Gizi Dan Sanitasi Hiperkes Fix
Gizi Dan Sanitasi Hiperkes Fix
Disusun oleh :
1. dr. Rio Janner Sinulingga
2. dr. Risma Juniarni Asif
3. dr. Riz Sanfebrian Adiatma
4. dr. Ryan Aprilian Putri
5. dr. Saddam Emir Pratama
6. dr. Setia Yuda Nugraha Tanjung
7. dr. Shabrun Jamiel
8. dr. Siska Purnamasari
9. dr. Siti Nurhayati
10. dr. Sutisna Widyawati
11. dr. Suyitno
12. dr. Syandriagus Rizki
13. dr. Yuli Adiyanti
14. dr. Yusmia Fitriana
Manfaat yang diharapkan dari pemenuhun gizi kerja adalah untuk mempertahankan
dan meningkatkan ketahanan tubuh serta menyeimbangkan kebutuhan gizi dan kalori
terhadap tuntutan tugas pekerja. Gizi kerja berkaitan erat dengan tingkat kesehatan tenaga
kerja maupun produktivitas tenaga kerja yang berarti akan meningkatkan produktivitas
perusahaan serta meningkatkan produktivitas nasional.
2
sesuai dengan (1) Kepmenaker No : 51 tahun 1999 tentang faktor-faktor bahaya fisik; (2)
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Nomor : SE.01/MEN/1997 tentang faktor bahaya bahan
kimia dan PMP No : 7 tahun 1964 tentang syarat kebersihan , penerangan dan ventilasi udara.
Dari latar belakang tersebut menjadi landasan dalam melakukan kunjungan dan
pengamatan gizi kerja dan sanitasi di perusahaan PT.Adi Satria Abadi (ASA).
B. TUJUAN
C. MANFAAT
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. GIZI KERJA
1. Pengertian dan ruang lingkup gizi kerja
Gizi berasal dari bahasa Arab gizzah yang artinya zat makanan sehat atau sari
makanan yang bermanfaat untuk kesehatan (Anonim, 1995; Irianto, 2004).
Ilmu Gizi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara makanan yang kita makan
dengan kesehatan tubuh (Moehji, 2002; Sediaoetama, 2004). Sedangkan Hardinsyah dan
Victor dalam WKNPG VIII tahun 2004 definisi lengkap ilmu gizi yang merupakan
modifikasi dari National Academy of Sciences (1994) oleh organisasi profesi yang berkaitan
dengan gizi pada Seminar Pengembangan Ilmu Gizi pada tahub 2000, yaitu ilmu yang
mempelajari zat-zat dari pangan yang bermanfaat bagi kesehatan dan proses yang terjadi pada
pangan sejak dikonsumsi, dicerna, diserap, sampai dimanfaatkan tubuh serta dampaknya
terhadap pertumbuhan, perkembangan dan kelangsungan hidup manusia serta factor yang
mempengaruhinya (Sudiarti dan Indrawani, 2007).
Zat gizi adalah bahan dasar yang menyusun bahan makanan. Zat gizi yang dikenal ada
lima, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Ada kelompok yang
memasukkan air sebagai zat gizi dengan alas an zat tersebut digunakan dalam proses
metabolism dalam tubuh, namun pendapat tersebut belum diterima oleh semua ahli gizi.
Kelompok yang tidak setuju air dimasukkan sebagai kelompok zat gizi beralasan karena zat
tersebut mudah didapat dan merupaka zat tunggal. Sementara zat lain merupakan kelompok
ikatan yang berbesa, namun dianggap mempunyai fungsi yang sama dari pandangan sudut
Ilmu Gizi (Sudiarti dan Indrawani, 2007).
4
Gizi kerja adalah gizi yang diharapkan pada tenaga kerja atau nutrisi yang diperlukan
oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan jenis dan tempat kerja
dengan tujuan dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja yang setinggi-tingginya.
Istilah gizi kerja berarti nutrisi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan
sesuai dengan jenis pekerjaan. Sebagai suatu aspek dari ilmu gizi pada umumnya, maka gizi
kerja ditujukan kepada kesehatan dan daya kerja tenaga kerja yang setinggi-tingginya.
Kesehatan dan kerja mempunyai hubungan yang erat dengan tingkat gizi seseorang
(Sumamur. 1996; Anies, 2005; Winarni, 2000)
Tenaga kerja adalah setiap orang laki-laki atau wanita yang sedang dalam dan/atau
akan melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan
barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Sedangkan pekerja adalah tenaga kerja yang bekerja di dalam hubungan kerja pada
pengusaha dengan menerima upah (Anonim, 1997). Upaya kesehatan kerja adalah upaya
penyerasian kapasitas kerja, beban kerja, dan lingkungan kerja agar setiap pekerjaan dapat
bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun lingkunga agar diperoleh
produktivitas kerja yang optimal. (Anonim, 1997)
Masalah gizi disebabkan oleh banyak faktor yang saling terkait baik secara langsung
maupun tidak langsung. Secara langsung dipengaruhi oleh penyakit infeksi dan tidak
cukupnya asupan gizi baik secara kuantitas maupun kualitas, sedangkan secara tidak
langsung dipengaruhi oleh jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan, kurang baiknya
kondisi sanitasi lingkungan serta rendahnya ketahanan pangan di tingkat rumah tanngga.
Sebagai pokok masalah di masyarakat adalah rendahnya pendidikan, pengatahuan, dan
keterampilan serta tingkat pendapatan masyarakat (Azwar,2005). Dalam kaitan dengan gizi
kerja, nutrisi atau zat makanan yang diperlukan oleh tenaga kerja tidak berbeda dengan
nutrisi yang dibutuhkan oleh orang lain (Anies,2005).
Karbohidarat, lemak, juga protein merupakan bahan bakar maka zat-zat ini dapat
dibakar oleh tubuh sebagai sumber tenaga dalam bekerja. Vitamin dan mineral berlaku
sebagai pengatur tubuh dengan jalan melancarkan proses oksidasi, memelihara fungsi normal
otot dan saraf, dan vitalitas jaringan. Bagi proses-proses tersebut diperlukan pula air dan
oksigen (Anies,2005).
5
Kebutuhan kalori orang dewasa dipengaruhi pleh metabolism basal, kegiatan tubuh
atau aktivitas fisik, efek makanan (Spesific Dynamic Action /SDA), dan kerja otot. Kalori
tersebut berasal dari bahan-bahan makanan protein, lemak, dan karbohitdrat (Anies, 2005;
Sumamur,1996; sudiarti dan Indrawani,2007).
Gizi kerja merupakan upaya promotif, syarat penting untuk meningkatkan derajat
kesehatan dan produktivitas kerja. Penerapan gizi kerja di perusahaan menjadi keharusan
investasi yang rasional bagi perbaikan kualitas tenaga kerja. Di samping aspek kesehatan,
dalam gizi kerja juga terkandung aspek kesejahteraan dan pengembangan sumber daya
(Anies,2005).
Secara garis besar kebutuhan gizi untuk pekerja sama dengan kebutuhan setiap orang
seharinya, tetapi di rinci dengan perbedaan pada kebutuhan jenis aktivitanya dan lama
kegiatan tersebut dilakukan. Apabila aktivitas seseorang normal seperti pegawai bagian
administrasi perkantoran atau bekerja ringan sampai sedang dapat dirata-rata sesuai anjuran
kecukupan gizi rata-rata (Subur,2005).
Komposisi yang cukup memadai dari diet seimbang bagi pekerja dianjurkan terdiri
dari 50-55% karbohitrat, 25-35% lemak, 10-15% protein dan secukupnya air, vitamin serta
mineral.
6
18-30 15,3 B + 679 14,7 B + 496
7
Faktor yang menentukan kebutuhan gizi seseorang :
1. Ukuran
2. Usia
3. Jenis kelamin
4. Kegiatan sehari-hari
5. Kondisi tubuh tertentu
6. Lingkungan
B. SANITASI
Dua wanita harus terpisah dibedakan, terdapat petugas yang bertugas untuk
membersihkan dan menjaga kondisi fasilitas yang ada.
8
terdapat satu bangku, balai-balai, atau twmpat tidur. Jika jumlah pekerja 100-250
harus terdapat 2 unit dan ditambah 1 unit untuk setiap 250 pekerja wanita.
Tempat atau ruang dimana pekerja pria bisa berganti pakaian seharusnya
disediakan. Ruang tempat ganti pakaian sebaiknya berdekatan dengan area kerja,
khususnya pada tempat kerja yang memungkinkan untuk pekerja menjadi kotor, lelah
dan sebagainya. Tersedia lemari atau loker untuk menyimpan pakaian. Minimal
tersedia gantungan baju (hanger) dan tempat gantungan untuk menjaga agar pakaian
pekerja tertata dengan baik dan tidak kotor.
3. Pembuangan
Semua lubang penampungan dibangun dan dipelihara agar selalu dalam
kondisi baik, tidak retak, pecah atau terbuka. Tiap lubang harus dilengkapi
dengan pintu atau lubang khusus. Terdapat ventilasi udara yang ditutup dengan
kasa untuk mencegah masuknya lalat. Kondisi lubang udara pembuangan
harus selalu terjaga sanitasi nya dan pada saat melakukan pengerukan dan
pembuangan lumpur, sebaiknya perhatikan prosedur penanganannya.
9
Di semua industri kecuali pada industri yang mempunyai kamar mandi yang
luas, jika pekerja terpajan oleh panas, kelembapan, atau debu, harus disediakan
minimal 1 kamar mandi untuk setiap 50 orang pekerja yang dilengkapi dengan keran
air dingin dan air panas. Untuk setiap penambahan 50 orang pekerja, ditambahkan
satu kamar mandi dilengkapi dengan sabun, spon, atau peralatan yang memudahkan
pekerja untuk membersihkan badan.
Harus tersedia toilet yang bisa digunakan oleh pekerja. Toilet untuk pria dan
wanita harus terpisah. Terdapat tanda yang jelas. Pekerja dilarang keras menggunakan
toilet yang bukan untuk jenis kelamin yang bersangkutan.
Letak toilet tidak boleh lebih dari satu lantai diatas atau dibawah area kerja
regular, kecuali ruang kerja tersedia lift atau elevator yang memudahkan pekerja
untuk menuju toilet. Toilet tidak boleh kontak langsung dengan ruang lain seperti
dapur atau ruang penyimpanan makanan yang tidak dibungkus, kecuali ada pintu
pembatas. Pintu pembatas harus mempunyai system tertutup secara otomatis. Toilet
pria dan wanita harus dipisahkan dengan konstruksi yang permanen (soundproof,
materi tidak transparan). Perlu divantumkan jangan dibuka. Dinding dan plafon
yang digunakan sebaiknya dari bahan yang mudah dibersihkan. Pinu toilet sebaiknya
tertutup rapat dan dilengkapi dengan alat yang membuat pintu bisa tertutup sendiri.
Toilet harus fan dan terdapat ventilasi untuk masuknya cahaya. Didalam toilet
terdapat poster atau himbauan kepada para pengguna agar menjaga kebersihan dan
tidak melakukan tindakan yang dpat merusak fasilitas toilet. Tersedia kertas tissu atau
toilet paper. Dinding, partisi dan bagiandan bagian lain dari toilet harus bersih dan
bebas dari kotoran dan coret-coretan. Sebaiknya toilet pria dibersihkan oleh petugas
pria dan toilet wanita oleh petugas wanita kecuali pada waktu diluar jam kerja.
Ruangkhusus wanita didalam toilet wanita harus tertutup.
10
Buangan dan penyaringan pasir atau kotoran dan dilengkapi dengan tangki
penampungan air untuk melakukan penyiiraman untuk setiap unit dilengkapi dengan
keran untuk peyiraman. Ukuran pipa untuk penyiraman diameter yang tidak boleh
kurang dari 1 inc. Pimtu dilengkapi dengan kunci. Tinggi pintu minimal 60 inc dari
kantai dan jika pintu tidak menyentuh tanah maka jarak maksimal adalah pintu dari
lantai 12 inc.
Jika jumlah pekerja kurang dari 30 orang, maka sebaiknya tersedia satu urinal.
Jika jumlah pekerja pria 30-80 harus terdapat dua urinal, dan setiap penambahan 80
orang atau kelipatannya datambah satu unit urinal.
Ukuran urinal minimal 2 feet dan terbuat dari marmer dan mempunyai tinggi
dari lantai tidak kuarang 15 inc diukur dari ujung bawah urinal. Urinal sebaiknya
diletakkan didalam ruang toilet dan untuk setiap urinal dibatasi oleh partisi. Urinal
harus terhubung saluran pembuangannya dengan saluran limbah cair yang lain.
Dilengkapi dengan keran untuk menyiram ukuran diameter pipa atau
flushing/menyiram tidak urang dari inc. Jumlah minimal supay air untuk macam
urinal terdapat pada tabel dibawah ini:
URINALS GALONS
Pedestal 3
Siphon jet 2
Individual stail 2
Flush rim (perfoot of length) 1
6. Air Minum
Tersedia suplay air minum yang memenuhi syarat kesehatan. Jangan
menggunakan gelas untuk minum bersama-sama. Harus tersedia gelas atau cup untuk
setiap pekerja. Sebaiknya menggunakan pekerja lain. Kondisi keran harus dijaga
sanitasinya.jika disediakan kertas tissue dan drinking cups, sebaiknya juga disediakan
kotak atau tempat penampungan sampah bekas tissue atau cup yang sudah dipakai.
11
12
BAB III
HASIL KUNJUNGAN
1. Identitas Perusahaan
2. Proses Produksi
2. Mesin/Peralatan kerja yang digunakan : drum kayu, mesin shaving, double setter,
mesin stacking, togling, mesin ukur, drum zat kimia dan penyedot debu.
3. Proses produksi : Sortasi pickle, tanning, shaving, dying dan fat liquoring, setter,
hunging, stacking, togling, measuring, sortasi finish dan packing.
BAB IV
13
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Gizi Kerja
a. Pemberian makanan tambahan
- Pemberian susu murni dua kali dalam seminggu , yaitu hari senin dan rabu
- Pemberian susu kaleng tiga kali dalamseminggu yaitu hari selasa, kamis dan
jumat
- Pemberian teh manis setiap hari pukul 08.30 WIB
c. Variasi menu
a. Hari senin
Nasi, Ayam, sayur.
b. Hari selasa
Nasi, tempe, sayur.
c. Hari rabu
Nasi, tahu, sayur
d. Hari kamis
Nasi, telur, sayur
e. Hari jumat
Nasi, ikan asin, sayur
d. Penyajian
Makanan disajikan menggunakan kertas pembungkus makanan yang dberikan ke
petugas pengantar makanan untuk diantarkan ke setiap ruangan pekerja. Minuman
berupa susu dan teh disajikan dalam gelas kaca dan diberikan penutup gelas.
Minuman makan siang berupa galon yang disediakan oleh swadana pekerja setiap
ruangan.
e. Kecukupan gizi
- Makan siang/kali makan
14
Minum Air putih 600 ml 0
Jumlah 975
- Makanan/minuman selingan
f. Kecukupan kalori
Data diambil dari pekerja Tuan A, usia 38 tahun, BB 60 kg, TB 168 cm.
Perhitungan kebutuhan kalori kerja:
1. Kebutuhan BMR: (11,6x60)+879= 1.575 kkal
2. Kebutuhan kalori untuk aktivitas seang: 1,67x 1575=2.630 kkal
3. Kebutuhan kalori selama 24 jam: 2630 + (10%x2630) =2.893 kkal
4. Kebutuhan kalori 8 jam kerja:
- Kebutuhan kalori makan siang (35% x total) = (35% x 2893) = 1.012, 55 kkal.
- Kebutuhan kalori selingan: (10% x total) = (10% x 2893) = 2.89,3 kkal
- Total kebutuhan kalori = 1.012, 55 + 2.89,3 = 1.301, 85 kkal
Asupan Kalori
g. Jenis/beban kerja
Terdapat 2 golongan atau bagian dengan beban kerja sama. Pada bagian pertama
menasuki proses basah diantaranya tanning (ruang pewarnaan) warna putih
dengan formalin, biru dengan chrom, saving (penipisan), re-tanning (pewarnaan
dengan minyak). Pada proses kedua, proses kering dimana bahan akan memasuki
proses hanging (penjemuran bahan), mealing (pelemasan bahan), staking
(pelemasan), polishing (menghilangkan kerutan/menghaluskan), dan toggling
(perluasan bahan), ruang pemoting bahan. Semua beban kerja seluruh ruangan
tergolong sama yaitu beban kerja sedang.
h. Pengelolaan makanan
Perusahaan tidak memiliki pengelola makanan untuk tenaga kerja. Makanan
dipesan diluar perusahaan (dibuatkan oleh warga sekitar perusahaan ). Makanan
15
dikemas dalam bungkus nasi, namun untuk minuman selingan dibuat langsung
oleh perusahaan.
i. Kantin perusahaan
Perusahaan tidak memiliki kantin makanan untuk tenaga kerja, perusahaan hanya
memiliki dapur umum untuk menyediakan minum (teh,susu). Khusus untuk nasi
bungkus diberikan langsung kedalam ruangan tempat kerja masing-masing
sebanyak 250 bungkus per hari.
k. Dapur
Perusahaan hanya memiliki dapur untuk memasak air minum, susu, dan teh bagi
pekerja. Di dapur terdapat dispenser, kompor minyak dan tempat pencucian
minum. Dapur memiliki ukuran sebesar 2,5 x 2 mm 3 terletak dibagian belakang
ruang staking. Air dimasak menggunakan panci aluminium ukuran besar dengan
kompor minyak. Teh dimasak pukul 08:00 WIB, susu dimasak pukul 10:00 WIB.
Kebersihan di dapur tergolong cukup bersih.
l. Air Minum
Air yang dikonsumsi oleh para pekerja yang ada di perusahaan adalah air mineral
galon. Masing-masing tenaga kerja diberi satu buah botol plastik air minum.
Terkadang air untuk dimasak berasal dari sumur bor. Sebelum dimasak air dari
sumur bor dilakukan penyaringan terlebih dahulu baru kemudian dimasak untuk
dikonsumsi bagi pekerja.
2. Sanitasi Perusahaan
a) Kebersihan perusahaan
Secara umum kebersihan lingkungan kerja pabrik terlaksana dengan baik tidak
terlihat adanya sampah-sampah yang berserakan dan mengganggu estetika lingkungan,
walaupun masih juga terdapat beberapa tempat yang kurang bersih. Tersedianya tempat
sampah di beberapa titik namun tidak dipisahkan antara sampah organik dan non
organik, tidak ada penutupnya. Dan ada beberapa sampah bahan baku yang masih
16
berserakan di lantai walaupun sudah disediakan tempat sampah. Pengangkutan sampah
dilakukan setiap hari dan diserahkan ke penampungan sampah.
Para pekerja diberikan alat-alat kebersihan seperti sapu, sapu lidi, ember dan
beberapa alat kebersihan lainnya yang digunakan untuk membersihkan lingkungan
kerjanya setiap 10 menit sebelum jam kerjanya selesai. Perusahaan memperkerjakan 5
orang cleaning service untuk membantu menjaga kebersihan di area perusahaan.
Terdapat debu sisa hasil pengerjaan kuliat di bagian staking.
Tata ruang dan kerapihan dalam kantor administrasi dan klinik cukup baik, akan
tetapi aspek keindahan masih kurang. Pada bagian dalam pabrik terlihat penempatan dan
penyusunan alat yang sudah rapi dan baik, akan tetapi penataan barang yang diproduksi
masih terlihat kurang rapi. Halaman luar dari ruang produksi terdapat tanaman-tanaman
hijau yang rapi dan terawat.. Tanaman di lingkungan pabrik bermacam-macam jenisnya
sehingga menambah keasrian dan keindahan lingkungan pabrik. Cat tembok di sebagian
besar ruangan tampak kusam dan di area langit-langit terdapat sawang. Jendela dan
ventilasi tampak kotor dan brdebu. Penempatan alat makan dan minum di ruangan
diletakkan di sembarang tempat. Masih terlihat para pekerja yang merokok di ruang
kerja. Pekerja menggunakan pakaian bebas sehingga mengurangi keindahan dan
keseragaman di perusahaan.
c) MCK
17
MCK yang kurang terawat dan terdapat lumut. Kualitas air di kamar mandi baik dimana
tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa dan jernih.
d) Site Plan
Jumlah taman dan tanaman dibandingkan dengan luas bangunan pabrik tampak
cukup seimbang (memenuhi ketentuan 30% ruang terbuka hijau). Jenis tanaman cukup
bervariasi mulai dari rumput dan tanaman hias.
Konstruksi gedung dan instalasi listrik di perusahaan ini sudah tertata cukup baik.
Ventilasi udara cukup memadai, akan tetapi aliran sirkulasi udaranya masih kurang
sehingga terasa agak panas dan bau. Di ruang Polishing tidak cukup luas sehingga
mobilitas di ruang tersebut sangat terbatas membuat sirkulasi aliran udara kurang.
e) Penerangan
Penerangan untuk beberapa tempat sudah cukup baik, namun sebagian unit
produksi yang lain masih kurang baik, penerangan untuk ruang bahan baku dan ruang
produksi basah berasal dari sinar matahari saat siang hari dan lampu pada malam hari,
dan untuk ruang produksi kering dan gudang selalu menggunakan sumber lampu dan
masih berfungsi dengan baik.
Penyediaan air bersih menggunakan sumber air tanah yang diambil dari
kedalaman 50 meter melalui proses penyulingan. Kualitas air cukup baik, tidak berasa,
tidak berbau, tidak berwarna. Sumber air ini digunakan untuk sumber air minum setelah
melalui proses penyulingan dan pemasakan, air produksi, dan air MCK. Sebelum air
digunakan untuk konsumsi, air di filter reversible osmolarity.
Perusahaan tidak menyediakan kantin dan ruang makan khusus untuk pekerja.
Untuk makanan, perusahaan menggunakan jasa catering luar. Para pekerja makan pada
saat jam istirahat di ruang istirahat yang tersedia di setiap unit produksi. Untuk peralatan
makan dicuci di dapur menggunakan air dari bak penampungan, setelah dicuci disimpan
di dalam lemari tertutup.
18
Untuk IPAL pabrik ini sudah memiliki instalasi pengolahan air limbah yang
bertempat di pabrik bagian belakang terpisah dengan bagian lain pabrik. Limbah pabrik
ini berupa limbah cair dan limbah padat. Untuk limbah cair perusahaan ini memiliki dua
jenis, yang mengandung logam dan yang tidak mengandung logam. Untuk pengolahan
limbah cair non logam sudah sangat baik dan tetata rapi. Dan untuk limbah cair yang
mengandung logam chrom diolah dengan menggunakan alat sehingga bagian logam
dapat diambil kembali dan digunakan untuk produksi (30%) dan setelah bebas logam
limbah tersebut lalu dicampur dengan pengolahan air limbah yang lain berupa campuran
bahan kimia sisa obat (bahan kimia berupa zat pewarna, asam formiat, sodium chloride,
amoniak).
Untuk pengolahan air limbah cair campuran terbagi dalam 3 tahapan, yaitu :
Tahap pertama, limbah yang berasal dari proses produksi dan non produksi (dari
dapur) ditampung dalam bak dan dilakukan proses kimiawi dengan ditambahkan
kapur dan dilakukan proses koagulasi.
Tahap kedua, setelah proses koagulasi maka limbah akan dialirkan dalam bak biologi,
selanjutnya diberi microbiologi agent yang berfungsi untuk menguraikan zat-zat yang
berbahaya dari limbah tersebut.
Tahap ketiga, limbah yang berasal dari bak biologi, selanjutnya dilakukan filter atau
penyaringan. Sehingga hasil akhirnya, limbah cair tidak tercemar oleh zat kimia lagi,
dan akhirnya limbah tersebut dialirkan ke sungai di belakang pabrik.
Limbah cair bagian akhir, mempunyai masa pngecekan berkala dari pihak yang
berwenang sebelum dibuang ke sungai.
Limbah padat dari sisa produksi pabrik diolah oleh perusahaan limbah di
Semarang. Perusahaan penyamakan ini hanya mempunyai izin untuk penampungan
limbah padat sementara.
19
BAB IV
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
Lampiran
20
21
22
23
24
25
26