Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dalam bidang rekayasa genetika mengalami perkembangan yang luar
biasa. Perkembangannya diharapkan mampu memberikan solusi atas berbagai permasalahan
baik dari segi sandang, pangan, dan papan. Adanya produk hasil rekayasa tanaman memiliki
tujuan untuk mengatasi kelaparan, defisiensi nutrisi, peningkatan produktivitas tanaman,
ketahanan terhadap cekaman lingkungan yang ekstrim. Pengetahuan dan perkembangan
teknologi pada zaman sekarang semakin maju dan sangat pesat. Berbagai hal dilakukan
dengan sesuatu yang canggih untuk menghasilkan efek yang bagus dan berkualitas serta
proses waktunya sangat cepat. Adanya cara teknologi yang dilakukan yaitu mutasi gen dan
rekayasa genetika. Pada dasarnya rekayasa genetika tumbuhan ini dapat dilihat dari segi
pertanian ataupun perkebunan.
Rekayasa genetika dalam bidang perkebunan dan pertanian ini dapat menunjang
kebutuhan pada manusia dalam mengolah sumber daya alam dengan memanfaatkan suatu
tanaman menjadi produk yang lebih bermanfaat lagi. Pemanfaatan suatu tanaman dalam
bidang perkebunan dan pertanian ini dapat dilakukan dengan berbagai metode atau cara-cara
dalam pembuatan tanaman transgenik. Tanaman transgenic yang tahan pada hama ataupun
yang berada dalam kondisi ekstrim. Dimana untuk meningkatkan kualitas tanaman dalam
periode waktu yang lebih singkat.
Hal ini yang melatarbelakangi dibuatnya makalah untuk memenuhi tugas dan
mahasiswa mampu dalam memahami dan mengerti apa saja konsep, prinsip dan permasalahan
1
dalam rekayasa genetika tumbuhan khususnya dalam bidang tanaman perkebunan.
Seyogianya menjadikan pengalaman dasar untuk pembelajaran selanjutnya. Jadi judul
makalah ini Macam Tanaman Transgenik di Pasaran dan Gen yang Ditransfer ke Tanaman.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian rekayasa genetika dan transgenik?
2. Apa saja prinsip dasar rekayasa genetika?
3. Apa tujuan rekayasa genetika?
4. Apa saja produk rekayasa genetika pada tanaman?
5. Bagaimana dampak positif dan negatif dari rekayasa genetika?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari rekayasa genetika.
2. Untuk mengetahui prinsip dasar rekayasa genetika.
3. Untuk mengetahui tujuan rekayasa genetika.
4. Untuk mengetahui produk rekayasa genetika pada tanaman.
5. Untuk mengetahui dampak positif dan negatif dari rekayasa genetika.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Rekayasa genetika merupakan transplantasi atau pencangkokan satu gen ke gen lainnya
dimana dapat bersifat antar gen dan dapat pula lintas gen sehingga mampu menghasilkan
produk. Rekayasa genetika juga diartikan sebagai perpindahan gen. Prinsip dasar teknologi
rekayasa genetika adalah memanipulasi atau melakukan perubahan susunan asam nukleat dari
DNA (gen) atau menyelipkan gen baru ke dalam struktur DNA organisme penerima. Gen
yang diselipkan dan organisme penerima dapat berasal dari organisme apa saja.
Rekayasa genetika adalah suatu proses manipulasi gen yang bertujuan untuk
mendapatkan organisme yang unggul. Secara ilmiah rekayasa genetika adalah manipulasi
genetik atau perubahan dalam susunan genetik dari suatu organisme. Rekayasa genetika
merupakan proses buatan/sintetis dengan menggunakan Teknologi DNA rekombinan. Hasil
dari rekayasa genetika adalah sebuah organisme yang memiliki sifat yang diingingkan atau
organisme dengan sifat unggul.Organisme tersebut sering disebut sebagai organisme
transgenik.
Rekayasa genetika sangat terkait dengan bidang pertanian terutama dalam upaya
meningkatkan hasil panen. Rekayasa genetika merupakan salah satu teknik yang dilakukan
untuk mengkombinasikan gen yang sudah ada dalam suatu makhluk hidup sehingga susunan
gennya menjadi berubah. Gen yang telah direkayasa susunannya tersebut dapat menyebabkan
suatu makhluk hidup menghasilkan suatu senyawa/produk tertentu yang diinginkan kita.
Teknologi rekayasa genetika merupakan transplantasi atau pencangkokan satu gen ke gen
lainnya dimana dapat bersifat antar gen dan dapat pula lintas gen. Rekayasa genetika juga
diartikan sebagai perpindahan gen. Misalnya gen pankreas babi ditransplantasikan ke bakteri
Escheria coli sehingga dapat menghasilkan insulin dalam jumlah yang besar.
3
mengkombinasikan gen-gen yang kalau secara alami, tidak akan pernah berkombinasi.
Perubahan genetis bukan sesuatu yang baru, karena secara alami dapat terjadi melalui
peristiwa yang disebut mutasi.Teknik yang paling dikenal untuk mengubah makhluk hidup
secara genetik adalah DNA rekombinan (rDNA).
Secara ontologi tanaman transgenik adalah suatu produk rekayasa genetika melalui
transformasi gen dari makhluk hidup lain ke dalam tanaman yang tujuannya untuk
menghasilkan tanaman baru yang memiliki sifat unggul yang lebih baik dari tanaman
sebelumnya. Secara epistemologi, proses pembuatan tanaman transgenik sebelum dilepas ke
masyarakat telah melalui hasil penelitian yang panjang, studi kelayakan dan uji lapangan
dengan pengawasan yang ketat, termasuk melalui analisis dampak lingkungan untuk jangka
pendek dan jangka panjang. Secara aksiologi, berdasarkan pendapat kelompok masyarakat
yang pro dan kontra tanaman transgenik memiliki manfaat untuk memenuhi kebutuhan
penduduk, tetapi manfaat tersebut belum teruji, apakah lebih besar manfaatnya atau
kerugiannya.
4
5. DNA rekombinan.
6. Pengklonan gen
Misalnya, gen dari bakteri bisa diselipkan di kromosom tanaman, sebaliknya gen tanaman
dapat diselipkan pada kromosom bakteri. Gen serangga dapat diselipkan pada tanaman
atau gen dari babi dapat diselipkan pada bakteri, atau bahkan gen dari manusia dapat
diselipkan pada kromosom bakteri. Produksi insulin untuk pengobatan diabetes diproduksi
di dalam sel bakteri E. coli di mana gen penghasil insulin diisolasi dari sel pankreas
manusia yang kemudian diklon dan dimasukkan ke dalam sel E. coli. Dengan demikian
produksi insulin dapat dilakukan dengan cepat, massal, dan murah.Teknologi rekayasa
genetika juga memungkinkan manusia membuat vaksin pada tumbuhan, menghasilkan
tanaman transgenik dengan sifat-sifat baru yang khas.
C. Tujuan Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika pada tanaman mempunyai target dan tujuan antara lain peningkatan
produksi, peningkatan mutu produk supaya tahan lama dalam penyimpanan pascapanen,
peningkatan kandungan gizi, tahan terhadap serangan hama dan penyakit tertentu (serangga,
bakteri, jamur, atau virus), tahan terhadap herbisida, sterilitas dan fertilitas serangga jantan
(untuk produksi benih hibrida), toleransi terhadap pendinginan, penundaan kematangan buah,
kualitas aroma, nutrisi, dan perubahan pigmentasi.
5
D. Produk Rekayasa Genetika pada Tanaman
Prosedur transgenik yang dilakukan para ahli telah membuahkan hasil berupa tanamana-
tanaman perkebunan dengan sifat yang lebih unggul. Tanamantanaman tersebut antara lain :
1. Kapas Transgenik
Kapas hasil rekayasa genetika diperkenalkan tahun 1996 di Amerika Serikat. Kapas
yang telah mengalami rekayasa genetika dapat menurunkan jumlah penggunaan
insektisida. Diantara gen yang paling banyak digunakan adalah gen cry (gen toksin) dari
Bacillus thuringiensis, gen-gen dari bakteri untuk sifat toleransi terhadap herbisida, gen
yang menunda pemasakan buah. Bagi para petani, keuntungan dengan menggunakan
kapas transgenik adalah menekan penggunaan pestisida atau membersihkan gulma
tanaman dengan herbisida secara efektif tanpa mematikan tanaman kapas.
6
Metodologi yang diterapkan meliputi kultur jaringan tanaman untuk menghasilkan
kalus embriogenik dan plantlet berkualitas, transformasi genetik dengan penembakan
partikel dan metode yang dimediasi Agrobacterium, serta isolasi gen yang terlibat dalam
sintesis minyak. Gen-gen tersebut adalah SAD, PATE/FATB, dan KASII. Laporan ini
menggambarkan hasil yang diperoleh pada tahun pertama kerjasama penelitian antara
Bioteknologi BPPT Pusat, Indonesia dan Fuji Oil Co Ltd, Jepang pada tahun 2012.
Transformasi Agrobacterium tumefaciens dilakukan terhadap embrio, daun, kalus dan
kalus embriogenik menggunakan strain Agrobacterium LBA 4404, yang mengandung
plasmid pBGGN atau PalSelect (Gambar 1 dan 2), yang membawa gen penanda seleksi
(bar atau MALS) untuk ketahanan terhadap herbisida (Glucfosinate atau Bispyribac).
3. Karet Transgenik
Karet (Hevea brasiliensis) merupakan komoditi yang memberikan sumbangsih
terbesar bagi perekonomian Indonesia karena merupakan penghasil devisa tertinggi.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi lateks dalam upaya budidaya karet
dapat dilakukan dengan pendekatan teknologi. Aplikasi teknologi in vitro dapat digunakan
dalam efisiensi regenerasi jumlah plantlet secara luas. Penerapan teknologi in vitro salah
satunya adalah embriogenesis somatik. Kultur in vitro melalui cara embriogenesis somatik
banyak mendapat perhatian karena jumlah propagula yang dihasilkan tidak terbatas dan
dapat diperoleh dalam waktu yang lebih singkat.
Perbanyakan tanaman karet secara klonal dan masal dapat dilakukan dari berbagai
macam eksplan seperti potongan daun, hipokotil, kotiledon, potongan batang atau anther.
Kemampuan jaringan membentuk kalus dan laju pertumbuhan kalus tergantung pada
medium, zat pengatur tumbuh dan beberapa faktor lingkugan lainnya. Nitrogen
merupakan faktor utama dalam memacu morfogenesis yang bersifat totipotensi secara in
vitro. Embriogenesis somatic merupakan salah satu metode regenerasi tanaman secara in
vitro yang efisien. untuk perbaikan tanaman karet. Untuk meningkatkan berlangsungnya
embryogenesis somatik diperlukan nutrisi yang tepat, salah satunya adalah kebutuhan
nitrogen.
4. Tembakau Transgenik
Tembakau adalah termasuk salah satu tanaman perkebunan yang mempunyai nilai
ekonomi yang tinggi. Tanaman tembakau dengan hasil yang maksimal maka dengan
7
meningkat hasil produksi dengan kualitas yang baik. Maka diperlukannya dilakukan
rekayasa terhadap lingkungan fisik terutaman iklim mikro dan dengan pemberian bahan
pengkondisi tanah dimana supaya daun tembakau yang dihasilkan sebagai tanaman
tembakau yang berkualitas. Pengembangan varietas tahan virus merupakan komponen
penting dalam pengendalian virus. Upaya tersebut menghadapi kendala, yaitu terbatasnya
ketersediaan gen-gen penyediaan ketahanan terhadap virus tersebut.
Oleh karenanya, telah dikembangkan varietas-varietas transgenik yang
mengekspresikan gen -gen yang berasal dari genom virus yang menyerang tanaman dan
dihasilkan varietas-varietas tahan virus. Strategi ini dikenal dengan pathogen-derived
resistance (PDR). Terjadinya ketahanan terhadap virus pada tanaman transgenik
berlangsung pada level RNA, dan dikenal dengan istilah gene silencing. Mekanisme
gene silencing dalam tahap sebelum transkripsi gen dalam nukleus yang disebut dengan
istilah transcriptional gene silencing (TGS). Gene silencing bisa juga terjadi di dalalm
sitoplasma yaitu pada tahap pasca transkripsi gen yang disebut denga post trancriptional
gene silencing (PTGS).
PTGS merupakan mekanisme yang paling sering terjadi dalam hubungannya
dengan PDR. Terjadinya PTGS dapat diinduksi oleh populasi dsRNA dalam nukleus atau
sitoplasma yang berasal dari virus yang tengah bereplikasi, atau sekuens transgene yang
berasal dari virus dengan melibatkan RNA-dependent RNA Polymerase (RdRP) baik yang
berasal dari tanaman sendiri ataupun yang berasal dari genome virus. Hal ini berkaitan
dengan kenyataan bahwa genome virus telah berevolusi dengan menghasilkan protein
yang bisa mematahkan ketahanan transgenik yang diperoleh melalui mekanisme PTGS.
Potensi virus CMV (Cucumber Mozaic Virus) dalam mematahkan ketahanan
terhadap virus PVY (Potato Virus Y) pada tembakau transgenik yang mengekspresikan
gen Nia. Gen 20 dari CMV telah diidentifikasi peranannya sebagai pematah ketahanan
transgenik atau suppressor. Gen tersebut juga berfungsi sebagai faktor yang berpengaruh
pada pergerakan virus secara sistemik pada inang tertentu. Peningkatan selang waktu
antara inokulasi CMV dan PVY meningkatkan proporsi pematahan ketahanan transgenik
terhadap PVY. Inokulasi PVY pada daun baru yang terbentuk setelah inokulasi CMV
menghasilkan pematahan ketahanan total (100%). Hal ini disebabkan oleh model aksi gen
2b dari CMV yang telah dikenal sebagai supressor melalui pengagalan inisiasi ketahanan.
8
Hal ini bahwa adanya ditemukan suatu metode pematahan ketahanan terhadap virus
PVY pada tembakau transgenik, maka peluang untuk menghasilkan varietas unggul tahan
PVY sudah terbuka. Hasil dari sebuah penelitian menunjukkan bahwa tanaman tembakau
hasil rekayasa genetika ternyata mampu memperbaiki kondisi tanah yang tercemar TNT
atau trinitrotoluene. TNT adalah bahan peledak yang umum digunakan dalam dunia
militer. Kontaminasi tanah oleh TNT adalah merupakan masalah lingkungan terbesar yang
dialami oleh negara-negara yang terlibat dalam Perang Dunia II, daerah latihan militer dan
area di mana pabrik peledak berdiri. Selain berbahaya, TNT juga bersifat racun dan dapat
mengganggu kesehatan manusia.
Rekayasa genetikanya dengan memasukan enzim bakteri tertentu ke dalam tanaman
tembakau, yang dapat menguraikan TNT. Penelitian ini membuktikan bahwa setelah
dicoba ditanam di tanah yang terkontaminasi dengan TNT menunjukkan bahwa tanaman
tembakau hasil rekayasa genetika mampu menurunkan kandungan TNT dalam tanah
secara signifikan. Dimana dapat di simpulkan bahwa tanaman hasil rekayasa genetika
mampu membersihkan sumber kontaminan lainnya selain TNT.
5. Kopi Transgenik
Pengembangan kopi di Indonesia untuk masa yang akan datang diarahkan untuk
perluasan areal kopi arabika. Akan tetapi kopi arabika cenderung peka terhadap penyakit
karat daun oleh jamur Hemileia vastatrix, yang dapat menurunkan produksi hingga 50% di
Indonesia, 70% di India dan 30% di Brazil. Kitinase telah dikenal memiliki peranan anti
jamur dalam mekanisme ketahanan tanaman terhadap penyakit oleh jamur patogen. Salah
satu tahapan penting dalam rekayasa genetika tanaman adalah ditemukannya metode
regenerasi secara in vitro dari sel-sel yang tertransformasi menjadi tanaman.
Prosedur regenerasi untuk kopi robusta telah ditemukan di laboratorium, namun
untuk regenerasi kopi arabika masih relatif sulit. Oleh karena itu dalam penelitian ini juga
dilakukan optimasi kondisi kultur untuk regenerasi eksplan kopi arabika. Metode riset
dilakukan dengan introduksi gen penyandi kitinase (chi) ke dalam suatu jaringan tanaman
yang dilakukan melalui bantuan Agrobacterium tumefaciens. Sebelum diintroduksikan ke
dalam tanaman, gen tersebut di Hon dalam bakteri E.coli, kemudian dipindahkan ke dalam
sel A. tumefaciens dan selanjutnya bakteri ini akan memasukkannya ke dalam genom
tanaman. Mengingat bahwa pada tanaman kopi sistem transformasi dan regenerasinya
9
relative sulit, maka sebelum ditransformasikan ke tanaman kopi arabika, gen anti
cendawan terlebih dahulu diuji pada tanaman.
6. Tebu Produk Rekayasa Genetika (PRG)
Tebu Produk Rekayasa Genetika (PRG) toleran kekeringan klon NXI-4T
merupakan varietas tebu baru hasil perakitan melalui proses transformasi genetika
menggunakan bakteri Agrobacterium temefaciens yang di lakukan oleh PTPN XI
(Persero). Materi genetik yang digunakan untuk merakit tebu PRG toleran kekeringan
NXI-4T adalah gen betA yang menyandi untuk enzim choline dehydrogenase (CDH) dan
dikonstruk dalam plamsid pMLH 2113. Dalam konstruk tersebut terlihat bahwa gen betA
dikendalikan oleh promoter DNA 35S-CaMV dan gen penanda ketahanan terhadap
antibiotik hygromicine (hptII). Konstruk pMLH 2113 yang mengadung gen betA
kemudian ditransformasikan ke sel Agrobacterium tumefaciens strain LBA4404 dan
digunakan untuk transformasi genetik tanaman tebu.
Tujuan dari pengembangan tebu PRG toleran kekeringan adalah untuk
meningkatkan produksi gula tebu utamanya yang terletak pada lahan marginal cekaman
kekeringan. PT Perkebunan Nusantara XI mempunyai areal budidaya tebu di daerah
Pantura (pantai utara Jawa) dan daerah lain yang berpotensi mengalami cekaman
kekeringan. Tebu PRG toleran kekeringan sangat berpotensi dibudidayakan pada lahan
marginal tersebut. Selain itu, tebu PRG ini juga diarahkan untuk tujuan meningkatkan
nilai tambah dari by product tetes (molasses), karena dengan transformasi gen betA tebu
akan menghasilkan senyawa betain.
7. Coklat Transgenik
Serangan penyakit busuk buah Phytophthora palmivora dan vascular streak
dieback juga menjadi masalah utama di beberapa daerah produksi kakao. Penggunaan
bahan tanam unggul dapat meningkatkan produktivitas hasil tanaman menjadi lebih baik.
Untuk mendapatkan bahan tanam unggul dapat dilakukan dengan perbanyakan secara
vegetatif, salah satu cara perbanyakannya dapat dilakukan dengan metode teknik ex-vitro.
Balai Pengkajian Bioteknologi saat ini sedang melakukan pengkajian dan pengembangan
untuk perbanyakan dengan teknik ex-vitro pada klon-klon kakao yang dianggap unggul
berdasarkan kementerian pertanian. Klon tanaman kakao yang digunakan antara lain klon
Sulawesi 01, Sulawesi 02, ICCRI 03, ICCRI 04 dan Scavina 06. Kelima klon tersebut
10
mempunyai produktivitas tinggi sebesar 2.000 kg/ton/ha dan tahan terhadap penggerek
buah kakao.
Beberapa contoh tanaman transgenik yang dikembangkan di dunia tertera pada tabel di bawah
ini.
11
alami.[17]
Menghasilkan minyak
kanola yang mengandung
asam laurat tinggi sehingga
Gen FatB dari Umbellularia
lebih menguntungkan untuk
californica ditransfer ke dalam
kesehatan dan secara
Kanola tanaman kanola untuk
ekonomi.[20] Selain itu,
meningkatkan kandungan asam
kanola transgenik yang
laurat.[20]
disisipi gen penyandi
vitamin E juga telah
ditemukan.[16]
12
(hormon yang berperan dalam
pematangan buah) di melon.[22]
Rekayasa genetika tanaman transgenik dapat menghasilkan produk lebih banyak dari
sumber yang lebih sedikit, rekayasa tanaman transgenik dapat hidup dalam kondisi
lingkungan yang ekstrem dan akan memperluas daerah pertanian serta mengurangi
13
bahaya kelaparan. Selain itu makanan dapat direkayasa supaya lebih lezat dan
menyehatkan.
2. Dampak Negatif
Munculnya bahan kimia baru yang berpotensi menimbulkan pengaruh toksisitas pada
tanaman yang berada di lingkungan pertanian, menimbulkan gangguan keseimbangan
ekosistem akibat musnahnya plasma nutfah organisme di lingkungan perkebunan dan
menimbulkan penyakit baru atau pun menjadi faktor pemicu bagi penyakit lain. Selain itu,
adanya tanaman transgenik dapat menimbulkan penyakit baru , antara lain (Genetically
Modified Organism) atau Makhluk Hidup hasil Rekayasa Genetik sangatlah berbahaya
karena dapat menyebabkan penyakit baru.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rekayasa genetika merupakan transplantasi atau pencangkokan satu gen ke gen lainnya
dimana dapat bersifat antar gen dan dapat pula lintas gen sehingga mampu menghasilkan
produk. Transgenik adalah tanaman yang telah direkayasa bentuk maupun kualitasnya melalui
penyisipan gen atau DNA binatang, bakteri, mikroba, atau virus untuk tujuan tertentu.
Organisme transgenik adalah organisme yang mendapatkan pindahan gen dari organisme lain.
Gen yang ditransfer dapat berasal dari jenis (spesies) lain seperti bakteri, virus, hewan, atau
tanaman lain. Prinsip dasar teknologi rekayasa genetika adalah memanipulasi atau melakukan
perubahan susunan asam nukleat dari DNA (gen) atau menyelipkan gen baru ke dalam
struktur DNA organisme penerima. Gen yang diselipkan dan organisme penerima dapat
berasal dari organisme apa saja.
Rekayasa genetika pada tanaman mempunyai target dan tujuan antara lain peningkatan
produksi, peningkatan mutu produk supaya tahan lama dalam penyimpanan pascapanen,
peningkatan kandungan gizi, tahan terhadap serangan hama dan penyakit tertentu (serangga,
bakteri, jamur, atau virus), tahan terhadap herbisida, sterilitas dan fertilitas serangga jantan
(untuk produksi benih hibrida), toleransi terhadap pendinginan, penundaan kematangan buah,
kualitas aroma, nutrisi, dan perubahan pigmentasi. Produk tanaman transgenik diantaranya
yaitu kapas transgenik, tomat, coklat transgenik, tebu transgenik, tembakau transgenik, melon,
padi, ubi, kedelai, pepaya, bit, dan gandum. Rekayasa genetika tanaman transgenik dapat
menghasilkan produk lebih banyak dari sumber yang lebih sedikit, rekayasa tanaman
transgenik dapat hidup dalam kondisi lingkungan yang ekstrem. Selain itu makanan dapat
direkayasa supaya lebih lezat dan menyehatkan. Munculnya bahan kimia baru yang
berpotensi menimbulkan pengaruh toksisitas pada tanaman yang berada di lingkungan
pertanian, menimbulkan gangguan keseimbangan ekosistem akibat musnahnya plasma nutfah
organisme di lingkungan perkebunan dan menimbulkan penyakit baru.
B. Saran
Makalah ini tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan baik dari segi isi maupun
penulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diperlukan demi kesempurnaan makalah
ini.
15