkir kopi terbukti random sampling).
meningkatkan tekanan darah sistolik sebesar 3- Responden dinyatakan hipertensi
14 mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar apabila pengukuran tekanan darahnya lebih
4-13 mmHg (Katsilambros, dkk, 2013). dari dan atau sama dengan 140/90 mmHg,
Untuk itu, penulis ini meneliti dinyatakan konsumsi alkohol apabila setiap
hubungan antara konsumsi alkohol dan kopi hari lebih dari 2 sloki (sloki yang digunakan
dengan kejadian hipertensi pada laki-laki di berukuran 30 ml), jenis minuman yang
Desa Ongkaw Dua Kecamatan Sinonsayang dikonsumsi adalah Cap Tikus dan frekuensi
Kabupaten Minahasa Selatan. konsumsinya lebih dari 12 bulan terakhir serta
tidak konsumsi alkohol apabila setiap hari
METODE PENELITIAN
kurang dari dan atau sama dengan 2 sloki serta
Penelitian ini adalah penelitian survey analitik
tidak konsumsi alkohol sama sekali. Memiliki
dengan rancangan penelitian Cross Sectional
kebiasaan konsumsi kopi apabila setiap hari
(potong lintang). Penelitian dilaksanakan di
lebih dari dan atau sama dengan 3 cangkir kopi
Desa Ongkaw Dua Kecamatan Sinonsayang
dan tidak memiliki kebiasaan konsumsi kopi
Kabupaten Minahasa Selatan mulai bulan
apabila setiap hari kurang dari 3 cangkir kopi
Agustus-Oktober 2015.
dan atau tidak konsumsi kopi sama sekali.
Populasi dalam penelitian ini adalah
Pengambilan data dilakukan dengan
laki-laki diatas 18 tahun yang ada di Desa
menjalankan kuesioner yang berisi pertanyaan-
Ongkaw Dua Kecamatan Sinonsayang
pertanyaan serta pengukuran tekanan darah
Kabupaten Minahasa Selatan yaitu sebanyak
menggunakan sphygmomanometer dan
864 laki-laki. Sampel yaitu ditentukan dengan
stetoskop. Analisis data menggunakan uji Chi-
rumus besar sampel sebagai berikut :
Square untuk mengetahui hubungan antara
N
n

N d 2 1
konsumsi alkohol dan kopi dengan kejadian
hipertensi, dinyatakan bermakna apabila nilai
Keterangan :
probabilitas (p< ). Tingkat kesalahan yang
n = Jumlah Sampel
digunakan adalah 5% ( = 0.05).
N = Populasi
d = Derajat kemaknaan 10% (0,1) HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan rumus penetuan jumlah sampel Distribusi responden berdasarkan status
tersebut, maka didapat 90 sampel yang hipertensi yaitu terdapat 41 (45,60%)
dijadikan responden. Teknik pengampilan responden yang mengalami hipertensi dan 49
sampel menggunakan probability sampling (54,40%) responden yang tidak mengalami
hipertensi. Hasil analisis berdasarkan kebiasaan
68
konsumsi alkohol, terdapat 70 (78,0%) Tabel 1. Uji hubungan antara konsumsi alkohol
dengankejadian hipertensi
responden yang mengkonsumsi alkohol dan 20
(22,0%) responden yang tidak mengkonsumsi Kejadian Hipertensi
Konsumsi
Alkohol Hipertensi Tidak Total P
alkohol. Dilihat dari jenis alkohol yang Hipertensi %
dikonsumsi, semua responden mengkonsumsi Ya 33 26 65,60
Tidak 8 23 34,40 0,006
alkhol jenis Cap Tikus dan frekuensi konsumsi Total 41 49 100
alkohol yang paling banyak yaitu 1-4
kali/minggu 45 (50,0%) responden dan yang Konsumsi alkohol di Desa Ongkaw Dua
paling sedikit <1 kali/minggu yaitu 7 (8,0%) tergolong tinggi dikarenakan faktor budaya
responden. Dirtribusi responden berdasarkan konsumsi alkohol yang dianut oleh masyarakat
jumlah alkohol yang dikonsumsi yaitu yang secara turun temurun serta didukung oleh letak
paling banyak >5 sloki berjumlah 33 (36,70%) wilayah Desa Ongkaw Dua yang berbatasan
responden dan yang paling sedikit 1-2 sloki langsung dengan Kecamatan Motoling yang
berjumlah 12 (13,30%) responden. Lama merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten
konsumsi alkohol dari responden yang ada Minahasa Selatan yang memproduksi minuman
paling banyak diatas 10 tahun dengan jumlah yang mengandung alkohol jenis Cap Tikus.
40 (45,0%) responden dan dibawah 10 tahun Pengaruh alkohol terhadap tekanan darah
berjumlah 30 (33,0%) responden. Hasil analisis tergantung dari kandungan alkohol yang
berdasarkan kebiasaan konsumsi kopi terdapat dalam jenis minuman serta jumlah
menunjukkan, 72 (80,0%) responden yang alkohol yang dikonsumsi, karena semakin
mengkonsumsi kopi dan 18 (20,0%) responden banyak alkohol dikonsumsi akan berpengaruh
yang tidak mengkonsumsi kopi. Distribusi terhadap peningkatan tekanan darah.
responden berdasarkan frekuensi konsumsi Alkohol telah dikenal sejak ribuan
kopi yaitu kurang dari 3 cangkir setiap hari tahun, konsumsi alkohol dalam taraf normal
sebanyak 64 (71,10%) responden dan lebih dari dapat memberikan dampak yang baik bagi
dan atau sama dengan 3 cangkir setiap hari kesehatan sebaliknya konsumsi alkohol dalam
berjumlah 8 (8,90%) responden. taraf yang berlebihan akan menimbulkan
Konsumsi alkohol dalam penelitian ini kecanduan dan menjadi racun bagi tubuh,
mempengaruhi peningkatan tekanan darah apabila alkohol dicampur dengan obat
pada laki-laki di Desa Ongkaw Dua Kecamatan penenang maka racun yang terkandung dalam
Sinonsayang, dapat dilihat berdasarkan uji Chi tubuh akan semakin banyak. Sangat sulit untuk
Square yang telah dilakukan dan menghasilkan menentukan kadar alkohol bagi para pengguna,
nilai p sebesar 0,006 (p<0,05). dikarenakan tubuh manusia memiliki
perbedaan terhadap tingkat toleransi alkohol
69
yang ditentukan oleh faktor keturunan, keadaan Tabel 2. Uji hubungan antara konsumsi kopi
dengankejadian hipertensi
kesehatan, gender, berat badan dan umur
(Almatsier, 2010). Kejadian Hipertensi
Konsumsi Hipertensi Tidak Total % p
Peranan alkohol untuk meningkatkan Kopi Hipertensi
Kebiasaan 12 14 28,90
sintesis kathekolamin yang dapat memicu Bukan 29 35 71,10 0,942
Kebiasaan
kenaikan tekanan darah memiliki hubungan Total 41 49 100
yang erat dengan kejadian hipertensi. Hal ini
dapat dilihat melalui penelitian yang dilakukan Dari hasil penelitian ini, hampir semua
di Provinsi Sulawesi Utara oleh Malonda responden mengkonsumsi kopi setiap harinya
(2012) pada lansia di Kota Tomohon yang dan frekuensi konsumsinya adalah kurang dari
menyatakan terdapat hubungan antara atau sama dengan 3 cangkir kopi. Lama
konsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi konsumsi kopi dari responden yang ada
yang dapat dilihat dari nilai p sebesar 0,003 kebanyakan lebih dari 10 tahun dan jenis kopi
(p<0,05) dan nilai OR sebesar 2,8 (95% yang dikonsumsi kebanyakan adalah kopi
CI=1,418-5,299) yang artinya responden yang giling yang diproduksi langsung dari Kota
mengkonsumsi minuman beralkohol memiliki Kotamobagu.
risiko 2,8 kali lebih besar dibandingkan Kopi Robusta memiliki kandungan
responden yang tidak mengkonsumsi minuman kafein yang lebih tinggi dibandingkan dengan
beralkohol. kopi Arabika, kandungan kafein dalam kopi
Konsumsi kopi tidak memiliki robusta sebesar 2,2% sedangkan untuk kopi
hubungan terhadap peningkatan tekanan darah Arabika sebesar 1,2%. Kandungan kopi dalam
dalam penelitian yang telah dilakukan pada kopi Kotamobagu berasal dari kopi Arabika
laki-laki di Desa Ongkaw Dua Kecamatan yang merupakan tanaman kopi yang pertama
Sinonsayang. Hasil uji statistik Chi Square kali dibudidayakan di Indonesia.
menunjukkan nilai p sebesar 0,942 (p>0,05). Konsumsi kopi berbahaya bagi
penderita hipertensi karena kandungan kafein
yang terdapat didalamnya bisa meningkatkan
tekanan darah baik sistolik maupun diastolik.
Konsumsi 1 cangkir kopi setiap hari dapat
meningkatkan tekanan darah sistolik sebesar
0,19 mmHg dan tekanan darah diastolik
sebesar 0,27 mmHg, akan tetapi peningkatan
tekanan darah baik sistolik maupun diastolik
ini disesuaikan dengan faktor usia, indeks

70
massa tubuh, merokok, konsumsi alkohol, dan SARAN
aktifitas fisik. Ketika dilakukan penyesuaian Upaya pencegahan dan pengendalian hipertensi
terhadap faktor tersebut ternyata konsumsi kopi membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak
tidak memiliki hubungan secara signifikan yang terkait. Puskesmas yang ada diharapkan
terhadap peningkatan tekanan darah (Klag et lebih meningkatkan penyuluhan kepada
al, 2002). masyarakat terkait dengan faktor-faktor yang
Risiko hipertensi lebih rendah bagi dapat menyebabakan Hipertensi, salah satunya
individu yang mengkonsumsi 3-4 cangkir konsumsi alkohol yang begitu tinggi ditengah
untuk setiap harinya, dan hal itu membuktikan masyarakat Desa Ongkaw Dua sehingga
tidak adanya hubungan secara signifikan masyarakat dapat mengetahui dan melakukan
terhadap kejadian hipertensi (Grosso et al, pencegahan dini terhadap penyakit Hipertensi
2015). Konsumsi alkohol secara rutin pada serta diharapkan masyarakatpun melakukan
pria hipertensi dan pre-hipertensi yang juga kontrol terhadap tekanan darah secara rutin.
mengkonsumsi kopi lebih dari 3 cangkir setiap Pemerintah juga memiliki peran yang
hari akan menurunkan tekanan darah (Funatsu sama untuk pencegahan Hipertensi dengan
et al, 2005). melakukan pemeriksaan secara rutin terhadap
Penelitian yang dilakukan oleh Stefhany pendistribusian dan penggunaan alkohol
(2012) pada pra-lansia dan lasia di Kelurahan ditengah masyarakat. Bagi peneliti selanjutnya
Depok menyatakan tidak ada hubungan antara diharapkan untuk lebih meneliti faktor-faktor
konsumsi kopi dengan kejadian hipertensi yang lain yang berhubungan dengan kejadian
dapat dilihat berdasarkan hasil uji yang hipertensi dan apabila hendak meneliti faktor
menunjukkan nilai p sebesar 0,252 (p>0,05), yang sama diharapkan untuk mengkaji lebih
nilai OR sebesar 1,566-2,176. spesifik mengenai lama, jenis, frekuensi
konsumsi baik alkohol maupun kopi.
KESIMPULAN
1. Terdapat hubungan antara konsumsi alkohol DAFTAR PUSTAKA
dengan kejadian hipertensi pada laki-laki di Almatsier, S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Desa Ongkaw Dua Kecamatan Sinonsayang
Kabupaten Minahasa Selatan. Funatsu K, Yamashita T, Nakamura H. 2005.
Effect of coffee intake on blood
2. Tidak terdapat hubungan yang signifikan pressure in male habitual
antara konsumsi kopi dengan kejadian alcohol drinkers. Hypertension
Research. 28 : 521- 27
hipertensi pada laki-laki di Desa Ongkaw
Grosso G, Stepaniak U, Polak M, Micek A,
Dua Kecamatan Sinonsayang Kabupaten
Topor Madry R, Stefler D, Szafraniec
Minahasa Selatan. K, Pajak A. 2015. Coffee consumption
and risk of hypertension in the polish
71
arm of the HAPIE cohort study. World Health Organization. 2011.
European Journal Of Clinical Hypertension and Fact Sheet. Regional
Nutrition. 10.1038/ejcn.2015.119 office for South-East Asia.
Department of Sustainable
Katsilambros, N dan Dimosthenopoulos C, Development and Healthy
et al. 2013. Asuhan Gizi Klinik. Environments.
Terjemahan Theresia Sitorus.
Jakarta : EGC. World Health Organization. 2013. A global
brief on Hypertension. World Health
Kemenkes RI. 2014. Infodatin Hipertensi
Day
http://www.depkes.go.id/download.ph
p?file=download/pusdatin/infodatin/inf
odatin-hipertensi.pdf diakses 9
September 2015 pukul 23.05

Klag MJ, Wang NY, Meoni LA, Brancati FL,


Cooper LA, Liang KY, Young JH,
Ford DE. Coffee intake and risk of
hypertension : the Johns Hopkins
precursors study. Arc Intern Med
2002;162(6):657-62

Malonda, N. Pola Makan dan konsumsi


alkohol sebagai faktor risiko hipertensi
pada lansia. Jurnal Gizi Klinik
Indonesia 2012, 08 (4):158-212.

Riskesdas. 2013. (Online)


http://depkes.go.id/downloads/riske
sdas2013/Hasil%20Riskesdas%202
013. pdf diakses 21 Mei 2015
pukul 21.45

Stefhany, E. 2012. Hubungan pola makan,


gaya hidup dan indeks massa tubuh
dengan hipertensi pada pra-lansia dan
lansia di posbindu kelurahan Depok
Jaya tahun 2012. (Online)
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2031
9769-S-PDF-
Emerita%20%20Stefhany.pdf
diakses tanggal 7 September 2015
pukul 23.15

Susilo, Y dan Wulandari, A. 2011. Cara


Jitu Mengatasi Hipertensi.
Yogyakarta : Andi

Triyanto, E. 2014. Pelayanan Keperawatan


Bagi Penderita Hipertensi Secara
Terpadu. Graha Ilmu: Yogyakarta

72

Anda mungkin juga menyukai