Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Kultivasi Vol.

14(1) Maret 2015 59

Rubiyanti, N. Y. Rochayat

Pengaruh konsentrasi paklobutrazol dan waktu aplikasi terhadap


mawar batik (Rosa hybrida L.)

Effect of paclobutrazol concentration and time of aplication to batik


rose
Diterima : Januari 2015/Disetujui : Februari 2015/Dipublikasikan : Maret 2015
Department of Crop Science, Padjadjaran University

Abstract Rosesare popular ornamental plants Sari Mawar merupakan tanaman hias yang
and has a high economic value, one of which is a populer dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi,
rose has pattern like batik in corolla. This salah satunya adalah mawar batik yang memi-
research was conducted determine the effect liki motif seperti batik pada mahkotanya.
concenteration and time aplication paclobutrazol Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui
to growth and flowering Batik rose (Rosa pengaruh konsentrasi dan waktu aplikasi paklo-
hybrida L.). This research was conducted at the butrazol terhadap pertumbuhan dan pembu-
field nursery in Cihideung, Lembang West Java ngaan mawar batik (Rosa hybridaL.). Percobaan
Province which is located at the altitude 800 ini dilaksanakan di Kebun Pembi-bitan Mawar,
meters above sea levels in the month of April to Desa Cihideung, Lembang Jawa Barat yang
June 2014. The experimental design were used berada pada ketinggian tempat 800 meter di
Randomized Design Group with ten treatment atas permukaan laut pada bulan April sampai
and three replication. The treatments were Juni 2014. Rancangan Percobaan yang diguna-
consisted of: without paclobutrazol (control); kan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK)
paclobutrazol 250 ppm + 4 weeks after budding; terdiri dari sepuluh perlakuan dengan tiga
paclobutrazol 250 ppm + 6 weeks after budding; ulangan. Perlakuan terdiri dari; tanpa pembe-
paclobutrazol 250 ppm + 8 weeks after budding; rian paklobutrazol (kontrol); paklobutrazol 250
paclobutrazol 500 ppm + 4 weeks after budding; ppm + 4 minggu setelah okulasi; paklobutrazol
paclobutrazol 500 ppm + 6 weeks after budding; 250 ppm + 6 minggu setelah okulasi; paklo-
paclobutrazol 500 ppm + 8 weeks after budding; butrazol 250 ppm + 8 minggu setelah okulasi;
paclobutrazol 750 ppm + 4 weeks after budding; paklobutrazol 500 ppm + 4 minggu setelah
paclobutrazol 750 ppm + 6 weeks after budding; okulasi; paklobutrazol 500 ppm + 6 MSO;
paclobutrazol 750 ppm + 8 weeks after budding. paklobutrazol 500 ppm + 8 minggu setelah
The results showed that the aplication of okulasi; paklobutrazol 750 ppm + 4 minggu
paclobutrazol significantly affect reduction in setelah okulasi; paklobutrazol 750 ppm + 6
height, number of leaf, stem diameter, number minggu setelah okulasi; paklobutrazol 750 ppm
of branches, chlorophyll content, turn up + 8 minggu setelah okulasi. Hasil penelitian
primordia, height flower bud, and flower menunjukkan bahwa pemberian konsen-trasi
diameter. Treatment with consentration 250 dan waktu aplikasi paklobutrazol berpengaruh
ppm with time aplication 4 week after grafting terhadap pertambahan tinggi, jumlah daun,
gave the best result for meet the criteria of a diameter batang, jumlah cabang, klorofil daun,
potted roses. waktu muncul primordia bunga, tinggi tunas
bunga, diameter bunga, dan jumlah bunga per
Keywords : Batic rose Paclobutrazol tanaman. Perlakuan dengan konsentrasi 250
Aplication time ppm yang diaplikasikan pada 4 minggu setelah
okulasi memberikan hasil terbaik pada pertum-
Dikomunikasikan oleh Erni Suminar buhan dan pembungaan mawar batik.
Rubiyanti, N.2 Y. Rochayat1
1 Staf Pengajar Program Studi Agroteknologi Fakultas Kata kunci : Mawar batik Paklobutrazol
Pertanian Universitas Padjadjaran Waktu aplikasi
2 Alumni Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Korespondensi: dryayat_effendi@yahoo.com

Rubiyanti dan Rochayat: Pengaruh konsentrasi paklobutrazol dan waktu aplikasi


terhadap mawar batik (Rosa hybrida L.)
60 Jurnal Kultivasi Vol. 14(1) April 2015

___________________________________________ Mawar sebagai tanaman hias pot umum-nya


Pendahuluan lebih mengutamakan ukuran tanamanyang tidak
terlalu tinggi sehingga bisa disimpan di dalam
Mawar merupakan salah satu tanaman hias ruangan maupun di luar ruangan. Mawar batik
yang cukup populer dan banyak digemari tidak hanya mengutamakan keindahan dari
di kalangan masyarakat karena bunganya yang bunganya yang bermotif tetapi juga dari bentuk
cantik, warnanya indah dan terkadang menge- tanamannya seperti bentuk yang kompak, batang
luarkan bau yang harum ketika dicium. Tana- yang kokoh, daun yang lebat serta munculnya
man mawar hingga saat ini masih menjadi bunga yang seragam dan kontinyu akan
primadona diantara bunga-bunga lainnya memberikan nilai tambah pada tanaman. Salah
setelah anggrek dan krisan, maka tidak meng- satu faktor yang dapat menyebabkan bentuk
herankan apabila mawar termasuk komoditas tanaman mawar memiliki kriteria tersebut adalah
utama tanaman hias yang bernilai ekspor tinggi dengan pemberian paklobutrazol. Pemberian
dan terus meningkat permintaannya baik di paklobutrazol pada tanaman Consolida orientalis
dalam maupun di luar negeri (Rukmana, 1995). memberikan penampilan yang berbeda terhadap
Beragamnya kegunaan dari bunga ini warna daun menjadi lebih hijau, warna bunga
seperti digunakan sebagai penghias taman, yang lebih tajam dan pertumbuhan menjadi
tanaman pot, dekorasi pada acara-acara besar kompak (Mansuroglu, et al 2009).
atau bahkan diberikan sebagai tanda kasih Menurut Wattimena (1989), tanaman tidak
kepada seseorang, hal ini membuktikan bahwa akan menunjukkan respon terhadap zat
mawar selain memiliki nilai ekonomi dan sosial pengatur tumbuh yang bersangkutan apabila
yang cukup tinggi, bunga jenis ini juga memiliki tidak diberikan pada masa pekanya. Masa peka
prospek yang cerah untuk dikembangkan dapat meliputi waktu pemberian paklobutrazol
menjadi komoditas perdagangan dan komersil. pada pagi atau sore hari ataupun waktu
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pemberian yang disesuaikan dengan kondisi
pada tahun 2012 menunjukkan produksi bunga tanaman yang sedang tumbuh pada fase
mawar dari tahun 2009-2012 selalu mengalami vegetatif atau reproduktif.Waktu yang tepat saat
fluktuasi. Pada tahun 2009 produksi mawar pemberian paklobutrazol akan efektif meng-
potong di Jawa Barat mencapai 4.471.566 tangkai hambat pembentukkan kerja giberellin atau
kemudian mengalami kenaikan pada tahun 2010 merangsang kerusakan giberellin sehingga
menjadi 12.233.896 tangkai. Akan tetapi pada konsentrasi giberellin dalam tanaman menurun.
tahun 2011 produksi mawar potong mengalami Terhambatnya biosintesis giberellin karena
penurunan menjadi 7.770.033 tangkai dan pada pemberian paklobutrazol menyebabkan laju
tahun 2012 kembali meningkat menjadi pembelahan dan pemanjangan sel menjadi
13.959.736 tangkai. Tidak hanya permintaan Iambat tanpa menyebabkan keracunan pada sel.
pada mawar potong yang selalu mengalami Pengaruh langsung paklobutrazol pada morfo-
fluktuasi produksi, begitu juga dengan mawar logi tanaman adalah pengurangan pertumbuhan
pot yang dimanfaatkan sebagai tanaman di vegetatif (Rosita dkk., 1996).
dalam ruangan (in door plant) juga mengalami Mawar batik yang termasuk ke dalam tipe
hal yang sama.Terjadinya fluktuasi produksi standar mampu mencapai ketinggian tanaman
pada mawar salah satunya dapat disebabkan hingga 1-1,5 m sehingga bentuknya menjadi
oleh lemahnya produsen dalam menjaga kurang proporsional apabila dimanfaatkan seba-
kestabilan produksinya sehingga peningkatan gai tanaman hias pot, maka dari itu pemberian
permintaan konsumen terhadap mawar tidak paklobutrazol pada tanaman mawar batik perlu
dapat diimbangi dengan peningkatan produksi. dilakukan sebagai upaya penghambatan terha-
Menurut Arifin (2009) mawar batik dap pertumbuhan vegetatif dan merangsang
merupakan persilangan antara mawar lokal pembungaan pada tanaman mawar batik.
dengan mawar impor yang hasilnya dapat
dilihat dari kuntum mawar yang bermotif. Motif
yang ditimbulkan berasal dari persilangan ___________________________________________
warna mawar yang berbeda seperti misalnya Bahan dan Metode
persilangan mawar merah tua dengan mawar
putih menghasilkan kuntum bunga bermotif Percobaan dilaksanakan di kebun pembibitan di
merah putih. Lama kesegaran mawar batik Desa Cihideung Kabupaten Bandung Barat, pada
dapat bertahan hingga 15 hari. ketinggian tempat 800 m dpl, suhu harian sekitar
Rubiyanti dan Rochayat: Pengaruh konsentrasi paklobutrazol dan waktu aplikasi
terhadap mawar batik (Rosa hybrida L.)
Jurnal Kultivasi Vol. 14(1) Maret 2015 61

17-24 C dan curah hujan 2500 mm/th. Waktu sehingga kekurangan giberellin akan meng-
penelitian dilaksanakan dari bulan April hingga akibatkan pertumbuhan yang kerdil pada tana-
bulan Juni 2014. Bahan tanaman yaitu bibit mawar man. Hal ini sesuai dengan penelitian
batik yang berumur 4 minggu setelah okulasi Runtunuwu dkk. (2011) yang menunjukkan
(MSO), 6 minggu setelah okulasi dan umur 8 paklobutrazol dapat mempengaruhi pertum-
minggu setelah okulasi, ditanam dalam polybag buhan bibit cengkeh menjadi lebih pendek
ukuran 18 x 18 cm dengan menggunakan media seiring dengan semakin tingginya konsentrasi
tanam berupa sekam : pupuk kandang sapi dan paklobutrazol yang diberikan. Begitu pula pada
perbandingan (8:1). Rancangan percobaan yang tanaman anggrek pemberian paklobutrazol
digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok yang mampu mengambat pertumbuhan tinggi tunas
terdiri dari sepuluh perlakuan terdiri dari A anggrek (Rachmi dkk., 2012).
(Tanpa pemberian paklobutrazol); B (Paklo-
butrazol 250 ppm aplikasi 4 minggu setelah Tabel 1. Pengaruh Paklobutrazol dan Waktu
okulasi); C (Paklobutrazol 250 ppm aplikasi 6 Aplikasi terhadap Pertambahan Tinggi Tanaman
minggu setelah okulasi); D (Paklobutrazol 250 Mawar Batik.
ppm aplikasi 8 minggu setelah okulasi); E (Paklo-
Rata-rata pertambahan tinggi
butrazol 500 ppm aplikasi 4 minggu setelah
Perlakuan tanaman (cm) pada umur
okulasi), F (Paklobutrazol 500 ppm aplikasi 6
4 MSA 8 MSA 12 MSA
minggu setelah okulasi); G (Paklobutrazol 500
A 8,66 a 10,63 a 21,13 a
ppm aplikasi 8 minggu setelah okulasi); H B 4,81 a 0,55 b 0,88 b
(Paklobutrazol 750 ppm aplikasi 4 minggu setelah C 4,08 a 0,42 b 0,70 b
okulasi); I (Paklobutrazol 750 ppm aplikasi 6 D 3,08 a 0,30 b 1,21 b
minggu setelah okulasi); J (Paklobutrazol 750 ppm E 4,32 a 0,42 b 0,88 b
aplikasi 8 minggu setelah okulasi). Setiap perla- F 5,16 a 0,22 b 0,30 b
kuan diulang sebanyak tiga kali. Paklobutrazol G 4,22 a 0,30 b 0,63 b
diberikan satu kali dengan cara disiramkan pada H 4,77 a 0,40 b 0,68 b
media sesuai konsentrasi masing-masing dengan I 4,07 a 0,33 b 0,43 b
volume 100 mL/polybag (Suradinata dkk., 2011). J 5,47 a 0,27 b 0,32 b
Pupuk NPK, insektisida dan fungisida diberikan Keterangan : Nilai rata-rata perlakuan yang ditandai
satu minggu sekali. Data dianalisis dengan dengan huruf yang sama pada kolom yang sama
menggunakan analisis ragam dan bila terdapat menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji
pengaruh nyata dilanjutkan dengan Uji Scott Scott-Knott pada taraf nyata 5%.
Knot taraf 5%. MSA = minggu setelah aplikasi

Paklobutrazol merupakan bahan peng-


___________________________________________ hambat pertumbuhan yang bekerja pada bagian
Hasil dan Pembahasan sub meristem dengan cara menghambat
biosintesis giberelin dalam tanaman melalui
Pertambahan Tinggi Tanaman. Hasil penghambatan terhadap oksidasi kauren men-
analisis statistik menunjukkan kombinasi pem- jadi asam kauren sehingga terjadi pengham-
berian paklobutrazol dan waktu aplikasi yang batan terhadap perpanjangan dan pembesaran
berbeda, mempengaruhi pertumbuhan tinggi sel (Mahgoub et al ., 2006). Giberellin merupakan
tanaman pada 8 dan 12 minggu setelah aplikasi salah satu hormonyang terdapat dalam tanaman
paklobutrazol. berbentuk senyawa isoprena yang berperan
Pada Tabel 1. tanaman yang diberi paklo- dalam pemanjangan dan pembesaran sel juga
butrazol memiliki pertambahan tinggi rata-rata merangsang pembungaan (Lakitan, 1996).
yang lebih rendah dibandingkan tanaman Volume dan Panjang Akar. Tabel 2.
kontrol, ini merupakan pengaruh yang ditim- menunjukkan konsentrasi paklobutrazol dan
bulkan dari paklobutrazol yang meng-hambat waktu aplikasi tidak memberikan pengaruh
produksi giberellin. Runtunuwu dkk. (2011) yang berbeda nyata pada semua perlakuan
menyatakan tinggi tanaman merupakan hasil terhadap volume akar dan panjang akar. Tidak
dari pembelahan dan pemanjangan sel-sel adanya perbedaan yang nyata pada volume
meristem apikal yang distimulasi oleh zat maupun panjang akar, menunjukkan tidak
pengatur tumbuh (growth regulator) giberellin, terjadi pengaruh paklobutrazol terhadap akar.

Rubiyanti dan Rochayat: Pengaruh konsentrasi paklobutrazol dan waktu aplikasi


terhadap mawar batik (Rosa hybrida L.)
62 Jurnal Kultivasi Vol. 14(1) April 2015

Tabel 2. Pengaruh Paklobutrazol dan Waktu besar, berat dan menimbunnya zat cadangan
Aplikasi terhadap Volume Akar dan Panjang Akar. makanan lebih banyak terutama karbohidrat
Rata-rata Volume Akar dan
sebagai bahan utama pembentukan bunga.
Panjang Akar Tanaman akan berbunga setelah mencapai
Perlakuan tingkat kematangan tertentu (Moningka dkk.,
Volume Akar Panjang Akar
(mL) (cm) 2012). Tabel 3 menunjukkan bahwa kombinasi
A 31,67 a 29,33 a paklobutrazol dan waktu aplikasi memberikan
B 30,00 a 33,33 a pengaruh yang berbeda nyata terhadap panjang
C 25,00 a 29,00 a tangkai bunga, diameter bunga dan jumlah
D 21,67 a 34,80 a bunga per tanaman.
E 11,67 a 30,70 a Pemberian paklobutrazol pada waktu yang
F 20,00 a 29,90 a lebih cepat akan mempengaruhi panjang tangkai
G 18,33 a 32,37 a bunga menjadi lebih pendek, tetapi peningkatan
H 16,67 a 26,97 a konsentrasi paklobutrazol tidak mempengaruhi
I 18,33 a 33,03 a tinggi tunas menjadi semakin pendek. Hal ini
J 25,00 a 31,30 a sejalan dengan pernyataan Wattimena (1989)
Keterangan : Nilai rata-rata perlakuan yang ditandai yang menyatakan bahwa tanaman tidak akan
dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan respon terhadap zat pengatur
menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji
tumbuh yang bersangkutan apabila tidak
Scott-Knott pada taraf nyata 5%.
MSA = minggu setelah aplikasi
diberikan pada masa pekanya begitu juga
diperkuat oleh penyataan Davis, (1991) bahwa
Translokasi fotosintesis yang terhambat aplikasi paklobutrazol yang terlambat diberikan
juga dapat mengakibatkan kecenderungan akar pada waktu pertumbuhan kemungkinan efek
menjadi lebih kecil dan jumlahnya sedikit. dari paklobutrazol tidak terlihat secara nyata
Pendugaan lain yang menyebabkan volume dan hingga pertumbuhan selanjutnya.
panjang akar tidak berbeda nyata yaitu
Tabel 3. Pengaruh Paklobutrazol dan Waktu
paklobutrazol tidak memberikan penghambatan
Aplikasi terhadap Komponen Pembungaan.
terhadap biosintesis auksin yang berfungsi
menstimulasi pembentukan akar tetapi bekerja Komponen Pembungaan
menghambat biosintesis giberellin dengan cara Panjang Diameter Jumlah
menghambat pembentukan kaurent menjadi Perlakuan Tangkai Bunga Bunga
asam kaurenat. Menurut Wattimena (1989), Bunga (cm2)
giberellin berinteraksi dengan hormon lain (cm)
seperti auksin dalam mempengaruhi berbagai A 9,36 a 6,78 a 118 a
proses fisiologi seperti pembelahan dan pembe- B 2,22 c 4,93 c 1,15 a
saran sel pada tanaman, perbedaan antara C 5,97 b 5,49 b 1,04 b
giberellin dan auksin dalam proses tersebut D 9,17 a 6,83 a 1,00 b
E 2,66 c 4,25 d 1,22 a
adalah giberellin lebih banyak mendorong
F 3,16 c 4,96 c 1,00 b
pemanjangan batang utuh sedangkan auksin
G 9,80 a 6,71 a 1,00 b
pada potongan-potongan organ tanaman seperti H 2,34 c 0,00 e 1,07 b
akar dan stek tunas. Menurut Latimer (1991) I 5,37 b 4,74 c 1,00 b
pemberian growth retardan memberikan sedikit J 9,43 a 6,48 a 1,00 b
pengaruh terhadap pertumbuhan akar, hal ini Keterangan : Nilai rata-rata perlakuan yang ditandai
juga didukung oleh Kim dan Suzuki (1989) yang dengan huruf yang sama pada kolom yang sama
menyatakan bahwa penggunaan growth retardan menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji
lebih membatasi terhadap pertumbuhan batang Scott-Knot pada taraf nyata 5%.
dibandingkan pada akar. MSA = minggu setelah aplikasi
Komponen Pembungaan. Pembungaan
merupakan peristiwa yang menandakan telah Diameter bunga yang dihasilkan oleh
terjadinya perubahan pola pertumbuhan dan semua perlakuan yang berhasil berbunga secara
perkembangan dari proses-proses vegetatif sempurna berkisar 4,25-6,83 cm sedangkan pada
menjadi reproduktif. Tanaman akan menghasil- perlakuan H (paklobutrazol 750 ppm + 4 MSO)
kan bunga bila tanaman tersebut telah melewati tidak menghasilkan bunga yang berhasil mekar
masa vegetatif dimana terjadi pertambahan secara sempurna hal ini disebabkan konsentrasi

Rubiyanti dan Rochayat: Pengaruh konsentrasi paklobutrazol dan waktu aplikasi


terhadap mawar batik (Rosa hybrida L.)
Jurnal Kultivasi Vol. 14(1) Maret 2015 63

yang diberikan diduga terlalu tinggi untuk dalam satu tanaman, jumlah bunga pada bunga
tanaman mawar batik yang berumur 4 minggu ini menjadi lebih sedikit dengan meningkatnya
setelah okulasi (MSO) menyebabkan bunga konsentrasi yang diberikan.
mengering dan mati sebelum mekar. Perlakuan
E (paklobutrazol 500 ppm + 4 MSO), meng-
hasilkan diameter bunga paling kecil yaitu 4,25 ___________________________________________
cm. Pemberian konsentrasi paklobutrazol dan Kesimpulan dan Saran
waktu aplikasi menghasilkan diameter bunga
yang beragam, hal ini menunjukkan bahwa Kesimpulan
penghambatan oleh paklobutrazol terhadap 1. Konsentrasi dan waktu aplikasi paklobu-
giberellin cukup efektif dalam penghambatan trazol mempengaruhi pertambahan tinggi,
diameter bunga dibandingkan kontrol. Pada panjang tangkai bunga, diameter bunga dan
beberapa hasil penelitian paklobutrazol terha- jumlah bunga per tanaman.
dap tanaman menyebabkan perbedaan diameter 2. Konsentrasi paklobutrazol dan waktu
bunga yang dihasilkan. Qrunfleh dan Suwwan, aplikasi yang terbaik adalah 250 ppm
(1988) dalam penelitiannya menyatakan pembe- diaplikasikan 4 minggu setelah okulasi pada
rian paklobutrazol memberikan pengaruh tanaman mawar batik.
terhadap diameter Saran
Bunga Pasiflora grandiflora tetapi tidak Perlu dilakukan percobaan pemberian
mempengaruhi diameter pada Cosolida chinensis paklobutrazol pada konsentrasi yang lebih
dan Consolida officinalis. Respon diameter bunga rendah dari 250 ppm dengan cara disiram pada
terhadap paklobutrazol pada tanaman cukup umur mawar batik 4 minggu setelah okulasi.
beragam bergantung pada jenis dan kultivar
tanaman (Mansuroglu dkk., 2009).
___________________________________________
Ucapan Terima Kasih

Ucapan terima kasih saya berikan kepada Ibu


Anne Nuraini dan semua pihak yang terlibat.

___________________________________________
Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik. 2012. Luas Panen Pro-


duksi dan Produktivitas Tanaman Hias
Gambar 1. Kondisi Mawar Kontrol (Tanpa Menurut Provinsi Tahun 20092012. Badan
Paklobutrazol) (A) dan Mawar yang Diberi Pusat Statistik. Jakarta. (www.bps.go.id).
Perlakuan 250 ppm Paklobutrazol (B). Diakses 28 Desember 2013.
Davis, Tim.D. 1991. Regulation of tree growth and
Pemberian konsentrasi paklobutrazol dan development with triazole compunds. Journal
waktu aplikasi berpengaruh nyata terhadap of Arboculture 17(16):167-169.
jumlah bunga per tanaman pada mawar batik. Karaguzel, O., I. Baktir., S. Cakmakci. dan V.
Rata-rata jumlah bunga per tanaman (Gambar 1) Ortacesme. 2004. Growth and flowering
pada semua perlakuan memiliki jumlah bunga responses of Lupinus varius L. to paclo-
berkisar antara 1.00 1.22 bunga per tanaman. butrazol. HortScience 39(7) :1659-1663.
Hasil penelitian Karaguzel (2004) menunjukkan Kim, H.Y., Abe, T., Watanabe, H. And Suzuki, Y.
konsentrasi pemberian paklobutrazol (2.500 1989. Changes in flower bud development of
mg/tanaman) yang tinggi pada Lupinus varius zinnia elegans as influenced by growth
menghasilkan jumlah bunga yang lebih sedikit retardant s-07. J. Hort. Sci., 64(1):81-89.
dibandingkan kontrol begitu juga halnya Lakitan, Benyamin .1996. Fisiologi Pertumbuhan
pemberian paklobutrazol pada Gladiolus tristis dan Perkembangan Tanaman. Raja Gra-
mempengaruhi jumlah bunga yang dihasilkan findo Persada: Jakarta

Rubiyanti dan Rochayat: Pengaruh konsentrasi paklobutrazol dan waktu aplikasi


terhadap mawar batik (Rosa hybrida L.)
64 Jurnal Kultivasi Vol. 14(1) April 2015

Latimer, J.G. 1991. Growth retardants affect Dendrobium sp. terhadap pemberian
landscape of Zinnia, Impatiens and Marigold. paklobutrazol dan pupuk organik cair. Jurnal
Hortscience, 26(5):557-560. Agronomi, 1(1):73-78.
Mahgoub, M H., N. G. Abd El Aziz and A. A. Rukmana R. 1995. Mawar. Yogyakarta: Kanisius.
Youssef. 2006. Influence of foliar spray with Rosita, S. D. M., Ireng Darwati., dan Sri Yuliani.
paklobutrazol or glutathione on growth, 1996. Pengaruh Paklobutrazol terhadap
flowering and chemical composition of Pertumbuhan dan Produksi Kencur. Bogor:
calendula officinalis L. Plant. J. App Sci Res. 2 Balittro
(11): 879 - 883 Runtunuwu, S. D. 2011. Konsentrasi Paclo-butrazol
Mansuroglu, S., O. Karaguzel, V. Ortacesme and dan Pertumbuhan Tinggi Bibit Cengkeh
M.S. Sayan. 2009. Effect of Paclobutrazol on (Syzygium aromaticum (L) Merryl &
Flowering Leaf and Colour of Consolida Perry). Euginia, 17(2):135-141.
orientalis. Pak. J. Bot., 41(5): 2323-2332. Suradinata,Y.S., Ramadhani R., dan Jajang
Moningka, F. F., S. D, Runtunuwu.dan J.M. Sauman H. 2011. Paclobutrazol Application
Paulus. 2012. Respon pertumbuhan tinggi dan and Shading Levels Effect to the Growth and
produksi tanaman cengkeh (Syzigium aro- Quality of Begonia (Begonia rex-cultorum)
maticum L) terhadap pemberian paklobutrazol. Cultivar Marmaduke. Asian J. of Agric. and
Eugenia, 18(2):118-127. Rural Dev., 3(8): 566-575.
Qrunfleh, M.M dan M.A. Suwwan. 1988. Wattimena, G. A. 1989. Zat Pengatur Tumbuh .
Response of three summer annuals to Zainul Arifin. 2009. Mawar Candy Bisa Bertahan
paclobutrazol application. Advance in Sampai 15 Hari. Surabaya Post. Malang
Horticultural Science, 2(1): 15-18. Raya. Available at (http://malangraya.web.id/
Rachmi H. Hasan., Sarawa., dan I Gusti R. 2009/09/01/mawar-candy-bisabertahansampai-
Sadimantara. 2012. Respon tanaman ang-grek 15-hari/) Diakses 30 Desember 2013.

Rubiyanti dan Rochayat: Pengaruh konsentrasi paklobutrazol dan waktu aplikasi


terhadap mawar batik (Rosa hybrida L.)

Anda mungkin juga menyukai